Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PEMBERONTAKAN APRA

NAMA ANGGOTA :

AIRIN ALMA RENATA [ 05 ]

LATIFA REREH DESTIYANTI [ 19 ]

MAYLETHA RHEYNA S [ 20 ]

NISRINA IHSANANISA [ 28 ]

NOVITA EKA WARDHANI [ 29 ]

SHAKIRA PUTRI ANGGITA C [ 34 ]

XII MIPA 6

SMA N 1 KARANGANOM

TAHUN AJARAN 2023 / 2024


 Latar Belakang Pemberontakan

Latar belakang timbulnya pemberontakan APRA adalah mulai dibubarkannya negara bagian bentukan
Belanda di Republik Indonesia Serikat (RIS) yang bergabung kembali ke Republik Indonesia. APRA tidak
menyetujui adanya rencana pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS) melalui hasil Konferensi Meja
Bundar di Den Haag tahun 1949.

Seperti diketahui hasil dari KMB termasuk di antaranya memutuskan bahwa kerajaan Belanda akan
menarik pasukan KL (Koninklijk Leger) dari Indonesia, sementara tentara KNIL akan dibubarkan dan akan
dimasukkan ke dalam kesatuan-kesatuan TNI . Dari hasil tersebut, akhirnya APRA dan Westerling
mencoba melakukan kudeta pada Januari 1950.

 5 Tokoh Utama Pemberontakan APRA

1. Sultan Hamid II

Syarif Abdul Hamid Al Kadrie merupakan nama asli dari Sultan Hamid II, beliau merupakan putra sulung
dari Sultan Pontianak ke-6.Namun gelarnya berubah menjadi Sultan Hamid II, pada tanggal 29 Oktober
1945 setelah diangkat untuk menjadi pengganti ayahnya sebagai sultan pontianak.Syarif dibesarkan oleh
ibu angkatnya yang bernama Catherine Fox beserta suaminya Edith Maud Anteis.

Oleh karenanya sejak kecil Sultan Hamid II sudah lancar berbahasa Inggris dan mempunyai pola
kehidupan layaknya orang-orang Barat. Sultan hamid ini sejak kecil sudah terpapar
dengan globalisasi dan dunia luar.

Tahun 1937 ketika Indonesia masih dalam penjajahan Belanda beliau lulus dari KMA, tentunya dengan
pangkat Letnan pada Tentara Hindia Belanda. Kemudian setelahnya Sultan Hamid II masuk ke dalam
anggota KNIL Belanda dengan menggandeng pangkat Letnan dua. Menjadi orang Indonesia pertama
yang mempunyai pangkat tinggi dalam dunia kemiliteran membuat karirnya maju dengan pesat.

Bahkan pria berketurunan Indonesia Arab ini juga menjabat sebagai menteri dalam pemerintahan
Soekarno atau Presiden pertama Republik Indonesia.Jasanya yang sangat dikenang yakni Sultan mampu
merancang lambang negara Indonesia yakni Burung Garuda. Namun tak disangka beliau masuk menjadi
tokoh pemberontakan APRA yang kemudian menjadi pencoreng nama baiknya yang seharusnya sebagai
pahlawan Indonesia menjadi pemberontak dan penghianat.

Sultan Hamid II sudah terbukti bersalah karena menjadi dalang dan tokoh pemberontakan APRA di
Bandung.Kudeta yang bertujuan untuk menjatuhkan pemerintahan dengan membunuh warga sipil atau
tentara membuatnya harus ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara.
Penangkapan ini terjadi ada tanggal 4 April 1950, yakni beberapa bulan setelah kudeta yang
dilakukannya mengalami kegagalan. Upaya pemberontakan RIS ini memberikan sinyal kepada
komunitas internasional, Belanda, dan juga Indonesia bahwa sistem negara serikat berupa RIS tidak
cocok diterapkan di Indonesia.

2. Komisaris Besar Jusuf

Komisaris Besar Jusuf menjadi salah satu tokoh kunci pada pemberontakan APRA. Dahulunya beliau
merupakan seorang yang berada di satu barisan dengan tentara Indonesia.Namun karena tidak
menyetujui beberapa kebijakan-kebijakan pemerintahan pada saat itu, Jusuf berubah menjadi
penghianat.

Tidak banyak sumber yang bisa menceritakan kehidupan dari Komisaris Besar Jusuf, baik sebelum
melakukan pemberontakan ataupun sesudah pemberontakan APRA.Namun ada satu bukti yakni
berdasarkan informasi dari Intelejen yang menyebutkan bahwa beliau masuk ke dalam tokoh
pemberontakan APRA dan ikut ke Bandung.

