Anda di halaman 1dari 24

Magnitudo

dan
Energi
Magnitudo Gempabumi
Magnitudo Lokal
Magnitudo Gelombang Badan (body
wave)
Magnitudo Gelombang Permukaan
(surface wave)
Hubungan antar magnitudo
Energi Gempabumi

Magnitudo gempa adalah parameter gempa yang
berhubungan dengan besarnya kekuatan gempa
di sumbernya.
Perhitungan Magnitudo Gempabumi yang
dilakukan di tempat yang berbeda, harus
menghasilkan harga yang sama walaupun gempa
yang dirasakan di tempat-tempat tersebut
berbeda.
Cara Mengukur Magnitudo
Pada umumnya magnitudo diukur berdasarkan amplitudo dan
periode fase gelombang tertentu.
Richter pada tahun 1930-an memperkenalkan konsep magnitudo
untuk ukuran kekuatan gempa di sumbernya. Satuan yang
digunakan adalah skala Richter (Richter Scale), yang bersifat
logaritmik.
Guttenberg menggunakan fase gelombang permukaan terutama
gelombang R, dengan magnitudonya dikenal sebagai M
S
.
Magnitudo lain yaitu m
b
(body waves magnitudo) diukur berdasar
amplitudo gelombang badan, baik P maupun S.
Magnitudo Lokal
Magnitudo Lokal pertama kali diperkenalkan oleh
Richter untuk mengukur magnitudo gempabumi
lokal, khususnya di California, menggunakan fase
gelombang-P.
Dalam perkembangannya skala ini banyak diadopsi
untuk gempa-gempa yang terjadi di tempat lain.
Amplitudo yang digunakan untuk menghitung
magnitudo lokal adalah amplitudo maximum
gerakan tanah (dalam mikron) yang tercatat oleh
seismograph torsi (torsion seismograph) Wood-
Anderson, yang mempunyai periode natural = 0,8
sekon, magnifikasi (perbesaran) = 2800, dan faktor
redaman = 0,8.
Seismograph Wood-Anderson
Magnitudo Lokal (M
L
)
M = magnitudo Gempabumi
a = amplitudo gerakan tanah (dalam mikron)
T = periode gelombang
= jarak pusat gempa atau episenter
h = kedalaman gempa
C
S
= koreksi stasiun oleh struktur lokal
C
R
=koreksi regional yang berbeda untuk
setiap daerah gempabumi.
Skala Richter
Misal rekaman gempabumi (seismogram) dari
seismometer yang terpasang sejauh 100 km dari pusat
gempa, amplitudo maksimum 1 mm, maka kekuatan
gempa sama dengan 3,0 skala Richter.
Untuk memudahkan dalam menentukan skala Richter ini,
tanpa melakukan perhitungan matematis yang rumit,
dapat meggunakan Tabel.
Parameter yang harus diketahui adalah amplitudo
maksimum yang terekam oleh seismometer (dalam
milimeter) dan beda waktu tempuh antara gelombang-P
dan gelombang-S (dalam detik) atau jarak antara
seismometer dengan pusat gempa (dalam kilometer).
Skala Richter
Pada gambar di samping ini
sebuah seismogram
mempunyai amplitudo
maksimum sebesar 23
milimeter dan selisih antara
gelombang P dan gelombang
S adalah 24 detik maka
dengan menarik garis dari titik
24 detik di sebelah kiri ke titik
23 mm di sebelah kanan
maka garis tersebut akan
memotong skala 5,0. Jadi
skala gempa tersebut
sebesar 5,0 skala Richter.
Magnitudo body wave (m
b
)
Magnitudo gempa yang diperoleh berdasar
amplitudo gelombang badan (P atau S).
Dalam praktek, amplitudo yang digunakan adalah
amplitudo gerakan tanah maksimum dalam
mikron yang diukur pada 3 gelombang yang
pertama dari gelombang P (seismogram periode
pendek, komponen vertikal), dan periodenya
merupakan periode gelombang yang mempunyai
amplitudo maksimum.
Persamaan yang digunakan untuk menghitung
m
b
berlaku di semua tempat (universal), tapi
dengan faktor koreksi untuk setiap tempat
(stasiun gempa) akan berbeda.
Magnitudo body wave (m
b
)
Skala magnitudo gempabumi menggunakan
gelombang body dinyatakan oleh Gutenberg
tahun 1945, sesuai persamaan;
9 , 5 01 , 0 log
10
+ A +
|
|
.
|

