Anda di halaman 1dari 12

POLEMIK PERGANTIAN KURIKULUM 2013 KE KURIKULUM

MERDEKA

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas


Leadership Improvement Training

Disusun oleh:
KELOMPOK II
Anita Safitri
Faliya Dien Marham
Fikri Gilang Kirana
Neng Wulan
Raihan Miftahul Khoer
Winda Hafsari
Yusep Umbaran

LEADERSHIP IMPROVEMENT TRAINING


UNIVERSITAS PERSATUAN ISLAM
BANDUNG/GARUT 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan alam semesta dengan semua
makhluk-makhluk ciptaannya yang beragam, semua benda yang ditujukan untuk tunduk
kepada-Nya, haturkan rasa syukur atas qudrah dan iradah-Nya, sehingga penulis bisa
menyelesaikan makalah dalam rangka memenuhi tugas Leadership Improvement Training
tahun 2023.

Di sini penulis mengambil sebuah judul makalah “Polemik Pergantian Kurikulum


2013 Ke Kurikulum Merdeka” yang akan membahas seputar perbedaan sikap dari
pergantian kurikulum pembelajaran 2013 kepada Kurikulum Merdeka.

Dengan ini, para penulis ucapkan Jazakumullah Khairan Katsiran kepada rekan-
rekan dan juga kepada panitia dan pembimbing yang telah mengarahkan tanpa lelah
sampai akhir, sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan lancar.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, tapi dengan
sedikitnya pembahasan di dalam tidak hanya menjadikan sebagai syarat tugas LIT, tetapi
juga bisa menjadi manfaat bagi orang-orang yang membacanya.

Bandung, 06 Maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4

1. Latar Belakang Masalah..........................................................................................4


1.1 Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.2 Tujuan penulisan................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................6

1. Konsep Kurikulum...................................................................................................6
2. Pentingnya Kurikulum.............................................................................................7
3. Dampak Pergantian Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka Terhadap Kualitas
Pendidikan...............................................................................................................8

BAB III PENUTUP.............................................................................................................12

1. Kesimpulan..............................................................................................................12

2. Saran........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Pendidikan bermutu adalah pendidikan yang menyediakan dan memajukan
kebutuhan fisik dan mental setiap siswa tanpa menilai seseorang atau siswa memiliki
kemampuan yang sama. pada penelitian yang sudah dilakukan oleh (suartiningsih, 2021) ia
mengemukakan bahwa pendidikan yang berpusat pada siswa lebih menekankan
aspek proses bagaimana siswa belajar dan efek dari proses belajar tersebut bagi
perkembangan siswa itu sendiri melibatkan keaktifan siswa, baik aktivitas fisik
maupun aktivitas mental dan berfokus pada siswa, yang berdasarkan pada pengalaman
keseharian.
Pendidikan tidak dapat dilaksanakan tanpa kurikulum. Kurikulum menjadi bagian
integral dari proses pendidikan (Insani, 2019). Sederhananya, kurikulum menjadi pedoman
dalam pelaksanaan pendidikan. Dikatakan demikian, karena kurikulum menjadi dasar
pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah. Sudah barang tentu, tidak ada proses
pembelajaran tanpa kurikulum. Mau ke mana arah pendidikan di Indonesia jika kurikulum
tidak ada. (Wahyuni,. 2015),
Indonesia sudah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum. Menurut Suparlan
(2012), kurikulum pertama Indonesia adalah Rencana Pelajaran 1947. Ketika itu, istilah
kurikulum belum digunakan. Kemudian, Rencana Pelajaran 1947 ini dirubah menjadi
Rencana Pelajaran 1950. Selanjutnya diganti dengan Rencana Pelajaran 1958. Rencana
pelajaran ini kemudian direvisi menjadi Rencana Pelajaran 1964. Setelah itu rencana
pelajaran ini diganti menjadi Kurikulum 1968. Sejak inilah istilah rencana pelajaran yang
sudah digunakan selama bertahun-tahun berganti nama menjadi kurikulum.Kemudian,
kurikulum ini dirubah lagi menjadi Kurikulum 1975. Selanjutnya, Kurikulum 1984,
Kurikulum 1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 dan terakhir Kurikulum 2013.
Perubahan kurikulum juga merupakan akibat dari perkembangan masyarakat kita
tidak ingin membangun generasi yang terpisah dengan perkembanganmasyarakatnya. Kita
mendidik generasi yang akan hidup di zaman yang berbedadengan kita. Kita
mendewasakan mereka melalui pendidikan yang tidak usang yangmuatannya tertuang di

