Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

Hakikat Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka

Mata Kuliah Telaah Kurikulum dan Buku Teks

Dosen pengampu: Indah Ika Ratnawati S,Pd. M,Pd

DISUSUN OLEH :

Ariska Dwi Widyawati (225010628)

Dewi Ratna Sari (225010644)

Safira Ayu Nadhila (225010634)

Kelas A

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas balikpapan

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................2
KATA PENGANTAR............................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................5
C. Tujuan..........................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................6
PEMBAHASAN.................................................................................................6
A. Pengertian Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka..........................6
1. Pengertian Kurikulum 2013...................................................................6
2. Pengertian Kurikulum Merdeka...........................................................7
B. Tujuan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka................................8
1. Tujuan Kurikulum 2013.........................................................................8
2. Tujuan Kurikulum Merdeka.................................................................9
C. Pengembangan Kurikulum......................................................................10
D. Landasan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka..........................12
1. Landasan Kurikulum 2013...................................................................12
2. Landasan kurikulum Merdeka............................................................16
BAB III..................................................................................................................20
PENUTUP.............................................................................................................20
A. Kesimpulan................................................................................................20
B. Saran..........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penyelesaian Makalah
"Hakikat Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka" ini bisa berjalan lancar.
Tidak lupa kami mengucapkan rasa terima kasih kepada Ibu Indah Ika Ratnawati,
S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Telaah Kurikulum dan Buku
Teks. Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-
teman yang telah aktif berkontribusi dalam menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiolinguistik
sekaligus memberikan ringkasan tentang “Hakikat Kurikulum 2013 dan
Kurikulum Merdeka” yang kami harapkan dapat membantu pembacanya untuk
lebih mengenali hakikat kurikulum. Kami juga berharap semoga makalah ini bisa
bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan pembaca tentang sejarah tersebut.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari nilai kesempurnaan,
oleh karena itu, kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan dalam
penyusunan kata. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan dari pembaca demi penulisan makalah yang lebih baik.

Balikpapan, 17 september 2023

Tim Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan kurikulum disebut-sebut menjadi salah satu penyebab berbagai
permasalahan di bidang pendidikan. Pasal 18 Pasal 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional diartikan sebagai “seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pembelajaran serta metode yang digunakan
sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu” akan menjadikan Masyarakat bingung jika mereka tidak
memahami secara mendalam dasar perkembangan dan perubahan. Kurikulum
sebagai rujukan utama untuk mencapai tujuan pendidikan secara umum sangatlah
penting dalam proses pendidikan (Departemen Pendidikan Nasional, 2002).

Kurikulum pendidikan di Indonesia terkadang mengalami perubahan dari


waktu ke waktu, perubahan tersebut umumnya didasarkan pada kebutuhan dan
menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan saat ini (Sapitri, 2022;
Herman dan Aisiah, 2022; Prianti, 2022). Peralihan kerikulum 2013 ke kurikulum
merdeka bukan disebabkan karena tidak tidak berhasilnya kurikulum 2013 di
sekolah, namun kurikulum merdeka merupakan kebijakan yang dikeluarkan
Pemerintah dalam rangka pemulihan pendidikan pada masa Covid-19. Langkah
ini dilakukan untuk mengatasi fenomena krisis pembelajaran dan kemunduran
keterampilan siswa akibat terhentinya proses pembelajaran tatap muka (learning
loss) (Fitriyah & Wardani, 2022; Nugroho & Narawaty, 2022; Qomariyah et al. ,
2022). Dasar hukum kurikulum merdeka tertuang dalam Kemendikbud ristek No.
56 tahun 2022 tentang pedoman penerapan kurikulum merdeka yang saat ini
masih diuji coba sekolah-sekolah sesuai tahapan pembelajaran yang dimaksud.

Setiap kurikulum memiliki tujuan dan pengembangan masing-masing,


untuk itu kami ingin memberikan penjelasan tentang perbedaan kurikulum 2013
dan kurikulum Merdeka agar dapat dijadikan pertimbangan pemerintah untuk
menggunakan kurikulum yang terbaik untuk kemajuan Bangsa Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1) Apa definisi dari Kurikulum 2013 dan kurikulum Merdeka
2) Apa saja tujuan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka
3) Bagaimana Pengembangan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka
4) Apa saja landasan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka

