REKAYASA GEMPA
2021-2022
Dosen: Dr.Ir. Titik Penta A.,MT.
❖ SOAL
▪ Teori
1. Jelaskan perbedaan gempa bumi tektonik dan vulkanik
2. Ada beberapa skala yang biasa digunakan untuk menyatakan besaran (magnitude) gempa
bumi, sebutkan dan jelaskan perbedaannya
3. Agar tergambar jelas perbedaan pada no. 1 dan 2 di atas, maka buatlah paper tentang dua
peristiwa gempa yang terjadi (di indonesia atau di dunia), terdiri dari satu gempa tektonik dan
satu gempa vulkanik. Tunjukkan kaitannya dengan mata kuliah Rekayasa Gempa. Tunjukkan
juga perbedaan kedua gempa tersebut terutama berkaitan dengan akibat gempa. Format lihat
pada ketentuan dibawah
▪ Perhitungan
4. Gedung kantor cabang suatu bank pemerintah akan dibangung di beberapa kota. Bangunan
terbuat dari struktur beton dengan system balok-kolom, yang terletak di: Jakarta, Bandung,
Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Denpasar, Makasar, Padang, Ambon dan Jayapura,
Menurut Peta MCER
Dengan metode beban statik ekivalen dan sesuai SNI 1726:2019, diminta :
a. Sesuai tahap perencanaan beban gempa dengan metode static ekivalen, buatlah perhitungan
dimulai dengan menentukan Kategori Risiko, Faktor Keutamaan, dan identifikasi data lokasi,
hingga menentukan grafik respon spektrum. Untuk data tanah di lokasi, kelas situs yang
digunakan adalah tanah keras (SC), tanah sedang (SD), dan tanah lunak (SE), karena
pembangunan di berbagai kota. Dari data pada Tabel 1, hitunglah koefisien-koefisien
situsnya (tunjukkan cara interpolasi Fa dan Fv dengan menampilkan tabel yang digunakan,
dan cara menghitung SMS, SM1, SDS, SD1)
b. Dari hasil no. 4.a, gambarlah grafik respon spektrum menggunakan excel (perlihatkan tabel
hubungan Sa dan T untuk setiap situs tanah)
c. Unduh grafik respon spektrum desain dari rsa ciptakarya 2021 dan bandingkan dengan hasil
perhitungan
▪ Ketentuan:
1. Pembagian tugas berdasarkan nomor absen, yaitu:
2. Jawaban ditulis pada kertas A-4 diketik, paper menggunakan MS-Word, sedangkan
perhitungan dan gambar respon spektrum desain menggunakan MS-Excel
3. Format penulisan paper: Menggunakna pengolah kata Times New Roman 12 dengan sapsi
1,15, batas atas,bawah,kiri,kanan 3cm. Jumlah halaman 3 s/d 5 halamn
4. Tugas dikumpulkan paling lambat Kamis tgl. 21 April 2022 pukul 10.00
1.
Gempa Tektonik Gempa Vulkanik
Sebab Adanya aktivitas tektonik di Disebabkan oleh aktivitas magma
mana terjadi pergeseran yang biasanya terjadi sebelum
lempeng-lempeng tektonik gunung api meletus
secara mendadak yang
mempunyai kekuatan
dari yang sangat kecil hingga
yang sangat besar
Cakupan Luas ( dapat menyebabkan Terbatas hanya di tubuh gunung
pergesekan dengan lempeng api dan di area sekitarnya
lain)
Prediksi Sulit diperkirakan Mudah diperkirakan
(tidak ada pola teratur dalam (ada pola dalam setiap
kejadiannya) kejadiannya)
Letak Dalam, intermedier, dangkal Relatif intermedier dan dangkal
hiposentrum (sering terjadi pada hiposentrum
dangkal)
Tingkat Durasi sebentar dan cenderung Lama dan dapat berkelanjutan
bahaya destruktif
2.
