Anda di halaman 1dari 12

Polimer termoplastik adalah polimer yang mempunyai sifat tidak tahan terhadap panas.

Jika
polimer jenis ini dipanaskan, maka akan menjadi lunak dan didinginkan akan mengeras.
Proses tersebut dapat terjadi berulang kali, sehingga dapat dibentuk ulang dalam berbagai
bentuk melalui cetakan yang berbeda untuk mendapatkan produk polimer yang baru. Polimer
yang termasuk polimer termoplastik adalah jenis polimer plastik. Jenis plastik ini tidak
memiliki ikatan silang antar rantai polimernya, melainkan dengan struktur molekul linear
atau bercabang. Bentuk struktur termoplastik sebagai berikut.

Bentuk struktur bercabang termoplastik.

2.4. Sifat-sifat Termoplastik

Polimer termoplastik memiliki sifat – sifat khusus sebagai berikut :

1. Berat molekul kecil

2. Tidak tahan terhadap panas.

3. Jika dipanaskan akan melunak.

4. Jika didinginkan akan mengeras.

5. Mudah untuk diregangkan.

6. Fleksibel.

7. Titik leleh rendah.

8. Dapat dibentuk ulang (daur ulang).

9. Mudah larut dalam pelarut yang sesuai.

10. Memiliki struktur molekul linear/bercabang.

2.5. Macam-macam Bahan Dari Jenis Termoplastik


1. Polietilen
Polietilen dibuat dengan jalan polimerisasi gas etilen, yang dapat diperoleh dengan memberi
hydrogen gas petroleum pada pemecahan minyak (nafta), gas alam atau asetilaen.
Polimerisasi etilen ditunjukkan pada reaksi di bawah.

Berdasarkan tekanan pada polimerisasinya, polietielen dibagi menjadi :

Polietilen massa jenis rendah (LDPE) , massa jenis 0,910-0,926

Polietilen massa jenis medium (MDPE), massa jenis 0,926-0,940

Polietien massa jenis medium (HDPE), massa jenis 0,941-0,965.

Polietielen dengan berat molekulnya rendah, 1.000-12.000 dan polietilen dengan berat
molekul sangat tinggi (1-4 juta) demikian pula polietilen yang kopolimerkan dan pada
berbagai jenis rantai.

Secara kimia polietilen merupakan parafin yang mempunyai berat molekul tinggi. Karena
sifat-sifatnya serupa dengan paraffin, terbakar kalau dinyalakan dan menjadi cair, menjadi
rata kalau dijatuhkan di atas air.

2. Polipropilen

Bahan baku polipropilen diperoleh dengan menguraikan petroleum (nafta) dengan metode
yang sama dengan etilen. Sifat-sifat polipropilen serupa dengan sifat-sifat polietilen. Massa
jenisnya rendah(0.9-0.92), dan termsuk jenis yang paling ringan diantara bahan polimer.
Dapat terbakar, dan jika dibandingkan dengan polietilen yang bermassa jenis tinggi, polimer
ini memiliki titik lunak, kekuatan tarik, kekuatan lentur dan kekakuannya lebih tinggi, tetapi
ketahanan impaknya rendah terutama pada suhu rendah.

Polipropilen banyak dipakai sebagai bahan dalam produksi peralatanrumah tangga, peralatan
listrik, dan komponen mobil. Hal ini disebabkan karena sifat polimer ini yang mengkilap,
permukaan yang licin, mampu cetak yang baik dan tembus cahaya serta dapat di buat menjadi
karung, tali, botol minuman, serat, bak air, insulator, kursi plastik, alat-alat rumah sakit,
komponen mesin cuci, pembungkus tekstil, dan permadani.
3. Polistiren

Bahan yang khusus di gunakan untuk injeksi dan ekstruksi. Ciri-ciri khasnyaialah berat jenis
yang rendah (1.07), daya tahan terhadap air dan zat kimia, stabilitas dimensi dan
kemampuan isolasi (pengganti karet yang baik untuk isolasi listrik). Polistiren tidak bewarna
dan merupakan resin transparan yang dapat diwarnai secara bening. Memiliki sifat listrik
yang baik terutama pada frekuensi tinggi. Polistiren dapat larut dalam keton, ester dan
pelarut hidrokarbon aromatic.

