Anda di halaman 1dari 9

PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

PENGGUNAAN MEDIA FLASHCARD UNTUK MENINGKATKAN


PENGENALAN BENTUK HURUF SISWA KELAS I PADA MATA
PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH ABC MANADO

Rahel Ika Primadini Maryanto, Imanuel Adhitya Wulanata Chrismastianto


SD Sekolah Palembang Harapan
rahel.maryanti@sdh.pr.id

Abstrak
Berdasarkan hasil observasi selama tiga minggu dan hasil tes diagnostik yang
dilaksanakan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, menunjukkan pengenalan bentuk
huruf pada siswa kelas 1 masih terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan
pengenalan bentuk huruf pada siswa dengan menggunakan media flashcard. Penelitian
yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan Taggart,
yang berlangsung selama dua siklus. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 24 Juli hingga
25 Oktober 2017 terhadap 6 siswa sebagai subyek penelitian, di Sekolah ABC Manado.
Instrumen yang digunakan selama penelitian adalah lembar tes tertulis (tes diagnostik dan
tes formatif), lembar observasi chekcklist penggunaan media, lembar wawancara (guru
mentor dan subyek penelitian), dan jurnal refleksi.Hasil penelitian menunjukkan
peningkatan pengenalan bentuk huruf kelas 1 Sekolah ABC Manado pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia di setiap indikator, dari siklus satu ke siklus 2. Masing-masing
peningkatan indikator adalah 5,21% untuk indikator PBH-1, 12,53% untuk indikator PBH-
2, dan 25% untuk indikator PBH-3. Maka disimpulkan bahwa penggunaan media
flashcard dapat meningkatkan pengenalan bentuk huruf siswa kelas 1 pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia di sekolah ABC Manado.

Kata Kunci: Media Flashcard; Pengenalan Bentuk Huruf; Siswa; Bahasa Indonesia

Abstract
Based on the observation for three weeks and diagnostic test result in Indonesian language
st
subject, it is proven that the students in 1 grade of ABC's School Manado have not yet fully
understood alphabet form. The purpose of this research is to enhance the alphabet form
recognition on students who become the subject of research by used flashcard media. The
research method used in this research was a Classroom Action Research (CAR) Kemmis
th
and Taggart's model, held in two cycles. The research was conducted on July 24 until
th
October 25 , 2017 towards 6 students, in ABC's School Manado. Instruments used in this
research were written test sheet (diagnostic test and formative test), observation check list
media usage, interview sheet (mentor and students as research subjects), and reflection
journal. Based on the research that has been done, it showed the increased of the alphabet
form recognition on 1st grade students of ABC's School Manado, in every indicators from
first cycle to second cycle. The enhanced each of indicators are 5,21% for indicator PBH-
1, 12,53% for indicator PBH-2, and 25% for indicator PBH-3. It is concluded that the use
of flashcard media can enhance alphabet form recognition students of the 1st grade in
Indonesian language subject of ABC's School Manado.
Keywords: Flashcard Media; Alphabet Form Recognition; Student; Indonesian Language