-Skala yang bisa digunakan untuk menyatakan besaran (magnitude) gempa bumi, diantaranya
:
▪ Skala Ritcher
Skala Richter atau SR didefinisikan sebagai logaritma (basis 10) dariamplitudo
maksimum, yang diukur dalam satuan mikrometer, dari rekamangempa oleh instrumen
pengukur gempa (seismometer) Wood-Anderson,pada jarak 100 km dari pusat
gempanya. Skala ini diusulkan oleh fisikawan Charles Richter. Persamaan dasar yang
digunakan adalah:
𝑀𝐿 = 𝑙𝑜𝑔10 𝐴 − 𝑙𝑜𝑔10 𝐴0 (𝛿) = 𝑙𝑜𝑔10 [𝐴/𝐴0 (𝛿)]
Di mana A adalah ekskursi maksimum dari seismograf Wood-Anderson
Skala Richter ini hanya cocok dipakai untuk gempa-gempa dekat dengan magnitudo
gempa di bawah 6,0. Di atas magnitudo itu, perhitungan dengan teknik Richter ini
menjadi tidak representatif lagi.
▪ Skala Mercalli
Skala Mercalli terbagi menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang
yang selamat dari gempa tersebut dan juga dengan melihat serta membandingkan tingkat
kerusakan akibat gempa bumi tersebut. Karena itu skala Mercalli sangat subjektif dan
kurang objektif jika dibandingkan dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain.
ABSTRAK
Gempa merupakan fenomena alam yang cukup lazim terjadi di Indonesia. Dilansir dari bmkg.go.id,
Indonesia berdiri di atas pertemuan tiga lempeng tektonik sekaligus, yakni lempeng Eurasia, Indo-Australia,
dan Pasifik. Kondisi tersebut membuat Indonesia rawan dilanda bencana, seperti gunung meletus, gempa
bumi, hingga tsunami.
16 Februari 1861, gempa tektonik dengan magnitudo 8,5 terjadi di Sumatra. Gempa besar tersebut
mengakibatkan tsunami dengan tinggi hampir 2 meter di beberapa wilayah Sumatra. Setidaknya wilayah
dengan jarak 500 km dari pesisir pantai terkena dampak dari tsunami tersebut. Akibatnya, ribuan jiwa tercatat
menjadi korban dari gempa besar yang disertai tsunami tersebut.
Gunung Kelud juga memiliki sejarah gempa vulkanik. Pada erupsi tahun 1966, Pos Margomulyo mencatat
gempa vulkanik terjadi hanya 15 menit sebelum erupsi. Erupsi ini menelan lebih banyak korban dari erupsi
sebelumnya dan menewaskan 210 orang.
Bencana alam berupa gempa tersebut mengakibatkan berbagai macam kerusakan, korban jiwa,
dan material. Tsunami yang diakibatkan oleh gempa tektonik mengakibatkan banyaknya rumah,
gedung, sarana lainnya hancur baik oleh ombak atau karena gempa sebelumnya. Gempa yang sering
terjadi mengakibatkan banyaknya sarana yang rusak karena harus menahan beban secara terus
menerus, keretakan akibat goncangan gempa dll.
Maka dari itu tugas kita adalah merencanakan sarana, yang setidaknya dapat meminimalisir
akibat akibat yang disbebakan oleh bencana alam tersebut, yaitu gempa.
▪ PENDAHULUAN
Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang tergolong rawan kejadian bencana alam.
Hal tersebut berhubungan dengan letak geografis Indonesia diantara dua samudera besar dan terletak
di wilayah lempeng tektonik yang rawan terhadap gempa bumi. Banyak gunung berapi yang masih
aktif merupakan potensi munculnya bencana gempa bumi, awan panas, lahar dingin, banjir dan letusan
gunung. Wilayah Indonesia dikelilingi oleh 129 gunung berapi yang masih aktif.
Seisme adalah gerakan atau getaran kerak bumi yang diakibatkan oleh gelombang seismik.
Seisme juga disebut gempa bumi. Seisme terjadi akibat adanya getaran di dalam maupun di permukaan
bumi. Seisme dapat terjadi akibat adanya tektonisme atau vulkanisme.
Tektonisme adalah getaran atau gelombang yang ada di dalam atau di permukaan bumi, yang
terjadi akibat adanya patahan. Patahan adalah proses pembentukan permukaan bumi, dimana terdapat
tekanan pada bagian bumi yang keras sehingga menyebabkan permukaan bumi menjadi patah.
