PENELITI :
IR. BADARUDDIN, MT
1
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa penelitian ini di laksanakan dengan benar, merupakan
penelitian yang saya lakukan sendiri. Jika ada hasil atau sesuatu hal yang sama dengan orang
lain, dinyatakan dalam sumber pustaka pada bagian akhir dari laporan ini.
Ketua Peneliti
Badaruddin, Ir MT
2
DAFTAR ISI
3
ABSTRAK
Kemajuan teknologi saat ini sangat mempegaruhi pola hidup masyarakat. kehidupan
manusia yang tidak lepas dari kebutuhan akan listrik sebagai sarana utama dalam kegiatan
sosial dan ekonomi. misalnya dalam menjemur dan mengangkat pakaian yang terkadang kita
tidak sempat untuk mengangkatnya jika hujan ataupun pada malam hari, serta jika kita
meninggalkan rumah berhari-hari tentunya tidak mungkin kita meninggalkan rumah dalam
keadaan gelap atau kondisi lampu menyala terus menerus yang mengakibatkan pemborosan.
Dalam proses perancangan menggunakan gambar kerja yang bertujuan untuk
memudahkan proses perakitan dan mendapatkan hasil yang optimal, Penempatan atau
pemasangan posisi alat control ini harus disesuaikan dengan kondisi cahaya, terutama
pemasangan LDR untuk mendapatkan kepekaan terhadap cahaya yang tinggi posisi LDR
harus tepat agar system kerja rangkaian sesuai dengan yang dinginkan
ABSTRAC
Advances in technology today is very mempegaruhi lifestyle of the people. human life
which can not be separated from the need for electricity as the primary means of social and
economic activities. for example in drying and lifting clothes that sometimes we do not have
time to pick it up if it rains or at night, and if we leave the house for days we probably would
not leave the house in the dark or continuous light conditions that lead to waste.
In the design process using the image of work that aims to facilitate the assembly
process and obtain optimal results, the placement or mounting position of this control
equipment must be adjusted to the light conditions, especially the installation of the LDR to
obtain a high sensitivity to light LDR position should be appropriate to work system
according to the circuit with a chill
4
BAB I. PENDAHULUAN
5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
6
Sakelar Peralatan Motor Mesin
Motor Listrik Tenun
kontrol
Operator
Terlihat bahwa input yang diinginkan adalah motor listrik harus berhenti apabila
terjadi benang putus, sedangkan output yang terjadi mesin tenun terus bekerja walaupun ada
benang putus. Teryata dalam hal ini bahwa signal output ( akibat ) tidak mempengaruhi input
( penyebab ). Jadi pada sistem pengontrolan terbuka, perubahan kerja dari motor listrik hanya
dapat terjadi apabila sistem kerja kontrolnya diubah oleh tenaga manusia ( operator ) secara
manual.
2.2.2 Sistem Pengontrolan Tertutup
Apabila fungsi operator pada mesin tenun diatas diganti oleh sakelar mini ( Micro
Switch ) yang dipasang pada serat benang. Maka sistem pengontrolan terbuka dapat menjadi
sistem pengontrolan tertutup ( close loop system ). Lihat gambar 2.2 dibawah ini.
kontrol
Feed back
7
motor listrik berhenti dan akibatnya mesin tenun akan berhenti. Apabila benang yang putus
tadi disambungkan, maka sakelar mini membuka lagi dan masih memerlukan tenaga
operator. Akan tetapi pekerjaanya lebih ringan karena hanya memberikan daya listrik pada
saat permulaan mesin tenun dijalankan dan menyambungkan bila benang putus.