305
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

A. PENDAHULUAN diatasi, siswa akan sangat kesulitan untuk


 Salah satu kemampuan berbahasa melangkah kepada tahap selanjutnya yaitu
yang penting bagi anak adalah untuk membaca dan menulis.
kemampuan membaca dan menulis, yang Menulis merupakan keterampilan
diawali dengan pengenalan huruf pada penting yang ditinjau dari perspektif
masa Taman Kanak-Kanak (Hanum & Alkitab. Menulis haruslah jelas dan dapat
Pangastuti, 2017). Hal tersebut didukung terbaca (Haycock, 1993). Hal ini dapat
oleh sasaran perkembangan bahasa pada dilihat dalam Ulangan 27:8. Menurut
Taman Kanak-Kanak di Indonesia, tafsiran Alkitab (Tafsiran Alkitab, 2000),
menurut Pudjaningsih (2013) bahwa dijelaskan bahwa hukum-hukum Tuhan
kemampuan mengenal lambang huruf, harus ditulis dengan jelas dan terang,
merupakan tingkat pencapaian sehingga hukum itu dapat dibaca dan
perkembangan yang harus dicapai anak dimengerti dengan mudah. Allah sendiri
usia 4-5 tahun. Pada usia tersebut juga, mengajarkan tentang pentingnya menulis
seharusnya anak sudah mampu untuk dengan jelas dan terbaca, supaya orang
meniru huruf. Berdasarkan hasil yang membaca tulisan tersebut
observasi, wawancara siswa maupun guru memahami, apa yang ingin diungkapkan
mentor, dan hasil tes diagnostik, oleh penulis. Maka dari itu, pengenalan
menunjukkan bahwa beberapa siswa kelas bentuk huruf yang benar kepada siswa
1 masih belum mengenal bentuk huruf penting agar siswa dapat menghasilkan
dengan baik. tulisan yang jelas dan dapat terbaca. Hal
Usia kelas 1 SD berada dalam ini juga telah dibuktikan oleh penelitian
rentang 5-7 tahun. Menurut Piaget (dalam sebelumnya dari Ratna Pangastuti dan Siti
Syah, 2009), pada usia tersebut, anak F ar id a H an u m ( 2 0 1 7 ) men g en ai
masuk pada tahap pra operasional. Pengenalan Abjad Pada Anak Usia Dini
Djiwandono (2002) menjelaskan bahwa Melalui Media Kartu Huruf, yang
pada usia ini, siswa masih memiliki membuktikan bahwa, penggunaan media
pikiran yang egosentris dan berpusat. flashcard (dalam penelitian tersebut
Adapun kemampuan berbahasa yang disebutkan sebagai kartu huruf) lebih
dimiliki oleh anak usia 6 tahun adalah mempermudah menyampaikan pesan
menulis huruf dengan ketepatan dan minat pembelajaran untuk mengenal huruf
dari huruf kecil sampai huruf besar (Allen melalui pengalaman yang bermakna.
& Marotz, 2010). Anak perlu pembiasaan
dalam menulis huruf karena terkadang
bisa terbalik atau bingung dengan B. TINJAUAN PUSTAKA
beberapa huruf: b/d, p/g, g/q, t/f (Allen & 1. Media Flash Card
Marotz, 2010). Jika masalah ini tidak  Media sangat penting bagi siswa

306
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

dalam belajar karena media dapat baik menggunakan media ini. Ketiga,
mempelajari pesan selain ceramah yang media flashcard juga gampang diingat
disampaikan oleh guru, dapat karena kartu ini bergambar dan sangat
mengakomodir daya indera, menarik perhatian, memuat huruf atau
meminimalisir keterbatasan ruang dan angka yang simpel, sehingga merangsang
waktu, mengatasi sikap pasif, dan siswa otak untuk lebih lama mengingat pesan
menjadi lebih bergairah dan yang ada. Media ini sangat menyenangkan
mengkombinasikan munculnya untuk digunakan sebagai media
persamaan persepsi dari pengalaman pembelajaran, bahkan dapat digunakan
(Arief, dkk, 2009). Media flashcard dalam bentuk permainan. Selain
adalah media pembelajaran dalam bentuk kelebihan di atas Hotimah (2010) juga
kartu bergambar yang ukurannya sekitar menyatakan bahwa keunggulan dari
25×30 cm. Gambar yang ada pada media media flashcard adalah membantu
ini merupakan rangkaian pesan yang kemampuan otak kanan untuk mengingat
disajikan dengan keterangannya gambar dan kata-kata sebagai
(Indriana, 2011). Sedangkan Chatib komponennya. Melalui pendapat beberapa
(2011), menjelaskan bahwa media ahli di atas maka kelebihan media
flashcard adalah kartu yang berisi gambar flashcard adalah mudah dibawa, praktis,
atau tulisan berhubungan dengan konsep. gampang diingat, dan menyenangkan.
Definisi lain diungkapkan oleh Windura  Adapun karakteristik media
(2010), bahwa media flashcard atau kartu flashcard ideal yang dikemukakan oleh
kilas adalah kartu yang digunakan untuk beberapa ahli. Karakteristik media
mengingat dan mengkaji ulang dalam flashcard yang dikemukakan oleh
proses belajar. Jadi, media flashcard Indriana (2011) yang pertama, ukuran
merupakan media yang membantu dalam flashcard sekitar 20×30 cm. Kedua
mengingat dan mengkaji ulang bahan gambar yang disajikan berhubungan
pelajaran seperti: definisi atau istilah, dengan materi pembelajaran. Ketiga
simbol-simbol, ejaan bahasa asing, media ini digunakan untuk kelompok kecil
rumus-rumus, dan lain-lain. kurang lebih 25 orang. Adapun
Kelebihan media flashcard yang karakteristik media flashcard yang efektif
dijelaskan oleh Indriana (2011) dan menurut Pujiati (2017) yaitu, memuat
Riyana dan Susilana (2009) yang pertama tampilan huruf dalam ukuran cukup besar
adalah mudah dibawa kemana-mana dan berwarna mencolok dengan latar
karena ukurannya yang tidak besar dan polos, kontras dibandingkan warna huruf.
ringan. Kedua adalah praktis dalam Berdasarkan pendapat beberapa ahli di
membuat dan menggunakanya, sehingga atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kapan pun anak didik bisa belajar dengan karakteristik media flashcard merupakan

