Abstrak
Berdasarkan hasil observasi selama tiga minggu dan hasil tes diagnostik yang
dilaksanakan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, menunjukkan pengenalan bentuk
huruf pada siswa kelas 1 masih terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan
pengenalan bentuk huruf pada siswa dengan menggunakan media flashcard. Penelitian
yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan Taggart,
yang berlangsung selama dua siklus. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 24 Juli hingga
25 Oktober 2017 terhadap 6 siswa sebagai subyek penelitian, di Sekolah ABC Manado.
Instrumen yang digunakan selama penelitian adalah lembar tes tertulis (tes diagnostik dan
tes formatif), lembar observasi chekcklist penggunaan media, lembar wawancara (guru
mentor dan subyek penelitian), dan jurnal refleksi.Hasil penelitian menunjukkan
peningkatan pengenalan bentuk huruf kelas 1 Sekolah ABC Manado pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia di setiap indikator, dari siklus satu ke siklus 2. Masing-masing
peningkatan indikator adalah 5,21% untuk indikator PBH-1, 12,53% untuk indikator PBH-
2, dan 25% untuk indikator PBH-3. Maka disimpulkan bahwa penggunaan media
flashcard dapat meningkatkan pengenalan bentuk huruf siswa kelas 1 pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia di sekolah ABC Manado.
Kata Kunci: Media Flashcard; Pengenalan Bentuk Huruf; Siswa; Bahasa Indonesia
Abstract
Based on the observation for three weeks and diagnostic test result in Indonesian language
st
subject, it is proven that the students in 1 grade of ABC's School Manado have not yet fully
understood alphabet form. The purpose of this research is to enhance the alphabet form
recognition on students who become the subject of research by used flashcard media. The
research method used in this research was a Classroom Action Research (CAR) Kemmis
th
and Taggart's model, held in two cycles. The research was conducted on July 24 until
th
October 25 , 2017 towards 6 students, in ABC's School Manado. Instruments used in this
research were written test sheet (diagnostic test and formative test), observation check list
media usage, interview sheet (mentor and students as research subjects), and reflection
journal. Based on the research that has been done, it showed the increased of the alphabet
form recognition on 1st grade students of ABC's School Manado, in every indicators from
first cycle to second cycle. The enhanced each of indicators are 5,21% for indicator PBH-
1, 12,53% for indicator PBH-2, and 25% for indicator PBH-3. It is concluded that the use
of flashcard media can enhance alphabet form recognition students of the 1st grade in
Indonesian language subject of ABC's School Manado.
Keywords: Flashcard Media; Alphabet Form Recognition; Student; Indonesian Language
305
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan
306
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan
dalam belajar karena media dapat baik menggunakan media ini. Ketiga,
mempelajari pesan selain ceramah yang media flashcard juga gampang diingat
disampaikan oleh guru, dapat karena kartu ini bergambar dan sangat
mengakomodir daya indera, menarik perhatian, memuat huruf atau
meminimalisir keterbatasan ruang dan angka yang simpel, sehingga merangsang
waktu, mengatasi sikap pasif, dan siswa otak untuk lebih lama mengingat pesan
menjadi lebih bergairah dan yang ada. Media ini sangat menyenangkan
mengkombinasikan munculnya untuk digunakan sebagai media
persamaan persepsi dari pengalaman pembelajaran, bahkan dapat digunakan
(Arief, dkk, 2009). Media flashcard dalam bentuk permainan. Selain
adalah media pembelajaran dalam bentuk kelebihan di atas Hotimah (2010) juga
kartu bergambar yang ukurannya sekitar menyatakan bahwa keunggulan dari
25×30 cm. Gambar yang ada pada media media flashcard adalah membantu
ini merupakan rangkaian pesan yang kemampuan otak kanan untuk mengingat
disajikan dengan keterangannya gambar dan kata-kata sebagai
(Indriana, 2011). Sedangkan Chatib komponennya. Melalui pendapat beberapa
(2011), menjelaskan bahwa media ahli di atas maka kelebihan media
flashcard adalah kartu yang berisi gambar flashcard adalah mudah dibawa, praktis,
atau tulisan berhubungan dengan konsep. gampang diingat, dan menyenangkan.