Disini terlihat bahwa output terlihat dari input, maka sistem ini disebut sistem
pengontrolan tertutup. Dengan kata lain sistem pengontrolan tertutup adalah sistem
pengontrolan yang memanfaatkan pengaruh yang ditimbulkan dari hasil kerja motor untuk
melakukan perubahan operasinya, tanpa tenaga operator. Munculnya peralatan kontrol seperti
Programmabel Logic Control ( PLC ) dan analog komputer, penyambungan benang putus
sudah dapat dilakukan secara otomatis, tanpa harus dilakukan oleh tenaga manusia.Dengan
penerapan sistem kontrol ini memungkinkan sepuluh atau dua puluh buah mesin tenun, cukup
hanya dilayani oleh satu tenaga operator. Berdasarkan uraian dari kedua macam sistem
pengontrolan tersebut, sistem pengontrolan tertutup merupakan cara yang paling efisien dan
efektif untuk digunakan dalam pengontrolan motor listrik, apabila dibandingkan dengan
sistem pengontrolan terbuka.
Disamping keuntungan yang diperoleh ada juga kekuranganya antara kebutuhan
tenaga manusia ( Man Power ) dalam satu pabrik akan jauh relatif kecil apabila dibandingkan
dengan menggunakan sistem pengontrolan terbuka. Rangkaian pengontrolan motor yang akan
dibahas adalah pemakaian secara langsung dengan mesin mesin yang dikontrol. Maksudnya
untuk memberikan gambaran tentang penerapan rangkaian kontrol motor tersebut pada mesin
mesin industri, pengontrolan motor listrik dapat dilakukan secara elektromagnetik dan
elektronika.
2.3 Sistem Pengontrolan Motor Listrik Secara Elektromagnetik [3]
Pemakaian sistem pengontrolan motor listrik secara elektromagnrtik dibagi 3 yaitu
sebagai berikut :
1. Pengontrolan Motor Listrik Dengan Sensor Sakelar Mikro
2. Pengontrolan Motor Listrik Menggunakan Saklar Pelampung
3. Pengontrolan Motor Listrik Dengan Sensor Saklar Limit ( Limit Switch )
4. Sistem Pengontrolan Motor Listrik Secara Elektronik
5. Pengontrolan Motor Listrik Dengan Sensor Photo Resistor
6. Pengontrolan Motor Listrik Dengan Sensor Thermistor
8
2.4 Spesifikasi Komponen Komponen Beserta Prinsip Kerjanya
Dalam studi pembuatan sistem kontrol motor listrik dengan saklar cahaya (
LDR ) menggunakan komponen komponen listrik diantaranya adalah :
1. Resistor
Penggunaan resistor dalam rangkaian pada umumnya berfungsi sebagai penghambat
arus listrik, memperkecil dan membagi arus listrik dalam suatu rangkaian. Dalam pembuatan
sistem kontro motor listrik ini hanya menggunakan tiga jenis resistor yaitu resistor tetap,
resistor tidak tetap / variabel dan resistor peka cahaya ( LDR ) [1].
1. Resistor Tetap
2. Resistor Tidak Tetap / Variabel ( Potensiometer )
2. Tahanan Peka Cahaya ( LDR )
Saklar cahaya atau LDR ( Light Dependent Resistor ) adalah resistor variabel yang
memiliki resistansi atau hambatan listrik maksimum dalam gelap dan sebaliknya memiliki
resistansi atau hambatan listrik minimum dalam terang. LDR dibuat dari bahan Cadmium
Sulfida yang peka terhadap cahaya. Seperti yang telah diketahui bahwa cahaya memiliki dua
sifat yang berbeda yaitu sebagai gelombang elektromagnetik foton/partikel energi. Saat
cahaya menerangi LDR foton akan menabrak ikatan Cadmium Sulfida dan melepaskan
elektron. Semakin besar intensitas cahaya yang datang, semakin banyak elektron yang
terlepas dari ikatan. Sehingga hambatan LDR akan turun saat cahaya meneranginya.
9
sinar matahari, Hambatan LDR akan turun secara drastis hingga nilai beberapa puluh ohm
saja.
Prinsip Kerja LDR Dalam Suaatu Rangkaian[1]
Dengan adanya sifat LDR yaitu saat gelap nilai tahanannya akan menjadi besar dan
sebaliknya pada saat terkena cahaya terang nilai tahanannya akan menjadi kecil, dengan
adanya perubahan resistan tersebut maka transistor akan bekerja dan akan memberikan arus
listrik pada rilay, bila rilay tersebut dialiri arus, maka relay akan menghubungkan beban
dengan sumber arusnya. Bila beban tersebut lampu, maka lampu tersebut akan menyala.
