PENDAHULUAN
Bahasa sebagai alat komunikasi bermakna bahwa bahasa merupakan deretan bunyi yang bersistem, berbentuk lambang, bersifat arbitrer,
bermakna, konfensional, unik, universal, produktif, bervariasi, dinamis, manusiawi, dan alat interaksi sosial yang menggantikan individual dalam
menyatakan sesuatu atau berekspresi kepada lawan tutur dalam suatu kelompok sosial sebagai alat untuk berkomunikasi dan identitas penuturnya
(Noermanzah,2019). Dengan bahasa orang menyatakan dapat menyatakan hidupnya bersama suatu ikatan. Bahasa digunakan sebagai sarana integrasi
dan adaptasi. Kemudian orang yang terlibat dalam komunikasi dapat saling memahami antara satu sama lain dengan menunjukan arah komunikasi
(Isdianto,2014).
Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia di seluruh dunia oleh karena itu bahasa asing merupakan penghubung antara manusia,
salah satunya bahsa Inggris. Bahasa Inggris merupakan bahasa yang digunakan sebagai bahasa penghubung Internasional seperti yang disampaikan
Maduwu (2016) Bahasa Inggris adalah bahasa universal karena digunakan oleh sebagian besar negara di dunia sebagai bahasa utama, selain itu, bahasa
inggris merupakan salah satu bahasa internasional yang penting untuk dikuasai atau dipelajari. Di Indonesia, bahasa Inggris hanya dipelajari di sekolah
namun tidak dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Karena itulah Bahasa Inggris di Indonesia secara umum diajarkan sebagai bahasa asing.Istilah 'bahasa
asing' dalam bidang pengajaran bahasa berbeda dengan 'bahasa kedua'.Bahasa asing adalah bahasa yang yang tidak digunakan sebagai alat komunikasi
di negara tertentu di mana bahasa tersebut diajarkan.Sementara bahasa kedua adalah bahasa yang bukan bahasa utama namun menjadi salah satu bahasa
yang digunakan secara umum di suatu negara.Hal ini jika kita kembalikan lagi berdasarkan pengertian bahasa sebagai System of communication in
Dalam pendidikan di Indonesia bahasa Inggris masuk ke dalam bahasa asing pertama yang dipergunakan di Indonesia. Bahasa Inggris
merupakan salah satu bahasa yang perlu dipelajari oleh semua kalangan karena bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang digunakan di
berbagai bidang salah satunya bidang pendidikan, dengan mempelajari bahasa inggris, orang dapat memperluas pengetahuan dan mengikuti
perkembangan terbaru dalam berbagai bidang. Bahasa Inggris dimasukkan ke dalam kurikulum dan merupakan mata pelajaran yang penting di SD,
SLTP, dan SLTA. Di jenjang sekolah dasar bahasa Inggris merupakan bahasa yang diajarkan selain bahasa Indonesia. SK Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 060/U/1993 tanggal 25 Februari tentang dimungkinkannya program bahasa Inggris sebagai mata pelajaran muatan local SD, dan dapat
dimulai pada kelas 4 SD. Kebijakan ini diambil karena adanya kebutuhan untuk berpartisipasi dalam era globalisasi. Dalam perkembangannya bahasa
Inggris yang awalnya adalah mata pelajaran muatan lokal pilihan menjadi mata pelajaran muatan lokal wajib di beberapa daerah. Lebih lanjut pelajaran
bahasa Inggris yang pada mulanya dimulai pada kelas 4 SD dimulai pada kelas 1,2 dan 3. (Depdiknas dalam Wijaya, 2015).
Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Bahasa Inggris juga
merupakan bahasa atau bahasa asing yang diajarkandisekolah setelah bahasa pertama atau bahasa Indonesia. Oleh karenannya penguasaan bahasa baik
lisan, tulisan dan isyarat merupakan hal tidak dapat dihindari termasuk bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, membuka cakrawala dunia dan
komunikasi masyarakat global (Hamid, 2014). Pembelajaran bahasa Inggris diarahkan pada empat keterampilan di dalam bahasa Inggris antara lain:
kemampuan mendengar (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan kemampuan menulis (writing). Saat ini untuk di sekolah – sekolah
dasar, pelajaran bahasa Inggris masih diajarkan secara include dalam satu kesatuan tema lalu langsung diajarkan 4 keterampilan tersebut, sehingga
untuk mengetahui penguasaan keterampilan tersebut dapat dilihat sebagai hasil pembelajaran peserta didik dalam pelajaran bahasa Inggris (Wijaya ,
2015).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SDN 1 Sakerta Timur dengan narasumber berinisial L yang merupakan guru bahasa Inggris
di sekolah tersebut, dijelaskan terdapat berbagai masalah dalam melakukan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah tersebut, salah satunya media
pembelajaran sebagai penunjang pembelajaran yang digunakan di sekolah dasar sangat terbatas, dikarenakan bahasa Inggris di sekolah tersebut
merupakan hal yang baru dijalankan kembali, dan juga sumber belajar dan media pembelajaran terbatas di sekolah tersebut, sehingga guru mata
pelajaran bahasa Inggris sering melakukain inisiatif mencari bahan ajar dan media pembelajaran melalui internet, yang seadanya sehingga penerapan di
kelas pun terlihat kurang maksimal, hal itu di buktikan melalui observasi langsung di kelas IV terlihat motivasi peserta didik yang kurang, dan
berdampak pada hasil belajar siswa. Media pembelajaran adalah alat yang dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan informasi kepada peserta
didik terkait dengan pembelajaran sehingga mudah dipahami Arsyad dalam (Wahyuningtyas & Sulasmono, 2020). Media pembelajaran merupakan
salah satu aspek penting. Seperti yang diungkapkan oleh Cahyono dalam (Apsar, dkk, 2020) menjelaskan bahwa media mempunyai peran yang penting
dalam mebantu siswa untuk belajar. Berdasarka masalah yang ditemui di sekolah tersebut salah satu solusi dalam menanganinya yaitu melalui media
pembelajaran ular tangga karena media tersebut menarik perhatian siswa agar siswa tidak mudah bosan dan tujuan pembelajaran dapat tercapai, selain
itu media pembelajaran ular tangga mengajarkan siswa untuk bermain dan belajar di waktu yang bersamaan sehingga menciptakan proses pembelajaran
yang menyenangkan. Media pembelajaran ular tangga merupakan media pembelajaran yang dikembangan berdasarkan permainan tradisional permainan
ular tangga disesuaikan dengan karakteristik siswa dengan tujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran sebagai pengantar informasi bagi siswa.
Kelebihan media ular tangga yaitu (1) siswa belajar sambil bermain, (2) siswa tidak belajar sendiri, melainkan harus berkelompok, (3) memudahkan
siswa belajar karena dibantu dengan gambar yang ada dalam permainan ular tangga, dan (4) tidak memerlukan biaya mahal dalam membuat media
Jadi, dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas IV SDN 2 Sakerta Timur, yaitu menggunakan
media pembelajaran ular tangga, hal ini dilakukan karena media ini sangat cocok diterapkan berdasarkan karakteristik siswa di kelas tersebut, selain itu
pemilihan media ini juga didasari karena manfaat dan keefektifannya media dalam mencapai tujuan pembelajaran, sehingga pembelajaran bahasa
Inggris di sekolah dasar dapat berjalan dengan baik dan menyenangkan agar materi yang diberikan dapat dipahami oleh siswa.
Secara umum penulisan artikel ini bertujuan untuk melihat bagaimana proses pembelajaran bahasa Inggris di kelas IV SDN 1 Sakerta
Timur, secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran mengenai efetifitas media pembelajaran ular tangga dalam meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pelajaran bahasa Inggris di kelas IV SDN 1 Sakerta Timur.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif berupaya untuk mengungkap kebenaran dan prinsip universal
dalam bentuk hubungan antar variabel atau penomena (Nancy dalam Fitriyani 2020). Dalam kuantitatif instrumen yang digunakan telah ditentukan
sebelumnya dan tertera dengan baik sehingga tidak banyak memberi peluang bagi flexibilitas (Mulyadi, 2011). Penelitian kuantitatif merupakan
penlitian yang menghasilkan data berupa angka atau statistik yang dapat dihitung, dalam penelitian ini data-data yang dihasilkan berupa hasil pretest dan
hasil posttest siswa dikumpulkan dan kemudian dihitung sehingga muncul hasil dari penelitian ini yang berupa komulatif dari hasil belajar siswa. Subjek
dari penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Sakerta Timur yang berjumlah 12 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan.
Sedangkan jenis penelitian ini menggunakan teknik survey, penelitian survey sendiri merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang
dilakukan dengan cara menyusun daftar pertannyaan yang diajukan pada responden dalam bentuk sampel dari sebuah populasi (Nofianti & Qomariah,
2017). Penelitian ini didasarkan pada proses penelitian yang berlangsung menggunakan teknik survey dengan pemberian angket berupa soal pretest dan
posttest untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang disampaikan, hasil ini bersifat data-data konkret hasil belajar siswa.