4. Polimetil Metaklirat

Polistiren dengan kekerasan permukaan yang dimodifikasikan dapat menggantikan gelas


sebagai lensa optic. Bahan ini mudah dibentuk menjadi permukaan yang melengkung yang
dapat dipakai untuk kaca pelindung pada pesawat terbang atau sepeda motor.

5. Polivinil Asetat (PVAC), Polivinil Alkohol

Polivinil asetat mempunyai gugus asetat yang besar dalam rantai samping dan tidak
pernahmengkristal.Resin vinil asetat memiliki kekuatan mekanik rendah, ketahanan panas
yang rendah, lebih mahal dari resin vinil klorida, dan ketahanan kimianya rendah. Sedangkan
Polivinil Alkohol dibuat dengan penyabunan Polivinil Asetat.

6. Nitrouselulosa (seluloid)

Nitroselulosa adalah resin yang telah lama dikenal dengan mencampurkan nitroselulosa,
kamper, alcohol dan zat pewarna, dan menghilangkan pelarut. Bahan ini kuat, dan daya serap
airnya rendah, baik dalam ketelitian dimensi dan kemampuan pemprosesan secara mekanik,
melunak pada suhu air panas dan mudah dicetak. Namun demikian memiliki sifat yang
kurang menguntungkan yaitu; sangat mudah terbakar dan berbahaya dalam penggunaannya.

7. polifenilen Oksida (PPO)

PPO unggul dalam kekuatan, ketahanan panas, bahan kimia, air dan sifat listrik, tapi tak
begitu baik dalam kemampuan cetaknya. Bahan memiliki massa jenis rendah sekitar 1,06,
bersifat dapat padam sendiri, tak tembus cahaya, dan temperature cetak 290-350 ˚C.

8. Polikarbonat Aromatic
Ini adalah resin termoplastik dengan ikatan polikarbonat aromatic Rantai molekul
mempunyai gugus aromatic, adalah kaku lebih kristalin dan terikat kuat . Karena terikat
dengan ikatan ester, maka ketahanan alkalinya lemah. Bahan ini tidak berwarna, tembus
cahaya dengan massa jenis 1,2 dan dan dapat padam sendiri bila terbakar. Dalam
pemanfaatannya, polkarbonat dipergunakan luas untuk komponen elektronik dan listrik.

2.6. Proses Pengerjaan

Proses pengerjaan bahan plastik banyak ragamnya, tetapi pengerjaan tersebut belum tentu
bisa masuk pada jenis plastik yaitu thermosetting atau thermoplastik. Jadi pada prinsipnya
ada pengerjaan hanya untuk thermosetting, pengerjaan hanya untuk jenis thermoplastik dan
adapula yang bisa digunakan oleh keduanya.

Metode-metode yang digunakan untuk mengkonversi bahan plastik dalam bentuk pellet,
butiran, serbuk, lembaran, cairan, atau dibentuk preforms ke bentuk atau bagian. Bahan
plastik mungkin mengandung berbagai zat aditif yang mempengaruhi sifat serta
processability dari plastik.

2.7. Langkah-langkah Pengerjaan Termoplastik

1. Pengerjaan Pemesinan

Pada prinsipnya pengerjaan plastik dengan permesinan dapat dikerjakan dengan pengerjaan
logam/kayu yang biasa, hanya harus mengadakan perubahan pada alat potong. Hal yang
harus diperhatikan adalah sifat plastik yang sensitif terhadap panas dibanding logam. Dapat
melakukan proses pemotongan sedikit-sedikit dengan kecepatan potong yang tinggi dan
pemakanan rendah.

2. Pengelasan

Pada prinsipnya hanya thermoplastik yang dapat di las, itupun harus bahan yang sama, ini
karena setiap jenis plastik mempunyai berat molekul yang berbeda.