Untuk mendapatkan kepekaan yang tinggi kita dapoat mengatur potensiometer, pada saat
memasang LDR agar diletakkan sedemikian rupa mendapat kepekaan cahaya yang ideal
3. Transistor [2]
Kata transistor berasal dari dua buah kata yaitu transfer dan resistor. Ini menunjukan bahwa
transistor merupakan komponen yang dapat mentransfer daya dari satu rangkaian
kerangkaian lain saat bersifat seperti resistor nonlinier. Transistor merupakan dioda dengan
dua buah sambungan ( juction ). Sambungan itu membentuk transistor PNP maupun NPN.
Ujung-ujung terminal berturut-turut disebut emitor, base dan kolektor base selalu berada di
tengah, diantara emitor dan kolektor. Perhatikan gambar 2.4 dibawah.
Collector
P N P N P N
Base Emiter
Emiter Base
10
C(K) C(K)
B B
E E
A 564
e b
b c e b c e
11
Kekurangannya dibandingkan dengan tabung elektron yaitu :
1. transistor mempunyai daya relatif kecil dan masih terbatas
2. transistor mempunyai karakteristik yang masih terbatas
3. Kapasitor [2]
Kapasitor adalah suatu komponen yang dapat menampung muatan listrik yang
diberikan dari suatu sumber tegangan, kemampuan kapasitor untuk menyimpan muatan listrik
disebut kapasitensi, sesuai dengan hukum coulomb banyaknya muatan listrik yang akan
ditampung oleh kapasitor adalah :
Kapasitor pada dasarnya terdiri atas dua buah lempeng atau pelat penghantar yang tersekat
antara satu dengan yang lainnya,
Elektroda
Dielektrium
+ +
- -
a b c
Gambar 2.8 Simbol Kapasitor
a. fixet capasitor
b. variabele capasitor ( Varco )
c. elektrolit capasitor ( Elco )
Bahan yang menyekat diantara kedua lempeng atau pelat penghantar itu lazim disebut
dielektrikum, bahan bahan elektrikum antara lain udara, kertas, mika, keramik, elektrolit,
tantalum oksida dan lain lain. Kapasitor terdiri atas fixed capasitor dan variable capasitor
(varco), cara kerja kapasitor adalah sebagai berikut. Seperti dijelaskan diatas banyak muatan
Q yang disimpan dalam kapasitor berbanding lurus dengan tegangan yang diberikan dan
kapasitas kapasitornya.
12
1
s
2
+
a
E
-
b
13
bahan N. Jika permukaan bahan germanium atau silikon dikotori dengan bahan indium atau
galium yang elektron valensinya 3 maka sifatnya berubah menjadi kelebihan muata positif
dan bahan ini disebut bahan P.
Dioda dibentuk dengan menggambungkan dengan bahan jenis N dan bahan jenis P
setelah kedua bahan digabung akan terbentuk sebuah P-N junction. Bahan P juga dikatakan
sebagai bahan yang kekurangan muatan negatif sedangkan bahan N adalah bahan yang
mempunyai kekurangan muatan positif oleh karena itu pada penyambung dioda dapat di
bayangkan adanya batrai mini lihat gambar 2.10.
Depletion layer
P - N junction
P N
Dengan adanya batrai mini ini maka apabila bahan N dihubungkan bengan kutub
positif dan bahan P dengan kutub negatif dari sumber lain. Maka rangkaian keseluruhan
akan merupakan dua buah batrai disambungkan seri yang berlawanan sehingga tahananya
besar sekali. Kejadian ini disebut dengan reverse bias artinya arus listrik sukar sekali
mengalir dalam dioda. Sebaliknya apabila bahan P dihubungkan dengan kutub positif dari
bahan N dengan kutub negatif dari sumber luar maka dapat dibayangkan adanya rangkain
batrai yang disambungkan seri menambah sehingga tahananya kecil. Kejadian ini disebut
dengan forward bias artinya dioda dapat mengalirkan arus listrik dengan mudah. Dari uraian
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dioda mempunyai sifat mengalirkan arus yang relatif
tinggi pada forward bias dan memblok aliran arus pada reverse bias.
