PARAMETER-PARAMETER
DASAR ANTENA
1
PARAMETER-PARAMETER DASAR
ANTENA
Pendahuluan
Pola Radiasi
Intensitas Radiasi
Beamwidth
Direktivitas
Efektifitas Antena
Gain
2
PARAMETER-PARAMETER DASAR
ANTENA (2)
Bandwidth
Polarisasi
Impedansi Masukan
Temperatur Antena
3
Rapat Daya Radiasi
Intensitas Radiasi
Beamwidth
Direktivitas
4
VEKTOR POYNTING
Gelombang elektromagnetik digunakan untuk membawa informasi
melalui media nirkabel atau struktur terbimbing, dari satu titik ke titik
yang lain.
Kita dapat mengasumsikan bahwa daya dan energi terkait dengan medan
elektromagnetik.
Kuantitas yang digunakan untuk menggambarkan daya terkait dengan
gelombang elektromagnetik adalah vektor Poynting sesaat yang
didefinisikan sebagai:
5
RAPAT DAYA
Karena vektor Poynting adalah kerapatan daya, daya total yang melintasi
permukaan tertutup dapat diperoleh dengan mengintegrasikan komponen
normal dari vektor Poynting atas seluruh permukaan.
Dalam bentuk persamaan:
6
RAPAT DAYA RATA-RATA
Untuk aplikasi medan berubah waktu, seringkali lebih diinginkan untuk
mencari kerapatan daya rata-rata yang diperoleh dengan
mengintegrasikan vektor Poynting sesaat selama satu periode dan
membaginya dengan periode.
Untuk variasi waktu harmonik dalam bentuk 𝑒 𝑗𝜔𝑡 , kita definisikan medan
kompleks E dan H yang berkaitan dengan pasangan waktu sesaat 𝓔 dan
𝓗 oleh:
7
RAPAT DAYA RATA-RATA
Menggunakan definisi 2-5 dan 2-6 dan identitas
Suku pertama pers. 2-7 bukan fungsi waktu sedangkan suku kedua
frekuensinya menjadi 2x nya.
Vektor Poynting rata-rata (kerapatan daya rata-rata) dapat dituliskan
1
Faktor muncul karena medan E dan H menggunakan nilai puncak, dan
2
harus diganti dengan nilai RMS.
8
DAYA RATA-RATA
Berdasarkan definisi 2-8, daya rata-rata yang dipancarkan oleh antena (daya yang
dipancarkan) dapat dituliskan sebagai:
Pola radiasi daya suatu antena, yang telah dibahas sebelumnya, hanya
ukuran, sebagai fungsi arah, kerapatan daya rata-rata yang dipancarkan
oleh antena.
9
DAYA RATA-RATA
10
DAYA RATA-RATA
Contoh 2.2
Komponen radial kerapatan daya yang dipancarkan oleh suatu antena
diberikan oleh
11
DAYA RATA-RATA
Solusi:
Untuk permukaan tertutup, pilih bola dengan radius r. Untuk mencari
daya total yang dipancarkan, komponen radial dari kerapatan daya
diintegrasikan terhadap seluruh permukaan. Oleh karena itu
12
INTENSITAS RADIASI
Intensitas radiasi pada arah yang diberikan didefinisikan sebagai daya yang
diradiasikan oleh antena per satuan sudut ruang.
Dengan
𝑈 = intensitas radiasi (𝑊/satuan sudut ruang)
𝑊𝑟𝑎𝑑 = rapat daya radiasi (𝑊/𝑚2 )
Daya total dapat diperoleh dengan mengintegrasikan intensitas radiasi, seperti pada
pers. 2-12, terhadap seluruh sudut ruang 4π. Oleh karena itu,
Solusi:
Menggunakan pers. 2-12:
14
INTENSITAS RADIASI
Untuk suatu sumber (antena) isotropis, U tidak bergantung pada θ dan φ.
Oleh karena itu pers. 2-13 dapat dituliskan sebagai
15
INTENSITAS RADIASI
Contoh 2.3.b
Tentukan daya total yang dipancarkan jika komponen radial kerapatan
daya yang dipancarkan oleh suatu antena diberikan oleh
Solusi:
16
INTENSITAS RADIASI
17
INTENSITAS RADIASI
18
INTENSITAS RADIASI
Daya Daya
U
Satuan Sudut Ruang Satuan Luas r 2
karena
Daya
U r 2
r 2Wave r 2Wrad
Satuan Luas
19
INTENSITAS RADIASI
karena
20
BEAMWIDTH
21
BEAMWIDTH
U cos 2 cos 2 3
22
BEAMWIDTH
U cos 2 cos 2 3
23
BEAMWIDTH
Contoh 2.4
Intensitas radiasi ternormalisasi suatu antena dinyatakan sebagai
Tentukan
a. HPBW (dalam radian dan derajat)
b. FNBW (dalam radian dan derajat)
24
BEAMWIDTH
Contoh 2.4
Solusi:
a. Karena 𝑈 𝜃 menyatakan pola radiasi daya, untuk mencari HPBW kita
buat persamaan tersebut sama dengan setengah dari nilai maksimumnya,
atau
U cos 2 cos 2 3 0.5 cos h cos 3 h 0.707
h h
1 0.707
h cos 1
3 cos h
Karena persamaan ini merupakan persamaan dengan fungsi transenden,
ini dapat diselesaikan secara iterasi. Setelah beberapa kali iterasi
diperoleh hasil
25
BEAMWIDTH
Contoh 2.4
Solusi:
Karena fungsi 𝑈 𝜃 simetri terhadap nilai maksimum pada 𝜃 = 0, maka
HPBW adalah
26
BEAMWIDTH
Contoh 2.4
Solusi:
b. untuk mencari FNBW, kita buat persamaan 𝑈 𝜃 sama dengan nol,
atau
Untuk mencari FNBW, pilih nilai yang terkecil. Karena simetri, maka
FBNW adalah
27
BEAMWIDTH
U cos 2 cos 2 3
28
DIREKTIVITAS
Definisi Direktivitas:
Direktivitas antena adalah perbandingan antara
intensitas radiasi antena pada arah yang ditentukan
(biasanya arah maksimum) terhadap intensitas
radiasi rata-rata pada semua arah.