\
|
=
o
p
b
T
A
m
A
p
= amplitudo maksimum gerakan tanah
untuk gelombang P.
T = periode ( 1 5 s)
Magnitudo surface wave (M
s
)
Magnitudo yang diukur berdasar amplitudo
gelombang permukaan.
Secara praktis, amplitudo gerakan tanah yang
dipakai adalah amplitudo maksimum
gelombang permukaan, yaitu gelombang
Rayleigh (dalam mikron, seismogram periode
panjang, komponen vertikal, periode sekon)
dan periodenya diukur pada gelombang
dengan amplitudo maksimum tersebut.
Magnitudo surface wave (M
s
)
Untuk gempabumi dangkal yang tercatat
pada seismograph dengan episenter lebih
besar dari 20
o
, dirumuskan oleh M. Bath
pada tahun 1966, sebagai ;
3 , 3 log 66 , 1 log
10 10
+ A +
|
.
|

\
|
=
o
s
S
T
A
M
A
s
= amplitudo maksimum gerakan tanah dalam mikron (m)
T = periode gelombang permukaan ( sekitar 20 2 s)
A
o
= jarak episenter (derajat)
Hubungan antar magnitudo
Dalam menentukan magnitudo, tidak ada keseragaman
materi yang dipakai. Untuk menentukan m
b
misalnya, dapat
memakai data amplitudo gelombang badan (P dan S) dari
sembarang fase seperti P, S, PP, SS, pP, sS (yang jelas
dalam seismogram). Seismogram yang dipakaipun dapat
dipilih dari komponen vertikal maupun horisontal (asal
konsisten).
Terdapat hubungan langsung antara m
b
dan
M
S
, yang secara empiris dituliskan sebagai :
m
b
= 0.56 M
S
+ 2,9
Energi gempabumi
Kekuatan gempa di sumbernya dapat juga diukur
dari energi total yang dilepaskan oleh gempa
tersebut.
Energi yang dilepaskan oleh gempa biasanya
dihitung dengan mengintegralkan energi gelombang
sepanjang kereta gelombang (wave train) misal
gelombang badan dan seluruh luasan yang dilewati
gelombang (bola untuk gelombang badan, silinder
untuk gelombang permukaan), yang berarti
mengintegralkan energi keseluruh ruang dan waktu.
Energi gempabumi
Berdasar perhitungan energi dan magnitudo,
ternyata antara magnitudo dan energi mempunyai
relasi yang sederhana, yaitu:
log E = 4,78 + 2,57m
b

dengan E = energi (dyne.cm atau erg)
Berdasar persamaan tersebut, kenaikan magnitudo
gempa sebesar 1 skala Richter akan berkaitan
dengan kenaikan amplitudo yang dirasakan di suatu
tempat sebesar 10 kali, dan kenaikan energi
sebesar 25 sampai 30 kali.