Definisi lain diungkapkan oleh Windura Adapun karakteristik media
(2010), bahwa media flashcard atau kartu flashcard ideal yang dikemukakan oleh
kilas adalah kartu yang digunakan untuk beberapa ahli. Karakteristik media
mengingat dan mengkaji ulang dalam flashcard yang dikemukakan oleh
proses belajar. Jadi, media flashcard Indriana (2011) yang pertama, ukuran
merupakan media yang membantu dalam flashcard sekitar 20×30 cm. Kedua
mengingat dan mengkaji ulang bahan gambar yang disajikan berhubungan
pelajaran seperti: definisi atau istilah, dengan materi pembelajaran. Ketiga
simbol-simbol, ejaan bahasa asing, media ini digunakan untuk kelompok kecil
rumus-rumus, dan lain-lain. kurang lebih 25 orang. Adapun
Kelebihan media flashcard yang karakteristik media flashcard yang efektif
dijelaskan oleh Indriana (2011) dan menurut Pujiati (2017) yaitu, memuat
Riyana dan Susilana (2009) yang pertama tampilan huruf dalam ukuran cukup besar
adalah mudah dibawa kemana-mana dan berwarna mencolok dengan latar
karena ukurannya yang tidak besar dan polos, kontras dibandingkan warna huruf.
ringan. Kedua adalah praktis dalam Berdasarkan pendapat beberapa ahli di
membuat dan menggunakanya, sehingga atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kapan pun anak didik bisa belajar dengan karakteristik media flashcard merupakan
307 1
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan
kartu kombinasi antara tulisan dan gambar konsep. Di luar pihak stimulus verbal juga
yang berhubungan dengan materi mendukung apabila pembelajaran
pelajaran, dibuat secara proporsional, dan melibatkan ingatan yang berurut-urutan
ukurannya dapat disesuaikan dengan (sekuensial). Lebih lanjut Levie dan Levie
ruang dan jumlah siswa. menjelaskan bahwa ini merupakan bukti
dari konsep hipotesis koding ganda, yang
2. Pengenalan Bentuk Huruf mengatakan bahwa ada dua sistem ingatan
Rislina dan Khan (2015) manusia. Satu untuk mengolah simbol-
menjelaskan bahwa untuk bisa membaca, simbol verbal kemudian menyimpannya
terlebih dahulu anak menghafalkan semua dalam bentuk proposisi gambar, dan yang
bentuk huruf kecil dan huruf besar, yang lainnya untuk mengolah gambar non-
dilakukan pada masa taman kanak-kanak verbal kemudian disimpan dalam bentuk
(TK). Mengenal bentuk huruf berarti propisisi verbal. Ketika membaca
mengerti perbedaan-perbedaan antara flashcard huruf, siswa akan menggunakan
huruf (Allen & Marotz, 2010). Gibson indera ganda yaitu indera pandang dan
(1964, dalam Wasik, 2008) lebih jelas dengar. Arsyad (2004) menjelaskan bahwa
menjabarkan suatu penelitian, bahwa belajar menggunakan indera ganda-
untuk mengerti perbedaan bentuk huruf, pandang dan dengar- berdasarkan konsep
anak telebih dahulu mencirikan bentuk yang dijelaskan Levie dan Levie akan
berbeda dari huruf-huruf. Melalui memudahkan siswa belajar lebih banyak
penjelasan di atas, disimpulkan bahwa dari pada hanya dengan stimulus pandang
pengenalan bentuk huruf adalah tahap atau stimulus dengar saja. Ditinjau dari
dimana siswa memahami hubungan nama perkembangan anak pada usia 6 tahun,
dan bentuk huruf yang sesuai. dalam hal perseptual-kognitif, anak
Bentuk huruf merupakan lambang mengandalkan kemampuan visual
atau simbol dan media flashcard misalnya dalam hal mencocokan huruf dan
merupakan salah satu bentuk media kata dengan gambar (Allen & Marotz,
visual. Levie dan Levie (1975, dalam 2010). Hal ini sesuai dengan karakteristik
Arsyad 2004) mengidentifikasi suatu media flashcard yang digunakan, di mana
penelitian tentang belajar melalui melalui media tersebut siswa dapat
stimulus gambar dan stimulus kata atau mencocokan gambar dengan bentuk huruf.