Forward bias terjadi apabila sisi negatif sumber tegangan dihubungkan dengan
bahan jenis N. Reverse bias terjadi apabila sisi negatif sumber tegangan dihubungkan
dengan bahan jenis P.
Selanjutnya bahan P disebut anoda ( A ) dan bahan N disebut katoda ( K ) lihat gambar
2.11
14
A K
Arus listrik mengalir mengikuti arah panah sedangkan arus elektron menentang arah panah.
Klasifikasi dioda menurut pengunaanya terdiri atas signal dioda biasanya kecil dan berdaya
rendah, reference denga stable voltage output, general purpose dioda, zener dioda digunakan
sebagai penyetabil tegangan, perhatikan gambar 2.12
A B C D E F
Berdasarkan uraian diatas, maka sifat-sifat yang dimiliki oleh dioda dapat digunakan untuk
mengubah arus bolak-balik menjadi arus searah.
15
ekonomis untuk tiap-tiap keperluan, misalnya dalam kebutukan akan tegangan tinggi dalam
pengiriman daya listrik jarak jauh. Dalam bidang elektronik, transformator antara sumber dan
beban untuk memisahkan satu rangkaian dari rangkaian yang lain dan untuk menghambat
arus searah sambil tetap melakukan atau mengalirkan arus bolak balik antara rangkaian.
Dalam bidang tenaga listrik pemakaian transformator dikelompokan menjadi :
Transformator daya
Transformator distribusi
Transformator pengukuran, yang terdiri dari transformator arus dan transformator tegangan
Prinsip kerja transformator
kerja transformator berdasarkan induksi elektromagnetik, menghadapi adanya gandengan
magnet antara rangkaian primer dan sekunder. Gandengan ini berupa inti besi tempat
melakukan fluks bersama.
Transformator
step down
0V 220 V
500 MA
N1 N2
Primer Sekunder
U1 U2
16
memungkinkan suatu sistem pengontrolan motor dengan variasinya kerja yang beraneka
ragam sesuai dengan kebutuhan.
Relay dibuat untuk tugas yang lebih ringan dibanding dengan kontaktor, kontak-
kontaknya pun jauh lebih kecil dibanding dengan kontaktor dan bahan metrialnya pun
terbuat dari konduktor yang baik.
Bahan yang digunakan untuk relay umumnya terbuat dari logam perak Kadang kadang
digunakan juga logam-logam berharga yang lainnya,
Pada gambar dibawah ditunjukan konstruksi, bentuk dan simbol dari control relay ( CR ).
1
2
13
3
12
11 4
5
10 7
17
NO NC
A1
CR
A2
7. IC AT 89S51 [2]
Penggunaan IC AT 89S51 memiliki beberapa keuntungan dan keunggulan, antara lain
tingkat kendala yang tinggi, komponen hardwere eksternal yang lebih sedikit,
kemudahadalam pemrograman. Dan hemat dari segi biaya. IC AT 89S51 memiliki program
internal yang mudah untuk dihapus dan diprogram kembali secara berulang ulang. Pada
pesawat ini IC AT 89S51 berfungsi sebagai sentral control dari segala aktivitas pesawat.
Mulai dari timer untuk mengontrol lamanya elektroda bekerja. Pada pesawat ini IC AT 89S51
ini juga dimanfaatkan sebagai pengubah suhu sensor suhu untuk dikonversikan dalam satuan
kadar mineral yang ditampilkan dalam display berupa sevensegment.