3. Pengeleman

Pengeleman adalah suatu sistem penyambungan modern. Dengan pengeleman bahan yang
akan disambung tidak perlu dilelehkan seperti pada pengelasan, oleh karena itu pengeleman
lebih baik beberapa segi dari pengelasan.

a. Pengeleman bisa dipakai untuk menyambung plastik yang tidak bisa atau tidak baik untuk
di las. Misal : acrylglass

b. Pengeleman bisa dipakai untuk penyambungan bahan yang berbeda-beda, yang mana
hanya dengan pengeleman saja bisa dibuatnya. Misal pengerjaan teknik anti korosi

c. Pengeleman juga sangat ekonomis untuk pekerjaan assembling. Misal penyambungan


pipa.
4. Calendering/Pembuatan Roll

Calendaring adalah sebuah proses dimana lembaran – lembaran dari material thermoplastik
dibuat dengan cara melewatkan polimer halus yang dipanaskan diantara dua buah rol atau
lebih. Biasanya roll untuk pengerjaan lembaran ini terdiri dari 4 – 5 roll utama. Susunan roll
tersebut ada bermacam-macam yaitu susunan I,L,F, dan Z. Dalam proses calendering,
plastik dibuat menjadi gulungan antara dua rol yang membuatnya ke sebuah yang kemudian
lewat sekitar satu atau lebih tambahan gulungan sebelum melepas sebagai film
berkelanjutan. Kain atau kertas dapat diberi umpan melalui gulungan yang terakhir,
sehingga mereka menjadi diresapi dengan plastik.

5. Ekstruksi

Ekstrusion moulding adalah suatu proses pembuatan plastik (termoplastik) yang berbentuk
profil atau bentukan yang sama dengan ukuran panjangnya yang cukup besar. Proses ini
digunakan untuk membuat pipa, selang, sedotan, dsb. Teknik ini merupakan metode tertua
dalam pencetakan plastik, dan saat ini masih digunakan untuk mencetak plastik termoset.

Dalam proses ini, plastik atau butiran yang homogen, dan dengan terus-menerus terbentuk.
Produk yang dibuat dengan cara ini termasuk tabung, pipa, lembaran, kawat dan substrat
pelapisan, dan bentuk profil. Proses ini digunakan untuk membentuk bentuk yang sangat
panjang dengan jumlah besar, lalu dapat dipotong-potong dengan bentuk menjadi kecil-
kecil.

6. Injeksi

Proses pembentukan produk berbahan plastik dengan cara menginjeksikan atau menyuntikan
plastik cair kedalam sebuah rongga cetak yang kemudian didinginkan dan dikeluarkan dari
rongga cetak. Material dari proses ini adalah plastik dengan bentuk granula ( butiran kecil ),
powder ataupun larutan. Pengerjaan ini menggunakan cetakan tertutup.

Blow molding atau blow forming adalah suatu proses pembuatan plastik (termoplastik) yang
bentuknya memiliki rongga – rongga pada bagian tengah dari produk. Plastik cair pada proses
ini berbentuk pipa kemudian dimasukan kedalam cetakan lalu ditiup hingga menempel pada
dinding cetakan. Proses ini terdiri dari pembentukan sebuah tabung (disebut parison) dan
memasukkan udara atau gas lain yang menyebabkan tabung tersebut mengembang menjadi
berongga, tertiup bebas sesuai cetakan untuk membentuk menjadi produk dengan ukuran dan
bentuk tertentu.
8. Thermoforming/Vacum Forming

Thermoforming adalah salah satu metode dan banyak dipakai dalam memproses material
plastik. Thermoforming adalah pembentukan lembaran plastik menjadi bagian-bagian melalui
aplikasi panas dan tekanan. Tooling untuk proses ini adalah yang paling murah dibandingkan
dengan proses plastik lainnya. Juga dapat menampung bagian lembaran yang sangat besar
serta bagian-bagian kecil.

9. Rotate Casting

Rotational Molding Process adalah salah satu proses pembentukan plastic. Dalam proses ini,
bubuk digilas halus dan dipanaskan dalam cetakan yang berputar sampai meleleh. Jika bahan
cair yang digunakan, proses ini sering disebut lumpur salju molding. Resin yang melebur
akan seragam dalam melapisi permukaan dalam cetakan.

Tujuan dari Rotational Molding Process adalah untuk mengurangi ongkos produksi dan
membuat design possibilities yang lebih luas / tak terbatas. Proses ini dapat menjadi
alternative bagi proses blow molding, thermoforming dan plastic injection molding.
10. Expanding Foming

Dalam proses expanding/foaming matrial plastik dapat dikembangkan/ diperpanjang/


dipeluas. Campuran resin yang mengandung katalis dan bahan kimia yang dapat membantu
proses perpanjangan (expanding) ditempatkan pada sebuah cetakn dimana ia akan
memanjang kestruktur yang berbentuk sel. Polyurethanes, polyethers, ureaformaldehida,
polyvinys, dan phenoliks adalah bahan-bahan yang sering dikerjakan dengan cara ini.
11. Spinning

Spining dari plastic bisa dipanaskan dimulurkan, ditark, menjadi serabut, kemudian dipintal
menjadi benang bisa lebih kuat.