visual, seperti guru menjelaskan materi Indikator yang diambil sebagai
menggunakan suatu media. Levie dan sasaran dari pengenalan bentuk huruf
Levie menyimpulkan bahwa stimulus untuk siswa kelas 1 Sekolah ABC Manado
visual membuahkan hasil belajar yang pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,
lebih baik untuk mengingat, mengenali, yang pertama adalah menghubungkan
dan menghubung-hubungkan fakta dan bentuk huruf dengan namanya (Otto,
308
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan
2015). Pencapaian dari indikator ini tahap dan dilakukan secara berulang
adalah ketika siswa dapat menuliskan (spiral). Keempat tahap tersebut adalah
bentuk huruf setelah guru menyebutkan rencana (planning), tindakan (acting),
nama bentuknya. Indikator yang kedua pengamatan (observing), refleksi
adalah mengenal huruf kapital atau huruf (reflecting), dan perencanaan kembali
besar (Seefelt & Wasik, 2008). yang merupakan dasar untuk suatu
Pencapaian dari indikator ini adalah ancang-ancang pemecahan permasalahan
ketika siswa dapat membedakan huruf (Trianto, 2011). Keempat tahapan tersebut
kapital dari susunan huruf-huruf kapital dilaksanakan dalam satu siklus. Penelitian
dan huruf kecil. Selain itu, siswa juga ini berlangsung di kelas 1 Sekolah ABC
dapat menuliskan huruf kapital yang Manado pada mata pelajaran Bahasa
diminta oleh guru. Sedangkan indikator Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti
yang ketiga adalah mengenal huruf kecil menggunakan teknik purposive sampling.
(Seefelt & Wasik, 2008). Pencapaiaian Teknik purposive sampling mengambil
dari indikator ini adalah siswa dapat sampel yang disesuaikan dengan tujuan
membedakan huruf kecil dari susunan penelitian (Taridala, 2010). Tujuan dari
huruf-huruf kapital dan huruf kecil. Sama penelitian ini adalah membantu siswa
seperti indikator mengenal huruf besar, mengenal bentuk huruf, sehingga
siswa juga dapat menuliskan huruf kecil penelitian ini dilakukan hanya untuk siswa
yang diminta oleh guru dengan benar. kelas 1 yang masih belum bisa mengenal
huruf. Peneliti melakukan tes kemampuan
awal dan terambil 6 dari 30 siswa sebagai
C. METODE PENELITIAN subyek penelitian. Siswa yang menjadi
Penelitian yang dilakukan subyek penelitian merupakan siswa yang
merupakan penelitian tindakan kelas mendapat nilai tes kemampuan awal di
(PTK). Menurut Kemmis (1988, dalam bawah rata-rata. Subyek penelitian terdiri
Sanjaya, 2009) PTK adalah bentuk dari 4 siswa laki-laki dan 2 siswa
penelitian reflektif dan kolektif yang perempuan. Penelitian ini berlangsung
dilakukan dalam situasi sosial untuk dari tanggal 24 Juli-25 Oktober 2017.
meningkatkan penalaran praktik peneliti. Instrumen utama yang digunakan untuk
Tujuan PTK menururt Trianto (2011) melihat bagaimana penggunaan media
adalah memecahkan masalah, flashcard dalam pembelajaran adalah
memperbaiki kondisi, mengembangkan check list observasi yang diisi oleh rekan
dan meningkatkan mutu pembelajaran. sejawat dan guru mentor. Sedangkan,
Desain PTK yang dipilih oleh peneliti instrumen utama untuk mengukur
adalah desain PTK model Kemmis dan pengenalan bentuk huruf adalah tes
Mc Taggart, yang menggunakan empat formatif yang dilaksanakan di akhir
309
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan
310
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan
311
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan
312
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan
313