Oleh :
1. Fikri Syaifudin Ali
2. Reynan Ali Dzakiey
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) dibentuk oleh Kapten Raymond Westerling
sebagai pimpinannya pada tahun 1949. Gerakan ini muncul pada Januari 1950 di Jawa Barat.
Gerakan ini memanfaatkan kepercayaan rakyat akan datangnya Ratu Adil. Tujuan gerakan ini
sebagai berikut :
1. Tetap berdirinya negara Pasundan
2. APRA sebagai Tentara Negara Pasundan
Pada tanggal 23 Januari 1950, APRA dengan bersenjata lengkap menyerbu Kota
Bandung dan secara ganas membunuh TNI yang dijumpai. Gerakan ini berhasil menduduki
markas Divisi Siliwangi. Pemerintah RIS segera mengerimkan RIS Pasukan bantuan ke
Bandung. Pasukan ini mendesak APRA agar segera meninggalkan kota Bandung. Pasukan
Gabungan tentara RIS dan penduduk berhasil melumpuhkan APRA. Pada tanggal 22 Februari
1950, Wesrterling berhasil melarikan diri ke Luar Negri.
B. Rumusan Masalah
Didalam pembuatan makalah ini penyusun menentukan identifikasi masalah sebagai
berikut:
1. Apakah maksud tujuan mereka sehingga melakukan pemberontakan?
2. Apakah upaya yang dilakukan untuk melakukan pertahanan ?
3. Apakah penyebab Konflik pemberontakan APRA ?
C. Tujuan
1. Mengetahui tujuan mereka sehingga melakukan pemberontakan
2. Mengetahui upaya yang dilakukan untuk melakukan pertahanan
3. Mengetahui penyebab Konflik pemberontakan APRA
BAB II
PEMBAHASAN
D. Penyebab Konflik
Tentara Belanda : KNIL, merasa tidak setuju dengan pembentukan Angkatan Perang
Republik Indonesia Serikat (APRIS) di Jawa Barat, yang saat itu masih berbentuk negara
bagian Pasundan sehingga akhirnya terjadi pemberontakan.
E. korban
`Saat upaya mengevakuasi Regiment Speciale Troepen (RST), gabungan baret merah
dan baret hijau telah terlambat untuk dilakukan. Dari beberapa bekas anak buahnya, Westerling
mendengar mengenai rencana tersebut, dan sebelum deportasi pasukan RST ke Belanda
dimulai, pada 23 Januari 1950, Westerling melancarkan kudetanya. Subuh pukul 4.30, Letnan
Kolonel KNIL T. Cassa menelepon Jenderal Engles dan melaporkan: "Satu pasukan kuat
APRA bergerak melalui Jalan Pos Besar menuju Bandung." Westerling dan anak buahnya
menembak mati setiap anggota TNI yang mereka temukan di jalan. 94 anggota TNI tewas
dalam pembantaian tersebut, termasuk Letnan Kolone Lembong, sedangkan di pihak APRA,
tak ada korban seorang pun. Sementara Westerling memimpin penyerangan di Bandung,
sejumlah anggota pasukan RST dipimpin oleh Sersan Meijer menuju Jakarta dengan maksud
untuk menangkap Presiden Soekarno dan menduduki gedung-gedung pemerintahan. Namun
dukungan dari pasukan KNIL lain dan Tentara Islam Indonesia (TII) yang diharapkan
Westerling tidak muncul, sehingga serangan ke Jakarta gagal dilakukan. Setelah puas
melakukan pembantaian di Bandung, seluruh pasukan RST dan satuan-satuan yang
mendukungnya kembali ke tangsi masing-masing. Westerling sendiri berangkat ke Jakarta, dan
pada 24 Januari 1950 bertemu lagi dengan Sultan Hamid II di Hotel Des Indes. Hamid yang
didampingi oleh sekretarisnya, dr. J. Kiers, melancarkan kritik pedas terhadap Westerling atas
kegagalannya dan menyalahkan Westerling telah membuat kesalahan besar di Bandung. Tak
ada perdebatan, dan sesaat kemudian Westerling pergi meninggalkan hotel.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seperti yang telah di kemukakan tadi, bahwa Pergerakan Ratu Adil yang di pimpin
oleh RaymondWesterling dan di dalangi oleh Sultan Hamid II,gerakan ini ingin melakukan
pembunuhan kepada tokoh-tokoh penting, diantaranya Sultan Hamengkubuwono. Munculnya
gerakan gerakan seperti ini adalahwujud dari ketidakpuasan terhadap pemerintah.
Gerakan ratu adil sendiri muncul karena kepercayaanmasyarakat Jawa pada saat itu
tentang akan munculnya seseorang yang akan menciptakan kedaimaiandan ketentraman di
Jawa, kepercayaan tersebut menyebabkan rakyat ingin bergabung dengan sangRatu Adil agar
keinginan mereka dapat terpenuhi, Namun itu semua adalah tipu daya yang dilakukanoleh para
petinggi negara yang ingin melakukan kudeta terhadap negara.