12. Blow Film

Proses blown film adalah proses pembentukan plastik berongga dengan cara meniupkan
udara bertekanan ke material plastik hasil ekstrusi melalui cincin udara (air ring). Material
plastik yang digunakan biasanya adalah PE (LDPE & HDPE).

Pengujian termoplastik dapat mengambil berbagai bentuk. Tes tarik-ISO 527 -1/-2 dan
ASTM D 638 menetapkan metode uji standar. Standar-standar ini secara teknis setara.
Namun mereka tidak sepenuhnya sebanding karena perbedaan dalam kecepatan pengujian.
Penentuan modulus membutuhkan ketelitian tinggi ± 1 mikrometer untuk Dilatometer .
Lentur tes-3-poin tes lentur antara umum dan metode yang paling klasik untuk plastik semi
kaku dan kaku.

Pendulum dampak-dampak tes tes digunakan untuk mengukur perilaku materi pada
kecepatan deformasi yang lebih tinggi. penguji dampak Pendulum digunakan untuk
menentukan energi yang dibutuhkan untuk istirahat spesimen standar dengan mengukur
tinggi yang pendulum palu naik setelah berdampak pada potongan uji.

ELESTAMOR

Polimer termoseting adalah polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap panas. Jika
polimer ini dipanaskan, maka tidak dapat meleleh. Sehingga tidak dapat dibentuk ulang
kembali. Susunan polimer ini bersifat permanen pada bentuk cetak pertama kali (pada saat
pembuatan). Bila polimer ini rusak/pecah, maka tidak dapat disambung atau diperbaiki lagi.
Polimer ini terdiri dari molekul rantai lurus dengan ikatan yang kuat antarsesamanya.

