Anda di halaman 1dari 27

Biografi Jenderal Sudirman

Biografi Jenderal Sudirman. Dikenal sebagai salah satu pahlawan Indonesia, jasajasanya sangat dikenang dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Jenderal
Besar Soedirman menurut Ejaan Soewandi dibaca Sudirman, Ia merupakan salah satu
orang yang memperoleh pangkat bintang lima selain Soeharto dan A.H Nasution.
Jenderal besar Indonesia ini lahir di Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga, 24 Januari
1916. Ayahnya bernama Karsid Kartawiuraji dan ibunya bernama Siyem. Namun ia lebih
banyak tinggal bersama pamannya yang bernama Raden Cokrosunaryo setelah
diadopsi. Ketika Sudirman pindah ke Cilacap di tahun 1916, ia bergabung dengan
organisasi Islam Muhammadiyah dan menjadi siswa yang rajin serta aktif dalam
kegiatan ekstrakurikuler.
Kemampuannya dalam memimpin dan berorganisasi serta ketaatan dalam Islam
menjadikan ia dihormati oleh masyarakat. Jenderal Sudirman merupakan salah satu
tokoh besar di antara sedikit orang lainnya yang pernah dilahirkan oleh suatu revolusi.
Saat

usianya

masih

31

tahun

ia

sudah

menjadi

seorang

jenderal.

Meski menderita sakit paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya melawan Belanda. Ia
berlatar belakang seorang guru HIS Muhammadiyah di Cilacap dan giat di kepanduan
Hizbul Wathan.
Profil dan Biografi Jendral Besar Sudirman
Ketika pendudukan Jepang, ia masuk tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor yang
begitu tamat pendidikan, langsung menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Menjadi

Panglima Divisi V/Banyumas sesudah TKR terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi
Panglima

Angkatan

Perang

Republik

Indonesia

(Panglima

TNI).

Ia merupakan Pahlawan Pembela Kemerdekaan yang tidak perduli pada keadaan dirinya
sendiri demi mempertahankan Republik Indonesia yang dicintainya. Ia tercatat sebagai
Panglima sekaligus Jenderal pertama dan termuda Republik ini.
Sudirman merupakan salah satu pejuang dan pemimpin teladan bangsa ini. Pribadinya
teguh pada prinsip dan keyakinan, selalu mengedepankan kepentingan masyarakat
banyak dan bangsa di atas kepentingan pribadinya. Ia selalu konsisten dan konsekuen
dalam membela kepentingan tanah air, bangsa, dan negara.
Hal ini boleh dilihat ketika Agresi Militer II Belanda. Ia yang dalam keadaan lemah
karena sakit tetap bertekad ikut terjun bergerilya walaupun harus ditandu. Dalam
keadaan sakit, ia memimpin dan memberi semangat pada prajuritnya untuk melakukan
perlawanan terhadap Belanda. Itulah sebabnya kenapa ia disebutkan merupakan salah
satu tokoh besar yang dilahirkan oleh revolusi negeri ini.
Sudirman yang dilahirkan di Bodas Karangjati, Purbalingga, 24 Januari 1916, ini
memperoleh pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa, sebuah sekolah yang
terkenal berjiwa nasional yang tinggi. Kemudian ia melanjut ke HIK (sekolah guru)
Muhammadiyah, Solo tapi tidak sampai tamat.
Sudirman muda yang terkenal disiplin dan giat di organisasi Pramuka Hizbul Wathan ini
kemudian menjadi guru di sekolah HIS Muhammadiyah di Cilacap. Kedisiplinan, jiwa
pendidik dan kepanduan itulah kemudian bekal pribadinya hingga bisa menjadi
pemimpin tertinggi Angkatan Perang.
Sementara pendidikan militer diawalinya dengan mengikuti pendidikan tentara Pembela
Tanah Air (Peta) di Bogor. Setelah selesai pendidikan, ia diangkat menjadi Komandan
Batalyon di Kroya.
Ketika itu, pria yang memiliki sikap tegas ini sering memprotes tindakan tentara Jepang
yang berbuat

sewenang-wenang dan bertindak kasar terhadap anak buahnya. Karena sikap tegasnya
itu, suatu kali dirinya hampir saja dibunuh oleh tentara Jepang.

Setelah Indonesia merdeka, dalam suatu pertempuran dengan pasukan Jepang, ia


berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas. Itulah jasa pertamanya sebagai
tentara pasca kemerdekaan Indonesia. Sesudah Tentara Keamanan Rakyat (TKR)
terbentuk, ia kemudian diangkat menjadi Panglima Divisi V/Banyumas dengan pangkat
Kolonel.

Biografi Pangeran
Nasional

Diponegoro

Sang

Pahlawan

By arga wibowo Add Comment Tokoh Pahlawan

Biografi

Pangeran

Diponegoro -

Pangeran

Diponegoro

atau

yang

mempunyai nama asli Raden Mas Ontowiryo adalah salah satu keturunan dari
Sultan Hamengku Buwono III. Pangeran Diponegoro lahir di Yogyakarta, 11
November 1785. Beliau adalah tokoh yang mempunyai jiwa berjuang yang
sangat tinggi sehingga beliau termasuk orang yang berhak mempunyai gelar
Pahlawan Nasional. Dulu, Pangeran Diponegoro diminta Sultan untuk menjadi
Raja di kerajaannya akan tetapi

Pangeran Diponegoro memilih menolak

tawaran dan lebih memilih meninggalkan Keraton. Alasan Pangeran Diponegoro


tidak menerima perintah dari Sultan adalah karena beliau lebih tertarik hidup
bermasyarakat dan hidup beragama, sehingga beliau memilih hidup di Desa
Tegalrejo

yaitu

Desa

dari

Nenek

Buyutnya

yang

bernama

Ageng Tegalrejo beliau adalah permaisuri dari Hamengku Buwono I.

Ratu

Perjuangan Heroik Pangeran Diponegoro Melawan Belanda

Alasan lain adalah karena Pangeran juga tidak suka akan campur tangan dari
orang Belanda. Sebab pada saat itu orang Belanda mempunyai campur tangan
yang

besar

pada

keraton-keraton

di

Indonesia.

Apalagi

ketika Pangeran

Diponegoro mengetahui bahwa orang Belanda berniat akan menggusur


pemakaman para leluhurnya dan berniat akan membangun jalan raya, sikap
orang Belanda yang seenaknya dan tidak memikirkan atau menghargai tradisi
masyarakat menjadikan Pangeran Diponegoro sangat murka dan sangat
membenci orang Belanda. Ditambah lagi dengan pembayaran pajak yang
sangat mahal terhadap masyarakat membuat Pangeran Diponegoro geram dan
ingin meluncurkan senjata. Saat itulah perang dimulai perang besar besaran
yang tercatat sebagai perang berat bagi Orang Belanda terjadi pada tanggal
30 Juni 1825. Dan perang ini berlangsung selama 5 tahun.

