Anda di halaman 1dari 11

Makalah Telaah Kurikulum

“Pelaksanaan Kurikulum 2013 di Masa Pandemi Covid-19”

Dosen Pengampu : Prof. Dr. I Gusti Putu Suharta, M.Si.

Disusun oleh :
Theresia Virta Ariesti
NIM: 2013011084

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
PENDIDIKAN MATEMATIKA
TAHUN 2020
DAFTAR ISI

Cover ………………………………………………………………………………………… i

Daftar Isi …………………………………………………………………………...……….. ii

BAB I : PENDAHULUAN …………………………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………...…. 1


1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………..… 1
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………..… 2
1.4 Manfaat …………………………………………………………………...……. 2

BAB II : PEMBAHASAN ……………………………………………………………...….. 3

2.1 Pengertian dan Perkembangan Kurikulum 2013 …………………...……….. 3

2.2 Munculnya Kurikulum Darurat ………………………………………………. 3

2.3 Hasil Wawancara ………………………………………………………………. 4

2.3.1 Topik Wawancara …………………………………………..……….. 4

2.3.2 Waktu dan Tempat Wawancara …………………………….……… 4

2.3.3 Laporan Hasil Wawancara ………………………………….………. 4

2.3.4 Hasil Wawancara …………………………………………..………… 5

BAB III : PENUTUP ……………………………………………………………………….. 7

3.1 Kesimpulan …………………………………………………………….……….. 7

3.2 Saran ……………………………………………………………………………. 7

Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………… 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perubahan kurikulum disinyalir menjadi salah satu alasan munculnya berbagai
permasalahan dalam bidang pendidikan. Kurikulum yang dalam Undang-Undang No.
20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 butir 18 didefinisikan sebagai
“…seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pembelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu” akan membingungkan jika landasan
pengembangan dan perubahannya tidak dipahami secara filsafat. Kurikulum menjadi
amat penting dalam sebuah proses pendidikan sebagai acuan utama untuk mencapai
tujuan pendidikan secara umum.
Sejak awal kemerdekaan Indonesia, kurikulum pendidikan nasional telah
berubah beberapa kali. Tahun 1947 istilah yang digunakan adalah kurikulum Leer
Plan (rencana pembelajaran). Kurikulum ini mengutamakan pendidikan watak,
kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan dengan
kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan jasmani. Tahun 1952 muncul
kurikulum rencana pelajaran terurai yang mulai merinci setiap mata pelajaran. Masa
orde baru, kurikulum selalu mengalami perubahan hampir tiap dekade seperti
kurikulum 1968, 1975, 1984 dan terakhir kurikulum 1994. Pascareformasi (Mei 1998)
muncul kurikulum baru bernama KBK tahun 2004 yang kemudian berkembang
menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) tahun 2006 serta yang
terakhir adalah kurikulum 2013 yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari
KBK dan disiapkan untuk generasi emas tahun 2045.
Kurikulum 2013 melandaskan argumen pada Menteri Pendidikan, Muhammad
Nuh (Kedaulatan Rakyat, 27 Desember 2013) dirancang untuk mendorong peserta
didik agar mampu lebih baik dalam melakukan observasi/mengamati, bertanya,
menalar, dan mengomunikasikan. Melalui pendekatan itu diharapkan peserta didik
memiliki kompetensi sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang jauh lebih baik.
Peserta didik dengan menggunakan kurikulum 2013 diharapkan akan lebih kreatif,
inovatif dan produktif, sehingga bisa sukses menghadapi berbagai persoalan dan
tantangan di zamannya dan mampu memasuki masa depan yang lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Apa pengertian dan bagaimana perkembangan Kurikulum 2013?
2. Bagaimana pelaksanaan Kurikulum Darurat?
3. Seperti apa hasil dari wawancara yang dilakukan antara mahasiswa dan guru
matematika SMA?

1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian dan perkembangan Kurikulum 2013.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan Kurikulum Darurat
3. Untuk melakukan wawancara guna mengetahui fakta pelaksanaan kurikulum 2013
dan penggunaan RPP di masa pandemi Covid-19.

1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis
Dengan adanya makalah ini dapat mengetahui pelaksanaan Kurikulum 2013 di
masa pandemi Covid-19.
2. Bagi Pembaca
Dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai pelaksanaan Kurikulum 2013 di masa pandemi Covid-19.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Perkembangan Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan
Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah untuk
menggantikan Kurikulum-2006 (yang sering disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk
dalam masa percobaanya pada tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi
sekolah rintisan.
Pada tahun ajaran 2013/2014, tepatnya sekitar pertengahan tahun 2013, Kurikulum
2013 diimpelementasikan secara terbatas pada sekolah perintis, yakni pada kelas I dan IV
untuk tingkat Sekolah Dasar, kelas VII untuk SMP, dan kelas X untuk jenjang
SMA/SMK, sedangkan pada tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas I, II,
IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X dan XI. Jumlah
sekolah yang menjadi sekolah perintis adalah sebanyak 6.326 sekolah tersebar di seluruh
provinsi di Indonesia.
Kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek
keterampilan, aspek sikap, dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam
materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan.
Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb.,
sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika.
Materi pelajaran tersebut (terutama Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam)
disesuaikan dengan materi pembelajaran standar Internasional (seperti PISA dan TIMSS)
sehingga pemerintah berharap dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri
dengan pendidikan di luar negeri.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, nomor
60 tahun 2014 tanggal 11 Desember 2014, pelaksanaan Kurikulum 2013 dihentikan dan
sekolah-sekolah untuk sementara kembali menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, kecuali bagi satuan pendidikan dasar dan menengah yang sudah
melaksanakannya selama 3 (tiga) semester, satuan pendidikan usia dini, dan satuan
pendidikan khusus. Penghentian tersebut bersifat sementara, paling lama sampai tahun
pelajaran 2019/2020.

