Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

PRAKTEK ANTENA DAN PROPAGASI


JOB 2
PENGUKURAN POLA RADIASI ANTENA STANDAR

Oleh :

Nama

: Fathia Khairani

Nim

: 061330330271

Kelas

: 6TB

Kelompok : 3
Partner

: 1. Ayu Rahmasari
2. Ceny Erlangga
3. Jon Heri
4. Pertiwi kristin
5. Putri Ningrum Pratiwi

Instruktur : Ir. Jon Endri, M.T

LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2016

JOB 2
I. JUDUL

: Pengukuran Pola Radiasi Antena Standar.


II.

TUJUAN :

1.

Mengetahui / memahami cara

pengukuran pola radiasi antena.


2. Mengamati / mengukur daya output antenna untuk sudut
pengarahan yang bervariasi.
3. Mengetahui cara menggambarkan pola radiasi antenna
baik secara teoritis maupun praktis.
4. Membandingkan gambaran pola radiasi antenna praktis
dengan teoritis.
III. PERANGKAT / ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN :
1. 2 Set antenna standar.
2. 1 buah RF signal generator.
3. 1 buah RF amplifier.
4. 1 buah power supply.
5. 2 buah RF spectrum analyzer.
6. Kabel-kabel dan konektor-konektor.
7. Alat-alat pendukung lainnya ;
-

Mistar panjang / meteran.


Selotip / plester / lak ban.
Obeng / tang / cutter.

IV.TEORI PENDUKUNG :
4.1 Antena Standar
Antena standar merupakan antena pabrikan / antenna yang dibuat
pabrik yang telah melalui pengujian laboratorium dan biasa digunakan
sebagai referensi untuk mengukur antenna-antena praktis hasil desain.
Antena standar ini didesain berupa antenna open dipole /2, dimana
antenna ini mempunyai gain matematis 2,15 dB.

Gambar 1. Antena standar ( open dipole ).


Keterangan :

: panjang elemen antenna ( /2 ).

: jarak / spasi antar kutub elemen.

b : panjang masing-masing potongan elemen antenna.


IV.2 Pola Radiasi Antena
Pola radiasi antena merupakan gambaran pancaran energy radiasi
antenna.
Antena standar yang berupa antenna open dipole /2 mempunyai pola
radiasi omnidirectional. Pola seperti ini digambarkan berupa pola cincin besar
yang mengelilingi batangan / elemen antenna. Pola radiasi omnidirectional ini
lebih dikenal dengan istilah pola kue donat karena bentuknya seperti kue
donat besar yang mengelilingi batangan / elemen antenna.

Gambar 2. Pola radiasi antenna open dipole ( pola kue donat ).


Pola cincin atau pola kue donat ditas dibentuk oleh gabungan dua pola,
yaitu :
1. Pola vertical, yang berupa gambaran lingkaran cincin / lingkaran kue
donat.
2. Pola horizontal, yang berupa gambaran lingkaran penampang
cincin / lingkaran penampang kue donat.
Pola vertical secara teoritis digambarkan berupa lingkaran yang
sempurna dengan bentuk tetap, sedangkan pola horizontal digambarkan
berupa lingkaran dengan bentuk yang bervariasi sesuai dengan panjang
elemen antenna.

Gambar 3. Gambaran pola vertical.

Gambar 4.Gambaran pola horizontal.

Pola radiasi secara teoritis digambarkan berupa kuat medan fungsi


sudut pengarahan antenna (

W fungsi ), dimana persamaannya dapat

ditulis :
W() = WmaxSinn

... 1 )

dimana ; W() ; kuat medan fungsi .


Wmax ; kuat medan maksimum ( pada = /2 ).
n = 3 untuk antenna dengan panjang elemen /2.
= 2 untuk antenna dengan panjang elemen 3/4 dan /4.
IV.3 Pengukuran Pola Radiasi
Seperti halnya pada pengukuran gain, pada pengukuran pola radiasi
antenna, antenna yang akan diukur dioperasikan sebagai antenna receiver
sedangkan antenna transmitter selalu menggunakan antenna standar.
Karena yang bervariasi adalah pola horizontal maka pada pengukuran
antenna open dipole pola yang akan diukur dan digambarkan adalah pola
horizontal.
Untuk menggambarkan pola radiasi antenna maka secara teoritis harus
diukur kuat medan antenna, akan tetapi secara praktis pengukuran kuat
medan dapat diganti dengan pengukuran daya antena, dalam hal ini adalah
daya output antenna receiver. Daya output antenna tersebut diukur dengan

sudut pengarahan ( ) yang bervariasi dalam batasan integral sudut


tersebut.