Belanda pun berhasil menguasai Desa Tegalrejo tetapi Pangeran Diponegoro


tidak menyerah beliau tetap berjuang dengan semangatnya karena beliau ingin
membebaskan masyarakat dari siksaan para Belanda. Karena orang Belanda
selalu mengintai Pangeran Diponegoro, beliau memilih hidup berpindah pindah
mencari amannya. Oleh sebab itu Belanda menjadi sulit untuk menangkap
Pangeran Diponegoro, Belanda pun tidak kehabisan akal, mereka menyiapkan
beberapa taktik Benteng Stelsel untuk mengawasi gerak-gerik Pangeran
Diponegoro.
Salah satu cara Belanda adalah dengan mengundang Pangeran Diponegoro
berunding di wilayah Megelang
undangan berunding

yaitu pada tanggal 28 Maret 1830. Dari

tersebutBelanda berhasil untuk menangkap Pangeran

Diponegoro. Beliau disekap dan dibuang keManado kemudian karena suatu hal,
Belanda memindah Pangeran Diponegoro ke Makassar dan disekap di sana
selama beberapa waktu. akhirnya Pangeran Diponegoro mangkat di Benteng
Rotterdam, Makassar pada tanggal 8 Januari 1855.
Selama Belanda berperang dengan Pangeran Diponegoro, Belanda mengalami
kerugian yang lumayan banyak yaitu kehilangan 15.000 Tentara dan 20 juta
Golden. Belanda memikirkan cara yang tepat agar tidak lagi kehilangan anak
buahnya. Akhirnya pangeran pun tertangkap juga pada tahun 1830.

Biografi Kapten Pierre Tendean - Pahlawan Muda


Batavia Yang Elok Dan Gagah Berani
Profil Kapten Pierre Tendean

Nama
Tempat
Tanggal

Lengkap

: Pierre

Lahir

: Batavia,

Lahir

: Selasa,

Warga

Tendean

Hindia

Belanda

21

Februari

Negara

Meninggal

: Jakarta,

Makam

: Taman

Ayah

Andreas

: Indonesia

Oktober

1965

Makam

: Dr.

1939

Pahlawan
A.L

(umur

26)
Kalibata
Tendean

Ibu : Cornet M.E

Biografi Kapten Pierre Tendean


Siapa yang tidak mengenal dengan pahlawan yang satu ini, sesosok pahlawan revolusi
muda yang gagah berani dengan mempunyai paras yang elok dan ganteng disepanjang
buku sejarah. Pahlawan yang menjadi salah satu letnan dari peristiwa G30S ini telah gugur
dimedan perang dengan gagah berani. Kapten Pierre Tendean itulah namanya. Untuk lebih
jelas akan mengenal sosok pahlawan yang satu ini, akan diulas kembali biografi
Kapten Pierre Tendean agar kita mengenal akan jasa dan pengorbananya.
Dalam buku biografi Kapten Pierre Tendean, ia adalah seorang anak yang lahir dari
keturunan dokter yang bernama Dr. A.L Tendean dengan ibunya adalah seorang wanita
bangsa Indonesia yang memiliki darah Perancis, yang bernama Cornet M.E. Letnan Pierre
Tendean lahir di Batavia Hindia Belanda tanggal 21 bulan Februari 1939. Dia memiliki 3
saudara dan ia adalah anak yang nomor dua. Adik dan kakaknya bernama Rooswidiati dan
Mitze

Farre.

Dan setelah ia lulus dari angkatan akademi kemiliteran tahun 1962, ia dia angkat menjadi
Komandan Tempur 2 Kodam II dari Pleton Batalyon Zeni di Bukit Barisan, Medan. Kapten
Pierre pun mendapat pangkat letnan dua pada waktu kelulusannya. Dalam biograf
Kapten Pierre Tendean pun dikatakan bahwa ia kemudian melanjutkan sekolah di bagian
intelejen di daerah Bogor. Setelah selamat dan selesai dari sana, kemudian kapten pun
ditugaskan di sebuah Dinas Pusat yang bernama DIPIAD (dinas pusat intelejen AD). Letnan
Kapten Tendean ditugaskan sebagai mata-mata dari bangsa Indonesia untuk Malaysia
akan adanya konfontrasi antara Negara Malaysia dengan Negara Indonesia. Dan tepat
tanggal 15 bulan April 1965, Kapten Tendean dipromosikan dan dijadikan sebagai letnan
satu

dengan

ditunjuk

sebagai

ajudan

oleh

Abdul

Haris

Nasution.

Tanggal 1 bulan Oktober 1965, pasukan dari G30S kemudian mendatangi rumah dari
jenderal Nasution, yang bertujuan untuk menculik dan membunuhnya. Kapten Tendean
yang sedang tidur dibelakang rumah dari jenderal tidak bisa melarikan diri seperti jenderal
nasution. Dan akhirnya kapten pun dibawa dan dibunuh mati bersama dengan 6
perwiranya. Jasad mereka pun kemudian di buang ke sumur tua yang ada di Lubang
Buaya. Ia bersama 6 jasad perwiranya kemudian dimakamkan di di sebuah taman yang
bernama Taman Makam Pahlawan di Kalibata Jakarta. Untuk mengenang akan jasa-jasa
dari mereka, Kapten Tendean pun di beri gelar sebagai Pahlawan Revolusi Indonesia
berdasarkan surat keputusan dari Presiden RI pada No. 111/KOTI/1965 tanggal 5 bulan
Oktober 1965. Dengan sepeninggalnya, kemudian dikawasan dan sepanjang jalan dinamai
dengan namanya begitu juga dengan jalan yang ada di Balikpapan, Manado dan Jakarta.

Pendidikan Pierre Tendean


Sekolah Menengah Atas Bagian B di Semarang
Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad)
Penghargaan Pierre Tendean
Gelar Pahlawan Revolusi berdasarkan Presiden RI No. 111/KOTI/Tahun
1965, tgl 5 Oktober 1965
Itulah sekilas ulasan tentang biograf Kapten Pierre Tendean, semoga dapat bermanfaat
dan memberikan pengetahuan bagi yang membacanya.

Profil dan Biografi Ki Hajar Dewantara Sang Bapak


Pendidikan
By Andhini Setya Add Comment Tokoh Pahlawan

Profil Ki Hajar Dewantara

Nama

Lengkap

: Ki

Tempat

Hajar

Lahir

Dewantara
: Yogyakarta

Tanggal Lahir : Kamis, 2 Mei 1889


Zodiac : Taurus
Meninggal

: 26

April

1959

(umur

69),

Yogyakarta,

Indonesia

Makam : Taman Wijaya Brata


Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia

Biografi Ki Hajar Dewantara


Ki Hajar Dewantara mempunyai nama asli R.M. Suwardi Suryaningrat. Beliau
dari keluarga keturunan Keraton Yogyakarta. Beliau mengganti nama tanpa
gelar bangsawan supaya bisa dekat dengan rakyat. Sesudah menyelesaikan

pendidikan dasar, beliau belajar di STOVIA, tapi tak tamat karena sakit. BeIiau
lalu bekerja menjadi wartawan di beberapa surat kabar, antaranya Utusan
Hindia, De Express, dan Kaum Muda. Sebagai penulis, tulisannya dapat
membangkitkan semangat antikolonialis rakyat Indonesia.