Untuk penangkapannya sendiri tidaklah dilakukan secara langsung ketika pemberontakan terjadi.
Penangkapannya baru terlaksana beberapa bulan setelah pemberontakan APRA selesai ditumpas.

3. Anwar Tjokroaminoto

Anwar Tjokroaminoto adalah perdana menteri ke-3 negara Pasundan atau Jawa Barat yang sudah
menjabat sejak bulan Juli tahun 1949, sejak Indonesia dibentuk menjadi negara serikat.
Negara bagian yang dipimpinnya ini didirikan oleh pihak Belanda dan merupakan pecahan wilayah di
Indonesia yang tergabung dalam Republik Indonesia Serikat (RIS).

Beliau dari awal memang belum memberikan keputusan sedikitpun terkait penggabungan dengan
Indonesia dan melebur menjadi NKRI. Padahal jika diamati dari segi wilayah maka Pasundan masih
termasuk kedalam kawasan Divisi Siliwangi serta wilayah jajahan dari Belanda. Jika dilakukan sesuai
dengan kesepakatan, seharusnya semua wilayah bekas jajahan Belanda menjadi satu kesatuan dengan
NKRI.

Setelah diketahui sebagai tokoh pemberontakan APRA dan menjadi anggota KNIL yang pada saat perang
kemerdekaan dinilai sebagai musuh. Perdana Menteri Tjokroaminoto ditangkap oleh pihak yang
berwajib. Setelah ditangkapnya perdana mentri Tjokroaminoto, negara Pasundan yang semula berdiri
sendiri resmi bergabung dengan Indonesia dan menjadi negara kesatuan.

4. R.A.A Male Wiranatakusumah

R.A.A Male Wiranatakusumah merupakan salah satu wakil dari pemerintahan RIS di negara Pasundan.
Tidak banyak referensi yang menyebutkan bahwa beliau terlibat dalam tokoh pemberontakan APRA.
Namun ada beberapa orang yang mengaitkan dan menyatakan keikutsertaannya dalam penyerangan
tersebut.

Ketika aksi pemberontakan ini terjadi pada bulan Januari 1950, saat itu juga Male Wiranatakusumah
mengundurkan diri. Kemudian tanggal 8 Februari 1950 Sewaka diangkat sebagai pengganti dengan
jabatan yang baru yakni menjadi Komisaris RIS di negara Pasundan.

5. Raymond Westerling

Mempunyai nama lengkap Raymond Pierre Paul Westerling, beliau dilahirkan di Istanbul, Kesultanan
Utsmaniyah pada tanggal 3 Agustus 1919.Di Indonesia Westerling menjadi terkenalsetelah peristiwa
pembunuhan besar-besaran yang dipimpinnya di daerah Sulawesi Selatan. Peristiwa ini dikenal sebagai
pembantaian westerling.

Bahkan, saat ini di Makassar didirikan sebuah monumen untuk memperingati kekejaman dari Westerling
dan penghormatan kepada para pahlawan yang telah gugur dalam upaya mempertahankan
kemerdekaan.Westerling sendiri selalu menganggap dirinya sebagai Ratu Adil yang sudah tertulis
diramalan Jayabaya.Sampai kemudian beliau membentuk tentara yang diberi nama sebagai APRA atau
Angkatan Perang Ratu Adil. Jadi bisa dikatakan orang ini adalah pemimpin pemberontakan tersebut.

Perintah darinya untuk percobaan kudeta di Bandung mengalami insiden kegagalan yakni ketika
mencoba menghabisi nyawa dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX atau Menteri Pertahanan Keamanan,
Ali Budiardjo, serta Kolonel TB Simatupang.Kegagalan ini terjadi karena pasukan TNI menyerang balik
pasukan westerling dari berbagai penjuru kota Bandung.

Westerling selaku tokoh pemberontakan APRA merasa terdesak kemudian bersembunyi dan dibantu
melarikan diri ke Singapura pada tanggal 22 Februari 1950 menggunakan Pesawat Catalina oleh rekan
militer Belanda yang ada di Indonesia.Meskipun menjadi pemberontak dan tokoh pemberontakan APRA
dan sudah membunuh ribuan nyawa tak berdosa, namun rakyat Belanda menganggapnya sebagai
pahlawan.Entah apa alasan utamanya, yang pasti anggapan ini meluas ke berbagai penjuru negara
tersebut.