Intensitas radiasi rata-rata adalah sama dengan
daya total yang dipancarkan oleh antena dibagi
dengan 4π.
29
DIREKTIVITAS
30
DIREKTIVITAS
31
DIREKTIVITAS
32
33
DIREKTIVITAS
Contoh 2.5
Sebagai ilustrasi, tentukan direktivitas maksimum antena
yang intensitas radiasinya seperti pada contoh 2.2. Tuliskan
bentuk persamaan direktivitas sebagai fungsi 𝜃 dan 𝜑.
34
DIREKTIVITAS
Contoh 2.5
Solusi
A0 sin
Dari contoh 2.2, Wrad 2
U r 2
Wrad A0 sin
r
𝜋
Radiasi maksimum pada arah 𝜃 = . Oleh karena itu
2
U max U max
A0 sin A0
2
35
DIREKTIVITAS
Solusi
Dari contoh 2.2 juga diperoleh Prad A0
2
36
DIREKTIVITAS
Contoh 2.6
Komponen radial rapat daya yang diradiasikan oleh sebuah
antena dipole pendek ℓ ≪ 𝜆 diberikan oleh
sin 2
Wave Wr a r A0 2 a r
r
W/m
2
37
DIREKTIVITAS
Contoh 2.6
Solusi
Intensitas radiasi: U r 2Wr A0 sin 2
𝜋
Radiasi maksimum pada arah 𝜃 = . Oleh karena itu
2
U max U max
A0 sin A0
2
38
DIREKTIVITAS
Solusi
Daya yang diradiasikan total diberikan oleh
2 8
Prad U d A0
0
0
sin 2 sin d d A0
3
Menggunakan (2-16a), didapatkan bahwa direktivitas
maksimumnya adalah
4 U max 4 A0 3
D0 1,5
Prad 8 2
A0
3
Solusi
40
DIREKTIVITAS
Dari gambar di
samping dapat
dilihat bahwa
direktivitas antena
pada contoh 2.6
lebih besar
daripada 2.5.
41
DIREKTIVITAS
Perhatikan direktivitas antena
dipole setengah panjang
gelombang 𝜆/2 , yang akan
diturunkan pada bab
berikutnya, dapat
diaproksimasi oleh
D D0 sin 3 1,67sin 3
Perbandingan intensitas
radiasi antena dipole setengah
panjang gelombang dan
isotropis dapat dilihat pada
gambar di samping (2D).
42
DIREKTIVITAS
Perhatikan direktivitas antena
dipole setengah panjang
gelombang 𝜆/2 , yang akan
diturunkan pada bab
berikutnya, dapat
diaproksimasi oleh
D D0 sin 3 1, 67 sin 3
Perbandingan intensitas
radiasi antena dipole setengah
panjang gelombang dan
isotropis dapat dilihat pada
gambar di samping (3D).
43
44
45
46
BENTUK UMUM DIREKTIVITAS
Bentuk umum:
Contoh:
47
BENTUK UMUM DIREKTIVITAS
48
BENTUK UMUM DIREKTIVITAS
49
POLA RADIASI DIRECTIONAL
50
POLA RADIASI DIRECTIONAL
Dengan aproksimasi, (2-23) dapat diaproksimasi oleh
Dengan
51
POLA RADIASI DIRECTIONAL
Jika beamwidth dalam derajat, (2-26) dapat dituliskan
dengan
52
POLA RADIASI DIRECTIONAL
53
POLA RADIASI DIRECTIONAL
Contoh 2.7
Intensitas radiasi main lobe suatu
antena dapat dinyatakan sebagai
U B0 cos 4
Dengan 𝐵0 adalah intensitas radiasi
maksimum. Intensitas radiasi hanya
ada pada setengah bola bagian atas
𝜋
0 ≤ 𝜃 ≤ , 0 ≤ 𝜑 ≤ 2𝜋 seperti
2
ditunjukkan pada gambar di samping.
Tentukan:
a. sudut solid berkas, secara eksak dan
pendekatan.
b. direktivitas maksimum, secara
eksak dan pendekatan. 54
POLA RADIASI DIRECTIONAL
Solusi:
Titik setengah daya terjadi pada 𝜃 = 32.765°. Sehingga lebar berkas
dalam arah 𝜃 adalah 65.53° atau Θ1𝑟 = 1.1437 rad. Oleh karena pola
radiasi tidak bergantung pada koordinat 𝜑, maka Θ2𝑟 = Θ1𝑟 = 1.1437 rad.
a. Sudut solid berkas Ω𝐴 , secara eksak:
55
POLA RADIASI DIRECTIONAL
Solusi:
Titik setengah daya terjadi pada 𝜃 = 32.765°. Sehingga lebar berkas
dalam arah 𝜃 adalah 65.53° atau Θ1𝑟 = 1.1437 rad. Oleh karena pola
radiasi tidak bergantung pada koordinat 𝜑, maka Θ2𝑟 = Θ1𝑟 = 1.1437 rad.
a. Sudut solid berkas Ω𝐴 , secara pendekatan:
56
POLA RADIASI DIRECTIONAL
Solusi:
b. Direktivitas, secara eksak:
57