Skala Richter
Skala Richter atau SR didefinisikan sebagai logaritma (basis 10) dari
amplitudo maksimum, yang diukur dalam satuan mikrometer, dari
rekaman gempa oleh instrumen pengukur gempa
(seismometer) Wood-Anderson, pada jarak 100 km dari pusat
gempanya.
Sebagai contoh, misalnya kita mempunyai rekaman gempa bumi
(seismogram) dari seismometer yang terpasang sejauh 100 km dari
pusat gempanya, amplitudo maksimumnya sebesar 1 mm, maka
kekuatan gempa tersebut adalah log (10 pangkat 3 mikrometer) sama
dengan 3,0 skala Richter. Skala ini diusulkan oleh fisikawan Charles
Richter.
Untuk memudahkan orang dalam menentukan skala Richter ini,
tanpa melakukan perhitungan matematis yang rumit, dibuatlah tabel
sederhana.
Skala Richter
SKALA
RICHTER
EFEK GEMPA
< 2.0 Gempa kecil , tidak terasa
2.0-2.9 Tidak terasa, namun terekam oleh alat
3.0-3.9 Seringkali terasa, namun jarang menimbulkan kerusakan
4.0-4.9
Dapat diketahui dari bergetarnya perabot dalam ruangan, suara gaduh bergetar. Kerusakan
tidak terlalu signifikan.
5.0-5.9
Dapat menyebabkan kerusakan besar pada bangunan pada area yang kecil. Umumya
kerusakan kecil pada bangunan yang didesain dengan baik
6.0-6.9 Dapat merusak area hingga jarak sekitar 160 km
7.0-7.9 Dapat menyebabkan kerusakan serius dalam area lebih luas
8.0-8.9 Dapat menyebabkan kerusakan serius hingga dalam area ratusan mil
9.0-9.9 Menghancurkan area ribuan mil
10.0-10.9 Terasa dan dapat menghancurkan sebuah benua
11.0-11.9
Dapat terasa di separuh sisi bumi. Biasanya hanya terjadi akibat tumbukan meteorit
raksasa. Biasanya disertai dengan gemuruh. Contohnya tumbukan meteorit di teluk
Chesepeak.
12.0-12.9
Bisa terasa di seluruh dunia. Hanya terekam sekali, saat tumbukan meteorit di
semenanjung Yucatan, 65 juta tahun yang lalu yang membentuk kawah Chicxulub
> 13.0 Belum pernah terekam
Skala Richter
Parameter yang harus diketahui adalah amplitudo maksimum yang
terekam oleh seismometer (dalam milimeter) dan beda waktu tempuh
antara gelombang-P dan gelombang-S (dalam detik) atau jarak
antaraseismometer dengan pusat gempa (dalam kilometer). Dalam
gambar di samping ini dicontohkan sebuah seismogram mempunyai
amplitudo maksimum sebesar 23 milimeter dan selisih antara
gelombang P dan gelombang S adalah 24 detik maka dengan menarik
garis dari titik 24 dt di sebelah kiri ke titik 23 mm di sebelah kanan
maka garis tersebut akan memotong skala 5,0. Jadi skala gempa
tersebut sebesar 5,0 skala Richter.
Skala Richter pada mulanya hanya dibuat untuk gempa-gempa yang
terjadi di daerah Kalifornia Selatan saja. Namun dalam
perkembangannya skala ini banyak diadopsi untuk gempa-gempa
yang terjadi di tempat lainnya.
Skala Richter
Skala Richter ini hanya cocok dipakai untuk gempa-gempa dekat
dengan magnitudo gempa di bawah 6,0. Di atas magnitudo itu,
perhitungan dengan teknik Richter ini menjadi tidak representatif lagi.
Perlu diingat bahwa perhitungan magnitudo gempa tidak hanya
memakai teknik Richter seperti ini. Kadang-kadang terjadi
kesalahpahaman dalam pemberitaan di media tentang magnitudo
gempa ini karena metode yang dipakai kadang tidak disebutkan
dalam pemberitaan di media, sehingga bisa jadi antara instansi yang
satu dengan instansi yang lainnya mengeluarkan besar magnitudo
yang tidak sama.
Skala Mercalli
Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi.
Satuan ini diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang
bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902. Skala Mercalli terbaagi
menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang
selamat dari gempa tersebutdan juga dengan melihat dan
membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut. Oleh
itu skala Mercalli adalah sangat subjektif dan kurang tepat dibanding
dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain. Oleh karena itu, saat
ini penggunaan skala Richter lebih luas digunakan untuk untuk
mengukur kekuatan gempa bumi. Tetapi skala Mercalli yang
dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli seismologi Harry
Wood dan Frank Neumann masih sering digunakan terutama apabila
tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur kekuatan
gempa bumi di tempat kejadian.
Skala MMI (Modified Mercally Intensity)
Skala Modifikasi Intensitas Mercalli mengukur kekuatan gempa bumi
melalui tahap kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi itu.
Satuan ukuran skala Modifikasi Intensitas Mercalli adalah seperti di
bawah:
1. Tidak terasa
2. Terasa oleh orang yang berada di bangunan tinggi
3. Getaran dirasakan seperti ada kereta berat melintas.
4. Getaran dirasakan seperti ada benda berat yang menabrak dinding rumah,
benda tergantung bergoyang.
5. Dapat dirasakan di luar rumah, hiasan dinding bergerak, benda kecil di atas
rak bisa jatuh.
6. Terasa oleh hampir semua orang, dinding rumah rusak.
7. Dinding pagar yang tidak kuat pecah, orang tidak dapat berjalan/berdiri.
8. Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan.
9. Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan tekuk.
10. Jambatan dan tangga rusak, terjadi tanah longsor.
11. Rel kereta api rusak.
12. Seluruh bangunan hancur dan hancur lebur.

Anda mungkin juga menyukai