Ki Hajar Dewantara aktif juga di bidang politik dan bergabung dalam Budi
Utomo, kemudian mendirikan Indische Partij menjadi partai politik pertama yang
beraliran nasionalisme Indonesia tanggal 25 Desember 1912 bersama kedua
sahabatnya, dr. Cipto Mangunkusumo dan juga Douwes Dekker. Ki Hajar
Dewantara juga memelopori terbentuknya Komite Bumiputra di tahun 1913
sebagai bentuk protes pada rencana Belanda memperingati kemerdekaan dan
Perancis. Beliau lalu membuat tulisan di harian De Express yang berjudul (andai
Aku ini Seorang Belanda). dengan tulisan itu, beliau menyindir Belanda yang
akan merayakan 100 tahun kemerdekaan dan Perancis di negara jajahan
dengan

memakai

uang

rakyat

bangsa

Indonesia.

Lalu Belanda langsung memberikan hukuman pengasingan. Bersama dr. Cipto


Mangunkusumo dan Douwes Dekker, mereka diasingkan di negeri Belanda. Di
Belanda, Ki Hajar Dewantara menggunakan kesempatan mendalami masalah
pengajaran dan pendidikan. terus kembali ke tanah air, Ki Hajar Dewantara
mengfokuskan perjuangan lewat pendidikan dengan mendirikan Taman Siswa
pada tanggal 3 JuIi 1922. Perguruan ini adalah tempat untuk menanamkan rasa
kebangsaaan pada anak didik. Karena jasa besarnya di dunia pendidikan maka
pemerintah menetapkan menjadi Bapak Pendidikan dan tanggal 2 Mei sebagai
Hari Pendidikan Nasional. Di tahun 1957, beliau memperoleh gelar Doctor
Honoris Causa dan Universitas Gadjah Mada. Dua tahun setelahnya memperoleh
gelar itu, beliau meninggal dunia pada tangga 26 April 1959 di Jogyakarta dan
dikebumikan di Taman Wijaya Brata.

Biografi Fatmawati Soekarno Penjahit Bendera Merah Putih


By arga wibowo Add Comment tokoh indonesia, Tokoh Pahlawan
Biografi Fatmawati Soekarno - Ibu Fatmawati adalah salah satu perempuan yang ikut
memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia. Fatmawati adalah putri tunggal dari pasangan H.
Hasan Din dan Siti Chadijjah. Bapak Hasan merupakan tokoh Muhammadiyah di daerah
Bengkulu. Ibu Fatmawati lahir di Bengkulu, 5 Februari 1923. Ketika Fatmawati masih kecil ia di
sekolahkan di HIS, setelah itu melanjutkan sekolahnya di sekolah kejuruan yang di pegang oleh
organisasi Katolik Belanda. Ketika di sana Fatmawati aktif berorganisasi di Nasyiatul Aisyiah.
Ketika disana Fatmawati berkenalan dengan Bung Karno. Setelah kenal tidak lama kemudian
Bung Karno menikahi Fatmawati tetapi sebelum menikahi Fatmawati Bung Karno menceraikan
istri pertamanya yaitu Ibu Inggit dengan baik-baik. Setelah itu diantara Fatmawati, Bung Karno,
dan Ibu Inggit tetap terjalin dengan baik dan tidak ada pertengkaran sesamanya.

Perjalanan Hidup Fatmawati Si Penjahit Pertama Bendera Merah Putih

Setelahnya menikah di Jakarta pada tahun 1943 Bung Karno dan Fatmawati di karuniai seorang
anak pertamanya yang bernama Muhammad Guntur Soekarno Putra. Di dalam menjelang
datangnya hari proklamasi kemerdekaan Indonesia, Fatmawati juga ikut merasakan betapa
sulitnya perjuangan pada masa itu dan akhirnya kemerdekaan pun datang. Bung Karno lah orang
yang membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia dan diadakan pula upacara pengibaran
Bendera Merah Putih secara sederhana. Bendera Merah Putih pertama kali dijahit sendiri oleh
tangan Ibu Fatmawati Soekarno dan bendera merah putih tersebut sampai sekarang tetap di
musiumkan dan disimpan dengan baik karena merupakan bendera pusaka.
Dalam pembuatan bendera merah putih Ibu Fatmawati tidak langsung sekali jadi sebelum
tanggal pengesahan beliau sudah membuat bendera Merah Putih akan tetapi ukuran nya masih
terlalu kecil, akhirnya beliau membuat lagi dengan ukuran yang lebih besar yakni dengan ukuran
276 x 200 cm. Dan Ibu Fatmawati di bantu Lutfi Karyo dengan dicarikan kain warna merah.
Pusat pemerintahan Republik Indonesia dipindahkan di Yogyakarta pada tanggal 4 januari 1946.
Ibu Fatmawati sangat setia menemani Bung Karno kemanapun ia pergi karena inilah ibu
Fatmawati banyak mendapatkan simpati dari masyarakat. Selain ramah dan baik hati Ibu
Fatmawati juga mudah untuk bergaul dengan masyarakat.
Ia sering mendampingi Bung Karno untuk berkunjung di berbagai Wilayah Indonesia ia juga
kerap mengikuti kunjungan Presiden Di Negara Negara sahabat. Ibu Fatmawati juga sering
mengadakan kegiatan sosial di Indonesia contohnya mengadakan pemberantasan buta huruf dan
mendorong kegiatan kaum perempuan. Ibu Fatmawati juga ikut dinobatkan sebagai salah satu
Pahlawan Nasional Wanita Indonesia. Ibu Fatmawati adalah keturunan dari kerajaan Indrapura
Mukomuko. Karena ayah nya yaitu Hassan Din adalah keturunan ke 6 kerajaan Putri Bunga
Melur. Arti dari Bunga Melur sendiri adalah putri yang cantik, sederhana, dan
bijaksana sekaligus telaten .

Profil dan Biografi Mohammad Hatta - Proklamator


Kemerdekaan RI
PROFIL MOHAMMAD HATTA

Mohammad
Proklamator Kemerdekaan RI

Nama Lengkap : Dr.H.Mohammad Hatta


Nama Lain: Bung Hatta
Tanggal Lahir : Selasa | 12 Agustus 1902
Tempat Lahir : Bukittinggi | Sumatera Barat | Indonesia
Zodiac : Leo
Meninggal : Jakarta | 14 Maret 1980
Gelar Pahlawan : Pahlawan Proklamator RI
Kebangsaan : Indonesia
Istri : Rahmi Rachim

Hatta

Anak : Meutia Hatta | Gemala Hatta | Halida Hatta


Agama : Islam
Hobby : Membaca | Menulis

BIOGRAFI LENGKAP MOHAMMAD HATTA


Profil dan Biografi Mohammad Hatta merupakan salah satu tokoh pejuang yang
sangat berjasa bagi kemerdekaan Indonesia. Beliau dikenal sebagai tokoh proklamator.
Beliau lahir pada tanggal 12 Agustus 1902, tepatnya di Bukit tinggi Sumatera Barat. Beliau
lebih dikenal dengan nama Bung Hatta. Mohammad Hatta lahir dari seorang ibu yang
bernama Siti Saleha dan seorang ayah yang bernama Muhammad Djamil. Hatta dibesarkan
di lingkungan yang agamis. Kakeknya merupakan ulama yang mendirikan sebuah surau di
Batuhampar. Latar belakang keluarga ibunya yaitu pedagang. Keluarga dari ibunya
tergolong

pedagang

yang

sukses.