Vulkanisme adalah akitivitas gunung berapi, yaitu gerakan magma di dalam bumi. Akibat
gerakan ini bumi menjadi tertekan dan bergetar.
▪ GEMPA BUMI SUMATRA 1861
Gempa bumi Sumatera 1861 terjadi pada 16 Februari 1861 dan merupakan gempa bumi
terakhir dari serangkaian gempa bumi besar yang terjadi pada bagian segmen Sumatra di zona
subduksi Selat Sunda. Bencana ini memicu gelombang tsunami yang menyebabkan lebih dari
seribu orang meninggal. Getarannya dirasakan hingga Semenanjung Melayu dan bagian
timur Jawa. Bidang patah pada Gempa bumi Sumatra 2005 mirip dengan perkiraan gempa 1861.
Pulau Sumatra berada pada batas lempeng konvergen antara Lempeng Indo-
Australia dan Lempeng Eurasia. Konvergensi antar lempeng-lempeng ini sangat miring di dekat
Sumatra. Gempa bumi megathrust atau raksasa tercatat pernah terjadi pada 1797, 1833,
1861, 2004, 2005 dan 2007, sebagian besar dari gempa-gempa ini memicu gelombang tsunami
yang merusak.
Gempa utama terjadi pada 16 Februari 1861 selama tiga menit. Beberapa hari sebelumnya,
terjadi beberapa kali gempa ringan. Ada bukti bahwa gempa utama mengakibatkan terangkatnya
Pulau Nias yang diketahui dari hasil pengukuran GPS dan koral mikroatol di sekeliling pulau.
Setidaknya 500 km area dari garis pantai terkena dampak tsunami. Tinggi gelombang tsunami
tercatat mencapai tujuh meter di sisi barat daya Nias.
Desa-desa di sepanjang muara sungai Kepulauan Batu dilaporkan hancur. Dampak dari
gabungan gempa bumi dan tsunami menyebabkan lebih dari seribu orang meninggal.
▪ ERUPSI GUNUNG KELUD TAHUN 1966
Letusan terjadi pada tanggal 26 April 1966 pukul 20.15 yang menyebabkan terjadinya lahar
pada alur K.Badak, K.Putih, K.Ngobo, K.Konto, dan K.Semut. Korban manusia berjumlah 210
orang di daerah Jatilengger dan Atas Kedawung. Letusan ini menghasilkan tephra sekitar 90 juta
meter 3.
Seismograf yang berada di Pos Margomulyo mencatat gempa pada 15 menit menjelang letusan.
Warna air danau menjelang letusan juga berubah, dimana sebulan sebelum letusan air yang semula
berwarna hijau tua berubah menjadi hijau kekuningan dan perubahan tersebut merata di seluruh
permukaan kawah.
Dua hari menjelang letusan teramati bahwa warna air berubah kembali seperti semula.
Perkembangan perubahan suhu air kawah tidak teramati demikian pula tumbuhan di sekitar mulut
kawah tetap segar saat menjelang letusan.
▪ KESIMPULAN
Gempa yang terjadi baik Tektonisme maupun Vulkanisme cenderung menyebabkan kerusakan
yang sangat besar khususnya pada bangunan-bangunan yang berdiri didaerah bencana, lalu
kemana fungsi bangunan sebagai tempat perlindungan, hampir semuanya rata bahkan sampai
menyebabkan korban karena kerusakannya.
Maka sudah jadi tugas utama Pembangun untuk lebih memperhatikan fungsi bangunan sebagai
‘Tempat Perlindungan’ dari segala macam hal, khusunya gempa. Oleh sebab itu mata kuliah
Rekayasa Gempa sangat diperlukan untuk menganalisa dan merancangan konstruksi bangunan
yang siap tahan akan beban gempa, sehingga dapat meminimalisir bahkan menghindari korban
karena bencana alam gempa, baik yang terjadi sekali tapi destruktif yang dihasilkan sangat besar,
maupun yang berkelanjutan dengan destruktif yang dihasilkannya.