Anda di halaman 1dari 5

Selama ini kita sering mendengar istilah Skala Richter atau disingkat SR dan

Magnitudo untuk kekuatan gempa bumi.

Tahkah kamu apa itu (Scala Richter) SR dan (Magnitudo Scale) M ?

 Skala Richter atau SR didefinisikan sebagai logaritma (basis 10) dari


amplitudo maksimum, yang diukur dalam satuan mikrometer, dari
rekaman gempa oleh instrumen pengukur gempa (seismometer) Wood-
Anderson, pada jarak 100 km dari pusat gempanya yang ditemukan oleh
Charles Richter.
 Sedangkan Magnitudo sering disingkat Mw atau Mw atau umumnya
hanya M untuk magnitudo adalah ukuran dari besarnya gempa bumi
(ukuran atau kekuatan) berdasarkan pada momen seismik.

Materi Trivia

Pertanyaan Story 1:

Berikut ini manakah yang merupakan satuan untuk kekuatan gempa bumi?

A. Skala Richter

B. Magnitudo

>> next story 2,

Ya! Siapa yang menjawab benar? Jadi keduanya adalah benar satuan untuk
kekuatan gempa bumi, namun saat ini SR sudah tidak lagi digunakan, hal ini
diputuskan langsung oleh BMKG. Mau tau lebih lanjut mengenai SR dan
Magnitudo, dan perbedaannya ? Simak Trivia Edisi Selanjutnya ya!
Judul: Mengenal Satuan Kekuatan Gempa Bumi kini, bukan Scala Richter?

Skala Richter

Sebelum menggunakan skala Magnitudo (M), BMKG menggunakan Skala


Richter (SR). SR dikembangkan oleh Charles Richter pada tahun 1934. SR
merupakan skala pengukur kekuatan gempa yang paling terkenal dan luas
digunakan. dikutip dari situs United States Geological Survey (USGS) atau Survei
Geologi Amerika Serikat, SR juga dikenal dengan sebutan Magnitudo Lokal
(ML).

Dasar perhitungan gempa menggunakan Skala Richter menggunakan amplitudo.


Namun perhitungan ini memiliki kelemahan yakni tidak dapat menggambarkan
energi secara lengkap pada gempa terutama saat gempa bumi berada di atas
kekuatan 6,0 maka perhitungan skala Richter tidak tepat atau tidak akurat.

Skala Magnitudo

Saat ini skala Magnitudo Momen (MW) atau M adalah ukuran yang lebih akurat
untuk ukuran gempa. Secara khusus, untuk gempa bumi sangat besar, skala Mw
atau M memberikan perkiraan ukuran gempa yang paling dapat diandalkan. Skala
Magnitudo diperkenalkan pertama kali oleh Tom Hanks dan Hiroo Kanamori
pada tahun 1979 sebagai pengganti dari skala Richter. Skala Magnitudo atau
dapat disingkat M menjadi skala gempa bumi paling akurat terutama bagi gempa
bumi berskala besar. Dikutip dari situs Michigan Technological University, skala
Magnitudo atau MW didasarkan pada total momen pelepasan gempa bumi.
Momen adalah hasil kali dari jarak pergerakan sesar dan gaya yang dibutuhkan
untuk menggerakkannya. Ini berasal dari rekaman pemodelan gempa di beberapa
stasiun. Nilai skala Magnitudo atau MW hampir sama dengan SR untuk gempa
bumi kecil hingga besar. Namun untuk gempa bumi dengan kekuatan M8
(Magnitudo 8) atau lebih hanya skala Magnitudo yang mampu mengukurnya
secara akurat.

Pada skala Magnitudo digunakan perhitungan berdasarkan pada sensor frekuensi


broad band 0,002-100 Hz. Tidak heran jika skala Magnitudo memiliki keakuratan
yang amat tinggi jika dibandingkan dengan skala Richter. Oleh karena itu BMKG
telah menggunakan skala Magnitudo sejak tahun 2008, menggantikan skala
Richter (SR).

Besaran

Skala Richter

1. 2,0 atau kurang = gempa kecil dan tidak terasa.