Gambar 5.

Diagram dasar pengukuran pola radiasi antenna open

dipole.

Gambar 6.
daya.

Gambaran pola radiasi antena berdasarkan pengukuran

Secara teoritis pola radiasi dapat digambarkan dengan persamaan :


PR() = PRmaxSinn
2 )
Berdasarkan hasil pengukuran / praktis maka pola radiasi antenna
dapat digamabarkan dengan persamaan matriks :
PR() = [PRmin , PRa , PRb , PRc , PRmax , PRd , PRe , PRf , PRmin]
3)
Satuan-satuan daya diatas harus dalam bentuk satuan satuan dasar
seperti Watt, mWatt, Watt, nWatt atau pWatt.
V. PROSEDUR PENGUKURAN
1. Siapkan 2 ( dua ) set antenna standar.
2. Siapkan perangkat / alat-alat ukur.
3. Buat rangkaian pengukuran seperti gambar berikut ! dengan ketentuan ;
Instalasi

; horizontal horizontal.

Frekuensi

250 MHz.

4. Hidupkan RF spectrum analyzer, dengan ketentuan ;


Pada sisi transmitter ;
Frekuensi center

; 250 MHz.

Span

1 MHz.

Rev level

20 dBm.

Pada sisi receiver ;

Frekuensi center

; 250 MHz.

Span

1 MHz.

Rev level

; - 20 dBm.

5. Hidupkan RF signal generator, dengan ketentuan ;


Frekuensi

; 250 MHz.

Amplitudo output ; 3 dBm.


6. Hidupkan RF amplifier dengan member tegangan catu s/d 20 Volt dc.
7. Amati dan catat hasil pengukuran pada spectrum analyzer sisi transmitter
( PT ).
8. Amati dan catat hasil pengukuran pada spectrum analyzer sisi receiver
( PRstandar pada sudut = 900 ).
9. Putar antenna receiver dengan variasi sudut = 150 menuju = 00 dan
= 1800. Amati dan catat hasil pengukuran spectrum analyzer untuk setiap
variasi sudut ( PR standar pada setiap variasi sudut ).
10. Ganti antenna receiver dengan variasi panjang elemen 3/4 dan .
Lakukan pengukuran seperti pengukuran pada butir 8 dan butir 9.
VI.DATA HASIL PENGUKURAN
Dibuat data hasil pengukuran seperti tabel berikut.
Tabel data hasil pengukuran
No

Frekuensi

( MHz )
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250

00
150
300
450
600
750
900
1050
1200
1350
1500
1650
1800

PT

PRstandar

( dBm )

( dBm )

13,70
13,70
13,70
13,70
13,70
13,70
13,70
13,70
13,70
13,70
13,70
13,70
13,70

-51,75
-51,02
-51,42
-52,24
-52,91
-52,02
-51,50
-56,93
-53,30
-56,03
-59,55
-58,19
-56,70

PR ( dBm )
3/4
-54,77
-55,68
-56,45
-54,32
-51,30
-51,72
-52,47
-51,70
-54,45
-57,11
-57,48
-61,54
-62,28

-63,22
-65,82
-63,82
-58,11
-57,79
-53,14
-50,51
-51,80
-54,77
-58,65
-63,08
-57,41
-53,90

VII.

TUGAS
1. Hitung PR() pada masing-masing antenna secara teoritis dalam satuan
nWatt !.
PRmax = PR pada = 900.
2. Buat tabel hasil perhitungan teoritis tersebut !
3. Gambarkan pola radiasi masing-masing antenna secara teoritis !
4. Hitung PR() pada masing-masing antenna dari data hasil pengukuran
dalam satuan nWatt !.
5. Buat tabel hasil perhitungan dari data hasil pengukuran tersebut !
6. Gambarkan pola radiasi masing-masing antenna berdasarkan data hasil
pengukuran !
7. Buat analisa hasil pengukuran dengan cara membandingkan pola radiasi
hasil pengukuran dengan teoritis pada masing-masing antenna yang
diukur..
( Gunakan program matlab untuk menghiting P R() dan menggambar
pola radiasi ).

