Anda di halaman 1dari 3

Annotated Bibliography

1. Diyanti, Yuniar. Lusi Nurhayati, dan Nury Supriyanti. (2020).


The Profile Of Primary English Teachers In Indonesia.
Jurnal Litera, 19(1), Maret 2020.
https://journal.uny.ac.id/index.php/litera/article/view/27228

Artikel ini memuat penjelasan tentang penelitian isu kesenjangan pada


pengembangan professional guru Bahasa Inggris SD dan ketimpangan dalam
dukungan professional bagi guru-guru tersebut. Keadaan terjadi karena tidak
diterapkannya Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pilihan muatan lokal
(mulok) di Kurikulum Sekolah Dasar 2013. Menurut grafik latar belakang
pendidikan guru Bahasa Inggris, persentase keikutsertaan mereka dalam
pelatihan menjadi guru relative rendah. Grafik menggambarkan sekitar 57%
mengikuti pelatihan dan sisanya tidak. Meskipun begitu, hampir semua memiliki
latar belakang pendidikan Bahasa Inggris. Penelitian mengungkap mayoritas
guru-guru percaya bahwa Bahasa Inggris di ranah Sekolah Dasar sangat
bermanfaat agar mereka lebih siap menghadapi pembelajaran di jenjang
selanjutnya mengingat Bahasa Inggris merupakan Bahasa internasional yang
harus dipelajari mulai dari ilmu dasarnya. Kurangnya dukungan dari pihak
pemerintah, orang tua, antusiasme anak-anak, fasilitas dan finansial yang
terbatas menyebabkan terjadinya kesenjangan padahal Bahasa Inggris sama
pentingnya dengan pelajaran utama lainnya seperti Matematika dan Bahasa
Indonesia. Guru-guru pun merasa bahwa karirnya sebagai guru Bahasa Inggris
terancam pupus dan status kepegawainya juga menjadi tidak jelas. Lebih dari itu,
mereka mengharapkan adanya waktu dan kesempatan untuk meyakinkan
pentingnya pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar.
2. Nurhidayanto, Ph.D. (2017). Reading Interest In A Digital Age. Reading
Psychology, 778-807, 2017/11/17. doi :
https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/02702711.2017.1341966?src=recsys
Pengkajian ini ditujukan pada anak-anak Sekolah Dasar terutama kelas satu dan
empat terhadap pilihannya pada teks naratif atau teks ekspositori serta
pendapatnya tentang pilihan yang diinginkan oleh teman sebayanya. Penelitian
ini bertujuan untuk menguji kemampuan mereka dalam memilih dan berpendapat
tentang teks naratif dan eskspositori. Pengkajian mengadaptasi dan memperluas
secara terstruktur dari analisisnya Chapman, Flipenko, McTavish, dan Shapiro
(2001) di British, Columbia yang diperoleh secara individual dan wawancara dari
84 siswa. Analisis dari penelitian ini membuktikan perbedaan pilihan dan
pendapat berdasarkan jenis kelamin dan tingkat kelas Sekolah Dasar bahwa
siswa kelas satu dan empat secara keseluruhan lebih condong ke teks ekspositori
walaupun tidak sedikit yang memilih teks naratif, sedangkan untuk golongan
siswa perempuan lebih banyak yang memilih keduanya. Pemilihan tersebut
menunjukkan bahwa anak-anak cenderung menyukai bacaan yang di dalamnya
memuat gambar/ilustrasi karena kesukaan mereka terhadap sesuatu yang
menimbulkan imajinasi sehingga lebih menarik minat anak.
3. Nurhayati, Lusi. Yuniar Diyanti, dan Siwi Karmadi Kurniasih. (2019).
Penyusunan Bahan Ajar Dengan Pengintegrasian Kompetensi Listening Dan
Speaking Bagi Mahasiswa Pbi. Jurnal Diksi, 27(1), Maret 2019.
https://journal.uny.ac.id/index.php/diksi/article/view/26179
Artikel ini memuat pentingnya pengintegrasian kompetensi listening dan speaking
bagi mahasiswa pendidikan Bahasa Inggris dengan memperhatikan letak
kesulitan yang menonjol di bagian speaking, sehingga perlu diimbangi dengan
kompetensi listening untuk melatih penguasaan berbahasa Inggris melalui aspek
kompetensi linguistic, sociolinguistic, discourse, dan strategic. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development)
yang ditujukan untuk mahasiswa semester 5 berdasarkan mata kuliah Listening
for Academic Purpose dan Speaking for Academic Purpose . Hasil dari penelitian
ini memuat persentase kesulitan terhadap mata kuliah Listening for Academic
Purpose berupa 56,4% mengakui tidak mengalami kesulitan dan 43,6%
mengalami kesulitan; itu pun ada yang belum mengakuinya sehingga tidak
menutup kemungkinan kalau persentase mahasiswa yang mengalami kesulitan
lebih besar. Di samping itu, dosen menanggapi bahwa mahasiswa kebanyakan
mengalami di bagian listening karena kosakata yang terbatas, kurangnya minat
pada terhadap materi akademik, dan audionya yang dirasa terlalu cepat. Maka
dari itu, dosen juga menganjurkan materi LAP berhubungan dan menunjang
keterampilan SAP sehingga keduanya bisa saling mendukung untuk
meningkatkan keterampilan listening dan speaking.
4. Priyana, Joko. (2019). Adapting Learning Materials To Facilitate A Balanced
Acquisition Of Language Skills, Values, And 21st Century Skills. Jurnal Diksi,
27(2), September 2019. https://journal.uny.ac.id/index.php/diksi/article/view/29036
Artikel ini menyajikan tentang keterampilan berbahasa dan nilai-nilai di abad 21
yang dipengaruhi oleh fasilitas materi dengan kata lain apakah fasilitas tersebut
bisa mencapai keefektifan dalam berbahasa dan penilaiannya. Langkah yang
ditempuh yaitu mengadaptasi materi yang perlu dilakukan untuk memudahkan
akusisi keterampilan abad-21 secara memadai mengingat buku kursus saja
kurang cocok dalam mengintegrasikan materi dengan hasilnya berupa keahlian-
keahlian tersebut. Proses pengadaptasian materi pun harus dipromosikan dengan
menciptakan pemikiran kritis, kreatif, dan inovatif. Promosi yang dianjurkan di sini
adalah mengolah kreativitas dan inovasi melalui platform input seperti teks,
gambar, model, dan grafik yang sesuai dengan materi berupa perkenalan
bahasa baru, nilai, dan keterampilan abad-21. Maka dari itu, topik ini menjelaskan
bahwa siswa yang mengasah pemahaman mereka dengan cara tersebut secara
tidak langsung akan memancing gagasan muncul di pikiran kita. Penulis juga
menguraikan langkah-langkah menyesuaikan materinya dengan memilih buku
teks yang berpotensi untuk digunakan dalam sebuah program dan
pengidentifikasian kelebihan juga kelemahan buku teks tersebut.

Salma Rosyidah/20202241013/PBI

Anda mungkin juga menyukai