2. 2,0 – 2,9 = gempa tidak dapat dirasakan akan tetapi terekam oleh seismograf.
3. 3,0 – 3,9 = terasa namun tidak dapat menimbulkan kerusakan.
4. 4,0 – 4,9 = gempa dapat dirasakan dengan ditandai bergetarnya perabotan di
ruangan, suara gaduh bergetar. Tingkat kerusakan tidak terlalu signifikan.
5. 5,0 – 5,9 = umumnya terjadi kerusakan kecil pada bangunan yang memiliki
konstruksi baik.
6. 6,0 – 6,9 = dapat menyebabkan kerusakan hingga jarak 160 km.
7. 7,0 – 7,9 = menimbulkan kerusakan serius dengan jangkauan kerusakan lebih
luas.
8. 8,0 – 8,9 = dapat mengakibatkan kerusakan serius sampai dengan ratusan mil.
9. 9,0 – 9,9 = terjadi kehancuran hingga ribuan mil.
10. 10,0 – 10,9 = dapat mengakibatkan kehancuran sebuah benua.

Skala Magnitudo

1. 2,5 atau kurang = umumnya tidak terasa, namun dapat direkam oleh seismograf.
2. 2,5 – 5,4 = dapat dan sering dirasakan, akan tetapi hanya menyebabkan kerusakan
kecil.
3. 5,5 – 6,0 = dapat menyebabkan kerusakan ringan pada beberapa bangunan dan
struktur lainnya.
4. 6,1 – 6,9 = dapat menimbulkan banyak kerusakan pada daerah berpenduduk
padat.
5. 7,0 – 7,9 = terjadi gempa bumi besar dengan tingkat kerusakan serius.
6. 8,0 atau lebih besar = gempa hebat, dapat menghancurkan komunitas yang berada
dekat dengan pusat gempa.
Alasan BMKG tidak lagi memakai Skala Richter

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami (KBMG) BMKG, Daryono
menjelaskan bahwa BMKG sudah tidak lagi memakai satuan SR untuk
menghitung kekuatan gempa sejak 2008. Dia menguraikan bahwa ada dua cara
atau alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar gempa bumi yang
terjadi, yaitu magnitudo dan intensitas.

Magnitudo mempresentasikan kekuatan gempa dari sumbernya


akibat displacement atau perpindahan yang terjadi pada suatu luasan. Sementara
intensitas, menurutnya, mempresentasikan dampak gempa yang berupa derajat
yang dirasakan oleh manusia atau derajat kerusakan akibat gempa bumi.

Sedangkan SR sendiri adalah satuan yang digunakan sebagai apresiasi terhadap


penemu tipe magnitudo lokal (ML), namun alat ini hanya dapat digunakan untuk
gempa jarak dekat dengan sensor gempa kurang dari 100 km. Seiring berjalannya
waktu, tipe magnitudo gempa yang baru ditemukan, seperti mb, mB, Mw, Ms,
dan lain sebagainya. Semuanya adalah tipe gempa yang berbeda, yang bisa
dihitung dari tekanan hingga gelombang. Sehingga tipe magnitudo selain ML
sudah tidak tepat lagi menggunakan satuan SR.
Dalam penyebutan kekuatan gempa bumi, sekarang BMKG hanya menggunakan
satuan M. Penulisannya adalah M 8 atau M= 8,0 untuk menggambarkan gempa
berkekuatan magnitudo 8,0. Penggunaan tanda koma (,) sendiri dikhususkan
untuk standar penulisan di Indonesia, sedangkan titik (.) untuk standard luar
negeri.
DAPUS :

https://news.detik.com/berita/d-5348381/pengertian-magnitudo-skala-gempa-
yang-kini-dipakai-bmkg

https://nusantara.rmol.id/read/2019/11/15/410209/alasan-bmkg-tidak-lagi-pakai-
satuan-skala-richter-sejak-2008

https://ilmugeografi.com/geografi-dasar/perbedaan-skala-richter-dan-magnitudo

Anda mungkin juga menyukai