VIII.

PENYELESAIAN TUGAS
1. Perhitungan PR() teoritis
PR() = PRmax sinn
PRmax = PR() pada sudut = 90o
n=1 untuk antena open dipole
n=2 untuk antena open dipole 3/4 dan /4
n=3 untuk antena open dipole /2
a. Antena standar
PRmaxdBm= -51,50
teta = [0:(pi/12):pi]
PRmaxmw = 10^(PRmaxdBm./10)
PRmaxnw = PRmaxmw*(10^6)
PRteta = PRmaxnw*(sin(teta).^3)
polar(teta,PRteta)
Command Window
PRmaxdBm = -51
ans = 50
teta =
0 0.2618 0.5236
1.8326 2.0944 2.3562

0.7854
2.6180

1.0472
2.8798

1.3090
3.1416

1.5708

PRmaxmw = 7.9433e-06
PRmaxnw = 7.9433
PRteta =
0 0.1377 0.9929 2.8084
7.1587 5.1593 2.8084 0.9929

5.1593
0.1377

7.1587
0.0000

7.9433

b. Antena 3/4
PRmaxdBm= -52,47
teta = [0:(pi/12):pi]
PRmaxmw = 10^(PRmaxdBm./10)
PRmaxnw = PRmaxmw*(10^6)
PRteta = PRmaxnw*(sin(teta).^2)
polar(teta,PRteta)
Command Window
PRmaxdBm = -52
ans = 47
teta =
0 0.2618 0.5236
1.8326 2.0944 2.3562

0.7854
2.6180

1.0472
2.8798

1.3090
3.1416

1.5708

PRmaxmw = 6.3096e-06
PRmaxnw = 6.3096
PRteta =
0 0.4227 1.5774 3.1548
5.8869 4.7322 3.1548 1.5774

4.7322
0.4227

5.8869
0.0000

6.3096

1.5708

c. Antena
PRmaxdBm= -50,51
teta = [0:(pi/12):pi]
PRmaxmw = 10^(PRmaxdBm./10)
PRmaxnw = PRmaxmw*(10^6)
PRteta = PRmaxnw*(sin(teta).^1)
polar(teta,PRteta)
Command Window
PRmaxdBm = -50
ans = 51
teta =
0 0.2618 0.5236
1.8326 2.0944 2.3562

0.7854
2.6180

1.0472
2.8798

1.3090
3.1416

PRmaxmw = 1.0000e-05
PRmaxnw = 10
PRteta =
0 2.5882 5.0000 7.0711
9.6593 8.6603 7.0711 5.0000

8.6603
2.5882

9.6593 10.0000
0.0000

2. Tabel hasil perhitungan PR() teoritis

No

Frekuensi

( MHz )
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250

( nWatt )
0

0
150
300
450
600
750
900
1050
1200
1350
1500
1650
1800

3. Gambar pola radiasi teoritis


a. Antena standar

b. Antena 3/4

PRstandar
0
0,1377
0,9929
2,8084
5,1593
7,1587
7,9433
7,1587
5,1593
2,8084
0,9929
0,1377
0

PR ( nWatt )
3/4
0
0,4227
1,5774
3,1548
4,7322
5,8869
6,3096
5,8869
4,7322
3,1548
1,5774
0,4227
0

0
2,5882
5,0000
7,0711
8,6603
9,6593
10,000
9,6593
8,6603
7,0711
5,0000
2,5882
0

c. Antena

4. Perhitungan PR() dari data hasil pengukuran


PR() = [PRmin , PRa , PRb , PRc , PRmax , PRd , PRe , PRf , PRmin]
a. Antena standar
teta = [0:pi/12:pi]