Profil dan Biografi Mohammad Hatta belajar di Europese Largere School (ELS) di
Bukittinggi yang saat ini berganti nama menjadi SMAN I Padang. Beliau juga menempuh
studi di Meer Uirgebreid Lagere School (MULO) di Padang. Beliau juga menempuh
pendidikan yang berhubungan dengan perdagangan yaitu Handel Middlebare School
(Sekolah Menengah Dagang) dan yang terakhir beliau menempuh pendidikan di Belanda
yaitu di Nederland Handelshogeschool. Disinilah beliau mendapatkan gelar Drs.
Pengetahuan agama juga tak luput dari pendidikan yang ditempuhnya. Beliau bahkan
belajar agama dengan ulama-ulama yang berada di Indonesia antara lain Abdullah
Ahmad, Muhammad Jamil Jambek, , dan beberapa tokoh ulama lainnya.

Profl dan Biograf Mohammad Hatta tidak hanya berperan sebagai tokoh proklamator,
melainkan beliau juga aktif dalam bidang organisasi dan politik. Perannya dalam dunia
politik diawali beliau terpilih menjadi bendahara Jong Sumatranen Bond di wilayah Padang.
Pengetahuan politik yang dimilikinya berkembang sangat pesat ketika beliau sering
menghadiri berbagai pertemuan-pertemuan politik. Beliau juga bergabung dengan sebuah
organisasi social. Organisasi tersebut bernama Indische Vereeniging. Organisasi ini
akhirnya berubah menjadi sebuah organisasi politik. Hal ini terjadi karena adanya Ki Hadjar
Dewantara yang memiliki pengaruh cukup besar dalam perkembangan organisasi tersebut.

Profil dan Biografi RA Kartini - Tokoh Pahlawan


Nasional
BIODATA RA KARTINI

RA
Tokoh Pahlawan Nasional

Nama Lengkap : Raden Ajeng Kartini


Nama Lain : Raden Ayu Kartini, RA Kartini
Tanggal Lahir : 21 April 1879
Zodiac : Taurus
Tempat Lahir : Bendera Belanda Jepara, Jawa Tengah, Hindia Belanda
Tanggal Meninggal : 17 September 1904
Tempat Meninggal : Rembang, Jawa Tengah, Hindia Belanda
Dikenal karena : Emansipasi wanita

Kartini

Warga Negara : Indonesia


Agama : Islam
Pasangan : K.R.M. Adipati Ario Singgih, Djojo Adhiningrat
Anak : R.M Soesalit

BIOGRAFI RA KARTINI
Banyak orang yang kagum dengan RA Kartini. Hal tersebut dikarenakan wanita
yang satu ini memang memiliki banyak sekali pandangan baru terhadap peran
wanita pada masa kolonial. Dalam profil dan biografi RA Kartini disebutkan,
wanita ini lahir pada tahun 1879 dan meninggal pada tahun 1904. Wanita ini
lahir di Jepara dan meninggal di kota Rembang. Sangat disayangkan jika wanita
yang sangat cerdas ini harus meninggal pada usia yang sangat muda yaitu 25
tahun.
Raden Ajeng Kartini Bersama Keluarga

Pada tahun 1903 Kartini menikah dengan Bupati Rembang. Akan tetapi
dalam profil dan biografi RA Kartini menyebutkan, pernikahan tersebut adalah
desakan dari orang tua. Banyak orang yang memperkirakan pada saat menikah
Kartini masih ingin hidup dengan bebas. Untuk membuat orang tua menjadi
bangga, wanita ini lebih baik mengikuti keinginan orang tua. Tapi memang
takdir berkehendak lain dimana setahun setelah menikah Kartini harus di
panggil oleh Yang Maha Kuasa.
Memang dalam profil dan biografi RA Kartini disebutkan jika wanita ini tidak
mendapatkan pendidikan formil yang tinggi. Kartini hanya mampu sekolah
hingga usia 12 tahun. Akan tetapi, masa sekolah tersebut memberikan banyak
manfaat dimana dia bisa belajar bahasa Belanda dengan baik. Setelah bisa
berbahasa Belanda dengan baik, wanita ini sering mengirim surat ke beberapa
media yang ada di Belanda. Ada banyak sekali orang yang kagum dengan
tulisan yang dibuat oleh Kartini. Hal tersebut dikarenakan pada saat ini dia lah
wanita pertama pribumi Indonesia yang rutin mengirim surat ke Belanda.
Salah satu surat yang dibuat oleh Kartini adalah habis gelap terbitlah terang.
Surat yang satu ini menjadi sangat terkenal dan menjadi banyak bahasan para
ahli. Dalam profl dan biograf RA Kartini disebutkan jika surat tersebut adalah

sebuah simbol jika wanita pribumi harus maju dan bisa menjadi lebih baik. Para
wanita harus mendapatkan pendidikan yang layak dan sama dengan kaum pria.
Memang pada saat itu hanya pria yang banyak mendapatkan pendidikan layak.
Sedangkan para wanita lebih banyak berdiam diri dan menikah pada usia yang
muda. Pandangan Kartini tersebut mendapatkan banyak apresiasi dan sampai
sekarang negeri ini selalu mengenang wanita yang hebat ini.

Profil Sultan Hasanuddin

Nama :
Sultan
Hasanuddin
Tempat
Lahir
: Makassar,
Sulawesi
Selatan
Tanggal
Lahir
: Minggu,
12
Januari
1631
Zodiac
: Capricorn
Meninggal
:
Makassar,
Sulawesi
Selatan,
12
Juni
1670
Makam
: Komplek
Pemakaman
Raja-Raja
Gowa,
Sulawesi
Selatan
Agama
: Islam
Ayah
: Sultan
Malikussaid
Ibu
:
I
Sabbe
To'mo
Lakuntu

