Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH INSTRUMENTASI

SENSOR SUARA DAN SENSOR INFRAMERAH


































Disusun Oleh : TK3_3B

Esta Imanda Simanjuntak (6513040038)
Wahyu Febrianto (6513040041)
Falista Anggi S (6513040042)
Muh Hamzah H (6513040043)
Mardianto Noor Rachmat (6513040050)






TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Di era globalisasi sekarang ini, semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di dunia. Ilmu pengetahuan dan teknologi ini dimanfaatkan dan dikembangkan oleh
manusia untuk dapat membantu pekerjaan mereka sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan dengan
lebih mudah dan efesien. Oleh karena itu, setiap manusia terutama mahasiswa dituntut agar mampu
beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Sebenarnya intansi
pendidikan di Indonesia dan negara lainnya telah menerapkan perkembangan iptek tersebut, salah
satunya seperti adanya pembelajaran mengenai rangkaian elektronika pada jurusan teknik
diberbagai intansi pendidikan
Sensor adalah alat untuk mendeteksi/mengukur sesuatu, yang digunakan untuk mengubah
variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Dalam
lingkungan sistem pengendali dan robotika, sensor memberikan kesamaan yang menyerupai mata,
pendengaran, hidung, lidah yang kemudian akan diolah oleh kontroler sebagai otaknya (Petruzella,
2001). Sensor dalam teknik pengukuran dan pengaturan secara elektronik berfungsi mengubah
besaran fisik (misalnya : sensor suara , inframerah ) menjadi besaran listrik yang proposional.
Sensor merupakan komponen utama dari suatu tranduser, sedangkan tranduser merupakan
sistem yang melengkapi agar sensor tersebut mempunyai keluaran sesuai yang kita inginkan dan
dapat langsung dibaca pada keluarannya. Ada berbagai macam sensor yang ada dipasaran, namun
berhubung aplikasi yang akan diwujudkan pada perancangan kali ini adalah sistem pendeteksi dan
pengaman kebakaran, maka penulis hanya akan membahas sensor suara dan sensor inframerah
mengingat aplikasi dan perancangan yang akan dibahas nanti berhubungan dengan kedua sensor ini.



1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana prinsip kerja dan macam-macam dari sensor suara dan sensor
inframerah ?
2. Bagaimana pengaplikasian pada sensor suara dan sensor inframerah dalam sistem
kendali berumpan balik dengan baik ?

1.3 Tujuan
1. Mengidentifikasi tentang macam-macam dan prinsip kerja dari sensor suara dan
sensor inframerah

2. Mengidemtifikasi tentang kegunaan dari sensor suara dan sensor inframerah dalam
sistem kendali berumpan balik dengan baik

1.4 Manfaat
1. Mahasiswa mengetahui bagaimana prinsip kerja dari sensor suara dan sensor
inframerah.
2. Mahasiswa memahami macam-macam dari sensor suara dan sensor inframerah
3. Mahasiswa mengetahui kegunaan dari sensor suara dan sensor inframerah.