C. Tujuan
1) Untuk mengetahui apa itu Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka
2) Bertujuan agar memahami tujuan dari Kurikulum 2013 dan Kurikulum
Merdeka
3) Untuk mengetahui pengembangan Kurikulum 2013 dan Kurikulum
Merdeka
4) Bertujuan untuk memahami mengenai landasan Kurikulum 2013 dan
Kurikulum Merdeka
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka


1. Pengertian Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikukum berbasis kopetensi yang
pernah digagas dalam rintisan kurikulum berbasis kopetensi (BKB) 2004,
kurikulum ini merupakan salah satu kebijakan pemerintah dalam bidang
Pendidikan dimana sangat diharapkan untuk mampu menjawab tantangan dan
persoalan yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia di masa depan nanti.
Perubahan yang paling mendasar dari kurikulum 2013 dibandingkan dengan
kurikulum sebelumnya adalah adanya perubahan pada tingkat satuan Pendidikan
dimana suatu implementasi kurikulum dilakukan pada tingkat Pendidikan pertama
mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah
Menengah Atas (SMA). Pada kurikulum ini pembelajaran tidak hanya
menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi juga harus diikuti oleh tiga aspek,
yaitu aspek efektif, aspek psikomotorik, dan aspek efektif.
Kurikulum 2013 dirancang untuk meningkatkan dan Menyeimbangkan soft
skill dan hard skill, termasuk keseimbangan kemampuan, sikap, keterampilan dan
pengetahuan, serta dijalankan secara terpadu (Sagi Winoto, 2017). Kurikulum
2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi dan karakter secara terpadu
yang merupakanpenyempurnaan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) (Riana Nurmalasari dkk, 2015). Kurikulum 2013 merupakan bagian dari
strategi meningkatkan pencapaian pendidikan, (Said Darnius, 2016).
Pembelajaran kurikulum 2013 ini adalah sebuah pembelajaran yang sudah
tidak berpusat pada guru lagi, tetapi pada kurikulum ini semua aktivitas berpusat
pada siswa. Oleh karena itu, pada kurikulum 2013 sangat menuntut agar
pembelajaran dapat menjadi suatu aktivitas yang aktif dan mendidik dan
diharapkan juga bagi seorang guru agar menjadi fasilitator dalam pembelajaran
agar siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang kontekstuan dan juga nyata.
(Sinambela, 2017)

2. Pengertian Kurikulum Merdeka


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengubah
kurikulum 2013 menjadi kurikulum MBKM (Kampus Merdeka Belajar) pada
tahun 2019. Konsep MBKM terdiri dari dua konsep yaitu “merdeka belajar” dan
“kampus merdeka”. Merdeka belajar adalah kebebasan berpikir dan kebebasan
berinovasi (Ainia, 2020). Sementara itu, kampus merdeka merupakan kelanjutan
dari program merdeka belajar untuk perguruan tinggi. Reformasi pendidikan
melalui kebijakan belajar mandiri merupakan salah satu langkah mewujudkan
SDM Indonesia berkualitas dengan profil pelajar Pancasila (Kemdikbud, 2021)

Kurikulum Merdeka Belajar adalah salah satu bentuk kemerdekaan dalam


berpikir, yang mana dalan kurikulum ini guru merupakan salah satu tonggak yang
paling penting artinya seorang guru memiliki peran untuk menunjang
keberhasilan dalam Pendidikan. Pada konsep kurikulum Merdeka belajar ini lebih
mengarah pada literasi, kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta
penguasaan di bidang teknologi. Pada konsep kurikulum ini siswa dituntut untuk
mandiri dalam memperoleh ilmu yang baik dalam pendiikan formal maupun non
formal, kebebasan yang diterapkan ini mampu memberikan peluang kepada
semua peserta didik untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya.