4
dalam kurikulum (Sukmadinata, 2012). Dalam suatu sistimpendidikan, kurikulum itu
sifatnya dinamis serta harus selalu dilakukan perubahandan pengembangan, agar dapat
mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. (Mulyasa, 2013). Perubahan kurikulum
pendidikan suatu negara biasanya diprakarsai oleh kementerian pendidikan. Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh mengatakan akan konsisten dan terus maju
dengan rencana implementasi kurikulum2013 meskipun kritik dan protes datang bertubi-
tubi dari berbagai kalangan. Umumnya kritik-kritik tersebut datang dari guru, edukator dan
pemerhati pendidikan. Menurut Muhammad Nuh, mutu pendidikan Indonesia akan terus
memburuk kalau kurikulum baru ini tidak dilaksanakan. Dengan mengatakan “masa depan
negeri ini tergantung kepada kurikulum 2013” (Saragih, 2013).
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimaana konsep kurikulum?
b. Seberapa pentingnya kurikulum bagi kualitas Pendidikan?
c. Bagimana dampak pergantian kurikulum 2013 ke kurikulum merdeka terhadap
kualitas Pendidikan?
3. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui bagaimaana konsep kurikulum
b. Untuk mengetahui seberapa pentingnya kurikulum bagi kualitas Pendidikan
c. Untuk mengetahui Bagimana dampak pergantian kurikulum 2013 ke kurikulum
merdeka terhadap kualitas Pendidikan

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Konsep Dasar Kurikulum

Konsep dasar dari kurikulum sebenarnya alat untuk mencapai tujuan pendidikan
sekaligus digunakan sebagai pedoman untuk bisa melakukan proses pembelajaran
mengajar dengan berbagai macam jenis dan tingkat pendidikan.

Secara historis kurikulum diartikan sebagai alat yang membawa orang dari start
menuju finish. (Webster, 1856). Pengertian dari kurikulum ini terus berkembang dengan
perkembangan teori dan praktik pendidikan. Pada pandangan lama kurikulum juga bisa
dikatakan sebagai mata pelajaran yang harus disampaikan oleh guru dan dapat dipelajari
oleh seluruh siswa.

Ada beberapa teori yang mengatakan bahwa kurikulum bukan hanya sekedar
kegiatan yang direncanakan tetapi berbagai macam peristiwa yang terjadi di bawah
pengawasan sekolah. Berikut ini beberapa pengertian kurikulum menurut para ahli :
Kurikulum adalah mata pelajaran. (John Franklin Bobbit, 1918). Kurikulum merupakan
pengalaman anak yang berada di bawah pengawasan guru. (Caswell dan Campbell, 1935).
Kurikulum terdiri atas cara yang akan digunakan untuk menyampaikan dan melaksanakan
tujuan dari sekolah. (Edward A. Krug, 1957). Kurikulum adalah rencana pembelajaran.
(Hilda Taba, 1962)

a. Macam-Macam Kurikulum

Mengetahui bagaimana konsep dasar atau pengertian kurikulum, harus memahami dengan
baik macam-macam dari kurikulum, seperti berikut :

1) Ideal Curriculum

Jenis kurikulum yang satu ini akan mengikuti arah dan mendekati kesempurnaan
dari kurikulum yang nantinya akan diterapkan. Kurikulum yang ideal biasanya berisi
bahan pengajaran dan pengalaman belajar yang sudah diprogramkan dan direncanakan
secara sistematik untuk bisa mencapai tujuan pendidikan.