Biografi Sultan Hasanuddin

Jika mendengar predikat ayam jantan dari timur anda pasti akan langsung teringat dengan
pahlawan nasional yang bernama sultan hasanuddin. Sultan hasanuddin merupakan pahlawan
nasional yang lahir pada tanggal 12 januari tahun 1931. Beliau merupakan raja dari kerajaan
gowa yang ke-16. Nama asli beliau adalah I Mallombasi Muhammad bakir Daeng Mattawang
Karaeng Bonto Mangape. Setelah beliau memeluk agama islam barulah beliau lebih dikenal
dengan sultan hasanuddin. Beliau diangkat sebagai raja Gowa pada umur 24 tahun. Mari kita
bahas lebih lanjut lagi tentang biografi sultan hasanuddin dibawah ini.
Beliau mendapat gelar oleh Belanda sebagai ayam jantan dari timur atau de Haav Van de
oesten. Hal ini dikarenakan kegigihan dan juga keberaniannya dalam melawan pasukan
pemerintahan Belanda. Beliau lahir di kota makasar dan ayah sultan hasanuddin adalah sultan
malikusaid yang merupakan Raja Gowa yang Ke 15. Sultan hasanuddin mulai
memerintah Gowa pada saat pemerintahan colonial Belanda mulai menjajah Indonesia dan
ingin mengusai rempah-rempah yang terdapat di Indonesia terutama didaerah Gowa. Pada
saat itu Gowa merupakan jalur utama perdagangan dari berbagai kota dan Negara. Menurut
biografi sultan hasanuddin, pada saat itu banyak sekali kerajaan yang sudah dikuasai oleh
Belanda. Tetapi oleh sultan hasanuddin, beliau mengumpulkan berbagai kerajaan kecil dan
bergabung untuk mengusir Belanda.
Pada tahun 1660 mulailah peperangan antara kerajaan Gowa dengan pemerintahan VOC. Pada
saat itu pemerintahan Belanda dibantu oleh kerajaan bone yang sudah ditaklukan oleh
Belanda. Pada saat peperangan raja dari kerajaan bone wafat dalam pertempuran. Akhirnya
peperangan itu berakhir damai tetapi tak berlangsung lama sultan hasanuddin melawan
kembali pemerintahan Belanda karena merasa dirugikan. Beliau akhirnya mencuri 2 kapal milik
Belanda yaitu kapal Leeuwin dan De walfis. Ini banyak diceritakan di cerita tentang biografi
sultan hasanuddin.
Belanda marah besar dan akhirnya mengirim pasukan yang lebih banyak ke kerajaan gowa.
Pertempuran tersebut dipimpin oleh panglima Belanda yang bernama cornelis Spellman.
Sultan hasanuddin mengalami kewalahan dan akhirnya memutuskan untuk menandatangani
perjanjian bongaya. Perjanjian tersebut dilakukan pada tanggal 18 november tahun 1667. Pada
tanggal 12 april tahun 1668, pangeran antasari dan pasukannya kembali menyerang Belanda
tetapi dikarenakan pasukan Belanda yang semakin banyak. Benteng pertahanan terakhir
kerajaan Gowa yaitu Benteng sombaopu akhirnya runtuh dan dikuasai oleh Belanda. Cerita
tentang benteng sombaopu banyak diceritakan dalam biografi sultan hasanuddin.
Walaupun seperti itu sultan hasanuddin tetap tidak mau tunduk terhadap pemerintahan
Belanda. Akhirnya sultan hasanuddin mundur dari tahtannya dan beliau wafat pada tanggal 12
juni tahun 1670. Beliau merupakan salah satu pahlawan nasional yang memiliki jiwa pantang
menyerah dengan pemerintahan Belanda. Beliau menghabiskan banyak cara untuk mengusir
Belanda dari Gowa dan membuat pemerintahan Belanda untuk tidak dapat menguasai
rempah-rempah di Gowa. Sekian artikel tentang biografi Sultan Hasanuddin. Semoga dapat
bermanfaat untuk anda.

Penghargaan Sultan Hasanuddin

Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden : Keppres No. 087/TK/1973, tanggal


6 November 1973
Seperti itulah ulasan biografi Sultan Hasanuddin ayam jago dari benua timur yang
sempat BiografPahlawan.com bagikan kepada pembaca. Semoga dengan hadirnya biografi
diatas dapat membantu pembaca dalam mengenal lebih dalam sosok pahlawan kita Sultan
Hasanuddin.

Profil KH. Ahmad Dahlan

Nama : Kyai Haji Ahmad Dahlan


Lahir : 1 Agustus 1868, Daerah Istimewa Yogyakarta
Meninggal : 23 Feb 1923, Daerah Istimewa Yogyakarta
Kebangsaan : Indonesia
Makam : Kampung Karangkajen, Brontokusuman, Mergangsan, Yogyakarta
Anak : Djohanah, Dandanah, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, Siradj Dahlan, Siti Zaharah, Siti
Busyro
Nama Ayah : K.H. Abu Bakar
Nama Ibu : Siti Aminah

Biografi KH. Ahmad Dahlan


Ahmad Dahlan dilahirkan pada tanggal 1 Agustus 1868 di Yogyakarta dengan nama
Muhammad Darwisy. Beliau merupakan anak ke empat dari tujuh bersaudara dari K.H. Abu
bakar, seorang Khatib dan ulama di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta. Secara garis nasab,
beliau termasuk keturunan kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, salah satu tokoh
penyebaran agama Islam di Jawa dan termasuk pemuka dari Walisongo. Pada Biografi Ahmad
Dahlan disebutkan, pada usia 15 tahun beliau menunaikan Ibadah Haji dan bermukim di kota
suci Makkah selama 5 tahun untuk memperdalam agama Islam. Interaksi ahmad Dahlan
dengan pemikiran para pembaharu Islam, seperti Muhammad Abduh, jamaludin Al-Afghani,
Ibnu Taimiyah dan Rasyid Ridha begitu inten dalam periode ini hingga sangat mempengaruhi
pola pikirnya. Pada tahun 1888 beliau pulang kampong dan berganti nama menjadi Ahmad
Dahlan.
Pada tahun 1903, beliau berangkat lagi ke Makkah dan menetap disana selama dua tahun
untuk lebih memperdalam agama Islam. Pada periode ini,Ahmad Dahlan berguru pada orang
yang sama dengan pendiri NU, K. H. Hasyim Asy`ari yaitu Syeh Ahmad Kahtib. Membaca
Biografi Ahmad Dahlan, kita akan menemukan kalau beliau orang yang haus ilmu, sehingga
beliau belajar berbagai bidang ilmu dari beberapa guru dengan latar belakang keilmuan yang