Kurikulum merdeka ialah kurikulum yang mengutamakan peningkatan


karakter dibandingkan pengembangan kemampuan emosional, kognitif, dan
psikomotorik (Mery et al., 2022). Bentuk pembelajaran pada kurikulum merdeka
terbagi menjadi dua kegiatan yaitu kegiatan intrakurikuler berdasarkan CP setiap
pembelajaran, dan kegiatan Proyek Penguatan profil pelajar Pancasila yang dinilai
berdasarkan SKL yang harus dimiliki peserta didik Kurikulum merdeka
mengutamakan output belajar peserta didik berdasarkan pada Profil Pelajar
Pancasila.
Kurikulum tersebut merupakan kelanjutan dari prototipe kurikulum yang
diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadeem Anwar Makarim.
Dalam kurikulum ini, satuan pendidikan masih dapat memilih kurikulum mana
yang akan digunakannya Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat, dan Kurikulum
Merdeka adalah 3 pilihan kurikulum yang telah ditentukan dan harus dipilih oleh
setiap satuan pendidikan. Kurikulum belajar diberlakukan oleh seluruh tingkat
satuan Pendidikan, Peguruan Tinggi juga menerapkan kurikulum Merdeka belajar
yang juga sering disebut dengan julukan kampus Merdeka sehingga penerapan
kurikulum Merdeka belajar dapat digunakan secara merata di seluruh instansi
Pendidikan termasuk di perguruan tinggi. (Manalu et al., 2022). konsep merdeka
belajar sejalan dengan cita-cita Ki Hajar Dewantara yang berfokus pada
kebebasan untuk belajar secara kreatif dan mandiri, sehingga membantu
terciptanya karakter jiwa merdeka. Hal ini dikarenakan siswa dan guru dapat
mengeksplorasi pengetahuan dari sekitarnya.

B. Tujuan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka


1. Tujuan Kurikulum 2013
Tujuan dari kurikulum 2013 adalah untuk meningkatkan ingin tahuan
seorang siswa dan mendorong siswa agar aktif. Pada kurikulum baru ini siswa
tidak lagi pada posisi sebagai objek melainkan sebagai subjek yang turut ikut
untuk mengembangkan tema yang telah ada dan dengan adanya perkembangan ini
maka standar dari suatu Pendidikan juga akan ikut berubah.
Selain itu, kurikulum 2013 mewujudkan desain dan pemikiraan sebagai
bentuk suatu proses pembelajaran. Tujuan lainnya adalah selama proses
pembelajaran ini haruslah memberikan kesempatan yang sangat luas bagi siswa
untuk mengembangkan potensinya dan menjadikannya sebagai suatu hasil
pembelajaran yang setingkat atau lebih tinggi. (Amelia, 2021). Dalam tujuan
kurikulum 2013 siswa di tuntut untuk dapat berpikir kreatif, inovatif, cepat serta
tanggap dan selain itu dalam kurikulum 2013 siswa dilatih untuk menumbuhkan
keberanian dan kepercayaan dirinya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tujuan kurikulum 2013
adalah:
Dapat membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia model pembangunan
bangsa dan negara Indonesia serta meningkatkan persaingan yang sehat antar
satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai Karena sekolah
mempunyai kebebasan Merumuskan Kurikulum 2013 berdasarkan kondisi satuan
Pendidikan, kebutuhan peserta didik dan potensi daerah.

2. Tujuan Kurikulum Merdeka


Pendidikan saat ini adalah pendidikan dengan menggunakan kurikulum
2013 dan kurikulum Merdeka belajar Kampus Merdeka (MBKM). Tujuan dari
kurikulum ini adalah untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia dan
meningkatkan kualitas pendidikan. Tidak hanya itu, pendidikan yang tersedia
pada kurikulum ini berkisar dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Oleh
karena itu, agar program-program ini berhasil, diperlukan peran di semua
tingkatan.

Kelanjutan dari kebijakan Merdeka belajar adalah kampus merdeka.


Kampus Merdeka Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasah
kemampuan sesuai bakat dan minat melalui praktik langsung ke dunia kerja
sebagai persiapan karier di masa mendatang. Tujuan MBKM adalah menyajikan
proses pembelajaran secara jelas Otonomi dan fleksibilitas di PT memberikan
budaya belajar yang inovatif dan Merdeka Melaksanakan hak belajar menurut
metode berdasarkan kebutuhan siswa Berdasarkan kehidupan, berdasarkan
kemampuan, dan meningkatkan kemampuan secara interdisipliner. Pembelajaran
siswa mengedepankan hak belajar sesuai minat dan potensi siswa Menjadi lulusan
yang kompetitif, individual, berwawasan luas dan berkemampuan pengalaman
yang mempersiapkan mahasiswa menjadi lulusan yang sesuai dengan profil
lulusan, dan Menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu memenuhi
kebutuhan abad 21 dan perkembangan zaman industri.
Merdeka Belajar bertujuan menjadikan pembelajaran lebih bermakna.
Secara keseluruhan program ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan program
yang sudah berjalan, tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki sistem yang
sudah ada. Merdeka Belajar yang digagas Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan memberikan proses pembelajaran yang lebih sederhana untuk
mengurangi keterlambatan dalam belajar. Penyederhanaan pelaksanaan
pembelajaran tersebut seperti: (1) RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
yang disusun guru tidak perlu berbelit-belit seperti dulu, (2) sistem zonasi
penerimaan siswa baru yang sudah banyak diterapkan. tahun masih dilaksanakan,
namun pelaksanaannya lebih fleksibel, (3) Mulai tahun 2021, ujian nasional yang
selama ini selalu membebani pelaku pembelajaran digantikan dengan asesmen
kompetensi minimal dan survei kepribadian, (4) Sekolah Berstandar Nasional
Ujian (USBN) dipindahkan ke asesmen berkelanjutan seperti portofolio (tugas
kelompok, karya tulis, praktikum, dan sebagainya) (Adit, 2019).