307 1
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

kartu kombinasi antara tulisan dan gambar konsep. Di luar pihak stimulus verbal juga
yang berhubungan dengan materi mendukung apabila pembelajaran
pelajaran, dibuat secara proporsional, dan melibatkan ingatan yang berurut-urutan
ukurannya dapat disesuaikan dengan (sekuensial). Lebih lanjut Levie dan Levie
ruang dan jumlah siswa. menjelaskan bahwa ini merupakan bukti
dari konsep hipotesis koding ganda, yang
2. Pengenalan Bentuk Huruf mengatakan bahwa ada dua sistem ingatan
 Rislina dan Khan (2015) manusia. Satu untuk mengolah simbol-
menjelaskan bahwa untuk bisa membaca, simbol verbal kemudian menyimpannya
terlebih dahulu anak menghafalkan semua dalam bentuk proposisi gambar, dan yang
bentuk huruf kecil dan huruf besar, yang lainnya untuk mengolah gambar non-
dilakukan pada masa taman kanak-kanak verbal kemudian disimpan dalam bentuk
(TK). Mengenal bentuk huruf berarti propisisi verbal. Ketika membaca
mengerti perbedaan-perbedaan antara flashcard huruf, siswa akan menggunakan
huruf (Allen & Marotz, 2010). Gibson indera ganda yaitu indera pandang dan
(1964, dalam Wasik, 2008) lebih jelas dengar. Arsyad (2004) menjelaskan bahwa
menjabarkan suatu penelitian, bahwa belajar menggunakan indera ganda-
untuk mengerti perbedaan bentuk huruf, pandang dan dengar- berdasarkan konsep
anak telebih dahulu mencirikan bentuk yang dijelaskan Levie dan Levie akan
berbeda dari huruf-huruf. Melalui memudahkan siswa belajar lebih banyak
penjelasan di atas, disimpulkan bahwa dari pada hanya dengan stimulus pandang
pengenalan bentuk huruf adalah tahap atau stimulus dengar saja. Ditinjau dari
dimana siswa memahami hubungan nama perkembangan anak pada usia 6 tahun,
dan bentuk huruf yang sesuai. dalam hal perseptual-kognitif, anak
Bentuk huruf merupakan lambang mengandalkan kemampuan visual
atau simbol dan media flashcard misalnya dalam hal mencocokan huruf dan
merupakan salah satu bentuk media kata dengan gambar (Allen & Marotz,
visual. Levie dan Levie (1975, dalam 2010). Hal ini sesuai dengan karakteristik
Arsyad 2004) mengidentifikasi suatu media flashcard yang digunakan, di mana
penelitian tentang belajar melalui melalui media tersebut siswa dapat
stimulus gambar dan stimulus kata atau mencocokan gambar dengan bentuk huruf.
visual, seperti guru menjelaskan materi Indikator yang diambil sebagai
menggunakan suatu media. Levie dan sasaran dari pengenalan bentuk huruf
Levie menyimpulkan bahwa stimulus untuk siswa kelas 1 Sekolah ABC Manado
visual membuahkan hasil belajar yang pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,
lebih baik untuk mengingat, mengenali, yang pertama adalah menghubungkan
dan menghubung-hubungkan fakta dan bentuk huruf dengan namanya (Otto,