AtaubisadikatakanPolimerthermosettingadalahpolimernetwork.Polimerini
menjadi keras secara permanen selama pembentukannya dan tidak melunak ketika
dipanaskan. Polimer network mempunyai crosslink kovalen di antara rantai polimer yang
berdekatan.Selamapemanasan,ikataninimengikatrantaipolimermenjadisatuuntukmenahan
gerakan vibrasi dan rotasi rantai pada temperature tinggi. Hal inilah yang menjadipenyebab
mengapa material tidak melunak ketika dipanaskan
Plomer termoseting memiliki ikatan – ikatan silang yang mudah dibentuk pada waktu
dipanaskan. Hal ini membuat polimer menjadi kaku dan keras. Semakin banyak ikatan silang
pada polimer ini, maka semakin kaku dan mudah patah. Bila polimer ini dipanaskan untuk
kedua kalinya, maka akan menyebabkan rusak atau lepasnyaikatansilangantarrantai
polimer. Hanya pemanasan yang berlebih yang akan menyebabkan beberapa ikatan crosslink
dan polimer itu sendiri mengalami degradasi. Polimer termoset biasanya lebih keras dan kuat
daripada termoplastik dan mempunyai stabilitas dimensional yang lebih baik. Kebanyakan
polimer crosslinkdan network termasuk vulcanized rubbers, epoxies, dan phenolics and
beberapa resin polyester adalah termosetting.
JENIS JENIS TERMOSET
Resin Urea formaldehid (Resin Amino
Resin Urea formaldehid adalah hasil polimerisasi kondensasi urea dengan formaldehid.
Resin ini termasuk dalam kelas resin thermosetting yang mempunyai sifat tahan terhadap
asam ,basa , tidak dapat melarut dan tidak dapat meleleh. Karena sifat-sifat tersebut, aplikasi
resin urea-formaldehid yang sangat luas sehingga industri urea-formaldehid berkembang
pesat. Resin urea ini dapat dicetak tekan, memiliki permukaan yang keras dan mempunyai
nilai dielektrik yang tinggi dan dapat diberi berbagai warna. Contoh industri
yang menggunakan industri formaldehid adalah laminating, coating, tekstil resin finishing.
Jenis resin ini banyak juga digunakan untuk mencegah berkerut dan kusut nya kain katun dan
untuk mencegah menyusutnya kayu
Fenol-formaldehida/bakelit (Resin Phenol)
Merupakan resin sintetik yang dibuat dengan mereaksikan phenol denganformaldehida,
wujud nya keras, kuat, awet dan dapat dicetak pada berbegai kondisi.Bahan ini mempunyai
daya tahan panas dan air yang baik dan dapat diberi macam-macam warna,sering digunakan
sebagai bahan pelapis dan laminating, pengikat batu gerinda, pengikat logam ataugelas, dapat
dicetak menjadi kotak, isolator listrik, tutup botol dan tangkai pisau, plastik yang digunakan
untuk peralatan listrik seperti fitting lampu listrik, steker listrik, peralatan fotografi, radio,
perekat plywo.
4.3 Melamin-formaldehida.(Resin Amino)
Resin melamin-formaldehida diperkenalkan di Jerman oleh Henkel pada tahun 1935.
Resin ini termasuk dalam golongan resin amino yang diproduksi melalui reaksi
polikondensasi antara melamin dan formaldehida. Dibandingkan dengan resin urea-
formaldehida, resin ini mempunyai kelebihan yakni transparan; kekerasan(hardeness) yang
lebih baik; stabilitas termal yang tinggi; tahan terhadap air, bahan kimia, dan goresan.
Polyesters
Poliester di industri digunakan dalam penguatan ban, tali, kain buat sabuk
mesin
pengantar (konveyor), sabuk pengaman, kain berlapis dan penguatan plastik dengan tingkat
penyerapan energi yang tinggi.Serat-serat poliester juga bisa dicampur dengan serat-serat
katun, wol, rayon dan sutera. Sifat-sifat serat poliester adalah sebagai berikut:
o Tahan kusut, baik untuk pakaian wanita maupun pria.
o Tahan cuci dan tidak kusut kalau dicuci.
o Lebih tahan sinar matahari dari pada nylon.
o Dapat ditekan dengan setrika panas (150° C), hingga terjadi lipatan tetapi dapat
dihilangkan dengan panas yang sama
4.5 Resin Furan
Resin ini berasal dari hasil pengolahan limbah pertanian, seperti: tongkol jagung dan
bijikapas. Warna produk nya agak tua, tahan air dan mempunyai sifat-sifat listrik yang baik.
4.6 Resin Epoksida
Resin jenis ini banyak dipakai untuk keperluan: pengecoran, pelapisan, protektor alat-alat
listrik,
campuran cat dan sebagai adhesif (perekat/lem).Karena alasan resin ini tahan terhadap aus
dan beban
kejut, maka sering juga digunakan untuk membuat cetakan tekan (metalurgi serbuk), panel
sirkuit
listrik, tangki dan jig.
4.7 Silikon polimer dengan silikon sebagai bahan dasar
Mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan bahan dasar plastik (atom karbon) lain
nya. Sifat-sifat spesifik nya adalah: stabilitas (tahan terhadapsuhu tinggi), kedap air, oleh
karena itu sering digunakan untuk membuat: minyak gemuk (fat), resin, perekat dan karet
sintetis.Contoh polimer termoplastik ialah Selulosa yang dibuat dari serat kapas dan kayu,
namun sangat kuat dan ulet serta dapat diberi ber- bagai warna.

KRISTALINITAS

Material polimer dapat dijumpai dalam keadaan kristalin. Namun, karena polimer tergolong
molekul, bukan atom atau ion seperti halnya pada logam dan keramik, maka susunann
atomnya lebih kompleks. Kita berasumsi kristalinitas polimer sebagai susunan rantai
molekul yang membentuk geometri atom yang teratur. Strukur kristal dapat digambarkan
sebagai unit sel yang seringkali terlihat rumit. Gambar 14.10 menujukkan satu unit sel untuk
polietilen dan hubungannya dengan struktur rantai moleku. Unit sel ini berbentuk geometri
ortorhombik. Tentunya, rantai molekul juga memanjang terus[1].