18
Gambar 2.18 IC AT 89S51
Beberapa fungsi dari kaki pin pada IC mikrokontroler AT89S51 yaitu :
Port0
Port 0 adalah 8 bit open drain bi-directional port I/O. pada saat sebagai port output, tiap pin
dapat dilewatkan ke-8 input TTL. Ketika logika satu dituliskan pada port 0, maka pinpin ini
dapat digunakan sebagai input yang berimpendansi tinggi. Port 0 dapat dikonfirmasikan
untuk demultiplex sebagai jalur data/addres bus selama membaca ke program eksternal dan
memori data. Pada mode ini P0 mempunyai internal Pullup. Port 0 juga enerima kode bytre
selama pemograman Flash. Dan mengeluarkan kode byte selama verifikasiprogram.Port1
Port 1
adalah 8 bit bi-directional port I/O dengan internal Pullup. Port 1 mempunyai output yang
dapat dihubungkan dengan 4 TTl input. Ketika logika 1 dituliskan ke port 1, pin ini di pull
hight dengan menggunakan internal pullup dan dapat digunakan sebagai input. Port 1 juga
menerima addres bawah selama pemrograman Flash dab verifikasi.
.Port2
Port 2 adalah 8 bit bi directional port I/O dengan Pullup. Port 2 output buffeapat melewatkan
empat TTL input. Ketika logika satu dituliskan ke port 2, maka mereka dipull hight dengan
internal Pullup dan dapat digunakan sebagai input.
Port3
Port 2 adalah 8 bit bi directional port I/O dengan Pullup. Output buffer dari Port 3 dapat
dilewati empat input TTL. Ketika logika satu dituliskan keport 3, maka mereka akan dipull
hight dengan internal pullup dan dapat digunakan sebagai input. Port 3 juga mempunyai
berbagai macam fungsi/fasilitas. Port 3 juga menerima beberapa sinyal kontrol untuk
pemrograman Flash dab verifikasi
19
.RST
Input reset. Logika hight pada pin ini akan mereset siklus mesin (IC).
ALE/PROG.
Pulsa output Addres Latch Enable digunakan untuk lantching byte bawah dari addresselama
mengakses ke eksternal memory. Pin ini juga merupakan input pulsa program selama
pemrograman Flash. Jika dikehendaki, operasi ALE dapat didisable dengan memberikan
setting bit 0 dari SFR pada lokasi 8EH. Dengan Bit Set, ALEdisable, tidak akan
mempengaruhi jika mikrokontroler pada mode eksekusi eksternal.
PSEN
Program Store Enable merupakan sinyal yang digunakan untuk membaca program memory
eksternal. Ketika 8951 mengeksekusi kode dari program memory eksternal, PSEN diaktifkan
dua kali setiap siklus mesin
EA/VPP
Eksternal Acces Enable, EZ harus diposisikan ke GND untuk
mengaktifkan divais untuk mengumpankan kode dari program memory
yang dimulai pada lokasi 0000h sampai FFFFh. EA harus diposisikan ke
VCC untuk eksekusi program internal. Pin ini juga menerima tegangan
pemrograman 12 volt (Vpp) selama pemrograman Flash.
.XTAL1
Input ntuk oscillator inverting amplifier dan input untuk inte rnal clock untuk
pengoperaian rangkaian.
.XTAL2
Output dari inverting oscillator amplifier.
8. Keramik [2]
Pada kapasitor yang berukuran besar, nilai kapasitansi umumnya ditulis dengan angka
yang jelas. Lengkap dengan nilai tegangan maksimum dan polaritasnya. Misalnya pada
kapasitor elco dengan jelas tertulis kapasitansinya sebesar 22uF/25v. Kapasitor keramik yang
ukuran fisiknya mungil dan kecil biasanya hanya bertuliskan 2 (dua) atau 3 (tiga) angka saja.