Kurikulum Merdeka ini diterapkan dengan tujuan untuk melatih


kemerdekaan dalam berpikir. Berikut tujuan lainnya dari kurikulum Merdeka.

a) Menciptakan Pendidikan yang menyenagkan


b) Mengejar ketertinggalan pembelajaran
c) Mengembangkan potensi siswa
d) Mengurangi beban akademik siswa sehingga memiliki waktu untuk
menggali minat dan bakat yang terpendam.
e) Mendorong guru untuk lebih kreatif dan juga inovatif
f) Membentuk siswa menjadi pribadi yang mandiri, kritis, dan memiliki
kepekaan sosial yang baik.

C. Pengembangan Kurikulum
Dunia pendidikan selalu mengembangkan kurikulum berdasarkan
kebutuhan perkembangan teknologi dan dinamika kependudukan di lembaga
pendidikan. Pengembangan kurikulum seringkali dilakukan oleh pemerintah dan
sekolah yang ingin meningkatkan kualitas lembaga pendidikan itu sendiri. Saat
mengembangkan suatu kurikulum, hal pertama yang harus dipertimbangkan
adalah terminologi kurikulum itu sendiri.

Suparlan berpendapat bahwa pengembangan kurikulum adalah proses


perencanaan dan penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum, serta
kegiatan yang dilakukan untuk menjadikan kurikulum akhir sebagai bahan ajar
dan acuan untuk mencapai tujuan pendidikan. Sementara itu, Nana Syaodih
Sukmadinata berpendapat, “Pengembangan kurikulum merupakan perencana,
pelaksana, evaluator dan pengembang kurikulum yang sebenarnya. Kurikulum
harus memberikan landasan, isi dan menjadi pedoman bagi pengembang
kemampuan. Pengembangan kurikulum merupakan suatu istilah komprehensif
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan kurikulum
adalah langkah pertama dalam membangun kurikulum ketika pemimpin
kurikulum menciptakan, membuat keputusan, dan mengambil tindakan untuk
membuat rencana yang akan digunakan oleh guru dan siswa.

Dapat disimpulkan bahwa pengembangan kurikulum adalah proses


memaksimalkan pelaksanaan kurikulum dengan mencapai tujuan pembelajaran
yang tercantum dalam kurikulum yang ditetapkan pemerintah setelah
dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Biasanya pengembangan kurikulum ini
adalah proses pembaruan kurikulum setelah dilakukan evaluasi kurikulum setelah
dilaksanakan, bisa saja dilakukan atas kebijakan pemerintah dan juga dapat
dilakukan oleh pihak sekolah bersama dengan guru dalam mendukung
optimalisasi pelaksanaan kurikulum pendidikan di sekolah dan luar sekolah
terhadap perkembangan anak didik. Pengembangan kurikulum berlangsung dalam
empat tahap, yaitu:

1) Penyusunan kurikulum di lingkungan internal Kementerian Pendidikan


dan Kebudayaan melibatkan beberapa hal para ahli dari berbagai disiplin
ilmu dan praktisi pendidikan.
2) Mempresentasikan kurikulum 2013 dengan wakil presiden sebagai ketua
komite pendidikan yang dilakukan pada tanggal 13 November 2012 dan di
hadapan Komisi DPR RI pada tanggal 22 November 2012.
3) Pelaksanaan uji publik guna mendapatkan tanggapan dari berbagai elemen
masyarakat.
4) Penyempurnaan dilakukan selanjutnya menjadi kurikulum 2013

Proses kurikulum memiliki 3 tahap pengembangan dan ketiganya tidak


dapat dipisahkan, yaitu desain, implementasi, dan evaluasi. Pengembangan ini
dilakukan melalui proses yang tiada henti antara berbagai komponen, yaitu
orientations, development, implementation, dan evolution. Sukmadinata,
menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum dilakukan memalui beberapa
langkah : 1) Identifikasi kebutuhan pendidikan. 2) Analisis dan pengukuran
kebutuhan. 3) Penyusun desain Kurikulum. 4) Validasi kurikulum. 5)
Implementasi kurikulum. 6) Evaluasi kurikulum.

