Anda di halaman 1dari 4

PENGUKURAN BEAM DAN PERUBAHAN SUDUT TRANSDUCER

Oleh: Deni Yan Kusyana/C54100055

ABSTRAK Transduser adalah sebuah alat yang mengubah satu bentuk daya menjadi bentuk daya lainnya untuk berbagai tujuan termasuk pengubahan ukuran atau informasi dari frekuensi suatu gelombang. Selain itu didefinisikan sebagai suatu peralatan yang mengubah suatu bentuk sinyal menjadi bentuk sinyal lainnya. Contoh yang umum adalah pengeras suara (audio speaker), yang mengubah beragam voltase listrik yang berupa musik atau pidato, menjadi vibrasi mekanis. Contoh lain adalah mikrofon, yang mengubah suara kita, bunyi, atau energi akustik menjadi sinyal atau energi listrik. Beam Pattern tergantung dari luas permukaan transducer dan frequensi yang digunakan. Makin kecil luas permukaan transducer, maka makin besar sudut beam dari transducer tersebut (untuk frekuensi tertentu), sebaliknya makin besar luas permukaan transducer, maka Makin kecil sudut beam yang dihasilkan. ABSTRACT The transducer is a device that converts one form of energy into another form of energy for various purposes, including changing the size or frequency information of a wave. In addition it is defined as a device that converts one form of signal into the form of other signals. A common example is the speaker (audio speakers), which converts the electrical voltage in the form of a variety of music or speech, to mechanical vibration. Another example is a microphone, which converts our voice, sound, or acoustic energy into electrical energy or signals. Beam Pattern depends on the surface area of the transducer and the frequency used. The smaller the surface area of the transducer, the greater the beam angle of the transducer (for a given frequency), whereas the greater the surface area of the transducer, then The smaller the resulting beam angle. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transduser adalah sebuah alat yang mengubah satu bentuk daya menjadi bentuk daya lainnya untuk berbagai tujuan termasuk pengubahan ukuran atau informasi atau suatu peralatan yang mengubah suatu bentuk sinyal menjadi bentuk sinyal lainnya. Contoh yang umum adalah pengeras suara (audio speaker), yang mengubah beragam voltase listrik yang berupa musik atau pidato, menjadi vibrasi mekanis. Contoh lain adalah mikrofon, yang mengubah suara kita, bunyi, atau energi akustik menjadi sinyal atau energi listrik. Transduser bisa berupa peralatan listrik, elektronik, elektromekanik, elektromagnetik, fotonik, atau fotovoltaik. Transducer dapat dikelompokan berdasakan pemakaiannya, metoda pengubahan energi, sifat dasar sinyal keluaran dan lain-lain.

Beam Pattern tergantung dari luas permukaan transducer dan frequensi yang digunakan. Makin kecil luas permukaan transducer, maka makin besar sudut beam dari transducer tersebut (untuk frekuensi tertentu), sebaliknya makin besar luas permukaan transducer, maka Makin kecil sudut beam yang dihasilkan. Mengingat perubahan dari beam pattern, khususnya sudut beam tersebut, maka terhadap target strength juga menimbulkan pengaruh tertentu tergantung dari besar kecilnya sudut beam tersebut. 1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum kali ini adalah mahasiswa mampu memahami pola gelombang pattern dan mengetahui jangkauan beam. 2. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan di ruang kuliah P21 dan halaman ITK pada hari Rabu, 11 Oktober 2012 pukul 10.00 WIB. 2.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan adalah program Transducer, meteran, papan dan alat tulis.

2.3 Langkah Kerja Berikut ini merupakan tahap-tahap yang dilakukan pada saat praktikum :

menghidupkan transducer

hitung jarak antara transducer dengan papan

lihat dan catat nilai dari transducer

lakukan kegiatan berulang pada sudut 10,20,30,40,50 derajat

Gambar 1. Diagram Alir Langkah Kerja

3. PEMBAHASAN 3.1 Hasil Berikut dibawah ini merupakan hasil pengukuran data transducer di lapangan.
POSISI 0 10 10 10 20 NILAI TRANSDUCER 2249 mm 2409 mm 1761 mm 1735 mm 1648 mm KANAN 230 Cm 309 Cm 182 Cm 174 Cm KIRI 230 Cm 214 Cm 154 Cm 143 Cm

20 20 30 30 30 40 40 40 50 50 50

1793 mm 1664 mm 169 Cm 1652 mm 173 Cm 1145 mm 1875 mm 192 Cm 1854 mm 190 Cm 1457 mm 615 mm 63 cm 1134 mm 110 Cm 849 mm 89 cm 923 mm Tabel 1. Hasil pengukuran transducer

157 Cm 150 Cm 80 Cm 120 Cm 130 Cm 100 Cm 75 cm

Gambar 1. Pola beam Gambar 2. Pola beam sesuai dengan hasil dan jarak

3.2 Pembahasan Pada gambar dan tabel diatas dapat terlihat bentuk gelombang dari transducer dan pola beam yang terbentuk. Pada 0o derajat panjang beam memiliki nilai yang yaitu 230 Cm dan nilai dari transducernya yaitu 2249 mm. Sedangkan nilai yang terpanajng dan terbesar terdaapt pada sudut 10o yaitu 2409 mm dan panjang kanan 309 cm dan kiri yaitu 214 cm dan berangsur angsur nilai dari transducer berkurang seiring dengan bertambahnya sudut dan jaraknya pun semakin dekat terlihat pada gambar sebaran beam pada gambar 2. Namun pada sudut 10o terjadi penyimpangan karena secara literatur yang memiliki jangkauan trpanjang adalah 0o atau terletak pada depan tansducer namun karena

adanya gangguan seperti tidak akuratnya letak papan dan bergerak geraknya papan oleh praktikan menyebabkan nilainya tidak sesuai juga transducer sering mengalami error di lapangan. Namun secara keseluruhan nilai dari transducer tidak jauh berbeda karena pola beam yang terbentuk pada transducer semakin berkurang sesuai dengan bertambahnya sudut pada lingkaran objek , jadi pola beam yang terbentuk seperti kerucut. 4. Kesimpulan Nilai jangkauan yang terbesar pada transducer adalah terletak pada sudut 0 dan 10 derajat karena pola beam yang terbentuk pada transducer menyerupai kerucut. Oleh karenanya untuk

pengukuran sebuah objek semestinya menggunakan sudut DaftarPustaka Arnaya, N. 1991. Diktat Akustik Kelautan. Bogor: IPB Press. Paul Waldman. Beat Notes From the Town Hall. http://prospect.org/article/beat-notes-

yang sesuai agar hasil pengukuran maksimal.

town-hall Diakses pada tanggal 14 Oktober 2012.

Anda mungkin juga menyukai