Jika hanya ada dua angka satuannya adalah pF (pico farads). Sebagai contoh, kapasitor yang
bertuliskan dua angka 47, maka kapasitansi kapasitor tersebut adalah 47 pF. Jika ada 3 digit,
angka pertama dan kedua menunjukkan nilai nominal, sedangkan angka ke-3 adalah faktor
pengali. Misalnya seperti gambar disamping yaitu menunjukkan 154 berarti angka pertama
20
dan kedua menunjukkan nilai yaitu 15 dan angka ketiga angka 4 yang berarti faktor pengali=
10000, nilai kapasitor keramik tersebut adalah 1510000=150000 pF=150 nF=0,15uF ,
21
30ppm, dengan akurasi yang lebih tinggi juga tersedia walaupun harganya tentu lebih
mahal.
Potongan keping kristal mengacu kepada orientasi sudut pemotongan keping kristal
terhadap garis struktur kristalin, dan juga bentuk keping kristal tersebut. Ada banyak standar
potongan keping kristal, yang masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
Sebagai contoh, potongan AT yang populer mempunyai frekuensi fundamental maksimum
yang tidak terlalu tinggi dan koefisien suhu yang cukup baik (berbentuk kurva fungsi kubik).
Contoh lain adalah potongan BT, yang mempunyai frekuensi fundamental maksimum
yang lebih tinggi tetapi koefisien suhunya lebih buruk (berbentuk kurva parabolik). Kristal
dapat dioperasikan pada frekuensi fundamental atau salah satu dari frekuensi-frekuensi
harmonik ganjil (odd harmonics) yang biasa disebut dengan istilah overtones. Frekuensi
fundamental maksimum sebuah kristal ditentukan oleh potongan dan dimensi keping kristal.
Semakin tinggi frekuensi fundamental sebuah kristal, semakin tipis keping kristal tersebut,
sehingga keping kristal menjadi rapuh dan mudah patah.
Jadi untuk mencapai spesifikasi frekuensi getar yang lebih tinggi, kristal harus
beroperasi menggunakan salah satu overtone yang ada. Walaupun quartz adalah material
yang paling sering digunakan untuk membuat kristal, material lain seperti lithium-niobate,
lithium-tantalate, bismuth-germanium oxide dan alumimium-phosphate juga dapat dipakai
untuk membuat kristal. Material lain yang juga dapat digunakan adalah sejenis keramik yang
terbuat dari padatan timbal, zirconium dan titanium dan material polimer seperti polyvinyl
chloride dan difluorpolyethylene.
22
satu alternatif pendeteksi intensitas cahaya. Alat ini dapat dimanfaatkan bagi siswa dalam
memahami tentang materi fotometri dalam pelajaran fisika. Dalam penelitian ini diperoleh
hasil bahwa fotodioda dapat berfungsi sebagai sensor untuk mengukur intensitas cahaya,
dimana semakin besar intensitas cahaya (ditunjukkan kenaikan daya lampu) yang
mengenainya maka arus yang dihasilkan fotodioda juga akan semakin besar. Disamping itu
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara arus yang dihasilkan fotodioda
berubah berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari sumber cahaya dengan arus lampu
tetap.
23
LED adalah kepanjangan dari Light Emitting Diode (Dioda Pemancar Cahaya).Dioda
ini akan mengeluarkan cahaya bila diberi tegangan sebesar 1,8 V denganarus 1,5 mA. LED
banyak digunakan sebagai lampu indikator dan peraga(display).Simbol LED :
24
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Pertama tama mencari informasi tentang topik yang akan dibahas, kemudian mencari buku
referensi yang berhubungan dengan tofik yamg akan dibahas.
Selanjutnya membuat rancangan alat yang akan dibuat lalu menentukan nilai komponen yang
akan dipakai dalam rancangan tersebut.
Langkah berikutnya merancang alat kemudian melakukan pengujian. Yang terakhir
menganalis hasil rancangan dan membuat laporan
Adapun alasan pemilihan topik penelitian ini karena sangat membantu dalam proses
pengontrolan motor listrik.
