PERJUANGAN
MENGJADAPI
DISINTREGRASI BANGSA
(1948-1965)
A. BERBAGAI PERGOLAKAN DI DALAM
NEGERI (1948-1965)
Peristiwa ini berawal dari tuntutan kapten Andi Azis dan pasukannya
yang berasal dari KNIL terhadap pemerintah Indonesia agar hanya
mereka yang dijadikan pasukan APRIS di (NIT) akhirnya tentara
Indonesia didatangkan ke Sulawesi Selatan dengan tujuan
memelihara keamanan, hal ini menyulut ketidakpuasan di kalangan
pasukan Andi Aziz. Ada kekhawatiran dari kalangan tentara KNIL
bahwa mereka akan diperlakukan secara diskriminatif oleh pimpinan
APRIS.
2. KONFLIK DAN PERGOLAKAN
YANG BERKAIT DENGAN
KEPENTINGAN
Bermula dari adanya persoalan di dalam tubuh angkatan darat, berupa kekecewaan atas
minimnya kesejahteraan tentara di Sumatera dan Sulawesi. Kekecewaan tersebut
diwujudkan dengan pembentukan dewan-dewan daerah sebagai alat perjuangan tuntutan
pada Desember 1956 dan Februari 1957. Seperti:
1. Dewan banteng di Sumatera barat yang dipimpin oleh letkol Ahmad Husein
2. Dewan gajah di Sumatera Utara yang dipimpin oleh kolonel melodin Simbolon
3. Dewan garuda di Sumatera Selatan yang dipimpin oleh letkol. Barlian.
4. Dewan Manguni di Sulawesi Utara yang dipimpin oleh kolonel ventje sumual.
Dewan-dewan ini bahkan kemudian mengambil alih kekuasaan pemerintah daerah di
wilayahnya masing-masing.
3. KONFLIK DAN PERGOLAKAN YANG BERKAIT
DENGAN SISTEM PEMERINTAHAN
Marthen Indey (16 Maret 1912 – 17 Juli 1986) Sebelum Jepang masuk
ke Indonesia adalah seorang anggota polisi Hindia Belanda.
Namun jabatan ini bukan berarti melunturkan sikap
nasionalismenya. Ke indonesiaan yang ia miliki justru semakin
tumbuh tatkala ia kerap berinteraksi dengan tahanan politik
Indonesia yang dibuang Belanda ke Papua. Iya bahkan pernah
berencana bersama anak buahnya untuk berontak terhadap
Belanda di Papua, namun gagal.
2. Para Raja Yang Berkorban
Untuk Bangsa
1. Sultan Hamengku Buwono IX