308
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

2015). Pencapaian dari indikator ini tahap dan dilakukan secara berulang
adalah ketika siswa dapat menuliskan (spiral). Keempat tahap tersebut adalah
bentuk huruf setelah guru menyebutkan rencana (planning), tindakan (acting),
nama bentuknya. Indikator yang kedua pengamatan (observing), refleksi
adalah mengenal huruf kapital atau huruf (reflecting), dan perencanaan kembali
besar (Seefelt & Wasik, 2008). yang merupakan dasar untuk suatu
Pencapaian dari indikator ini adalah ancang-ancang pemecahan permasalahan
ketika siswa dapat membedakan huruf (Trianto, 2011). Keempat tahapan tersebut
kapital dari susunan huruf-huruf kapital dilaksanakan dalam satu siklus. Penelitian
dan huruf kecil. Selain itu, siswa juga ini berlangsung di kelas 1 Sekolah ABC
dapat menuliskan huruf kapital yang Manado pada mata pelajaran Bahasa
diminta oleh guru. Sedangkan indikator Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti
yang ketiga adalah mengenal huruf kecil menggunakan teknik purposive sampling.
(Seefelt & Wasik, 2008). Pencapaiaian Teknik purposive sampling mengambil
dari indikator ini adalah siswa dapat sampel yang disesuaikan dengan tujuan
membedakan huruf kecil dari susunan penelitian (Taridala, 2010). Tujuan dari
huruf-huruf kapital dan huruf kecil. Sama penelitian ini adalah membantu siswa
seperti indikator mengenal huruf besar, mengenal bentuk huruf, sehingga
siswa juga dapat menuliskan huruf kecil penelitian ini dilakukan hanya untuk siswa
yang diminta oleh guru dengan benar. kelas 1 yang masih belum bisa mengenal
huruf. Peneliti melakukan tes kemampuan
awal dan terambil 6 dari 30 siswa sebagai
C. METODE PENELITIAN subyek penelitian. Siswa yang menjadi
Penelitian yang dilakukan subyek penelitian merupakan siswa yang
merupakan penelitian tindakan kelas mendapat nilai tes kemampuan awal di
(PTK). Menurut Kemmis (1988, dalam bawah rata-rata. Subyek penelitian terdiri
Sanjaya, 2009) PTK adalah bentuk dari 4 siswa laki-laki dan 2 siswa
penelitian reflektif dan kolektif yang perempuan. Penelitian ini berlangsung
dilakukan dalam situasi sosial untuk dari tanggal 24 Juli-25 Oktober 2017.
meningkatkan penalaran praktik peneliti. Instrumen utama yang digunakan untuk
Tujuan PTK menururt Trianto (2011) melihat bagaimana penggunaan media
adalah memecahkan masalah, flashcard dalam pembelajaran adalah
memperbaiki kondisi, mengembangkan check list observasi yang diisi oleh rekan
dan meningkatkan mutu pembelajaran. sejawat dan guru mentor. Sedangkan,
Desain PTK yang dipilih oleh peneliti instrumen utama untuk mengukur
adalah desain PTK model Kemmis dan pengenalan bentuk huruf adalah tes
Mc Taggart, yang menggunakan empat formatif yang dilaksanakan di akhir

309
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

pembelajaran. Adapun jurnal refleksi,


wawancara guru mentor dan subyek
penelitian digunakan sebagai instrumen
pendukung. Peneliti mengambil kriteria
ketuntasan indikator dengan taraf baik
optimal yang dikemukakan oleh
Djamarah dan Zain (2004, hal. 108) di
mana apabila lebih dari 75% bahan Gambar 1
pelajaran dapat dikuasai oleh siswa. Gambar Perbandingan Indikator Pengenalan
Pemberian nilai untuk hasil Bentuk Huruf Yang Dicapai Subyek Penelitian
jawaban tes dihitung dari setiap indikator Lewat Tes Formatif Pada Siklus 1 dan Siklus 2
dengan perhitungan berdasarkan teknik
Pada indikator 1, terjadi
penskoran, di mana “skor adalah hasil
peningkatan sebesar 5,21%. Pada
menjumlahkan angka-angka bagi setiap
indikator 2 terjadi peningkatan sebanyak
soal tes yang dijawab betul oleh siswa
13,53%. Sedangkan pada indikator 3,
(Arikunto, 2010, hal. 235).” Setelah
terjadi peningkatan sebanyak 25%.
menghitung skor, kemudian akan
Pencapaian dari masing-masing indikator,
menghitung nilai dengan penghitungan
telah mampu mencapai kriteria ketuntasan
skoring standar mutlak (Sudijono, 2005,
dengan taraf baik maksimal sesuai dengan
hal. 318) sebagai berikut:
pemaparan Djamarah dan Zain (2004), di
Tabel 1
mana bahan pelajaran yang dapat dikuasai
Interval Nilai, Kategori dan Makna
oleh siswa mencapai lebih dari 75%.
Interval Kategori Makna
Nilai Adapun peningkatan dari 6 subyek
76-100 BS Baik Optimal penelitian dapat dilihat pada diagram di
51-75 B Baik
26-50 C Cukup bawah:
< 26 K Kurang