PRtetadBm = [-51.15 -51.02 -51.42 -52.24 -52.91


-52.02 -51.5 -56.93 -53.3 -56.03 -59.55 -58.19
-56.70]
PRtetamw = 10.^(PRtetadBm./10)
PRtetanw = PRtetamw.*(10^6)
polar(teta,PRtetanw)
Command Window
teta =
0 0.2618 0.5236
1.8326 2.0944 2.3562

0.7854
2.6180

1.0472
2.8798

1.3090
3.1416

1.5708

PRtetadBm =
-51.1500 -51.0200 -51.4200 -52.2400 -52.9100 -52.0200
-51.5000 -56.9300 -53.3000 -56.0300 -59.5500 -58.1900 -56.7000
PRtetamw = 1.0e-05 *
0.7674 0.7907 0.7211 0.5970 0.5117 0.6281
0.2028 0.4677 0.2495 0.1109 0.1517 0.2138

0.7079

PRtetanw =
7.6736 7.9068 7.2111 5.9704 5.1168 6.2806
2.0277 4.6774 2.4946 1.1092 1.5171 2.1380

7.0795

b. Antena 3/4
teta = [0:pi/12:pi]
PRtetadBm = [-54.77 -55.68 -56.45 -54.32 -51.30
-51.72 -52.47 -51.70 -54.45 -57.11 -57.48 -61.54
-62.28]
PRtetamw = 10.^(PRtetadBm./10)
PRtetanw = PRtetamw.*(10^6)
polar(teta,PRtetanw)
Command Window
teta =
0 0.2618 0.5236
1.8326 2.0944 2.3562

0.7854
2.6180

1.0472
2.8798

1.3090
3.1416

1.5708

PRtetadBm =
-54.7700 -55.6800 -56.4500 -54.3200 -51.3000 -51.7200
-52.4700 -51.7000 -54.4500 -57.1100 -57.4800 -61.5400 -62.2800
PRtetamw = 1.0e-05 *
0.3334 0.2704 0.2265 0.3698 0.7413 0.6730
0.6761 0.3589 0.1945 0.1786 0.0701 0.0592
PRtetanw =

0.5662

3.3343 2.7040 2.2646 3.6983 7.4131 6.7298


6.7608 3.5892 1.9454 1.7865 0.7015 0.5916

5.6624

c. Antena
teta = [0:pi/12:pi]
PRtetadBm = [-63.22 -65.82 -63.80 -58.11 -57.79
-53.14 -50.51 -51.80 -54.77 -58.65 -63.08 -57.41
-53.90]
PRtetamw = 10.^(PRtetadBm./10)
PRtetanw = PRtetamw.*(10^6)
polar(teta,PRtetanw)
Command Window
teta =
0 0.2618 0.5236
1.8326 2.0944 2.3562

0.7854
2.6180

1.0472
2.8798

1.3090
3.1416

1.5708

PRtetadBm =
-63.2200 -65.8200 -63.8000 -58.1100 -57.7900 -53.1400
-50.5100 -51.8000 -54.7700 -58.6500 -63.0800 -57.4100 -53.9000
PRtetamw = 1.0e-05 *
0.0476 0.0262 0.0417 0.1545 0.1663 0.4853
0.6607 0.3334 0.1365 0.0492 0.1816 0.4074

0.8892

PRtetanw =
0.4764 0.2618 0.4169 1.5453 1.6634 4.8529
6.6069 3.3343 1.3646 0.4920 1.8155 4.0738

8.8920

5. Tabel hasil perhitungan PR() dari data hasil pengukuran


No

Frekuensi

( MHz )
1
2
3

250
250
250

PRstandar
( nWatt )

0
150
300

7,6736
7,9068
7,2111

PR ( nWatt )
3/4
3,3343
2,7040
2,646

0,4764
0,2618
0,4169

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

250
250
250
250
250
250
250
250
250
250

450
600
750
900
1050
1200
1350
1500
1650
1800

5,9704
5,1168
6,2806
7,0795
2,0277
4,6774
2,4946
1,1092
1,5171
2,1380

3,6983
7,4131
6,7298
5,6624
6,7608
3,5892
1,9454
1,7865
0,7015
0,5916

6. Gambar pola radiasi dari data hasil pengukuran


a. Antena standar

b. Antena 3/4

1,5453
1,6634
4,8529
8,8920
6,6069
3,3343
1,3646
0,4920
1,8155
4,0738

c. Antena

7. Analisa
a. Antena standar
Pada instalasi antena standar bentuk pola radiasinya menurut teori
membentuk pola lonjong memanjang keatas puncaknya berada pada

angka 8 yang menunjukkan PR maksimumnya mencapai angka 8.