Gambar Kerja
Pada saat LDR terkena cahaya yes maka motor akan berputar kekanan ( Jemuran keluar
) keadaan sensor stop terpotong luar terpotong ( foto dioda ) sehimgga motor memutar keluar
memanfaatkan cahaya yang menerangi sensor LDR itu sendiri. Dan apabila pada saat LDR
tidak terima cahaya NO motor akan berputar kekiri dalam keadaan sensor stop terpotong (
Foto Dioda ) sehingga motor memutar kedalam karena tidak mendapatkan cahaya ( gelap )
dan motor akan berhenti berputar karena prinsip kerja LDR nilai resistansi terhadap gelap
maximum sedangkan dalam keadaan terang minimum
Gambar 3.1 Skema rangkaian pengontrolan motor listrik menggunakan saklar cahaya
25
Prinsip Kerja
Dalam studi perancangan kontrol motor listrik ini bertujuan untuk memutar balik arah
putaran motor listrik ( Revers dan forwad ) sesuai dangan konstruksi yang telah ditentukan :
Sifat LDR resistansi maksimum dalam gelap minimum dalam terang LDR terhubung
dengan ground kemudian LDR terhunbung dengan base transistor A 733 yang bermuatan
negatif,sedangkan base A733 yang tersebut terhubung dengan tegangan positif 5 volt.
Melalui trimpot ( trimer potensio ) besarnya tegangan yang masuk ke A 733 transistor itu
sama dengan perbandingan antara LDR dengan trimpot ke A 733.
Keluaran A733 terhubung dengan microcontroller ( keluaran berbentuk negatif atau
low ) dan Apabila transistor mengeluarkan arus negatif ke pin po.02nya akan bernilai positif
untuk menetukan bit di po.2nya ,jika po.2nya bernilai negatif maka akan membuka sehingga
relay menutup sesuai perintah dari program dan apabila po.2nya positif motor akan berhenti
berputar ( stop ) .
26
BAB IV PROSES PERANCANGAN SISTEM KONTROL MOTOR LISTRIK
DENGAN SAKLAR CAHAYA ( LDR )
Dalam studi perancangan system control ini melalui beberapa proses yang perlu diperhatikan
antara lain proses perakitan Pemasangan komponen, cara kerja, pengujian, pemasangan,
kalkulasi biaya dan keuntungan menggunakan saklar cahaya ( LDR ).
4.1 Proses Perancangan
Setelah melakukan proses pertama yaitu proses produksi, misalnya pemilihan
komponen, perakitan box, wiring kabel utama dan kontrol,barulah melakukan proses kedua
yaitu proses perancangan yang urutannya akan dijelaskan sebagai berikut
4.1.1 Pemasangan Komponen
Dalam proses perancangan komponen ini dilakukan dengan menggunakan papan
triplek dan papan mika transparan. Untuk memudahkan proses perakitan menggunakan
gambar kerja supaya mendapatkan hasil yang optimal, praktis dan menghemat biaya.
1. Persiapan Kerja
Dalam proses perancangan menggunakan alat alat sebagai berikut : Komponen yang
dibutuhkan antara lain :
Tabel 4.1 komponen perancangan LDR
1 Transformator 1buah
3 Resistor 7buah
4 Dioda 6buah
5 Relai 2buah
6 LDR 1buah
7 Kabel 2 meter
27
9 Photo dioda 2 buah
11 Kristal 1 buah
1 IC AT 89C51 / 52 1 buah
2 IC LM 7805 1 buah
4 trimpot _ 3 buah
28
4.2 Pengetesan Alat dan Pengukuran
Pengetesan alat dan pengukuran dilakukan secara bersamaan. Pengukuran menggunakan
Multimeter.
Tabel 4.3. Hasil pengukuran
Dari hasil pengukuran dapat disimpulkan bahwa pemasangan posisi alat control
ini harus disesuaikan dengan kondisi cahaya, terutama pemasangan LDR untuk mendapatkan
kepekaan terhadap cahaya yang tinggi posisi LDR harus tepat agar sistem kerja rangkaian
sesuai dengan yang diinginkan,misalnya dalam
keadaan cahaya terang peralatan dapat bekerja / mendorong beban dengan baik atau
sebaliknya dalam keadaan cahaya redup peralatan dapat bekerja / menarim beban dengan baik.