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


 Berdasarkan hasil pengolahan
data pada siklus 1 dan siklus 2,
menunjukkan penggunaan media
flashcard dapat meningkatkan indikator
pengenalan bentuk huruf yang diujikan Gambar 2
melalui tes formatif. Peningkatan tersebut Diagram Perbandingan Nilai Tes Formatif
dapat terlihat melalui diagram di bawah Siklus 1 dan Siklus 2
ini:

310
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

Peningkatan yang terjadi pada kesulitan dalam pengenalan bentuk huruf,


siklus satu dan dua ditunjang oleh sebagai wujud tanggung jawab sebagai
karakteristik media flashcard yang sesuai seorang guru Kristen, yang menggunakan
tujuan pembelajaran. Aktivitas melihat talenta mengajar untuk menyelesaikan
media flashcard dan mendengar bunyi permasalahan di dalam kelas.
huruf yang dilakukan, membuat siswa
lebih mudah mengenal bentuk huruf. Hal
ini sesuai dengan teori yang diungkapkan E. KESIMPULAN
oleh Levie dan Levie (1975, dalam Arsyad  Penggunaan media flashcard dapat
2004) di mana stimulus visual meningkatkan pengenalan bentuk huruf
membuahkan hasil yang lebih baik untuk siswa kelas 1 pada mata pelajaran Bahasa
mengingat, mengenali, dan Indonesia di Sekolah ABC Manado.
menghubungkan suatu fakta dengan Peningkatan dapat diamati melalui
konsep. Penelitian ini juga membuktikan persentase pencapaian indikator
penjelasan dari Arsyad (2004) bahwa menghubungkan bentuk huruf dengan
pembelajaran menggunakan media namanya 86,46%, indikator mengenal
flashcard yang menggunakan indera huruf kapital 95,83%, serta indikator
ganda (pandang dan dengar) akan mengenal huruf kecil 91,7%. Penggunaan
memudahkan siswa belajar lebih banyak media flashcard dapat meningkatkan
daripada hanya dengan indera pandang pengenalan bentuk huruf siswa kelas 1
atau indera dengar saja. Peneliti pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,
memutuskan untuk menghentikan apabila media flashcard memiliki
penelitian karena setiap indikator dari karakteristik yang sesuai tujuan
pengenalan bentuk huruf sudah mencapai, pembelajaran, penerapan dengan aktivitas
bahkan melebihi indikator keberhasilan yang memungkinkan siswa untuk belajar
penelitian (75%). sendiri menurut minat dan
Penelitian yang dilakukan kemampuannya, serta penggunaan media
membuktikan bahwa peran guru sebagai flashcard yang difokuskan kepada siswa
seniman penting di dalam kelas. “Guru- yang memerlukan peningkatan
seniman menonjolkan pentingnya strategi pengenalan bentuk huruf. Menjadi
mengajar yang kreatif dan respon dari 'pembelajar' juga adalah fungsi penting
siswa (Brummelen, 2009, hal. 35).” dari sifat guru sebagai manusia yang
Kekreativitasan diwujudkan dalam terbatas, yang mengetahui bahwa segala
bentuk media flashcard membuat siswa sesuatu adalah bagi kemuliaan satu-
lebih mengenal bentuk huruf. Penelitian satunya yang tak terbatas: Tuhan (Issler &
ini telah berhasil menggunakan media Habermas, 2002). Melalui penelitian
flashcard untuk menuntun siswa yang tindakan kelas yang dilaksanakan, peneliti

311
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

sebagai guru pengajar telah belajar, dan Oregon: Baker Books.