Prinsip pengembangan kurikulum

 Kurikulum lebih dari sekedar daftar mata pelajaran karena Pelajaran


hanyalah sumber belajar untuk memperoleh keterampilan.
 kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang telah
ditetapkan satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program
pendidikan.
 Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi

D. Landasan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka


1. Landasan Kurikulum 2013
a) Landasan yuridis

Pengembangan Kurikulum 2013 yang mengacu pada RPJMN 2014 bidang


pendidikan Terdapat perubahan metode pembelajaran dan struktur kurikulum.
Menginstruksikan Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2010 tentang Percepatan
Penyelenggaraan Prioritas Pembangunan Nasional pada Peningkatan Kurikulum
dan Pembelajaran Aktif berlandaskan nilai-nilai budaya nasional untuk
membentuk daya saing Bangsa. kurikulum ini dikembangkan berdasarkan tujuan
pendidikan nasional, Objektif Pendidikan nasional diatur dalam UUD 1945.
Selanjutnya, dijelaskan ke dalam berbagai undang-undang, seperti undang-undang
sistem Pendidikan nasional dan peraturan perundang-undangan lainnya yang
berkaitan dengan pendidikan. Landasan yuridis kurikulum 2013, antara lain:

 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
 Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan dalam
Rencana Pembangnan Jangka Menengah Nasional
 Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Landasan yuridis kurikulum tersebut adalah Pancasila dan UUD 1945,


Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar dan Peraturan
Nasional Pendidikan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Selain itu pengembangan kurikulum 2013
diamanatkan oleh Rencana Pendidikan Menengah Nasional (RJPMN). Landasan
yuridis pengembangan kurikulum 2013 lainnya adalah Instruksi Presiden
Republik Indonesia tahun 2010 Tentang Pendidikan Karakter, Pembelajaran Aktif
dan Pendidikan Kewirausahaan.

b) Landasan filosofis
Sebagai suatu landasan dasar, filsafat memegang peranan penting dalam
proses pengembangan kurikulum. Ada empat fungsi filsafat dalam proses
pengembangan kurikulum. Pertama, filsafat dapat menentukan arah dan tujuan
pendidikan. Dengan Filsafat sebagai suatu pandangan hidup atau suatu sistem
nilai, maka dapat ditentukan apa yang hendaknya diusungnya Dimana siswa yang
kita didik Kedua, filsafat dapat menentukan isi atau materinya Pembelajaran yang
harus diberikan harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Ketiga, filsafat
dapat mengidentifikasi strategi atau cara untuk mencapai tujuan. Filsafat sebagai
sistem nilai yang mungkin digunakan sebagai pedoman dalam merancang
kegiatan pembelajaran. Keempat, melalui filsafat dapat ditentukan bagaimana
menentukan kriteria keberhasilan proses Pendidikan.

landasan filosofis dimaksudkan, pentingnya filsafat dalam pengembangan


kurikulum lembaga pendidikan. Pendidikan didasarkan pada interaksi antar
manusia, khususnya antara pendidik dan peserta didik untuk mencapai tujuan
Pendidikan dalam interaksi ini banyak muncul pertanyaan mendasar, seperti apa
yang sedang terjadi apa tujuan pendidikan, siapa pendidik dan peserta didik, apa
isi pendidikan dan bagaimana caranya. proses pendidikan interaktif. Pertanyaan-
pertanyaan ini menuntut jawaban yang mendasar dan esensial, khususnya jawaban
filosofis. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka pengembangan
kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa kini,
dan kehidupan bangsa di masa mendatang.Pendidikan berakar pada budaya
bangsa. Proses pendidikan adalah suatu proses pengembangan potensi peserta
didik sehingga mereka mampu menjadi pewaris dan pengembang budaya bangsa.

Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, dilakukan


pengembangan kurikulum harus bersumber dari kebudayaan nasional, kehidupan
berbangsa saat ini, dan kehidupan berbangsa dimasa mendatang Pendidikan
bersumber dari kebudayaan nasional. Proses pendidikan adalah satu proses
pengembangan potensi peserta didik agar dapat menjadi ahli waris dan
pengembang kebudayaan nasional. Filosofis Pancasila dapat memberikan
berbagai prinsip dasar dalam melakukan Pembangunan Pendidikan. Filosofis
Pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta
didik, dan Masyarakat.

c) Landasan teoritis

kurikulum 2013 dibangun berdasarkan teori “pendidikan berlandaskan standar”


(pendidikan berbasis standar) dan teori kurikulum berbasis kompetensi.
Pendidikan berbasis standar menetapkan standar nasional Kualitas minimum
warga negara dibagi menjadi standar isi, standar proses, Standar kompetensi
kelulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, serta standar fasilitas dan
infrastruktur, standar manajemen, standar keuangan, dan standar penilaian
pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk membekali peserta
didik dengan pengalaman belajar seluas-luasnya dengan mengembangkan
perilaku, pengetahuan, keterampilan dan tindakan. kurikulum 2013 memenuhi
dikembangkan menjadi kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas dan masyarakat;
Dan membimbing pengalaman belajar siswa (kurikulum) yang sesuai dengan
konteks keadaan, ciri-ciri dan kemampuan awal siswa. Pengalaman belajar
kehidupan nyata Individu peserta didik menjadi hasil belajarnya sendiri, sekaligus
hasil belajar Semua siswa menjadi hasil dari kurikulum.

Kurikulum dapat dikembangkan atas dasar dari teori Pendidikan yang


berdasarkan pada standar dan juga berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan
standar adalah Pendidikan yang mana berdasarkan pada standar nasional yang
menetapkan sebagai minimal hasil belajar yang berlaku untuk setiap kurikulum,
standar kualitas nasional juga dinyatakan sebagai standar kompetensi lulusan.
SKL ini mencangkup pada sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagimana
tercantum dalam PP Nomor 19 tahun 2005.

d) Landasan empiris

Kemajuan sering kali berubah di beberapa sektor yang ada di Indonesia,


namun dibeberapa sektor lain terutama di pendidikan Indonesia tetap tinggal
ditempat atau bahkan mundur. Hal yang seperti ini menunjukan bahwa perlunya
adanya perubahan orientasi kurikuulum dengan tidak membebani peserta didik
melalui konten, namun pada aspek ensensialyang diperlukan oleh semua warga
yang berperan untuk membangun negara pada masa mendatang.

Dalam sebuah sistem pendidikan kurikulum memiliki sifat dinamis serta


akan selalu melakukan perubahan dan juga pengembangan. Namun perubahan
dan pengembangan ini harus dilakukan secara terarah dan tidak hanya asal-asalan.
Kurikulum ini juga menuntut agar mampu membentuk warga indonesia terutama
para peserta didik agar mampu menyeimbangkan kebutuhan individu dan
masyarakat.

Pengembangan kurikulum harus memperhatikan data empiris dan


mengantisipasi berbagai persoalan tersebut agar materi kurikulum tertata dengan
baik Dikembangkan sesuai dengan setiap tahap perkembangan anak, dapat
dipahami oleh guru dan anak, serta tidak terpengaruh oleh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, tuntutan zaman, kondisi kekinian dan lain-lain.
Selain itu, dapat diimplementasikan oleh pendidik dan tenaga kependidikan sesuai
harapan. Antisipasi dilakukan dalam proses pengembangan kurikulum dan
penyiapan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dari segi substansi,
metodologi pembelajaran, penilaian, dan manajemennya

e) Landasan konseptual

Secara konseptual, kurikulum ini dikembangkan dengan memperhatikan


prinsip-prinsip relavansi. Prinsip ini merupakan prinsip dasar yang paling
mendasar dari suatu kurikulum. Prinsip ini juga dapat dianggap sebagai jiwa dari
sebuah kurikulum. Artinya jika prinsip ini tidak dipatuhi dalam suatu program
maka program tersebut tidak ada maknanya lagi dan program tersebut akan
kehilangan segala maknanya.

Dalam landasan konseptual yang mesti diperhatikan yang pertama adalah


relevansi pendidikan (link and match). Kedua, kurikulum berbasis kompetensi,
dan karakter. Ketiga, pembelajaran kontekstual (contextual teaching and
learning). Keempat, pembelajaran aktif (student active learning). Kelima,
penilaian yang valid, utuh, dan menyeluruh.

