Oleh :
KELAS 5.2
KOTA GORONTALO
- 1 -
BIOGRAFI JENDERAL SOEDIRMAN
MASA PENDIDIKAN
Sudirman kecil terdaftar pada sekolah pribumi (Hollandsch Inlandsche
School) saat menginjak usia 7 tahun sebelum akhirnya pada tahun ke
tujuh ia menjalani pendidikan dipindahkan ke sekolah milik Taman Siswa.
Pada tahun kedelapan sekolah Taman Siswa ditutup oleh Ordonansi
Sekolah Liar karena terbukti bahwa sekolah tersebut tidak terdaftar
secara resmi, kemudian Sudirman pindah ke Sekolah Menengah Wirotomo.
- 2 -
Selesai menjalani pendidikan dasar dan menengah Sudirman melanjutkan
ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yakni di HIK (sekolah guru)
Muhammadiyah Solo. Selama mengenyam jenjang pendidikan tersebut ia
tercatat sebagai anggota organisasi Pramuka Hizbul Wathan, meskipun ia
tidak menyelesaikan pendidikan secara formal pelajaran organisasi ia
dapatkan dengan mengikuti kegiatan organisasi tersebut.
PERNIKAHAN
Pada 1936 Sudirman memutuskan untuk meminang Alfiah, seorang putri
dari seorang pengusaha batik kaya bernama Raden Sastroatmojo, fakta
menariknya wanita tersebut adalah teman dari Sudirman semasa ia
bersekolah dahulu.
Selama menikah dengan Alifia ia dianugerahi tiga orang putra dan empat
orang puteri:
Ahmad Tidarwono
Muhammad Teguh Bambang Tjahjadi
Taufik Effendi
Didi Praptiastuti
Didi Sutjiati
Didi Pudjiati
Titi Wahjuti Satyaningrum
- 3 -
Hingga ketika pasukan sekutu datang ke Indonesia dengan alasan untuk
melucuti tentara Jepang, namun ternyata tentara Belanda ikut dibonceng.
Pasukan TKR yang dipimpin oleh Sudirman akhirnya terlibat dalam
pertempuran dengan tentara sekutu pada Desember 1945.
Pada saat pasukan Belanda kembali melakukan agresinya yang dikenal
dengan agresi militer II Belanda, di Ibukota Negara RI yang saat itu berada di
Yogyakarta, Jenderal Sudirman saat itu masih dalam keadaan sakit. Kondisi
sudirman sangat lemah akibat penyakit paru-paru yang dideritanya, dan
hanya tinggal satu paru-paru saja yang berfungsi.
Dalam Agresi yang dilakukan Belanda, hingga kemudian Belanda berhasil
pula menguasai Yogyakarta. Bung Karno dan Bung Hatta serta beberapa
anggota kabinet lainnya juga sudah ditawan. Melihat keadaan yang sedang
darurat Sudirman tetap melakukan paerlawan terhadap Belanda karena ia
ingat dengan tanggung jawabnya sebagai pimpinan Tentara. Meskipun saat
itu Presiden Soekarno telah menganjurkannya untuk tetap tinggal didalam
kota untuk melakukan perawatan.
PERANG GERILYA
Maka dengan menggunakan tandu, Jenderal Sudirman berangkat memimpin
pasukan untuk melakukan perang Gerilya. Sekitar 7 bulan, ia berpindah
tempat dari hutan yang satu ke hutan lainnya, dari gunung ke gunung dalam
keadaan sakit dan lemah, sementara itu persediaan obat-obatan juga hampir
tidak ada.
Kepada pasukan yang di pimpinnya, ia selalu memberikan semangat dan
petunjuk seakan ia sendiri tidak merasakan sakit yang luar biasa. Hingga
pada akhirnya ia harus pulang dari medan perang karena keadaannya, ia
tidak bisa lagi memimpin angkatan perang secara langsung, namun
pemikirannya selalu dibutuhkan oleh pasukannya.
- 4 -