2.2 Munculnya Kurikulum Darurat


Kurikulum darurat adalah salah satu pilihan yang bisa diambil satuan pendidikan yang
melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Kurikulum darurat diciptakan untuk
penyederhanaan kompetensi dasar selama pembelajaran jarak jauh. Penyederhanaan ini
akan mengurangi kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran. Sehingga, peserta didik
akan fokus kepada kompetensi yang esensial dan kompetensi yang menjadi prasyarat
untuk kelanjutan pembelajaran ke tingkat selanjutnya. Kurikulum darurat dikeluarkan
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk penyesuaian
kebijakan
3

pembelajaran di masa pandemi Covid-19.

Dalam hal ini, ada 2 hal yang akan dilakukan pemerintah, yaitu perluasan
pembelajaran tatap muka untuk zona kuning dan menerapkan kurikulum darurat (dalam
kondisi khusus). Pelaksanaan kurikulum berlaku sampai akhir tahun ajaran, meski kondisi
khusus atau pandemi sudah berakhir. Meski demikian, kurikulum darurat tidak wajib
pilih. Ada tiga opsi yang bisa dipilih sekolah, yaitu:
1. Tetap mengacu pada Kurikulum Nasional
2. Menggunakan kurikulum darurat; atau
3. Melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri.

Mendikbud berharap adanya kerjasama dengan semua pihak, baik guru, sekolah
ataupun orangtua. Orangtua juga diharapkan aktif berpartisipasidalam kegiatan proses
belajar mengajar di rumah. Guru diharapkan dapat terus meningkatkan kapasitas untuk
melakukan pembelajaran interaktif, dan sekolah dapat memfasilitasi kegiatan belajar
mengajar dengan metode paling tepat.

Berikut dampak yang akan ditimbulkan dari pelaksanaan kurikulum darurat:

1. Tersedia acuan kurikulum yang sederhana bagi guru. 

2. Beban mengajar guru berkurang. 

3. Guru dapat fokus pada pendidikan dan pembelajaran yang esensial dan kontekstual.

4. Siswa tidak dibebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum dan dapat
berfokus pada pendidikan dan pembelajaran yang esensial dan kontekstual. 

5. Orang tua lebih mudah mendampingi anaknya belajar di rumah

6. Kesejahteraan psikososial siswa, guru, dan orang tua meningkat.

Dengan adanya kurikulum darurat, Kemendikbud berharap dapat mempermudah


proses pembelajaran di masa pandemi.

2.3 Hasil Wawancara


2.3.1 Topik Wawancara
Pelaksanaan Kurikulum 2013 dan Penggunaan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) oleh Guru di Sekolah di Masa Pandemi Covid-19
2.3.2 Waktu dan Tempat Wawancara
Kegiatan dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Kamis, 27 Mei 2021
Pukul : 08.00 WIB – Selesai
Tempat : SMAK Untung Suropati, Sidoarjo, Jawa Timur
2.3.3 Laporan Hasil Wawancara
Narasumber : Drs. Hariyo Wikanadi
4
Pewawancara : Theresia Virta Ariesti
2.3.4 Hasil Wawancara
Sebelum melakukan wawancara, saya terlebih dahulu meminta izin kepada
narasumber melalui via chat Whatsapp mengenai ketersediaannya melakukan
wawancara bersama saya. Setelah narasumber menyetujui permintaan izin saya, saya
dan narasumber langsung menentukan jam, hari, dan tempat untuk melakukan
wawancara. Narasumber yang saya maksud bernama Drs. Hariyo Wikanadi atau yang
akrab dipanggil Pak Hariyo. Beliau merupakan salah satu guru SMAK Untung
Suropati yang mengajar di bidang Matematika, khususnya Matematika Wajib dan
telah mengajar selama hampir 33 tahun.
Berikut merupakan hasil wawancara saya dengan Pak Hariyo:
1. Apa kendala yang Bapak alami selama mengajar di masa pandemi ini?
Saya kira kegiatan pembelajaran yang dilakukan tidak ada masalah. Namun,
siswa tidak semua memahami materi yang diajarkan. Hal tersebut terjadi karena
terdapat proses pembelajaran dilakukan secara mandiri sehingga siswa hanya dapat
memahami materi secara singkat. Selain itu, kegiatan pembelajaran yang dilakukan
secara tatap maya menghabiskan data internet dan butuh biaya untuk membelinya
lagi. Dalam pembelajaran secara daringpun, siswa hanya dituntut dalam pekerjaan
saja, seperti mengerjakan tugas-tugas sehingga siswa jarang melakukan sesi diskusi
atau memberikan pertanyaan kepada guru.