2. Landasan kurikulum Merdeka


Dengan menyusun naskah akademik atau penelitian ilmiah untuk
kurikulum merdeka atau kurikulum pemulihan akademik, pemerintah dalam hal
ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjelaskan dasar-dasar
pengembangan kurikulum Merdeka Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
didasarkan pada perspektif kebijakan nasional di bidang pendidikan yang tertuang
sebagai berikut:

A. Perubahan Struktur Kurikulum

Dasar pengembangan kurikulum merdeka terletak pada perubahan struktur


kurikulum tergantung pada jenjang dan jenis pendidikan. Pada alinea keempat
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
disebutkan dengan jelas tujuan nasional bangsa Indonesia, yaitu memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai
tujuan tersebut, pemerintah mengupayakan dan menyelenggarakan sistem
pendidikan nasional yang bertujuan untuk memantapkan keimanan dan ketakwaan
serta keluhuran budi pekerti, sebagaimana diatur dalam Pasal 31 Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Tahun 1945. Selain itu,
pemerintah juga memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tegas
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa demi kemajuan
peradaban dan kesejahteraan umat manusia, sebagaimana diatur dalam Pasal 31
ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. .

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat setiap
tahunnya, pemerintah harus selalu memperbarui sistem pendidikan nasional,
termasuk menyesuaikan kurikulum sebagai “inti” pendidikan.

b) UU No. 20, 2003 Sistem Pendidikan Nasional


Landasan kedua untuk mengembangkan kurikulum merdeka adalah UU
No. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan


pembelajaran, isi dan bahan serta metode yang digunakan sebagai pedoman
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu, sebagaimana tercantum dalam ketentuan umum
Undang-undang No. 20 tahun 2003 Pengembangan program dilaksanakan
berdasarkan standar nasional pendidikan, sebagaimana diatur dalam Pasal 35 ayat
(2) dan Pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 tanggal 20 Tahun 2003

Program pembelajaran pada semua jenjang dan jenis pendidikan dibangun


berdasarkan prinsip diversifikasi berdasarkan satuan pendidikan, potensi daerah
dan peserta didik, sebagaimana diatur dalam Pasal 36 ayat (2), UU Nomor
Desember 2014/TT-BTC. 20 tahun 2003 3. Nomor PP. 57 Tahun 2021 SNP (PP
Nomor 4 Tahun 2022

c) Nomor PP. 57 Tahun 2021 SNP (PP Nomor 4 Tahun 2022)

Landasan ketiga untuk mengembangkan kurikulum merdeka adalah


regulasi pemerintah digital. Perpres 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional
Pendidikan diubah sesuai PP Nomor 4 Tahun 2022

Standar nasional pendidikan ditingkatkan secara terencana, terarah, dan


berkesinambungan untuk meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan
perubahan kebutuhan kehidupan lokal, nasional, dan global, sesuai dengan Pasal 3
ayat (3) PP Nomor 57 Pasal 21. Oleh karena itu, kurikulum yang ada saat ini
dapat disesuaikan berdasarkan perubahan standar nasional pendidikan yang
menjadi tolak ukur pengembangan kurikulum Pengajaran. Standar nasional
pendidikan menjadi acuan dasar pembangunan, antara lain standar kompetensi
lulusan, standar isi, dan standar proses; dan standar penilaian pendidikan.

d) RPJPN 2005-2025
Landasan kurikulum merdeka yang keempat adalah RPJPN atau Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025. Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
2005-2025 menjadi dasar penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali.

RPJMN merupakan pedoman bagi kementerian/lembaga dalam


penyusunan rencana strategis kementerian dan lembaga (Renstra-K/L) dan
menjadi dasar pertimbangan otoritas daerah dalam menyusun dan menyesuaikan
rencana pembangunan daerah di negaranya masing-masing untuk mencapai tujuan
nasional.

e) Renstra Kemendikbud Tahun 2020-2024

Landasan Pengembangan Kurikulum Merdeka yang keenam adalah


Renstra Kemendikbud atau Rencana strategis Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Tahun 2020-2024. Dituang pada Permendikbud No. 22 Tahun 2020

Arah kebijakan dan strategi pendidikan dan kebudayaan pada kurun waktu
2020-2024 dalam rangka mendukung pencapaian 9 Agenda Prioritas
Pembangunan (Nawacita Kedua). Dan tujuan Kemendikbud melalui Kebijakan
Merdeka Belajar yang bercita-cita menghadirkan pendidikan bermutu tinggi bagi
semua rakyat Indonesia, yang dicirikan oleh:

 Angka partisipasi yang tinggi di seluruh jenjang pendidikan,


 Hasil pembelajaran berkualitas, dan
 Mutu pendidikan yang merata baik secara geografis maupun status sosial
ekonomi.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berbasis kompetensi yang pernah
digagas dalam rintisan Kurikulum Berbasis Kompetisi (BKB) 2004, kurikulum ini
merupakan salah satu kebijakan yang diberikan oleh pemerintah dalam bidang
Pendidikan yang diharapkan mampu menjawab tantangan dan persoalan yang
akan dihadapi oleh bangsa Indonesia di masa depan nanti. Perubahan yang paling
mendasar pada kurikulum ini dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya adalah
adanya perubahan pada tingkat Pendidikan. Oleh sebab itu, pada kurikulum 2013
sangat menuntut agar pembelajaran dapat menjadi suatu aktivitas yang aktif dan
mendidik sangat diharapkan juga untuk seorang guru dapat menyelesaikan
permasalahan.