Bahkan permintaan ekstradisi Indonesia kepada Pengadilan Belanda digagalkan oleh keputusan
hakim Mahkamah Agung pada tanggal 31 Oktober 1952.Oleh karena itu, pemerintahan Indonesia tidak
bisa melakukan apapun terhadap tindak kejahatan yang dilakukan oleh Westerling.Sampai pada
akhirnya beliau meninggal dunia di Purmerend, Belanda pada tanggal 26 November 1987.Meskipun
melakukan banyak kegiatan yang keji di tanah Indonesia atas nama ratu adil dan juga tentara KNIL
Belanda. Tidak ada hukuman yang dijatuhkan karena perlindungan dari negara Belanda.

 Kronologi Peristiwa
Pemberontakan APRA di Bandung

APRA melancarkan aksi pemberontakan di wilayah Bandung di pagi hari pada tanggal 23 Januari
1950.Mula-mula pergerakan dilakukan di wilayah Cililin. Pergerakan tersebut dipimpin oleh dua orang
inspektur polisi dari Belanda, yaitu Van Beeklen dan Van der Meula.Pemberontakan ini menggunakan
800 orang serdadu, di mana 300 orang diantaranya adalah bekas anggota KNIL yang dilengkapi dengan
persenjataan yang tergolong canggih kala itu.

Keadaan pada masa itu sungguh menyeramkan, karena banyak sekali terjadi pembunuhan yang
sadis.Pada akhirnya, pihak pemberontak berhasil menduduki Markas Anggota Divisi Siliwangi. Di tempat
ini kembali terjadi peperangan yang tidak seimbang.Keadaan pada masa itu sungguh menyeramkan,
karena banyak sekali terjadi pembunuhan yang sadis.Pada akhirnya, pihak pemberontak berhasil
menduduki Markas Anggota Divisi Siliwangi.

Di tempat ini kembali terjadi peperangan yang tidak seimbang. Personil APRA yang berjumlah 150 orang
menyerang tanpa ampun kepada 18 TNI yang ada di markas tersebut.Kemudian, pemerintah mengambil
beberapa langkah untuk menyudahi pemberontakan APRA. Langkah pertama, pemerintah melakukan
penekanan dan serangan balik terhadap pemimpin pasukan Belanda.

Langkah selanjutnya, yaitu perdana menteri RIS, Drs. Moh. Hatta memerintahkan beberapa pasukan
yang ada dibawah kendali pemerintah Indonesia untuk ke Bandung.Pasukan tersebut diberi pesan
supaya berunding dengan Komisariat Tinggi Belanda di Jakarta. Perundingan tersebut mendesak supaya
pasukan APRA dapat pergi meninggalkan Bandung secepatnya.

Alhasil, pasukan pemberontak APRA dikejar oleh banyak pasukan yang terdiri dari rakyat pribumi dan
tentara APRIS. Atas kejadian pemberontakan APRA menyebabkan gugurnya 79 pasukan APRA.

Pemberontakan APRA di Jakarta

Selain Bandung, APRA juga melancarkan aksinya di Jakarta. Di Jakarta sendiri ternyata terdapat
penghianat yang justru bekerja sama dengan tentara APRA, yang tidak lain adalah Sultan Hamid
II.Dirinya ditawari keuntungan oleh pihak tentara APRA akan dijadikan Menteri Pertahanan jika rencana
yang mereka untuk melaksanakan kudeta bisa berjalan dengan baik.

Beberapa strategi yang mereka rencanakan diantaranya penyerangan diarahkan ke gedung tempat
dilaksanakannya sidang kabinet RIS, kemudian tentara APRA akan menculik semua menteri, setelah itu
orang-orang yang memiliki peran penting di kementrian dibunuh.Akan tetapi, pemberontakan APRA di
Jakarta tidak berhasil.

Hal tersebut karena aksi yang dilakukan pasukan APRA berhasil dipatahkan oleh rakyat pribumi, APRIS,
dan pemerintah RIS. Karena kegagalan tersebut, maka pihak pemberontak mundur secara perlahan-
lahan.Sejarah pemberontakan APRA dapat mengajarkan kepada kita semua agar senantiasa menjaga
integrasi nasional, supaya Indonesia tetap bersatu dan tidak kembali terpecah belah karena banyak hal.

