Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MAPEL GEOGRAFI

Oleh :

RIFAEL REAWARUW
Kelas : X IPS 3

1. SEISMOGRAM
Seismogram adalah grafik getaran gempa bumi yang direkam dengan seismometer
menggunakan seismograf. Rekaman ini dibuat atas respon terhadap gerakan tanah yang
dihasilkan oleh gempa bumi, ledakan atau sumber gerakan lain. Rekaman ini dapat
dipergunakan salah satunya untuk menentukan magnitudo gempa tersebut. Selain itu dari
beberapa seismogram yang direkam di tempat lain, kita dapat menentukan pusat gempa atau
posisi di mana gempa tersebut terjadi.

Pada seismogram, sumbu horizontal adalah waktu (diukur dalam skala detik) dan sumbu
vertikal adalah getaran pemindahan tanah (diukur dalam skala milimeter).

Gambar : Gambar :
Seismogram kekinian merekam gerakan dalam tiga
Seismogram yang mencatat getaran sumbu kartesian yakni x, y dan z. Sumbu z tegak
diatas kertas peka cahaya lurus terhadap permukaan bumi

Ketika tidak ada gempa bumi yang terdeteksi maka alat ini hanya menunjukan garis
lurus. Namun beberapa seismometer cukup sensitif sehingga bisa mencatat getaran yang
disebabkan oleh gelombang elektromagnetik. Saat ini, sebagian besar seismogram sudah
berbentuk digital dan tidak ada lagi seismogram yang mencatat getaran diatas kertas peka
cahaya. Seismogram kekinian merekam gerakan dalam tiga sumbu kartesian yakni x, y dan z.
Sumbu z tegak lurus terhadap permukaan bumi. Sementara, sumbu x- dan y- sejajar dengan
permukaan bumi. Seismogram modern juga bisa merekam gerakan yang disebabkan oleh
banyak hal termasuk gelombang kecil yang secara teknis disebut mikroseisme.

2. MAKROSEISTA
Makroseista adalah daerah di sekitar episentrum yang mengalami kerusakan paling
parah akibat getaran gempa.

Gambar :
Makroseista

3. EPISENTRAL

Episentral adalah titik atau garis permukaan bumi yang tegak lurus diatas hiposentral.
Dimana episentral juga merupakan jarak antara sumber gempa atau episentrum dan stasiun
pengamat gempa.

Untuk menentukan posisi sumber gempa dengan metode ini diperlukan data waktu
kejadian gempa minimal dari tiga stasiun pengamatan, sehingga kita dapat menghitung jarak
episentral dari setiap stasiun dengna menggunakan rumus laska sebagai berikut:

∆={(S-P)-1'} x 1.000 km

Keterangan:

∆ = Jarak episentral dari stasiun pengamat (km)

S = Selisih waktu pencatatan antara gelombang sekunder (menit)

P = Selisih waktu pencatatan antara gelombang dan primer (menit)

4. HOMOSEISTA

Homoseista ialah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat di permukaan


bumi yang mencatat getaran gempa yang pertama pada wkatu yang sama.
Misalnya seismograf yang terdapat di stasiun P, Q dan R mencatat getaran gempa pada pukul
20.35'15'' WIB. Pada peta ketiga stasiun tersebut terletak pada suatu garis homoseista. Untuk
menentukan lokasi episentrum, buatlah garis PQ dan QR, kemudian tariklah sumbu dari kedua
garis tersebut. Pertemuan kedua sumbu merupakan lokasi episentrum.

Gambar :
Homoseista

5. ISOSEISTA

Isoseista ialah garis yang menghubungkan tempat-tempat yang dilalui oleh gelombang
gempa yang berintensitas sama. Sebagai contoh, isoseista ke-l, ke-2, ke-3, dan seterusnya.
Isoseista tersebut membantu untuk mengidentifikasi episenter gempa, terutama di mana ada
catatan penting yang ada, seperti untuk sejarah gempa bumi. Mereka juga berisi informasi
penting tentang kondisi tanah di lokasi tertentu, geologi yang mendasari, pola radiasi
gelombang seismik dan respon dari berbagai jenis bangunan.

6. PLEISTOSEISTA

Pleistoseista ialah garis yang mengelilingi daerah yang mendapat kerusakan terhebat
dari gempa bumi. Pleistoseista mengelilingi episentrum, karena daerah di sekitar episentrum
mengalami kerusakan terhebat. Isoseista yang pertama juga merupakan pleistoseista.
Pleistoseista yakni garis yang membatasi daerah yang mengalami kerusakan terhebat di
sekitar episentrum.

Anda mungkin juga menyukai