BAB II
ISI
2.1 Sensor Suara

2.1.1 Pengertian Sensor suara
Sensor suara adalah sebuah alat yang mampu mengubah gelombang Sinusioda suara
menjadi gelombang sinus energi listrik (Alternating Sinusioda Electric Current). Sensor suara
berkerja berdasarkan besar/kecilnya kekuatan gelombang suara yang mengenai membran sensor
yang menyebabkan bergeraknya membran sensor yang juga terdapat sebuah kumparan kecil di balik
membran tadi naik & turun. Oleh karena kumparan tersebut sebenarnya adalah ibarat sebuah pisau
berlubang-lubang, maka pada saat ia bergerak naik-turun, ia juga telah membuat gelombng magnet
yang mengalir melewatinya terpotong-potong. Kecepatan gerak kumparan menentukan kuat-
lemahnya gelombang listrik yang dihasilkannya.
Sensor suara adalah sensor yang cara kerjanya merubah besaran suara menjadi besaran
listrik, dan dipasaran sudah begitu luas penggunaannya. Komponen yang termasuk dalam Sensor
suara yaitu electric condenser microphone atau mic kondenser.
Intensitas suara adalah ukuran dari "aliran energi melewati satuan luas per satuan waktu"
dan unit pengukuran adalah W/m2 Probe intensitas suara mikrofon ini dirancang untuk menangkap
intensitas suara bersama dengan unit arah aliran sebagai besaran vektor. Hal ini dicapai dengan
menggabungkan lebih dari satu mikrofon di probe untuk mengukur aliran energi suara. mikrofon
konvensional dapat mengukur tekanan suara (unit: Pa), yang mewakili intensitas bunyi di tempat
tertentu (satu titik), tetapi dapat mengukur arah aliran. Mikrofon intensitas bunyi Oleh karena itu
digunakan untuk sumber suara memeriksa dan untuk mengukur kekuatan suara.


2.1.2 Prinsip kerja Sensor suara
Sensor suara bekerja berdasarkan besar/kecilnya kekuatan gelombang suara yang mengenai
membran sensor yang menyebabkan bergeraknya membran sensor yang juga terdapat sebuah
kumparan kecil dibalik membran tadi naik dan turun. Oleh karena kumparan tersebut sebenarnya
adalah ibarat sebuah pisau berlubang-lubang, maka pada saat ia bergerak naik turun, ia juga telah
membuat gelombang magnet yang mengalir melewatiya terpotong-potong. Kecepatan gerak
kumparan menentukan kuat-lemahnya gelombang listrik yg dihasilkannya.

2.1.3 Macam macam dalam Sensor suara yaitu:

Microphone
Micropone adalah komponen elektronika dimana cara kerjanya yaitu membran yang
digetarkn oleh gelobang suara akan menghasilkan sinyal listrik dan lain-lain.
Sebuah sensor untuk mendeteksi suara, secara umum, yang disebut mikrofon. Mikrofon
dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis dasar termasuk dinamis, elektrostatik, dan
piezoelektrik menurut sistem konversi mereka.
Mikrofon dinamis masih memiliki tuntutan besar terutama di dunia musik, sementara
mikrofon piezoelektrik secara luas digunakan terutama untuk mikrofon untuk meter rendah tingkat
frekuensi suara. Mikrofon dinamis masih memiliki tuntutan besar terutama di dunia musik,
sementara mikrofon piezoelektrik Digunakan secara luas terutama untuk mikrofon untuk meter
rendah tingkat frekuensi suara. Untuk pengukuran, tipe elektrostatik (kondensor) mikrofon yang
paling populer karena mereka dapat dirampingkan, memiliki respon frekuensi rata selama rentang
frekuensi yang luas, dan menyediakan nyata stabilitas yang tinggi dibandingkan dengan jenis
lain mikrofon.
Mikrofon kondensor tersedia dalam dua jenis: jenis dan kembali bias tipe electret.
Perbedaannya adalah apakah tegangan DC diterapkan dari luar atau film polimer secara permanen
terpolarisasi elektrik digunakan di tempat penerapan tegangan Secara umum, jenis bias memberikan
sensitivitas yang lebih tinggi dan stabilitas.

Intensitas suara Mikrofon
Intensitas suara adalah ukuran dari "aliran energi melewati satuan luas per satuan waktu"
dan unit pengukuran adalah W/m2 Probe intensitas suara mikrofon ini dirancang untuk menangkap
intensitas suara bersama dengan unit arah aliran sebagai besaran vektor. Hal ini dicapai dengan
menggabungkan lebih dari satu mikrofon di probe untuk mengukur aliran energi suara. mikrofon
konvensional dapat mengukur tekanan suara (unit: Pa), yang mewakili intensitas bunyi di tempat
tertentu (satu titik), tetapi dapat mengukur arah aliran. Mikrofon intensitas bunyi Oleh karena itu
digunakan untuk sumber suara memeriksa dan untuk mengukur kekuatan suara.
Ada dua macam microphone:
1. Microphone arang
2. Microphone capasitor
Kualitas dari micropone capasitor lebih baik daripada yang arang. Lebih sensitive dan tentu
menyebabkan harganya lebih mahal.