[1]
(tak berhenti untuk satu sel saja, unit sel yang lain juga terbentuk karena adanya interaksi
antara rantai molekul yang berdekatan tersebut. Namun perlu diingat bahwa rantai molekul
tersebut dapat berotasi, melintir, terpilin hingga bentuknya acak / tak beraturan buka
kembali penjelasan tentang bentuk molekul polimer. Sehingga, sebuah kristal polimer terjadi
jika rantai molekul satu dengan yang lain berdekatan dan berinteraksi).
Gambar 14.10 Susunan Rantai Molekul pada Unit Sel Polyethylene

Subtansi molekul yang memiliki molekul kecil hanya memiliki dua kemungkinan struktur
yaitu seluruhnya kristalin atau seluruhnya amorfus. Sedangkan material polimer biasanya
semi-kristalin, memiliki daerah kristalin yang terdispersi dalam struktur amorfus. Adanya
rantai yang tidak teratur akan membentuk daerah amorfus karena adanya twisting, kinking,
dan coiling (melintir, berkelok-kelok, memilin) dari rantai untuk menjaga susunan setiap
segmen tetap teratur pada rantai molekul. Pengaruh struktural lain terhadap luas kristalinitas
pada molekul polimer akan dibahas singkat.
Tingkat kristalinitas merupakan perbandingan antara struktur kristalin dan struktur amorf.
Densitas polimer kristalin lebih besar daripada densitas polimer amorf meskipun material dan
berat molekulnya sama. Hal ini dikarenakan rantai molekul pada struktur kristalin lebih padat
tersusun bersama. Derajat kristalinitas ditentukan melalui perhitungan densitasnya dengan
akurat sesuai dengan persamaan berikut.

Perhitungan derajat kristainitas polimer

Dimana ps adalah densitas spesimen saat persentasi kristalinitasnya diketahui, pa adalah


densitas ketika polimer seluruhnya amorf, dan pc adalah densitas ketika polimer seluruhnya
kristalin. Nilai pa dan pc harus diketahui secara eksperimental.

Derajat kristalinitas dari polimer bergantung pada laju pendinginan selama solidifikasi
(proses dimana konfigurasi rantai terbentuk). Selama kristalisasi ketika pendinginan melewati
temperatur melting, rantai yang sangat acak dalam keadaan liquid harus diasumsikan sebagai
susunan yang teratur. Dalam proses ini, waktu yang cukup harus diberikan agar rantai dapat
bergerak dan menyusun dirinya hingga teratur.
Secara kimia, konfigurasi rantai dapat mempengaruhi kemampuan polimer terkristalisasi.
Kristalisasi tidak mudah terbentuk pada polimer yang memiliki repeat unit yang kompleks
seperti polyisoprene. Kristalisasi juga tidak mudah dilakukan pada polimer yang sederhana
meskipun dengan pendinginan cepat.

Untuk polimer linier, kristalisasi mudah diselsaikan karena hanya terdapat sedikit halangan
untuk mencegah proses penyusunan rantai. Adanya cabang akan menggangu kristalisasi,
sehingga polimer cabang biasanya tidak pernah memiliki derajat kristalinitas tinggi. Pada
kenyataannya terlalu banyak cabang akan mencegah terjadinya kristalisasi. Sedangkan
kebanyakan polimer ikat silang dan jaringan seluruhnya amorf karena adanya ikat silang
mencegah rantai polimer untuk menyusun kembali struktur kristalnya. Sedikit diantara
polimer ikat silang memiliki struktur kristalin sebagaian. Pun demikian, streoisomers, atactic
sulit dikristalisasi. Sedangkan polimer isotactic dan syndiotactic polimer merupakan polimer
yang lebih mudah dikristalisasi karena keteraturan geometrinya menfasilitasi proses fitting
(penyesuaian) bersama membentuk rantai yang berdekatan. Pun, gugus atom yang besar
cenderung sulit dikristalisasi.

Sedangkan untuk kopolimer, susunan atom yang acak akan memiliki kecenderungan
membentuk nonkristalin. Sehingga random dan graft kopolimer berstruktur amorf.
Sedangkan alternating dan block kopolimer cenderung mudah terkristalisasi.

Sifat fisik material polimer juga seringkali dipengaruhi oleh derajat kristalinitas ini. Polimer
kristalin biasanya lebih kuat dan lebih tahann terhadap dissolution dan pelunakan akibat
panas.

Anda mungkin juga menyukai