Essay 1.
1. Berdasarkan hasil Perundingan Renville, pemerintah Indonesia harus menarik
pasukannya dari kantong gerilya yang berada dalam jangkauan garis demarkasi van
Mook. Sekarmadji Marijan Kartosuwiryo berpendapat berpindahnya pasukan Divisi
Siliwangi dari Jawa Barat sama artinya wilayah itu telah diserahkan kepada Belanda.
Oleh karena itu, saat para pemimpin pemerintah dan TNI pindah ke wilayah Republik
Indonesia, Kartosuwiryo memilih tetap tinggal di pedalaman Jawa Barat bersama para
pengikutnya. Kartosuwiryo kemudian membentuk gerakan Darul Islam (DI) dan
Tentara Islam Indonesia (TII) untuk mewujudkan Negara Islam Indonesia (NII).
2. Pada 30 September 1965 terjadi sebuah pergolakan di Indonesia yang dikenal dengan
Gerakan 30 September (G 30 S/PKI). Pemberontakan tersebut dilatarbelakangi oleh
keinginan PKI untuk mengganti ideologi Pancasila menjadi ideologi komunis. Untuk
mengatasi pemberontakan tersebut, Panglima Komando Strategis Angkatan Darat
(Kostrad) melakukan operasi penumpasan pada 1 Oktober 1965. Dalam operasi
tersebut pasukan Angkatan Darat berhasil mengambil alih kantor pusat Telkom, RRI,
dan pangkalan udara Halim Perdanakusuma yang dikuasai pasukan G 30 S/PKI.
Cepatnya operasi penumpasan tersebut mencerminkan kesaktian Pancasila sebagai
sebuah ideologi bangsa yang tidak tergantikan. Oleh karena itu, berdasarkan Keppres
Nomor 153 Tahun 1967 pemerintah menetapkan tanggal 1 Oktober sebagai hari
Kesaktian Pancasila.
3. Pemberontakan RMS mendapat dukungan penuh dari Belanda. Kondisi ini terlihat
dari keberpihakan pasukan Koninklijke Nederlands Indische Leger (KNIL) terhadap
pemimpin pergerakan RMS. Selain itu, pada 27 April 1950 Belanda mengizinkan
RMS untuk membuka perwakilan pemerintahannya di Den Haag. Adapun pejabat
RMS yang berkedudukan di Belanda adalah Dr. J.P. Nikijuluw. Ia ditunjuk sebagai
Wakil Presiden RMS untuk daerah luar negeri.
1. Indonesia adalah negara yang beragam. Keragaman Indonesia terdiri atas berbagai
suku, bahasa, budaya, dan agama. Wilayah Indonesia juga berupa kepulauan yang
terpisah-pisah. Keragaman seperti itu rentan mengalami konflik dan pergolakan. Oleh
karena itu, segenap bangsa Indonesia perlu mengembangkan kesadaran terhadap
pentingnya integrasi untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa
2. Marthen Indey merupakan tokoh yang berjuang menjaga keutuhan NKRI. Sejak tahun
1946, Marthen Indey bergabung dalam Partai Indonesia Merdeka yang dibentuk Frans
Kaisiepo. Marthen Indey juga memimpin dua belas kepala suku di Papua untuk
melancarkan aksi protes menentang pemisahan Papua dari Indonesia. Pada masa
perjuangan Trikora 1962, Marthen Indey membantu TNI melakukan penyusupan ke
Irian Barat. Saat Trikora berakhir, Marthen Indey bersama E.Y. Bonay meminta PBB
agar segera menggabungkan Irian Barat ke wilayah Republik Indonesia.
5. Pada saat terjadi pemberontakan PRRI di Sumatra Barat, A.H. Nasution yang saat itu
menjabat sebagai KSAD tidak turun langsung dalam operasi penumpasan
pemberontakan. Akan tetapi, ia mengirim pasukan yang dipimpin oleh Kolonel
Ahmad Yani untuk melakukan operasi penumpasan pemberontakan PRRI di Sumatra
Barat, A.H. Nasution memantau jalannya operasi penumpasan dari Jakarta.