Prinsip kerja microphone arang:

Suara-->membran-->serbuk arang--->arang padat

Membrane dicatu tegangan positif dan arang dicatu negative. Membrane yang peka terhadap
tekanan suara menekan serbuk arang sehingga kepadatan arang berubah. Perubahan kepadatan
inilah yang mempengaruhi besarnya impedansi, atau dalam hal ini resistansi dari arang, sehingga
mempengaruhi besarnya arus (v=i(t).r(t)).

Prinsip kerja microphone capasitor

Suara-->membran-->celah udara-->bahan kapasitor(pelat inductor)

Membrane yang dipengaruhi tekanan suara terhadap waktu mempengaruhi lebarnya celah
antara membrane dengan bahan kapsitor. Sehingga besanya impedansi, dalam hal ini kapasitansi,
berubah karena lebar celah yang berubah terhadap waktu. Hal ini pula yang mempengaruhi
besarnya arus.

2.1.4 . Pembuatan Sensor Suara

1. Komponen-komponen sensor suara
Komponen-komponen yang di gunakan dalam pembuatan sensor suara ini dapat kita
paparkan seperti dibawah ini, komponennya sangat mudah untuk didapatkan dan dana yang
digunakan tidaklah terlalu mahal, adapun daftar komponennya adalah sebagai berikut :

RESISTOR : adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan arus listrik
dengan memproduksi penurunan tegangan diantara kedua salurannya sesuai dengan arus yang
mengalirinya, berdasarkan hukum Ohm
1 k : 2 biji
68 k : 1 biji
100 : 1 biji


101k : 1 biji

CONDENSATOR
3,3
u
F / 50 v : 2 biji
100
u
F / 16 : 1 biji
10
u
F / 16 v : 2 biji
C 100
n
F : 1 biji
C 2,2
n
F : 1 biji

TRIMPOT: adalah resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah dengan cara memutar
porosnya dengan menggunakan obeng. Untuk mengetahui nilai hambatan dari suatu trimpot dapat
dilihat dari angka yang tercantum pada badan trimpot tersebut.
47 : 3 biji

DIODA: merupakan suatu semikonduktor yang hanya dapat menghantar arus listrik dan tegangan
pada satu arah saja. Bahan pokok untuk pembuatan dioda adalah Germanium (Ge) dan
Silikon/Silsilum (Si).
IN 4148 : 2 biji
IC (INTEGRATED CIRCUIT) atau IC (SIRKUIT TERPADU)
Condensator Mic : 1 biji
LED : 1 biji
LED merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya. LED merupakan
produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi belakangan
ditemukan bahwa elektron yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan energi berupa energi
panas dan energi cahaya. LED dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan cahaya. Untuk
mendapatkan emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang pakai adalah galium, arsenic dan
phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula.
Timah
PCB Matriks
Potensio Meter 100 k
Condensator Mic 1 buah
Solder
Kabel secukupnya