Kemudian data ini di Analisis menggunakan teknik analisis deskriftif untuk menggambarkan hasil temuan-temuan yang ada. Analisis
deskriptif adalah bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian yang didasarkan atas satu sampel. Analisis deskriptif ini
dilakukan melalui pengujian hipotesis deskriptif. Hasil analisisnya adalah apakah hipotesis penelitian dapat digeneralisasikan atau tidak (Nasution,
2017). Statistika deskriptif adalah bagian statistika mengenai pengumpulan data, penyajian, penentuan nilai-nilai statistika, pembuatan diagram atau
gambar mengenai sesuatu hal, disini data yang disajikan dalam bentuk yang lebih mudah dipahami atau dibaca (Nasution 2017). Sesuai dengan teori di
2
atas analisis data menggunakan teknik deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk menjelaskan, merangkum, dan mengevaluasi data secara
statistik. Teknik ini digunakan dengan alasan untuk memberi gambaran serta memberikan gambaran mengenai penelitian ini secara sederhana dan
mudah dipahami.
Hasil dan pembahasan berisi hasil-hasil temuan penelitian dan pembahasannya secara ilmiah. Tuliskan temuan-temuan ilmiah ( scientific finding) yang
diperoleh dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan tetapi harus ditunjang oleh data-data yang memadai. Temuan ilmiah yang dimaksud di sini
adalah bukan data-data hasil penelitian yang diperoleh. Temuan-temuan ilmiah tersebut harus dijelaskan secara saintifik meliputi: Apakah temuan
ilmiah yang diperoleh? Mengapa hal itu bisa terjadi? Mengapa trend variabel seperti itu? Semua pertanyaan tersebut harus dijelaskan secara saintifik,
tidak hanya deskriptif, bila perlu ditunjang oleh fenomena-fenomena dasar ilmiah yang memadai. Selain itu, harus dijelaskan juga perbandingannya
Tabel dan Gambar diletakkan di dalam kelompok teks sesudah tabel atau gambar tersebut dirujuk. Setiap gambar harus diberi judul gambar (Figure
Caption) di sebelah bawah gambar tersebut dan bernomor urut angka diikuti dengan judul gambar. Setiap tabel harus diberi judul tabel ( Table Caption)
dan bernomor urut angka di sebelah atas tabel tersebut diikuti dengan judul tabel. Gambar-gambar harus dijamin dapat tercetak dengan jelas (ukuran
font, resolusi dan ukuran garis harus yakin tercetak jelas). Gambar dan tabel dan diagram/skema sebaiknya diletakkan sesuai kolom di antara kelompok
teks atau jika terlalu besar diletakkan di bagian tengah halaman. Tabel tidak boleh mengandung garis-garis vertikal, sedangkan garis-garis horisontal
Penggunaan tabel dan gambar harus disebutkan di dalam teks dengan menyebutkan tabel 1; gambar 1 dan seterusnya
Gambar 1
Tuliskan deskripsi gambar
Kesimpulan menggambarkan ringkasan jawaban dari hipotesis dan/atau tujuan penelitian atau temuan ilmiah yang diperoleh. Kesimpulan bukan berisi
perulangan dari hasil dan pembahasan, tetapi lebih kepada ringkasan hasil temuan seperti yang diharapkan di tujuan atau hipotesis. Bila perlu, di bagian
akhir kesimpulan dapat juga dituliskan hal-hal yang akan dilakukan terkait dengan gagasan selanjutnya dari penelitian tersebut.
Semua rujukan-rujukan yang diacu di dalam teks artikel harus didaftarkan di bagian bibliografi. Bibliografi harus berisi pustaka-pustaka acuan yang
berasal dari sumber primer (jurnal ilmiah dan berjumlah minimum 80% dari keseluruhan bibliografi) diterbitkan 5 (lima) tahun terakhir. Setiap artikel
paling tidak berisi 15 (Lima belas) bibliografi acuan dan 10 tahun terakhir. Penulisan sistem rujukan di dalam teks artikel dan penulisan bibliografi
sebaiknya menggunakan program aplikasi manajemen referensi misalnya: Mendeley, EndNote, Reference Manager atau Zotero. Penulisan referensi
menggunakan model sistem dari APA (American Psychological Association), edisi ke-6.).
3
Wang, Ning Tao, Huang, Yi Shin, Lin, Meng Hsien, Huang, Bryan, Perng, Chin Lin, & Lin, Han Chieh. (2016). Chronic hepatitis B infection and risk
of antituberculosis drug-induced liver injury: Systematic review and meta-analysis. Journal of the Chinese Medical Association, 79(7), 368–374
Pustaka yang berupa Prosiding Seminar:
Roeva, O. (2012). Real-World Applications of Genetic Algorithm. In International Conference on Chemical and Material Engineering. Semarang,
Indonesia: Department of Chemical Engineering, Diponegoro University
Pustaka yang berupa disertasi/thesis/skripsi:
Hermanto, B. (2012). Pengaruh Prestasi Trainin, Motivasi Dan Masa Kerja Teknisi Terhadap Produktivitas Teknisi Di Bengkel Nissan Yogyakarta,
Solo, dan Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Pustaka yang berupa patent:
Primack, H.S. (1983). Method of Stabilizing Polyvalent Metal Solutions. US Patent No. 4,373,104.