6
2) Actual Curriculum

Kurikulum yang aktual atau kurikulum yang nyata pelaksanaannya bersumber dari
kurikulum ideal sehingga tidak jauh dari tujuan yang diinginkan.

3) Hidden Curriculum

Jenis kurikulum ini adalah kurikulum yang tersembunyi. Sekalipun tersembunyi


namun kurikulum ini tidak hilang. Jenis kurikulum ini bisa dikatakan sebagai tujuan yang
tidak tertulis, tidak direncanakan terlebih dahulu tetapi tetap dimanfaatkan oleh guru untuk
bisa mencapai tujuan pembelajaran. Kurikulum yang dihilangkan ini memiliki hubungan
dengan pendidikan moral dan peran guru untuk bisa mentransformasikan nilai moral
kepada setiap siswa. Contohnya, ketika ada siswa yang terlambat, guru langsung
memberikan teguran di depan siswa lain sebagai pembelajaran moral dalam disiplin.

Pada intinya, konsep dasar kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan
pendidikan. Ada pendapat dari beberapa ahli terkait kurikulum yang berbeda, namun tetap
untuk mencapai tujuan tersebut. Nah, kurikulum sendiri memiliki beberapa jenis, seperti
ideal curriculum, actual curriculum dan hidden curriculum.

2. Pentingnya Kurikulum

Didalam buku Panduan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan yang ditulis oleh
Moh. Yamin, pada bab 1 dijelaskan bahwa, Proses Pendidikan dalam kegiatan
pembelajaran atau dalam kelas, akan bisa berjalan dengan lancar, kondusif, interaktif, dan
lain sebagainya apabila pendidikan bisa dijalankan dengan baik ketika kurikulum menjadi
penyangga utama dalam proses belajar mengajar. Kurikulum mengandung sekian banyak
unsur konstruktif supaya pembelajaran berjalan dengan optimal. Sejumlah pakar
kurikulum berpendapat bahwa jantung pendidikan berada pada kurikulum. Baik dan
buruknya hasil pendidikan ditentukan oleh kurikulum, apakah mampu membangun
kesadaran kritis terhadap peserta didik ataukah tidak.

Adanya peserta didik yang memiliki pandangan yang luar biasa dan berpikir ke
depan disebabkan oleh kurikulum yang bisa membuka mindset peserta didik yang
progresif. Banyaknya peserta didik yang tidak memahami realitas sosial disebabkan oleh
kurikulum yang menggiring peserta didik kepada pembelajaran tekstual, bukan pada
pendidikan konstektual. Dengan demikian, kurikulum memegang peran penting bagi
keberhasilan sebuah pendidikan bagi peserta didik.

7
Prof. Dr. S. Nasution. M.A. mengatakan bahwa masa depan bangsa terletak pada
tangan kreatif generasi muda. Mutu bangsa di kemudian hari bergantung pada pendidikan
yang dinikmati anak-anak saat ini, terutama dalam pendidikan formal yang diterima
dibangku sekolah. Apapun yang akan dicapai di sekolah harus ditentukan oleh kurikulum
sekolah. Jadi, barang siapa yang menguasai kurikulum maka ia memegang peran penting
dalam mengatur nasib bangsa dan Negara ke depannya.

A Ferry T. Indratno mengatakan bahwa kurikulum adalah program dan isi dari
suatu system pendidikan yang berupaya melaksanakan proses akumulasi pengetahuan
antar generasi dalam masyarakat. Bila ditarik benang merah maka kurikulum dapat
dipahami sebagai alat sentral baggi keberhasilan pendidikan.