2.1.5 Cara Kerja Sensor Suara
Sensor suara adalah sensor yang cara kerjanya yaitu merubah besaran suara menjadi besaran
listrik. Sinyal yang masuk akan di olah sehingga akan menghasilkan satu kondisi yaitu kondisi 1
atau 0. Sensor suara banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, Contoh Pengaplikasian sensor
ini adalah yang bekerja pada system robot seperti pada Gambar 2.1.5 berikut ini :
Suara yang diterima
oleh microfon akan di transfer
ke pre amp mic, fungsi pre
amp mic ini adalah untuk
memperkuat sinyal suara yang
masuk kedalam komponen.
Setelah sinyal suara
diterima oleh preamp mic,
kemudian di kirim lagi ke
rangkaian pengkonfersi yang
mana rangkaian ini berfungsi
untuk merubah sinyal suara
yang berbentuk sinyal digital menjadi sinya analog agar bisa dibaca oleh mikrokontroler. Jika sinyal
tersebut diterima oleh mikro kontroler maka akan diolah sesuai dengan program yang dibuat,
apakah robot akan berjalan atau berhenti.
Suara yang masuk direkam oleh komponen kemudian akan disimpan oleh memory. Sebagai
contoh jika kita bertepuk tangan 1 kali maka akan dikenali sebagai kondisi 1 atau on sehingga robot
dapat berjalan. Jika bertepuk tangan 2 kali maka robot akan mati atau mendapat sinyal kondisi 0.
Penggunaan sinyal tergantung dari user bagaimana dia menggunakannya.

2.1.6 Sensitifitas sensor suara
Kesensitifan sensor suara dapat diatur, semakin banyak condensator yang digunakan pada
pre amp maka akan semakin baik daya sensitive dari sensor suara tersebut. Begitu juga pada saat
penggunaan suara harus dalam kondisi tertentu, karena jika terdapat suara lain yang masuk maka
akan tidak dikenali oleh sensor, begitu pula frekuensi yang digunakan harus sesuai pada saat kita
menginput suara awal dan input suara pada saat menjalankan program.

3.Rangkaian sensor suara




Gambar 2 (rangkaian sensor suara)
Rangkaian di atas memanfaatkan mikrofon sebagai alat pengubah suara menjadi gelombang
listrik. Gelombang listrik yang dihasilkan oleh mikrofon sangat kecil sekali dan berbentuk bolak
balik atau sinus. Gelombang listrik sinus ini kemudian diloloskan melalui kapasitor C3 untuk
kemudian diperkuat oleh rangkaian penguat darlington yang terdiri dari transistor Q1 dan Q2.
Kolektor dari transistor Q2 langsung dikopel dengan input pemicu rangkaian monostable.
Rangkaian monostable tersebut akan menghasilkan output yang positif jika pada bagian triggernya
(pin 2) berubah dari logika 1 ke 0. Jika kita amati pada saat rangkaian sensor tanpa sinyal input
maka kolektor-emitor transistor Q2 akan seperti saklar terbuka (kondisi cut-off), dengan kata lain
idealnya tegangan pada kolektor akan sebesar tegangan supply. Tapi karena kolektor tersebut
paralele dengan input IC 555 maka bisa saya pastikan tegangan pada kolektor akan berkurang
pengaruh hubungan parallel keduanya. Tetapi dengan demikian tegangan kolektor akan memberikan
kondisi tinggi pada input monostable (pin 2). Pada saat sinyal suara dari input sensor membuat
transistor Q2 jenuh maka hubungan antara kolektor dan emitor idealnya bagai seutas kawat,
sehingga tegangan pada kolektor akan 0 volt. Dengan begitu rangkaian monostable akan terpicu dan
mengaktifkan rangkaian output (pin 3) selama waktu yang ditentukan oleh R1 dan C1. Jika anda
ingin mengkondiskan lebih lama, anda cukup memperbesar nilai dari R1 dan atau C1.


