Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah prinsip kerja
pembangkit tegangan induksi pada generator berpenguat sendiri ini dengan baik
sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.

Tulisan dalam makalah ini merupakan hasil dari beberapa sumber dari situs di
internet.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua .

Bersama ini kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya tugas ini dengan baik.

Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik
dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini dan
untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa
mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demi
kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... i

Daftar isi ................................................................................................................ ii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 1

1.3 Batasan Masalah.................................................................................. 1

1.4 Tujuan Penulisan Makalah .................................................................. 2

1.5 Sistematika Penulisan Makalah .......................................................... 2

BAB II : TEORI DASAR

2.1 Pengertian Gelombang Radio ............................................................. 3

2.2 Penemuan Gelombang Radio .............................................................. 4

2.3 Spektrum Frekuensi Radio .................................................................. 4

BAB III : PEMBAHASAN

3.1 Low Frequency.................................................................................... 7

3.2 Propagasi atau Perambatan ................................................................. 7

3.3 Kegunaan Low Frequency .................................................................. 7

BAB IV : PENUTUP

4.1 Kesimpulan ......................................................................................... 10

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Spektrum frekuensi radio merupakan sumber daya alam terbatas dan strategis serta
mempunyai nilai ekonomis tinggi sehingga harus dikelola secara efektif dan efisien
guna memperoleh manfaat yang optimal dengan memperhatikan kaidah hukum
nasional maupun international.

Penggunaan spektrum frekuensi radio harus sesuai dengan peruntukannya serta


tidak saling menganggu mengingat sifat spektrum frekuensi radio dapat merambat
ke segala arah tanpa mengenal batas wilayah negara. ITU resmi mengalokasikan
spektrum frekuensi menjadi beberapa macam berdasarkan besar frekuensinya, salah
satunya adalah Low Frequency (LF).

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak peralatan telekomunikasi yang


memanfaatkan gelombang radio. Oleh karena itu dalam makalah ini, kami mencoba
untuk menjelaskan tentang frekuensi gelombang radio khususnya frekuensi rendah
atau Low Frequency.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu gelombang dan frekuensi radio?
2. Apa itu frekuensi rendah atau Low Frequency (LF)?
3. Apa kegunaan sistem Low Frequency?
4. Bagaimana aplikasi atau penerapan LF pada sistem telekomunikasi?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam hal ini adalah pembahasan hanya terbatas pada spektrum
Low Frequency (LF) atau Frekuensi Rendah

1
1.4 Tujuan Penulisan Makalah
1. Mengetahui apa itu Low Frequency
2. Mengetahui kegunaan Low Frequency
3. Mamahami pengaplikasian LF pada sistem telekomunikasi

1.5 Sistematika Penulisan

Makalah ini disusun mulai dari pendahuluan, lalu di teruskan lewat teori dasar yang
mencakup : Pengertian Gelombang Radio, Sejarah Penemuan Gelombang Radio,
dan Spektrum Frekuensi Radio. Selanjutnya masuk ke pembahasan yang
membahas: Low Frequency, Propagasi atau Perambatan, dan Kegunaan dari Low
Frequency. Terakhir ditutup dengan kesimpulan.

2
BAB II

TEORI DASAR

2.1 Pengertian Gelombang Radio

Gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik, dan terbentuk
ketika objek bermuatan listrik dari gelombang osilator (gelombang pembawa)
dimodulasi dengan gelombang audio (ditumpangkan frekuensinya) pada frekuensi
yang terdapat dalam frekuensi gelombang radio (RF; "radio frequency")) pada suatu
spektrum elektromagnetik, dan radiasi elektromagnetiknya bergerak dengan cara
osilasi elektrik maupun magnetik.

Gelombang elektromagnetik lain yang memiliki frekuensi di atas gelombang radio


meliputi sinar gamma, sinar-X, inframerah, ultraviolet, dan cahaya terlihat.

Ketika gelombang radio dikirim melalui kabel kemudian dipancarkan oleh antena,
osilasi dari medan listrik, dan magnetik tersebut dinyatakan dalam bentuk arus
bolak-balik dan voltase di dalam kabel. Dari pancaran gelombang radio ini
kemudian dapat diubah oleh radio penerima (pesawat radio) menjadi signal audio
atau lainnya yang membawa siaran, dan informasi.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran menyebutkan bahwa


frekuensi radio merupakan gelombang elektromagnetik yang diperuntukkan bagi
penyiaran, dan merambat di udara serta ruang angkasa tanpa sarana penghantar
buatan, merupakan ranah publik, dan sumber daya alam terbatas. Seperti spektrum
elektromagnetik yang lain, gelombang radio merambat dengan kecepatan 300.000
kilometer per detik. Perlu diperhatikan bahwa gelombang radio berbeda dengan
gelombang audio.