4.3 Keuntungan Menggunakan Saklar Cahaya ( LDR ) Dibandingkan Dengan
Saklar Jenis Lain.
Sistem kerja LDR yang peka terhadap cahaya didapat kesensitifan yang tinggi,
sehingga peralatan yang dikontrol akan langsung konstan bekerja. Jika dibandingan dengan
saklar jenis lain, misalnya Foto dioda ( LDD ) maka LDR akan lebih unggul , karena system
kerja LDD yang memiliki polaritas kutub listrik hanya searah, artinya arus listrik hanya dapat
melewatinya dari arah tertentu saja yakni dari elektroda positif ( anoda ) ke elektroda
negative ( katoda ), sehingga diperoleh kesensitipan yang sangat minim.
4.4 Penempatan dan Perawatan
Penempatan atau pemasangan posisi alat control ini harus disesuaikan dengan kondisi
cahaya, terutama pemasangan LDR untuk mendapatkan kepekaan terhadap cahaya yang
tinggi posisi LDR harus tepat agar system kerja rangkaian sesuai dengan yang dinginkan,
misalnya dalam keadaan cahaya terang peralatan dapat bekerja / mendorong beban dengan
baik atau sebaliknya dalam keadaan cahaya redup atau gelap,peralatan dapat bekerja /
menarik beban dengan baik. Perawatan yang dilakukan pada saklar cahaya ( LDR ) sangat
29
mudah dan praktis, karena posisi LDR yang terletak diluar ruangan, sehingga LDR akan
mudah terkena kotoran ( debu ).
Jadi perawatannya cukup dengan sesering mungkin membersihkan LDR dari kotoran
( debu ). Hal ini dilakukan agar kesensitifan LDR terhadap cahaya tidak berkurang.Untuk
menghindari kemungkinan tersengat arus listrik, maka proses perawatan ini harus dilakukan
dalam keadaan tanpa beban ( dalam kondisi OFF ), karena arus yang mengalir pada rangkaian
adalah arus AC dengan tegangan 220 volt.
30
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dalam studi pembuatan system control motor listrik dengan saklar cahaya (LDR) ini
melalui beberapa proses yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Dari proses
tersebut dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam proses perancangan dilakukan mulai dari perakitan box perakitan
wiring control, pemasangan komponene, pemgujian dan penempatan yang
keseluruhannya dilakukan secara manual dalam proses pengerjaanya
2 Dalam proses perancangan menggunakan gambar kerja yang bertujuan untuk
memudahkan proses perakitan dan mendapatkan hasil yang optimal, praktis
dan menghemat biaya
3. Sebelum melakukan pengujian, rangkaian harus diperiksa secara teliti sesuai
dengan gambar kerja, agar dalam proses pengujian tidak terjadi kesalahan dan
dapat berjalan dengan baik
4. Langkah terakhir adalah pengukuran pada rangkaian terutama rangkaian
elektronika untuk memastikan bahwa rangkaian LDR dapat bekerja dengan
baik
5.2 Saran
1. Karena banyaknya jenis dan tipe LDR yang beredar dipasaran, pemilihan LDR
harus benar benar teliti untuk mendapatkan jenis LDR yang memiliki
kepekaan terhadap cahaya yang tinggi
2. Dalam pemasangan alat control, posisi LDR harus benar benar diperhatikan.
Disesuaikan dengan kondisi cahaya, apakah terlalu terang atau terlalu redup.
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kesensitifan yang tepat, misalnya pada
saat cahaya terang peralatan dapat bekerja / mendorong beban dengan baik
dan sebaliknya jika cahaya redup atau mendung peralatan dapat bekerja
dengan baik
31
DAFTAR PUSTAKA
1. Ganti Depari, Drs, 1992, Teori Rangkaian Elektronika, Penerbit Sinar Baru Bandung,
2. Malvino H Gunawan, 1995, Edisi Ke III , Prinsip Prinsip Elektronika Penerbit
Erlangga,
3. Somantri, Oman, Sistem Pengontrolan Motor di Industri, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1993
32