2.2 Sensor Inframerah

2.2.1 Pengertian Sensor Inframerah
Sensor Inframerah merupakan sebuah sensor yang masuk dalam kategori sensor optik.
sistem sensor infra merah pada dasarnya menggunakan inframerah sebagai media untuk komunikasi
data antara receiver dan transmitter. Sensor inframerah terdiri dari photodiode dan phototransistor.
Pada dasarnya komponen yang menghasilkan panas juga menghasilkan radiasi infra merah
termasuk tubuh manusia maupun tubuh binatang. Cahaya infra merah, walaupun mempunyai panjang
gelombang yang sangat panjang tetap tidak dapat menembus bahan-bahan yang tidak dapat melewatkan
cahaya yang nampak sehingga cahaya infra merah tetap mempunyai karakteristik seperti halnya cahaya
yang nampak oleh mata.
Pada pembuatan komponen yang dikhususkan untuk penerima infra merah, lubang untuk
menerima cahaya (window) sudah dibuat khusus sehingga dapat mengurangi interferensi dari cahaya
non-infra merah. Oleh sebab itu sensor infra merah yang baik biasanya memiliki jendela (pelapis yang
terbuat dari silikon) berwarna biru tua keungu-unguan. Sensor ini biasanya digunakan untuk aplikasi
infra merah yang digunakan diluar rumah (outdoor).

Sinar infra merah yang dipancarkan oleh pemancar infra merah tentunya mempunyai aturan
tertentu agar data yang dipancarkan dapat diterima dengan baik pada penerima. Oleh karena itu baik di
pengirim infra merah maupun penerima infra merah harus mempunyai aturan yang sama dalam
mentransmisikan (bagian pengirim) dan menerima sinyal tersebut kemudian mendekodekannya kembali
menjadi data biner (bagian penerima). Komponen yang dapat menerima infra merah ini merupakan
komponen yang peka cahaya yang dapat berupa dioda (photodioda) atau transistor (phototransistor).
Komponen ini akan merubah energi cahaya, dalam hal ini energi cahaya infra merah, menjadi pulsa-
pulsa sinyal listrik. Komponen ini harus mampu mengumpulkan sinyal infra merah sebanyak mungkin
sehingga pulsa-pulsa sinyal listrik yang dihasilkan kualitasnya cukup baik.

2.2.2 Prinsip dan Cara Kerja
Prinsip kerja dari sensor inframerah hanya memanfaatkan sifat cahaya yang akan dipantulkan
jika mengenai benda berwarna terang dan akan diserap jika mengenai benda berwarna gelap. . Sebagai
sumber cahaya kita gunakan Inframerah yang akan memancarkan cahaya merah. Dan untuk menangkap
pantulan cahaya dari inframerah, kita gunakan photodiode.

Jika sensor berbeda diatas garis hitam maka photodioda akan menerima sedikit sekali pantulan cahaya
pantulan. Tetapi jika sensor berada diatas garis putih maka photodioda akan menerima banyakcahaya
pantulan. untuk membuat rangkainanya berikut rangkaian sensor infra merah .
Sifat dari phtodioda adalah jika kita semakin banyak cahaya yang diterima, maka nilai resistansi
diodanya semakin kecil. Dengan melakukan sedikit modifikasi, maka besaran resistansinya tersebut
dapat diubah menjadi tegangan. Sehingga jika sensor berada diatas garis hitam maka tegangan keluaran
sensor akan kecil, demikian pula sebaliknya.