3. Dampak Pergantian Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka Terhadap


Kualitas Pendidikan

Kurikulum memiliki peran penting dalam menentukan kualitas pendidikan suatu


negara. Dalam hal ini, dampak kurikulum terhadap kualitas pendidikan dapat dilihat dari
beberapa aspek, di antaranya:

1. Pembelajaran yang lebih terstruktur: Kurikulum memberikan panduan yang jelas


mengenai materi apa yang harus diajarkan pada setiap jenjang pendidikan,
sehingga siswa dapat mempelajari materi yang tepat dan terstruktur. Dengan
demikian, siswa akan lebih mudah memahami dan menguasai materi pelajaran.
2. Peningkatan keterampilan dan pemahaman siswa: Kurikulum yang baik dapat
membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman yang lebih
baik dalam berbagai bidang, termasuk dalam keterampilan akademik, sosial, dan
emosional. Dengan demikian, siswa dapat mengembangkan potensi mereka secara
lebih maksimal.
3. Menyediakan dasar yang kuat bagi karir masa depan: Kurikulum yang terstruktur
dan komprehensif dapat memberikan dasar yang kuat bagi siswa untuk mengejar
karir masa depan yang sukses. Siswa akan memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan untuk mengejar bidang pekerjaan yang diinginkan.
4. Meningkatkan daya saing negara: Kurikulum yang baik dapat membantu
meningkatkan daya saing negara di kancah internasional. Negara dengan
kurikulum yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas
tinggi, yang mampu bersaing di tingkat global.

8
Namun, dampak kurikulum terhadap kualitas pendidikan juga tergantung pada
implementasi dan pelaksanaannya di lapangan. Implementasi kurikulum yang buruk dapat
menyebabkan kualitas pendidikan menurun, misalnya jika kurikulum tidak sesuai dengan
kebutuhan siswa atau jika tidak dilaksanakan dengan baik oleh guru. Oleh karena itu,
penting untuk memastikan bahwa kurikulum diimplementasikan dengan baik untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Contoh dampak baik kurikulum terhadap kualitas
pendidikan:

1) Siswa dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang lebih baik dalam
berbagai bidang, sehingga mereka siap untuk menghadapi tantangan di masa
depan. Misalnya, dengan adanya kurikulum yang menekankan pada keterampilan
berpikir kritis dan kreativitas, siswa dapat menjadi lebih inovatif dan mampu
menghasilkan solusi yang lebih baik dalam mengatasi masalah di masa depan.
2) Kurikulum yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa dapat meningkatkan
kualitas pendidikan dan membantu siswa mencapai potensi penuh mereka.
Misalnya, kurikulum yang menekankan pada keterampilan akademik dan sosial
yang penting dapat membantu siswa menjadi lebih mandiri dan terampil dalam
menghadapi tantangan di masa depan. Contoh dampak buruk kurikulum terhadap
kualitas pendidikan:
1) Kurikulum yang tidak relevan dengan kebutuhan siswa dapat menyebabkan siswa
merasa tidak tertarik dan kehilangan motivasi untuk belajar. Misalnya, jika
kurikulum tidak mempertimbangkan minat siswa dan hanya menekankan pada
penguasaan materi, siswa mungkin tidak tertarik dan kurang termotivasi.
2) Kurikulum yang terlalu padat dan tidak terfokus dapat menyebabkan kelelahan
siswa dan kurangnya motivasi untuk belajar. Misalnya, jika kurikulum menekankan
pada kuantitas daripada kualitas, maka siswa mungkin merasa terbebani dan tidak
memiliki waktu untuk mengeksplorasi minat mereka.