berbeda. Beliau belajar fiqih pada KH. Muhammad Shaleh, mendalami ilmu Nahwu-Sharaf (tata
bahasa) pada KH. Muhsin. Pendalaman ilmu hadits pada KH. Ayyat dan Kiai Mahfud, sedangkan
ilmu Al-Qur`an dipelajari dari Syekh Amin dan Sayid Bakri Satock. Disiplin ilmu lainnya yang
juga beliau pelajari adalah ilmu falak (astronomi) dari KH. Raden Dahlan. Ilmu aplikatif lainnya
yaitu ilmu pengobatan dan racun binatang yang dipelajari dari Syekh Hasan.
Sepulang dari Mekkah beliau menikah dengan Siti walidah anak Kyai Penghulu Haji Fadli. Dalam
biografi Ahmad dahlan disebutkan, beliau pernah menikah lima kali selama hidupnya. Selain
sebagai tokoh agama, beliau juga seorang pedagang batik yang mumpuni. Maka tak heran,
kalau gagasan dan pemikirannya cepat menyebar ke berbagai daerah, karena memang
aktivitasnya yang terus berputar dari wilayah satu ke wilayah lainnya. Disela-sela berdagang,
beliau selalu mendakwahkan ajaran agama Islam. Ahmad Dahlan merupakan seorang aktivis
kemasyarakatan yang memiliki pemikiran cemerlang dan wawasan luas. Dengan mudah, beliau
diterima diorganisasi Jam`iyatul Khair, Syarikat Islam dan Comite Pembela Kanjeng Nabi
Muhammad SAW. Pada tahun 1909 Ahmad Dahlan bergabung dengan Boedi Oetomo, sebuah
organisasi tempat ditempanya para tokoh-tokoh nasionalis. Selain mengajarkan tentang agama
pada anggota Boedi Oetomo, beliau juga belajar tentang organisasi, manajemen dan berbagai
hal mengenai pergerakan. Dari sinilah beliau kemudian menyerap berbagai pengetahuan yang
dipadukan dengan nilai-nilai keagamaan. Maka pada 18 November 1912 (8 Dzulhijah 1330)
beliau mendirikan organisasi kemasyarakatan dan pendidikan yang dilandasi semangat
keagamaan dan pembaharuan bernama Muhammadiyah.
Selintas membaca biografi Ahmad Dahlan, kita akan mendapati, bahwa beliau adalah orang
yang puritan dalam arti memegang teguh kemurnian agama. Bahkan melalui Muhammadiyah
beliau selalu menyampaikan, apapun amaliah agam yang tidak dicontohkan oleh Nabi
Muhammad SAW merupakan sesuatu yang terlarang. Disisi lain, beliau juga seorang moderat,
yang dengan lentur bisa bergaul dengan berbagai pemikiran dan kalangan termasuk tokohtokoh lintas agama dan nasionalis. Pada bagian lain, kita akan menemukan, betapa beliau
seorang reformis dan pembaharu sejati dalam bidang keagamaan dan social kemasyarakatan.
Khusus dalam system pendidikan, beliau mereformasi pola pesantren yang hanya mengajarkan
materi keagamaan dan menitikberatkan pada hafalan dengan memasukkan ilmu umum. Begitu
pula sebaliknya, beliau memasukkan pelajaran agama pada sekolah-sekolah umum. Beliau
mempelopori system klasikal pada lembaga pendidikan yang belum lazim saat itu. Perkara ini
bukanlah hal yang sepele, karena berbagai sepak terjangnya akhir memunculkan gejolak,
terutama dikalangan umat Islam, sehingga beliau mendapat hujatan bahkan dicap sebagai Kiai
Kafir,antek asing dan sering mendapatkan terror bahkan ancaman pembunuhan. Tetapi
kegigihan dan konsistensi Beliau tidak bergeser sedikitpun atas berbagai cobaan yang
menimpa.
Mendalami biografi Ahmad Dahlan, kita dapat mengambil pentingnya gagasan visioner yang
dilandasi nilai-nilai kebenaran, pemikiran yang inklusif sekaligus eksklusif. Beliau selalu
menekankan pentingnya amaliah atau praktek keagamaan secara nyata dalam keseharian.
Agama bukan hanya berhenti pada pemahaman kognitif belaka, namun harus aplikatif dan
mampu menjawab persoalan kemasyarakatan. Beliau juga menghilangkan budaya kultus
individu dan ketergantungan pada individu. Terbukti Muhammadiyah, organisasi yang

didirikannya memiliki beragam amal ilmiah dan terorganisir secara rapi hingga saat ini dan
terus memberikan kontribusi pada masyarakat. Beliau wafat pada usia 54 tahun, tepatnya pada
23 Februari 1923 dan dimakamkan di Karang Kuncen, Yogyakarta. Atas jasa dan
pengabdiannya, beliau dianugerahi gelar kehormatan sebagai Pahlawan Kemerdekaan
Nasional yang tertuang dalam SK Presiden No.657, tertanggal 27 Desember 1961.

Penghargaan KH. Ahmad Dahlan

Pahlawan Nasional Indonesia Keppres No. 657 tahun 1961

Karir KH. Ahmad Dahlan

Pendiri Muhammadiyah
Seperti itulah ulasan Biografi KH. Ahmad Dahlan salah satu tokoh pahlawan nasional
Indonesia dari Yogyakarta yang sempat BiografPahlawan.com bagikan kepada
pembaca. Semoga dengan hadirnya biograf diatas dapat membantu pembaca dalam
mengenal lebih dalam sosok KH. Ahmad Dahlan.

BIOGRAFI SUSI SUSANTI - LEGENDA BULUTANGKIS PUTRI INDONESIA

Biografi Susi Susanti - Mendengar nama Susi Santi, semua orang pasti sudah bisa menjawab siapa
dia? Susi Susanti merupakan pemain bulutangkis putri Indonesia yang pertama kali merasakan meraih
medali emas pada turnamen besar, Olimpiade Barcelona 1992. Kesuksesannya ini rupanya juga diikuti
oleh Alan Budikusuma yang sekarang menjadi suaminya.