Gelombang radio merambat pada frekuensi 100,000 Hz sampai 100,000,000,000


Hz, sementara gelombang audio merambat pada frekuensi 20 Hz sampai 20,000 Hz.
Pada siaran radio, gelombang audio tidak ditransmisikan langsung melainkan
ditumpangkan pada gelombang radio yang akan merambat melalui ruang angkasa.

3
Ada dua metode transmisi gelombang audio, yaitu melalui modulasi amplitudo
(AM) dan modulasi frekuensi (FM).

Meskipun kata 'radio' digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan alat penerima
gelombang suara, namun transmisi gelombangnya dipakai sebagai dasar gelombang
pada televisi, radio, radar, dan telepon genggam pada umumnya.

2.2 Penemuan Gelombang Radio

Dasar teori dari perambatan gelombang elektromagnetik pertama kali dijelaskan


pada 1873 oleh James Clerk Maxwell dalam papernya di Royal Society mengenai
teori dinamika medan elektromagnetik (bahasa Inggris: A dynamical theory of the
electromagnetic field), berdasarkan hasil kerja penelitiannya antara 1861 dan 1865.

Pada 1878 David E. Hughes adalah orang pertama yang mengirimkan, dan
menerima gelombang radio ketika dia menemukan bahwa keseimbangan
induksinya menyebabkan gangguan ke telepon buatannya. Dia mendemonstrasikan
penemuannya kepada Royal Society pada 1880 tapi hanya dibilang itu cuma
merupakan induksi.

Adalah Heinrich Rudolf Hertz yang, antara 1886 dan 1888, pertama kali
membuktikan teori Maxwell melalui eksperimen, memperagakan bahwa radiasi
radio memiliki seluruh properti gelombang (sekarang disebut gelombang Hertzian),
dan menemukan bahwa persamaan elektromagnetik dapat diformulasikan ke
persamaan turunan partial disebut persamaan gelombang.

2.3 Spektrum Frekuensi Radio

Spektrum Frekuensi Radio adalah susunan pita frekuensi radio yang mempunyai
frekuensi lebih kecil dari 3000 GHz sebagai satuan getaran gelombang
elektromagnetik yang merambat dan terdapat dalam dirgantara (ruang udara dan
antariksa). Pengalokasian Spektrum Frekuensi Radio di Indonesia mengacu kepada

4
alokasi frekuensi radio internasional untuk region 3 (wilayah 3) sesuai dengan
peraturan Radio yang ditetapkan oleh International Telecommunication Union
(ITU) atau Himpunan Telekomunisai Internasional. Penepatan Jalur atau Spektrum
Frekuensi Radio yang menentukan kegunaannya ini bertujuan untuk menghindari
terjadinya gangguan (Interference) dan untuk menetapkan protokol demi keserasian
antara pemancar dan penerima.

Berikut ini adalah Tabel Pengalokasian Spektrum Radio

Panjang
Frekuensi Nama band Singkatan
gelombang

Tremendously low
< 3 Hz > 105 km TLF
frequency

3 30 Hz 104 105 km Extremely low frequency ELF

30 300 Hz 103 104 km Super low frequency SLF

300 3000 Hz 100 103 km Ultra low frequency ULF

3 30 kHz 10 100 km Very low frequency VLF

30 300 kHz 1 10 km Low frequency LF

300 kHz 3 MHz 100 m 1 km Medium frequency MF

3 30 MHz 10 100 m High frequency HF

30 300 MHz 1 10 m Very high frequency VHF

5
300 MHz 3 GHz 10 cm 1 m Ultra high frequency UHF

3 30 GHz 1 10 cm Super high frequency SHF

30 300 GHz 1 mm 1 cm Extremely high frequency EHF

300 GHz - Tremendously high


0.1 mm - 1 mm THF
3000 GHz frequency

Tabel: Alokasi Frekuensi Radio

Gambar: Perbandingan Frekuensi Radio

6
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Low Frequency

Frekuensi Rendah atau Low Frequency (LF) adalah frekuensi radio yang berjarak
30 kHz 300 kHz dengan panjang gelombang berkisar 1 10 km

Gelombang Radio LF memiliki redaman (attenuation) sinyal yang rendah, sehingga


cocok untuk komunikasi jarak jauh. Di Eropa dan sebagian area Afrika Utara dan
Asia, bagian dari spektrum LF digunakan untuk Siaran Radio AM sebagai pita
Gelombang Panjang. Di belahan barat, penggunaan utamanya adalah untuk beacon
pesawat, navigasi (LORAN), informasi, dan sistem cuaca. Beberapa siaran sinyal
waktu juga disiarkan menggunakan frekuensi rendah.