2.2.3 Macam Macam Sensor Inframerah
2.2.3.1 Fotodioda
Fotodioda adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Fotodioda merupakan sensor
cahaya semikonduktor yang dapat mengubah besaran cahaya menjadi besaran listrik. Fotodioda
merupakan sebuah dioda dengan sambungan pn yang dipengaruhi cahaya dalam kerjanya. Cahaya yang
dapat dideteksi oleh fotodioda ini mulai dari cahaya infra merah, cahaya tampak, ultra ungu sampai
dengan sinar-X.
Aplikasi fotodioda mulai dari penghitung kendaraan di jalan umum secara otomatis, pengukur
cahaya pada kamera serta beberapa peralatan di bidang medis.
Prinsip kerja dari fotodioda jika sebuah sambungan-pn dibias maju dan diberikan cahaya
padanya maka pertambahan arus sangat kecil sedangkan jika sambungan pn dibias mundur arus akan
bertambah cukup besar. Cahaya yang dikenakan pada fotodioda akan mengakibatkan terjadinya
pergeseran foton yang akan menghasilkan pasangan electron-hole dikedua sisi dari sambungan. Ketika
elektron-elektron yang dihasilkan itu masuk ke pita konduksi maka elektron-elektron itu akan mengalir
ke arah positif sumber tegangan sedangkan hole yang dihasilkan mengalir ke arah negatif sumber
tegangan sehingga arus akan mengalir di dalam rangkaian. Besarnya pasangan elektron ataupun hole
yang dihasilkan tergantung dari besarnya intensitas cahaya yang dikenakan pada fotodioda.
Alat yang mirip dengan fotodioda adalah fototransistor (Phototransistor). Fototransistor ini pada
dasarnya adalah jenis transistor bipolar yang menggunakan kontak (junction) base-collector untuk
menerima cahaya. Komponen ini mempunyai sensitivitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan
Fotodioda. Hal ini disebabkan karena elektron yang ditimbulkan oleh foton cahaya pada junction ini
diinjeksikan di bagian Base dan diperkuat di bagian Kolektornya. Namun demikian, waktu respons dari
fototransistor secara umum akan lebih lambat dari pada fotodioda.



2.2.4 Peletakan sensor Inframerah
Ada dua metode utama dalam perancangan pemancar sensor infra red, yaitu :
1.Metode langsung, dimana infra red diberi bias layaknya rangkaian led biasa.
2.Metode dengan pemberian pulsa, mengacu kepada kurva karakteristik infra red tersebut
3.Metode pemberian pulsa juga masih rentan terhadap gangguan frekuensi luar, maka kita harus
menggunakan teknik modulasi, dimana akan ada dua frekuensi yaitu frekuensi untuk data dan
frekuensi untuk pembawa. Dengan teknik ini, maka penerima akan membaca data yang sudah
dikirimkan tersebut.Terdapat beberapa komponen yang dapat digunakan untuk penerima, yaitu :
Modul penerima jadi, yang dilengkapi dengan filter 38,5 Khz.
Phototransistor atau photodioda, kita harus membuat rangkaian tambahan misal dengan metode
pembagi tegangan.

2.2.5. Linearitas Sensor Inframerah
1. Linearitas
Pada tabel ini Infra Merah adalah suatu gelombang cahaya yang mempunyai panjang
gelombang lebih tinggi dari pada cahaya merah menunjukkan spektrum cahaya tampak dan cahaya
Infra Merah. Terlihat pada Tabel 2.2.5.1















Tabel 2.2.5.1
















Gambar .2.2.5.2






2.Keakurasian.
Secara umum keakurasian seluruh infra merah di dunia bekerja optimal pada frekuensi 38,5
KHz.
Kurva karakteristik infra red membandingkan antara frekuensi dengan jarak yang dicapainya. kalau
frekuensi di bawah puncak kurva atau lebih dari puncak kurva, maka jarak yang dapat dicapai akan
pendek

3.Senstifitas
Agar dapat dibaca oleh mikrokontroler (sensitivitasnya ) , maka cahaya inframerah
mempunyai gelombang cahaya 800 1000 nm yang nantinya gelombang ini dapat diterima oleh
photodiode, sehingga gelombang lain yang memiliki gelombang cahaya yang berbeda tidak akan
bisa diterima oleh photodiode