Di Indonesia, terjadi 11 kali perubahan kurikulum. Dimulai pada tahun 1947 yang
disebut rencana pelajaran. Pada saat itu kurikulum ini baru diperkenalkan pada tahun 1950
pada masa pasca kemerdekaan. Kemudian disempurnakan pada tahun 1952, yang disebut
rencana pembelajaran terurai. Pada tahun 1964 kurikulum kembali disempurnakan dan
disebut dengan rencana Pendidikan. Pada tahun 1968 adalah kurikulum pertama ketika era
orde baru, dimaksudkan untuk menggantikan kurikulum 1964 yang lebih politis. Lalu pada
tahun 1975 lebih dikenal sebagai Rencana Pelajaran untuk Setiap Unit Diskusi. Kurikulum

9
ini ada karena pengaruh MBO (Management By Objective) dengan metode dan materi
Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Di tahun 1984 menggunakan
kurikulum dengan model CBSA yaitu Cara Belajar Siswa Aktif. Pada tahun 1994
diperbaharui dengan menggabungkan dua kurikulum sebelumnya dari tahun 1975 dan
1984. Namun, kurikulum ini ternyata kurang efektif sehingga membuat siswa merasa
kesulitan dalam belajar. Kemudian pada tahun 2004 diubah lagi menjadi kurikulum
berbasis kompetensi (BK), pada tahun 2006 diubah kembali menjadi kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP), dan pada tahun 2013 kurikulum diubah lagi dari KTSP.
Kurikulum tahun itu sering disebut sebagai K13 atau kurikulum 2013. Lalu belum lama ini
pemerintah Kembali mengubah kurikulum 2022 dengan menetapkan kurikulum merdeka.
Namun, kurikulum ini tidak wajib. Kemendikbudristek menanggapi persoalan terkait
kurikulum merdeka melalui Sekretariat Jenderal Pendidikan Kejuruan (Setditjen Diksi).
Kurikulum merdeka tidak diwajibkan, hanya ditujukan untuk lembaga pendidikan yang
disiapkan dan disesuaikan dengan kondisi sekolah. “Kemendikbudristek membuat 3
kurikulum yaitu kurikulum darurat, kurikulum merdeka dan kurikulum bagi sekolah agar
memilih kurikulum mana yang sesuai dengan keadaan sekolah”, jelas Wartanto (2022).

Menurut Soetopo dan Soemanto (1991), faktor-faktor yang mendorong terjadinya


perubahan kurikulum adalah:

1. Pembebasan sebagian wilayah dunia dari penjajahan, karena negara-negara ini dengan
kemerdekaannya, mengakui bahwa mereka selalu didukung dalam sistem pendidikan yang
tidak lagi sesuai dengan cita-cita warga negara yang merdeka. Oleh karena itu, mereka
mulai merencanakan perubahan besar dalam kurikulum dan sistem pendidikan yang ada.

2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat telah kembali. Di satu sisi
perkembangan berbagai bidang ilmu sekolah menyebabkan ditemukannya teori-teori lama,
di sisi lain perkembangan ilmu psikologi, ilmu komunikasi dan ilmu-ilmu lainnya
menyebabkan ditemukannya teori-teori dan metode-metode baru dalam belajar mengajar
dan perkembangan di atas sendiri mendorong perubahan isi kurikulum dan strategi
implementasi.

Pertumbuhan penduduk dunia yang pesat. Dengan bertambahnya jumlah penduduk,


semakin bertambah pula jumlah orang yang membutuhkan pendidikan, yang berarti
metode atau pendekatan sebelumnya dalam dunia pendidikan harus ditinjau kembali dan
jika perlu disesuaikan dengan kebutuhan pendidikan yang semakin meningkat.

10
Perubahan kurikulum ini memiliki pengaruh baik dan buruk bagi pendidikan.
Dampak positif perubahan kurikulum bagi siswa adalah mereka belajar mengikuti
perkembangan zaman sesuai dengan kondisi lingkungan dan dukungan fasilitas pengajaran
sekolah. Karena dalam masa transisi, siswa membutuhkan bimbingan yang baik dari guru
yang berkualitas, kepala sekolah yang mendukung, fasilitas yang memadai, dan orang tua
yang menjadi acuan partisipasi siswa dalam pembelajaran dan program sekolah. Oleh
karena itu, setiap perubahan kurikulum harus disertai dengan komponen. Menurut
(Langgulung,2003) setidaknya kurikulum mencakup 4 komponen, yaitu :

1) Tujuan-tujuan pendidikan yang ingin dicapai.