3.2 Propagasi atau Perambatan

Dikarenakan panjang gelombangnya yang panjang, frekuensi rendah dapat


melewati halangan seperti pengunungan dan menempuh luar cakrawala, mengikuti
kontur bumi. Mode perambatan yang disebut Ground Wave atau gelombang tanah
ini, adalah modus utama dalam frekuensi rendah. Gelombang Tanah harus
terpolarisasi secara vertikal (medan elektriknya vertikal sedangkan medan
magnetnya horizontal) sehingga Antena Monopole digunakan untuk transmitting.
Attenuasi (peredaman) kekuatan sinyal dengan jarak dari penyerapan di tanah lebih
rendah dibanding dengan frekuensi tinggi.Gelombang tanah frekuensi rendah dapat
diterima hingga 2000 km dari antena pemancar (transmitting antenna).

3.3 Kegunaan Low Frequency

- Standard Time Signals

Di Eropa dan Jepang, sejak akhir tahun 1980an banyak perangkat konsumen
murah yang mengandung Jam Radio dengan receiver frekuensi rendah. Karena

7
frekuensi ini hanya merambat melalui Gelombang Tanah, ketepatan waktu sinyal
tidak terpengaruh dengan memvariasikan jalur propagasi (rambatan) antara
pemancar (transmitter), ionosfer, dan penerima (receiver). Di Amerika Serikat,
perangkat tersebut menjadi layak untuk pasar massal setelah output power dari
WWVB meningkat pada tahun 1997 dan 1999.

Gambar: Jam Radio berfrekuensi rendah

- Militer

Sinyal radio dibawah 50 kHz mampu menembus kedalaman laut hingga sekitar
200 meter, semakin panjang gelombangnya semakin dalam jarak yg mampu
ditempuh. Inggris, Jerman, Rusia, Swedia, India, Amerika Serikat dan mungkin
angkatan laut lainnya berkomunikasi dengan kapal selam pada frekuensi ini.

Di Amerika Serikat, Ground Wave Emergency Network atau GWEN dioperasikan


antara 150 dan 175 kHz, sampai digantikan oleh sistem komunikasi satelit pada
1999. GWEN adalah sistem komunikasi radio militer berbasis darat yang mampu
bertahan dan terus beroperasi bahkan saat nuklir menyerang.

- Eksperimental dan Amatir

World Radiocommunication Conference tahun 2007 (WRC-07) menjadikan


frekuensi rendah sebagai alokasi radio amatir diseluruh dunia. Sebuah alokasi
Internasional 2.1 kHz, pita frekuensi 2200 meter (135.7 kHz 137.8 kHz) tersedia
untuk operator radio amatir di beberapa Negara di Eropa, Selandia Baru, Kanada
dan Perancis.

8
Di Amerika Serikat, ada alokasi bebas lisensi spesial dalam kisaran gelombang
panjang yang disebut LowFER. Alokasi eksperimental ini antara 160 kHz dan 190
kHz kadang-kadang disebut Lost Band. Operasi tanpa lisensi oleh masyarakat
dari setiap modus yang jatuh dalam bandwidth 30 kHz diperbolehkan, kecuali jika
gangguan akan terjadi pada stasiun layanan lokasi berlisensi yang terletak di
sepanjang pantai.

- Sinyal Navigasi Radio

Di bagian dunia di mana tidak ada layanan siaran gelombang panjang, Non-
directional Beacons (NDB) digunakan untuk navigasi pesawat terbang beroperasi
pada 190-300 kHz (dan seterusnya ke pita Medium Wave). Di Eropa, Asia dan
Afrika, alokasi NDB dimulai pada 283,5 kHz.

- Penyiaran Radio

Siaran Radio AM disahkan dalam pita gelombang panjang pada frekuensi antara
148.5 dan 283.5 kHz di Eropa dan Sebagian daerah Asia.

- Pengaplikasian Lainnya

Low Frequency juga dimanfaatkan pada sebagian dari Radio Frequency


Identification atau RFID yang biasa dikenal sebagai LFIDs atau LowFIDs (Low
Frequency Identification).

9
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Spektrum Frekuensi Radio adalah susunan pita frekuensi radio yang mempunyai
frekuensi lebih kecil dari 3000 GHz sebagai satuan getaran gelombang
elektromagnetik yang merambat dan terdapat dalam dirgantara (ruang udara dan
antariksa).

Frekuensi rendah memiliki redaman (attenuation) sinyal yang rendah, sehingga


cocok untuk komunikasi jarak jauh. Di Eropa dan sebagian area Afrika Utara dan
Asia, bagian dari spektrum LF digunakan untuk Siaran Radio AM sebagai pita
Gelombang Panjang. Di belahan barat, penggunaan utamanya adalah untuk beacon
pesawat, navigasi (LORAN), informasi, dan sistem cuaca. Beberapa siaran sinyal
waktu juga disiarkan menggunakan frekuensi rendah.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://en.wikipedia.org/wiki/Low_frequency

http://teknikelektronika.com/pengertian-spektrum-frekuensi-radio-
pengalokasiannya/

https://www.academia.edu/8696680/MAKALAH_PENGGUNAAN_SPEKTRU
M_RADIO

https://id.wikipedia.org/wiki/Radio

https://en.wikipedia.org/wiki/Radio_spectrum

11

Anda mungkin juga menyukai