2.2.6 Aplikasi Sensor Inframerah
Untuk aplikasi lebih lanjut, misalnya untuk mikrikontroler kita membutuhkan keluaran yang
diskrit, dimana hanya logika satu atau nol yang di butuhkan. Kondisi ini harus kita lengkapi dengan
rangkaian komparator, atau masuk ke transistor sebagai saklar. Kalau kita menggunakan data
dengan teknik modulasi maka data yang dikirim harus di filter, berarti kita harus merancang flter
yang akan membuang frekuensi tersebut, lalu masuk ke rangkaian buffer atau transistor sehingga
keluarannya berupa sinyal diskrit
Sistem sensor ini pada dasarnya menggunakan inframerah sebagai sensor media komunikasi yang
menghubungkan antara dua perangkat. Penerapan sistem sensor infra ini sangat bermanfaat sebagai
pengendali jarak jauh,alarm keamanan, dan otomatisasi pada sistem. Adapun pemancar pada sistem
ini terdiri atas sebuah LED (Light Emitting Diode) infra merah yang telah dilengkapi dengan
rangkaian yang mampu membangkitkan data untuk dikirimkan melalui sinar inframerah, sedangkan
pada bagian penerima biasanya terdapat fototransistor, fotodioda, atau modulasi infra merah yang
berfungsi untuk menerima sinar inframerah yang dikirimkan oleh pemancar
Berikur merupakan contoh aplikasi dari sensor inframerah :




Bidang Industri
Lampu inframerah. Merupakan lampu pijar yang kawat pijarnya bersuhu di atas 2500K.
Hal ini menyebabkan sinar infra merah yang dipancarkannya menjadi lebih banyak daripada
lampu pijar biasa. Lampu infra merah ini biasanya digunakan untuk melakukan proses
pemanasan di bidang industri.
Pemanasan inframerah. Merupakan suatu kondisi ketika energy inframerah menyerang
sebuah objek dengan kekuatan energi elektromagnetik yang dipancarkan di atas -273 C
(0K dalam suhu mutlak). Pemanasan inframerah banyak digunakan pada alat-alat seperti,
pemanggang dan bola lampu (90% panas 10% cahaya).
Bidang Komunikasi
Adanya kamera tembus pandang yang memanfaatkan sinar inframerah Sinar inframerah memang
tidak dapat ditangkap oleh mata telanjang manusia, namun sinar inframerah tersebut dapat
ditangkap oleh kamera digital atau video handycam. Dengan adanya suatu teknologi yang berupa
filter iR PF yang berfungi sebagai penerus cahaya infra merah, maka kemampuan kamera atau
video tersebut menjadi meningkat. Teknologi ini juga telah diaplikasikan ke kamera handphone.





BAB III
KESIMPULAN

1. Sensor suara adalah sebuah alat yang mampu mengubah gelombang Sinusiuda suara menjadi
gelombang sinus energi listrik (Alternating Sinusioda Electric Curret). Sensor suara bekerja
berdasarkan besar/kecilnya kekuatan gelombang suara yang mengenai membran sensor yang
menyebabkan bergeraknya membran sensor yang juga terdapat sebuah kumparan kecil dibalik
membran tadi naik dan turun.
2. Sensor suara cara kerjanya yaitu dengan merubah besaran suara menjadi besaran listrik.
Sinyal yang masuk akan di olah sehingga akan menghasilkan satu kondisi yaitu kondisi 1 atau 0,
yang mana sinyal tersebut dibaca oleh mikrokontroler.
3. Sensor suara bekerja berdasarkan besar/kecilnya kekuatan gelombang suara yang mengenai
membran sensor yang menyebabkan bergeraknya membran sensor yang juga terdapat sebuah
kumparan kecil dibalik membran tadi naik dan turun.
4. Micropone adalah komponen elektronika dimana cara kerjanya yaitu membran yang
digetarkn oleh gelobang suara akan menghasilkan sinyal listrik dan lain-lain.
5. Sistem sensor infra merah pada dasarnya menggunakan inframerah sebagai media untuk
komunikasi data antara receiver dan transmitter.
6. Sensor inframerah terdiri dari photodiode dan phototransistor.
7. Prinsip kerja dari sensor inframerah hanya memanfaatkan sifat cahaya yang akan dipantulkan
jika mengenai benda berwarna terang dan akan diserap jika mengenai benda berwarna gelap.

Anda mungkin juga menyukai