2) Pengetahuan, ilmu-ilmu, data-data, aktivitas-aktivitas dan pengalaman dari mana-mana.

3) Metode dan cara-cara mengajar dan bimbingan yang diikuti murid-murid untuk
mendorong mereka kepada yang dikehendaki dan tujuan-tujuan yang dirancang.

4) Metode dan cara penilaian yang digunakan dalam mengukur dan menilai hasil proses
pendidikan yang dirancang dalam kurikulum.

Sedangkan dampak buruk yang dirasakan yaitu memerlukan waktu dalam


penyesuaian peserta didik terhadap kurikulum yang baru. Akibatnya membuat prestasi
para peserta didik ikut menurun. Dampak ini pun tidak hanya dirasakan oleh peserta didik.
Namun, sekolah pun akan memiliki kendala terhadap pencapaian visi dan misi nya.
Apalagi setiap sekolah memiliki sumber daya manusia, tenaga pengajar, karakteristik serta
sarana dan prasarana yang berbeda-beda. Hal tersebutlah yang dapat memicu terhambatnya
penerapan kurikulum.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan dasar dalam proses pendidikan, karena kurikulum menjadi
penting untuk dunia pendidikan, dan kurikulum ini menjadi alat untuk mencapainya suatu
tujuan pendidikan dari start menuju finish. Kurikulum terdiri atas cara yang akan
digunakan untuk menyampaikan dan melaksanakan tujuan dari sekolah.
Ada pendapat dari beberapa ahli terkait kurikulum yang berbeda, namun tetap
untuk mencapai tujuan tersebut. Didalam buku Panduan Manajemen Mutu Kurikulum
Pendidikan yang ditulis oleh Moh. Adanya peserta didik yang memiliki pandangan yang
luar biasa dan berpikir ke depan disebabkan oleh kurikulum yang bisa membuka mindset
peserta didik yang progresif. Banyaknya peserta didik yang tidak memahami realitas sosial
disebabkan oleh kurikulum yang menggiring peserta didik kepada pembelajaran tekstual,
bukan pada pendidikan konstektual.
Menurut undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan tujuan, isi dan bahan pembelajaran serta metode yang digunakan
sebagai pedoman untuk menyelenggarakan pembelajaran dalam mencapai tujuan
pendidikan nasional. Ada satu kesatuan antara pendidikan dan kurikulum yang tidak dapat
dipisahkan. Di Indonesia, terjadi 11 kali perubahan kurikulum.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat telah kembali.
Pertumbuhan penduduk dunia yang pesat. Perubahan kurikulum ini memiliki pengaruh
baik dan buruk bagi pendidikan. Karena dalam masa transisi, siswa membutuhkan
bimbingan yang baik dari guru yang berkualitas, kepala sekolah yang mendukung, fasilitas
yang memadai, dan orang tua yang menjadi acuan partisipasi siswa dalam pembelajaran
dan program sekolah.
B. Saran

Dampak kurikulum terhadap pendidikan dan polemik pergantian kurikulum dari


kurikulum 13 ke kurikulum merdeka, maka dengan itu mengharapkan adanya penyuluhan
lebih atau adanya pembahasan lebih tentang kurikulum merdeka ke setiap sekolah.
Kemudian mengadakan seminar terkait pergantian kurikulum, tentang dampak baik bagi
pendidikan ketika melakukan pergantian kurikulum ini, dan mengadakan evaluasi dari
sekolah-sekolah yang telah melakukan pergantian kurikulum ini.

12

Anda mungkin juga menyukai