2. Apa kurikulum yang Bapak gunakan dalam mengajar di situasi pandemi?


Dalam kegiatan pembelajaran masih menggunakan Kurikulum 2013
(Kurikulum Darurat), namun dengan menggunakan laptop dan handphone. Laptop
digunakan untuk Zoom meeting dan handphone digunakan untuk memberikan tugas
maupun ulangan melalui Google Classroom. Pada saat melakukan kegiatan
pembelajaran melalui Zoom, terdapat keterbatasan dalam menjelaskan pelajaran
karena terbatas oleh waktu sehingga kegiatan pembelajaran tatap maya dilakukan
selama 1 jam setiap 2x pertemuan lalu dilanjutkan melalui Google Classroom dengan
meng-upload materi-materi yang sedang/akan dipelajari secara mandiri. Jika siswa
memiliki pertanyaan bisa ditanyakan pada saat pertemuan selanjutnya.

3. Apa yang ditawarkan Kurikulum Darurat?


Dalam Kurikulum Darurat menawarkan pelaksanaan AKM (Asesmen
Kompetensi Minimum) yang belum dimengerti oleh siswa sama sekali karena berupa
soal-soal cerita yang memiliki 6 kriteria, seperti: pilihan ganda, pilihan ganda
kompleks, membuat soal benar/salah, menjodohkan, uraian, dan gabungan. Dalam
penilaian akhir tahun masih menggunakan Kurikulum 2013 dengan soal-soal yang
berubah disesuaikan dengan situasi pandemi.
4. Untuk masalah penggunaan RPP, apakah RPP yang Bapak susun bisa berjalan dengan
lancar atau tidak?
RPP yang Bapak susun bisa berjalan dengan lancar. RPP dari tahun ke tahun
bisa berubah tergantung Menteri Pendidikan. Untuk tahun 2021, Menteri mengajukan
pembuatan RPP 1 lembar namun tetap menggunakan aturan-aturan yang sudah ada,
5
mulai dari pendahuluan, inti, sampai dengan penutup yang kemudian disingkat
menjadi satu lembar. RPP 1 lembar hanya berupa data-data yang paling ringkas dan
langsung pada intinya dan tidak sampai mendetail seperti bentuk RPP yang lama.
Untuk satu RPP bisa digunakan untuk 5-7 kali pertemuan dalam satu materi.
6

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan
Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah untuk
menggantikan KTSP. Kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek
pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap, dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013,
terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi
yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia,
IPS, PPKn, dsb., sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika.
Kurikulum 2013 bisa dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran secara daring
melalui Kurikulum Darurat. Kurikulum darurat diciptakan untuk penyederhanaan
kompetensi dasar selama pembelajaran jarak jauh. Penyederhanaan ini akan
mengurangi kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran. Sehingga, peserta didik akan
fokus kepada kompetensi yang esensial dan kompetensi yang menjadi prasyarat untuk
kelanjutan pembelajaran ke tingkat selanjutnya. Dalam Kurikulum Darurat
dilaksanakan AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) berupa soal-soal cerita yang
memiliki 6 kriteria, seperti: pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, membuat soal
benar/salah, menjodohkan, uraian, dan gabungan.
Dalam kegiatan pembelajaran secara daring pasti terdapat kendala-kendala yang
dialami oleh guru dan para siswa, seperti pemahaman materi yang singkat, banyak
menghabiskan biaya, keterbatasan dalam mengajarkan pelajaran, dll. Namun, dalam
penggunaan RPP dapat berjalan dengan lancar sesuai RPP 1 lembar yang disusun
dengan menyertakan data-data dari materi yang akan diajarkan secara ringkas.

3.2 Saran
Saya berharap semoga makalah yang saya susun bisa berguna bagi banyak orang,
terutama yang ingin mengetahui mengenai pelaksanaan Kurikulum 2013 di masa
pandemic Covid-19. Dalam penyusunan makalah masih banyak kesalahan yang saya
lakukan dan mohon pemaklumannya. Oleh karena itu, saran dari pembaca sangat saya
harapkan dalam menyusun makalah selanjutnya.
7

Daftar Pustaka

Faris, Fitri Al. 2015. “KURIKULUM 2013 DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN
PROGRESSIVISME”. Dalam
(https://jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/download/12687/9122). Diakses pada 30 Mei
2021

Anonim. 2021. “Kurikulum 2013”. Dalam (https://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_2013). Diakses


pada 30 Mei 2021

Utami, Fajria Anindya. 2020. “Apa Itu Kurikulum Darurat?”. Dalam


(https://www.wartaekonomi.co.id/read299060/apa-itu-kurikulum-darurat?page=3). Diakses pada
30 Mei 2021
8

Anda mungkin juga menyukai