Biografi Susi Susanti

Susi Susanti sendiri lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 11 Februari 1971. Sejak kecil ia sudah menyukai
permainan bulutangkis. Dukungan dari kedua orang tuanya membuat Susi Susanti mantap untuk
menjadi atlet bulutangkis. Susi pun memulai karir bulutangkis di klub milik paman sendiri yang
bernama PB Tunas Tasikmalaya. Setelah berlatih dan didik mental bertandingnya selama 7 tahun dan
memenangkan beberapa gelar kejuaraan bulutangkis tingkat junior, pada tahun 1985 Susi
memutuskan untuk pindah ke Jakarta. Pada saat itu ia baru kelas 2 SMP, namun ia telah serius
berpikir
untuk
karir
bulutangkis.
Di Jakarta, Susi Susanti tinggal di asrama dan bersekolah di sekolah khusus untuk atlet. Pergaulannya
terbatas dengan sesama atlet, bahkan pacaran pun dengan atlet pula. Jadwal latihannya pun sangat
padat. Enam hari dalam sepekan, Senin s.d. Sabtu mulai dari pukul 07.00 hingga pukul 11.00.
Kemudian disambung lagi dari pukul 15 sampai pukul 19.00. Ada aturan tersendiri untuk makan, jam
tidur, sampai tentang pakaian. Susi pun tidak diperbolehkan menggunakan sepatu dengan hak tinggi
untuk menghindari kemungkinan cedera. Untuk berjalan-jalan ke mall pun ia hanya bisa pada hari
Minggu saja, itu pun jarang dilakukan karena telah lelah berlatih seharian.
Untuk menjadi juara dunia, Susi Susanti memang harus selalu disiplin dan konsentrasi. Akhirnya ia
pun menyadari dalam meraih prestasi memang perlu perjuangan dan pengorbanan. Kalau mau santai
dan senang-senang terus, mana mungkin cita-cita saya untuk jadi juara bulutangkis tercapai?
Sekarang rasanya puas banget melihat pengorbanan saya ada hasilnya. Ternyata benar juga kata
pepatah: Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian, ungkap Susi Susanti.
Pada awal kariernya di tahun 1989, Susi sudah berhasil menjadi juara di Indonesian Open. Selain itu
berkat kegigihan dan ketekunannya, Susi berhasil turut serta menyumbangkan gelar Piala Sudirman
pada tim Indonesia untuk pertama kalinya dan belum pernah terulang sampai saat ini. Setelah itu ia
pun mulai merajai kompetisi bulutangkis wanita dunia dengan menjuarai All England sebanyak empat
kali (1990, 1991, 1993, 1994) dan menjadi Juara Dunia pada tahun 1993.
Puncak karier Susi bisa dibilang terjadi pada tahun 1992 pada saat ia menjadi juara tunggal putri
cabang bulutangkis di Olimpiade Barcelona, 1992. Susi menjadi peraih emas pertama bagi Indonesia
di ajang Olimpiade. Uniknya, Alan Budikusuma yang merupakan pacarnya ketika itu, turut menjadi
juara di tunggal putra. Mereka berhasil mengawinkan gelar juara tunggal putra dan putri bulutangkis
pada Olimpiade Barcelona. Media asing menjuluki mereka sebagai Pengantin Olimpiade, sebuah
julukan yang terjadi menjadi kenyataan di kemudian hari.
Susi kembali berhasil meraih medali, kali ini medali perunggu pada Olimpiade 1996 di Atlanta,
Amerika Serikat. Selain itu, Susi turut serta menorehkan prestasi dengan merebut Piala Uber tahun
1994 dan 1996 bersama tim Uber Indonesia, gelar yang telah lama lepas dari genggaman srikandisrikandi kita. Puluhan gelar seri grand prix juga berhasil ia raih sepanjang karirnya. Untuk lebih
lengkapnya, bisa dilihat pada daftar prestasi Susi Susanti pada bagian Biodata.
Saat masih aktif menjadi pemain, Susi selalu berusaha menjadikan dirinya sebagai contoh yang baik
bagi pemain lainnya. Ia sangat disiplin terhadap waktu latihan atau pun di luar latihan. Kiprah Susi
Susanti di dunia bulutangkis memang luar biasa. Dalam setiap pertandingan, ia selalu menunjukkan
sikap yang tenang dan tanpa emosi bahkan pada saat tertinggal jauh perolehan angkanya.
Semangatnya yang pantang menyerah selalu berhasil membuat para pendukungnya yakin Susi akan
memberikan usaha yang terbaik.
Di akhir Biografi Susi Susanti, beliau memberikan contoh sikap bagi generasi muda. Walaupun telah
puluhan gelar tingkat internasional ia raih, ada satu sikap yang tidak pernah hilang dari diri Susi

Susanti. Ia selalu bersikap rendah hati dan terus berusaha untuk menjadi lebih baik lagi. Baginya,
kekalahan bukanlah akhir dari segalanya, namun justru kesempatan untuk memperbaiki kemampuan
dan menghindarkan dari sikap sombong. Sungguh satu sikap yang patut dicontoh oleh para generasi
muda bangsa Indonesia.
Prestasi Susi Susanti
1. Tunggal Putri

Medali Emas Olimpiade Barcelona 1992

Medali Perunggu Olimpiade Atlanta 1996

Medali Perunggu Asian Games 1990, dan 1994

Juara World Championship 1993, semifinalis World Championship 1991, 1995

Juara All England 1990, 1991, 1993, dan 1994, Finalis All England 1989

Juara World Cup 1989 ,1990, 1993, 1994, 1996, 1997

Juara World Badminton Grand Prix 1990, 1991, 1992, 1993, 1994 dan 1996

Juara Indonesia Open 1989, 1991, 1994, 1995, 1996, dan 1997

Juara Malaysia Open 1992,1993, 1994, 1995, dan 1997

Juara Japan Open 1991 1992, 1994, dan 1995

Juara Korea Open 1995

Juara Dutch Open 1993-1994

Juara German Open 1992, 1993 1994

Juara Denmark Open 1991 dan 1992

Juara Thailand Open 1991, 1992, 1993, dan 1994

Juara Swedish Open 1991 1992

Juara Vietnam Open 1997

Juara China Taipei Open 1991, 1994 dan 1996

Juara SEA Games 1987,1989, 1991,1995 1997(team)

Juara PON 1993

Juara world championship junior 5 kali 1985(ws,wd,xd=3 nomor sekaligus)1987(ws,wd)

Juara australia open 1990


2. Beregu Putri

Juara Piala Sudirman 1989 (Tim Indonesia)

Juara Piala Uber 1994 dan 1996 (Tim Indonesia)

Finalis Piala Sudirman 1991, 1993, 1995 (Tim Indonesia)

Finalis Piala Uber 1998 (Tim Indonesia)

Finalis Asian Games 1990, 1994 (Tim Indonesia)

Semifinalis Piala Uber 1988, 1990, 1992 (Tim Indonesia)

Juara SEA Games 1987, 1989, 1991, 1993, 1995 (Tim Indonesia)

Juara PON 1993 (Tim Jawa Barat)


Penghargaan Susi Susanti

Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama 1992

The Badminton Hall of Fame 2004

Biograf Teuku Umar


Biografi Teuku Umar. Ia terkenal sebagai salah
satu pahlawan bangsa Indonesia ketika masa
penjajahan Belanda. Beliau dilahirkan pada tahun
1854 tanggal dan bulannya tidak diketahui, ia
lahir di Meulaboh, Aceh Barat, Indonesia. Ia
merupakan salah seorang pahlawan nasional yang
pernah memimpin perang gerilya di Aceh sejak
tahun 1873 hingga tahun 1899. Kakek Teuku Umar
adalah
Makdum

keturunan
Sati

yang

Minangkabau,
pernah

yaitu

berjasa

Datuk

terhadap

Sultan Aceh. Datuk Makdum Sati mempunyai dua orang putra, yaitu Nantan Setia
dan Achmad Mahmud. Teuku Achmad Mahmud merupakan bapak Teuku Umar.
Ketika perang aceh meletus pada 1873 Teuku Umar ikut serta berjuang bersama
pejuang-pejuang Aceh lainnya, padahal umurnya baru menginjak19 tahun. Mulanya
ia berjuang di kampungnya sendiri yang kemudian dilanjukan ke Aceh Barat. Pada

umur ini, Teuku Umar juga sudah diangkat sebagai keuchik (kepala desa) di daerah
Daya Meulaboh.
Kepribadiaan Teuku Umar sejak kecil dikenal sebagai anak yang cerdas, pemberani,
dan kadang suka berkelahi dengan teman-teman sebayanya. Ia juga memiliki sifat
yang keras dan pantang menyerah dalam menghadapi segala persoalan. Teuku
Umar tidak pernah mendapakan pendidikan formal. Meski demikian, ia mampu
menjadi

seorang

pemimpin

yang

kuat,

cerdas,

dan

pemberani.