Reformasi Pendidikan melalui kebijakan belajar belajar mandiri merupakan


salah satu langkah untuk mewujudkan SDM Indonesia yang berkualitas dengan
profil pembelajaran Pancasila (Kemdikbud, 2021) Kurikulum Merdeka adalah
salah satu bentuk kemerdekaan dalam berpikir, yang mana guru merupakan salah
satu tonggak yang paling penting artinya sebagai penunjang keberhasilan dalam
Pendidikan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan kurikulum adalah untuk


membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia untuk Pembangunan bangsa
dan negara Indonesia serta meningkatkan persaingan yang sehat antar satuan
Pendidikan. Dan tujuan Kemidikbud melalui Kurikulum Merdeka Belajar
memiliki cita-cita untuk menghadirkan subuah bentuk Pendidikan bermutu tinggi
bagi rakyat Indonesia, yang bercirikan pada :

a. Angka partisipan yang tinggi di seluruh jenjang Pendidikan


b. Hasil pembelajaran yang berkualitas
c. Mutu Pendidikan yang baik dan merata baik secara geogragis maupun
sosial ekonomi.

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis dan
sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan
evaluasi untuk penulis ke depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan makalah
yang bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA

Nim, N., Matkul, P., Penerbit, P., & Sma, G. (2009). Telaah kurikulum dan buku
teks geografi. December.

Hasbi, R. P., & Mahmudah, F. N. (2020). Pengembangan kurikulum sekolah.


Nidhomul Haq: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 5(2), 1–6.
https://pdfs.semanticscholar.org/9529/99dc3da758eb9545674a4ea8586ce543
1ba3.pdf

Firdaus, H., Laensadi, A. M., Matvayodha, G., Siagian, F. N., & Hasanah, I. A.
(2022). Analisis Evaluasi Program Kurikulum 2013 dan Kurikulum
Merdeka. Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 4(4), 686–692.
https://core.ac.uk/download/pdf/322599509.pdf

Vhalery, R., Setyastanto, A. M., & Leksono, A. W. (2022). Kurikulum Merdeka


Belajar Kampus Merdeka: Sebuah Kajian Literatur. Research and
Development Journal of Education, 8(1), 185.
https://doi.org/10.30998/rdje.v8i1.11718

Prasetyo, A. R., & Hamami, T. (2020). Prinsip-prinsip dalam Pengembangan


Kurikulum. Palapa, 8(1), 42–55. https://doi.org/10.36088/palapa.v8i1.692

Kurniasih. (2013). Perubahan Kurikulum 2013. 53(9), 1689–1699.


https://eprints.umm.ac.id/35635/3/jiptummpp-gdl-tuijatinan-49338-3-
babii.pdf

Sinambela, P. N. josip M. (2013). Kurikulum 2013 , Guru , Siswa , Afektif ,


Psikomotorik , Kognitif. E-Journal Universitas Negeri Medan, 6, 17–29.
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gk/article/view/7085/6067

Manalu, J. B., Sitohang, P., Heriwati, N., & Turnip, H. (2022). Prosiding
Pendidikan Dasar Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kurikulum
Merdeka Belajar. Mahesa Centre Research, 1(1), 80–86.
https://doi.org/10.34007/ppd.v1i1.174

Aziz, R. (2016). Kerangka Dasar Dalam Pengembangan Kurikulum 2013. Jurnal


Inspiratif Pendidikan, 5(2), 286–292.
file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/3483-Article%20Text-7437-1-10-
20170924%20(2).pdf

Amelia, V. (2021). Dampak Kurikulum 2013 Bagi Pendidik dan Peserta Didik.
Pendidikan Agama Islam, 1(1), 1–6. http://eprints.umsida.ac.id/8290/1/14-
Viona%20Amelia-182071200013.pdf

Sari, A. (2022). Teori Kurikulum Merdeka. 10–28.

Anda mungkin juga menyukai