Sebagai warga negara yang baik, sebaiknya kita menepis jauh pikiran-pikiran yang mengarah kepada
disintegrasi dan mengupayakan persatuan nasional.
 Upaya Pemerintahan Mengatasi Disintegrasi

a. Memberikan pemahaman tentang disintegrasi


b. Menghilangkan hal hal yang berbau primordialisme
c. Menumbuhkan sikap selektif kepada seluruh rakyat
d. Meningkatkan rasa kepercayaan rakyat
e. Melawan berbagai gerakan separatis

 Dampak Pemberontakan APRA

1. Banyaknya Tentara Yang Gugur

Salah satu dampak yang sangat disayangkan dan dirsakan secara langsung dnegan adanya gerakan
pemberontakan APRA adalah tewasnya banyak tentara Indonesia. Banyaknya tentanra yang gugur ini
menjadi salah satu dampak yang negatif yang juga menjadi hal yang merugikan bagi pemerintahan RI
kala itu. Jumlah tentara yang gugur ini diakibatkan adanya pemberontakan dan perlawanan yang terjadi
dan salah satu korban diantara banyaknya tentara tersebut adalah Letnan Kolonel Lembong.

Sementara maslaah keguguran dari banyaknya tentara juga menjadi dampak negatif yang memiliki
pengaruh besar. salah satu dampak langsung lainnya adalah suasana kota bandung yang kian mencekam
setelah dikuasai selama beberapa jam. Tidak hanya menewaskan 79 orang dari anggota APRIS. Bahkan
masyarakat biasa juga menjadi korban dari pemberontakan APRA ini.

Ini tentunya adalah salah satu hal yang sangat disayangkan yang mencoreng nama sejarah dan
melahirkan beragam hal buruk termasuk rasa kehilangan dan berduka yang teramat dalam kala itu. Baik
dipihak rakyat maupun anggota keluarga dari banyaknya tentara yang berguguran. Ini menyebabkan
suasana yang kian mencekam dan diliputi dengan kesedihan yang melanda seluruh warga negara
khususnya yang saat itu sedang ada di daerah Bandung dan sekitarnya. Karena banyaknya perlawanan
yang menewaskan para anggota tentara terbaik.

2. Meningkatnya Rasa Persatuan dan Kesatuan Masyarakat

Meninggalkan masalah kecaman dan rasa tidak nyaman akibat banyaknya yang berguguran saat
terjadinya pemberontakan APRA. Salah satu dampak positif yang terjadi adalah adanya peningkatan dari
rasa saling memiliki, persatuan dan kesatuan dari seluruh masyarakat Indonesia kala itu. Bahkan rasa
untuk saling menjaga, berjuang dna mengayomi meningkat drastis setelah adanya tragedi
pemberontakan APRA. ini secara spontan memupuk rasa Partiotisme dan Nasionalisme yang amat
sangat tinggi.

3. Kehidupan Masyarakat Yang Terganggu


Adanya pemberontakan APRA ini menyebabkan terganggunya kehidupan dari masyarakat dikarenakan
teror yang terjadi akibar penyerangan langsung ke kota Bandung. Saking menyeramkannya, pasukan
APRA yang menyerbu dan memasuki kota Bandung akan membunuh secara langsung siapapun yang
sedang menggenakan seragam TNI ini menyebabkan banyaknya mayar TNI yang tergeletak dijalanan. Ini
menyebabkan kengerian tersendiri bagi masyarakat terutama para keluarga tentara yang akan
mendapati banyak mayat yang bergelimpangan di jalanan karena penyerbuan dari anggota APRA
tersebut.

4. Keuangan Negara Yang Menurun

Dampak lain dari pemberontakan APRA ini adalah masalah tersedotnya keungan negara yang digunakan
dalam pembiayaan operasi militer untuk menumpas APRA kala itu. APRA yang kala itu hadir dan
meneror banyak orang tidak hanya merugikan dalam masalah keamanan negara namun juga membuat
kondisi keuangan negara menjadi sedikit berantakan akibat ulah mereka. Pemerintah terpaksa
mengeluarkan sejumlah dana agar bisa membiayai petugas dan membuat sebuah kekuatan penyatuan
dalam membasmi para pengikut dna anggota APRA.

5. Keamanan Yang Terganggu

Jelas ini akan menganggu keamanan negara yang terjadi akibat APRA yang kian meraja lela. Para tentara
yang dibasmi dengan semena-mena menyebabkan banyak kengerian di mana-mana. Ini menyebabkan
suasana yang sedikit meneror dan kemanan yang harus diketatkan untuk menjaga agar tidak banyak
tumpah para korban baru dari pemberontakan APRA. Ini juga menyebabkan suasana yang tidak bagus
dan membuat para penegak hukum berusaha lebih keras dalam membangun dan menjaga ketentraman
setelah timbulnya penyerangan dan pemberontakan oleh pihak APRA.

Anda mungkin juga menyukai