berhasil untuk berinovasi dalam Hanum, S. F., Pangastuti, R. (2017).
pembelajaran menggunakan media Pengenalan abjad pada anak usia
flashcard, agar siswa dapat lebih dini melalui media media
mengenal bentuk huruf. flashcard huruf. Indonesian
Journal of Early Childhood
Islamic Education, 1(1), 51-66.
DAFTAR PUSTAKA 2550-1100.
Allen, E., & Marotz, L. (2010). Profil Haycock. (1993). Encyclopedia of Bible
perkembangan anak. Jakarta: PT truth. Colorado Springs:
Indeks. Purposeful Design Publication.
Arief S. Sadiman, dkk. (2009). Media Hotimah. (2010). Penggunaan media
pendidikan, pengertian, flashcard dalam meningkatkan
pengembangkan dan kemampuan siswa pada
pemanfaatannya. Jakarta: pembelajaran kosakata Bahasa
Rajawali Press. Inggris kelas II MI Ar-Rochman
Arsyad, A. (2004). Media pembelajaran. Samarang Garut. Jurnal
Jakarta: PT Grafindo Persada. Pendidikan Universitas Garut,
Arikunto, S. (2010). Penelitian tindakan. 4(1), 10-19. 1907-932XX.
Yogyakarta: Aditya Media. Indriana, D. (2011). Ragam alat bantu
Brummelen, v. H. (2009). Berjalan media pengajaran. Jogjakarta:
dengan Tuhan dalam kelas. DIVA Press.
Tangerang: Universitas Pelita Otto, B. (2015). Perkembangan bahasa
Harapan. pada anak usia dini. Jakarta:
Chatib, M. (2011). Gurunya manusia: PRENADAMEDIA GROUP.
menjadikan semua anak istimewa Hanum, S. F., Pangastuti, R. (2017).
dan semua anak juara. Bandung: Pengenalan abjad pada anak usia
PT Mizan Pustaka. dini melalui media media
Djamarah, S.B., Zain, A. (2004). Strategi flashcard huruf. Indonesian
belajar-mengajar. Jakarta: PT Journal of Early Childhood
Rineka Cipta. Islamic Education, 1(1), 51-66.
Djiwandono, S. E. W. (2002). Psikologi 2550-1100.
perkembangan. Jakarta: PT Pudjaningsih, W. (2013). Pembelajaran
Grasindo. melalui bermain dalam rangka
Habermas, R., & Issler, K. (2002). How pengembangan kemampuan
we learn: A Christian teacher's berbahasa anak di TK Islam Al-
guide to educational psychology. Azhar Kota Jambi. Jurnal PENA,

312
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

3(1), 36-50. 2089-3973. dan praktik. Jakarta: Prestasi


Pujiati, M. (2017). Cara mudah mengajar Pustakarya.
anak membaca: mengajari anak Windura, S. (2010). Memory Champion
membaca menjadi ringan dan School: Rahasia mengingat materi
menyenangkan. Nauka Publishing pelajaran apa saja. Jakarta: PT
Pangastuti, R., & Hanum, S. F. (2017). Elex Media Komputindo.
Pengenalan Abjad pada Anak Usia
Dini Melalui Media Kartu Huruf.
Al-Hikmah: Indonesian Journal of
Early Childhood Islamic
Education, 1(1), 51-66.
Rislina, S. L., Khan, R. I. (2015).
Mengenalkan huruf melalui loncat
abjad pada anak usia 4-5 tahun.
Nusantara of research journal,
2(02), 157-165. 2355-7249.
Riyana, C., & Susilana, R. (2009). Media
pembelajaran. Bandung: CV
Wacana Prima.
Sanjaya, W. (2009). Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Prenadamedia
Group.
Seefelt, C., & Wasik, A. (2008).
Pendidikan anak usia dini:
menyiapkan anak usia tiga, empat,
dan lima tahun masuk sekolah.
Jakarta: PT INDEKS.
Sudijono, A. (2005). Pengantar evaluasi
pendidikan. Jakarta: PT Grafindo
Persada
Syah, M. (2009). Psikologi Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Taridala, Y. (2010). Metode penelitian
bagi pendidik. Jakarta: Multi
Prestasi Satudelapan.
Trianto. (2011). Panduan lengkap
penelitian tindakan kelas: teori

313

Anda mungkin juga menyukai