Pernikahan Teuku Umar tidak sekali dilakukan. Ketika umurnya sudah menginjak
usia 20 tahun, Teuku Umar menikah dengan Nyak Sofah, anak Uleebalang
Glumpang. Untuk meningkatkan derajat dirinya, Teuku Umar kemudian menikah lagi
dengan Nyak Malighai, puteri dari Panglima Sagi XXV Mukim. Sejak saat itu, ia mulai
menggunakan gelar Teuku. Pada tahun 1880, Teuku Umar menikahi janda Cut Nyak
Dien, puteri pamannya. Sebenarnya Cut Nyak Dien sudah mempunyai suami (Teuku
Ibrahim Lamnga) tapi telah meninggal dunia pada Juni 1978 dalam peperangan
melawan Belanda di Gle Tarun. Setelah itu, Cut Nyak Dien bertemu dan jatuh cinta
dengan Teuku Umar. Keduanya kemudian berjuang bersama melancarkan serangan
terhadap pos-pos Belanda di Krueng. Hasil perkawinan keduanya adalah anak
perempuan bernama Cut Gambang yang lahir di tempat pengungsian karena orang
tuanya tengah berjuang dalam medan tempur.
Belanda sempat berdamai dengan pasukan Teuku Umar pada tahun 1883. Satu
tahun kemudian (tahun 1884) pecah kembali perang di antara keduanya. Pada
tahun 1893, Teuku Umar kemudian mencari strategi bagaimana dirinya dapat
memperoleh senjata dari pihak musuh (Belanda). Akhirnya, Teuku Umar berpurapura menjadi antek (kaki tangan) Belanda. Istrinya, Cut Nyak Dien pernah sempat
bingung, malu, dan marah atas keputusan suaminya itu. Gubernur Van Teijn pada
saat itu juga bermaksud memanfaatkan Teuku Umar sebagai cara untuk merebut
hati rakyat Aceh. Teuku Umar kemudian masuk dinas militer. Atas keterlibatan
tersebut, pada 1 Januari 1894, Teuku Umar sempat dianugerahi gelar Johan
Pahlawan dan diizinkan untuk membentuk legium pasukan sendiri yang berjumlah
250

tentara

dengan

senjata

lengkap.

Saat bergabung dengan Belanda, Teuku Umar sebenarnya pernah menundukkan


pos-pos pertahanan Aceh.

Peperangan tersebut dilakukan Teuku Umar secara pura-pura. Sebab, sebelumnya


Teuku Umar telah memberitahukan terlebih dahulu kepada para pejuang Aceh.
Sebagai kompensasi atas keberhasilannya itu, pemintaan Teuku Umar untuk
menambah 17 orang panglima dan 120 orang prajurit, termasuk seorang Pangleot
sebagai tangan kanannya akhirnya dikabulkan oleh Gubernur Deykerhorf yang
menggantikan Gubernur Ban Teijn.
Pada tanggal 30 Maret 1896, Teuku Umar kemudian keluar dari dinas militer
Belanda dengan membawa pasukannya beserta 800 pucuk senjata, 25.000 butir
peluru, 500 kg amunisi, dan uang 18.000 dollar. Dengan kekuatan yang semakin
bertambah, Teuku Umar bersama 15 orang berbalik kembali membela rakyat Aceh.
Siasat

dan

strategi

perang

yang

amat

lihai

tersebut

dimaksudkan

untuk

mengelabuhi kekuatan Belanda pada saat itu yang amat kuat dan sangat sukar
ditaklukkan. Pada saat itu, perjuangan Teuku Umar mendapat dukungan dari Teuku
Panglima Polem Muhammad Daud yang bersama 400 orang ikut menghadapi
serangan Belanda. Dalam pertempuran tersebut, sebanyak 25 orang tewas dan 190
orang luka-luka di pihak Belanda.
Gubernur Deykerhorf merasa tersakiti dengan siasat yang dilakukan Teuku Umar.
Van Heutsz diperintahkan agar mengerahkan pasukan secara besar-besaran untuk
menangkap

Teuku

Umar.

Serangan

secara

mendadak

ke

daerah

Melaboh

menyebabkan Teuku Umar tertembak dan gugur dalam medan perang, yaitu di
Kampung

Mugo,

pedalaman

Meulaboh

pada

tanggal10

Februari

1899.

Pemikiran Teuku Umar


Sejak kecil, Teuku Umar sebenarnya memiliki pemikiran yang kerap sulit dipahami
oleh teman-temannya. Ketika beranjak dewasa pun pemikirannya juga masih sulit
dipahami. Sebagaimana telah diulas di atas bahwa taktik Teuku Umar yang berpurapura menjadi antek Belanda adalah sebagai bentuk kerumitan pemikiran dalam
dirinya. Beragam tafsir muncul dalam memahami pemikiran Teuku Umar tentang
taktik kepura-puraan tersebut. Meski demikian, yang pasti bahwa taktik dan strategi
tersebut dinilai sangat jitu dalam menghadapi gempuran kolonial Belanda yang
memiliki pasukan serta senjata sangat lengkap. Teuku Umar memandang bahwa
cara yang negatif boleh-boleh saja dilakukan asalkan untuk mencapai tujuan

yang positif. Jika dirunut pada konteks pemikiran kontemporer, pemikiran seperti
itu kedengarannya lebih dekat dengan komunisme yang juga menghalalkan segala
cara. Semangat perjuangan Teuku Umar dalam menghadapi kolonialisme Belanda
yang pada akhirnya mendorong pemikiran semacam itu.
3. Karya Teuku Umar
Karya Teuku Umar dapat berupa keberhasilan dirinya dalam menghadapi musuh.
Sebagai contoh, pada tanggal 14 Juni 1886, Teuku Umar pernah menyerang kapal
Hok Centon, milik Belanda. Kapal tersebut berhasil dikuasai pasukan Teuku Umar.
Nahkoda kapalnya, Hans (asal Denmark) tewas dan kapal diserahkan kepada
Belanda dengan meminta tebusan sebesar 25.000 ringgit. Keberanian tersebut
sangat dikagumi oleh rakyat Aceh. Karya yang lain adalah berupa keberhasilan
Teuku Umar ketika mendapatkan banyak senjata sebagai hasil dari pengkhianatan
dirinya

terhadap

Belanda.

4. Penghargaan Teuku Umar


Berdasarkan SK Presiden No. 087/TK/1973 tanggal 6 November 1973, Teuku Umar
dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Nama Teuku Umar juga diabadikan sebagai
nama jalan di sejumlah daerah di tanah air, salah satunya yang terkenal adalah
terletak di Menteng, Jakarta Pusat. Selain itu, namanya juga diabadikan sebagai
nama sebuah lapangan di Meulaboh, Aceh Barat.

Anda mungkin juga menyukai