Pada pengukuran yang dilakukan bentuk polanya sangat jauh dari
hasil teori, nilai tertingginya tidak berada pada sudut 90o tetapi pada
sudut 15o dan nilai pengukuran tidak mendekati nilai yang ada pada
teori sehingga polanya tidak simetris. Pada sudut 0o seharusnya nilai
Prstandar adalah 0 tetapi pada pengukuran nilainya malah mendekati
nilai maksimum dan angka pada sudut sudutnya tidak menunjukan
angka yang simetris. Hal ini dikarenakan faktor lingkungan yaitu
tempat praktek dilakukan adalah ruangan tertutup sehingga sinyal
dan gelombang yang akan diamati dapat terpencar atau terpantul
pada sisi ruangan sehingga menyebabkan data yang tidak valid.
b. Antena 3/4
Pada instalasi antena standar bentuk pola radiasinya menurut teori
membentuk pola lonjong memanjang keatas tetapi tidak sebesar pola
antena /2 puncaknya berada pada angka 6 yang menunjukkan PR
maksimumnya mencapai angka 6. Jika dibandingkan dengan
percobaan dengan antena /2 sebelumnya dapat dilihat daya yang
terukur semuanya menunjukkan angka yang lebih kecil. Pada
pengukuran yang dilakukan bentuk polanya sangat jauh dari hasil
teori, nilai tertingginya tidak berada pada sudut 90o tetapi pada sudut
60o dan beberapa nilai pengukurannya tidak mendekati nilai yang ada
pada teori sehingga polanya masih tidak simetris. Pada sudut 0o
seharusnya nilai Prstandar adalah 0 tetapi pada pengukuran nilainya
adalah 3,3343 tetapi pada sudut 180 o nilainya sudah mendekati 0
seseuai dengan apa yang ada pada teori. Hal ini dikarenakan faktor
lingkungan yaitu tempat praktek dilakukan adalah ruangan tertutup
sehingga sinyal dan gelombang yang akan diamati dapat terpencar
atau terpantul pada sisi ruangan sehingga menyebabkan data yang
tidak valid.

c. Antena
Pada instalasi antena standar bentuk pola radiasinya menurut teori
membentuk pola lonjong bulat dan merupakan pola radiasi paling

besar dibandingkan dengan pola antena

/2 dan 3/4 puncaknya

berada pada angka 10 yang menunjukkan PR maksimumnya


mencapai angka 10. Jika dibandingkan dengan 2 percobaan antena
/2 dan 3/4 sebelumnya dapat dilihat daya yang terukur semuanya
menunjukkan angka yang lebih besar .Pada pengukuran yang
dilakukan bentuk polanya mendekati dari hasil teori, nilai PRstandar
pada sudut 90o adalah 8,8920 nilai ini sesuai dengan teori yang
merupakan nilai terbesar dan pada sudut 0o dan 180o PRstandar tidak
bernilai

tetapi

sudah

mendekati,

angka-angka

pada

hasil

pengukuran sudah simetris walaupun tidak begitu mendekati nilai


pada

teori.

Maka

dapat

disimpulkan

semakin

besarpanjang

elemennya maka daya yang terukur juga akan semakin besar. Hal ini
dikarenakan faktor lingkungan yaitu tempat praktek dilakukan adalah
ruangan tertutup sehingga sinyal dan gelombang yang akan diamati
dapat

terpencar

atau

terpantul

pada

sisi

ruangan

sehingga

menyebabkan data yang tidak valid. Diantara 3 percobaan ini dapat


disimpulkan data yang paling mendekati teori adalah antena dengan
instalasi panjang antena sebesar 90cm untuk percobaan dengan
frekuensi 250MHz ini.

Anda mungkin juga menyukai