Anda di halaman 1dari 18

MATERI KELAS XII (SEJARAH INDONESIA)

BAB I PERJUANGAN MENGHADAPI ANCAMAN DISINTEGRASI


BANGSA

Bagian A
‘’Berbagai Pergolakan di Dalam Negeri (1948-1965)’’

Paska Indonesia merdeka tahun 17 Agustus 1945, Indonesia harus berjuang demi
keutuhan bangsa dan negara. Berbagai pergolakan terjadi akibat perbedaan pendapat dan
kepentingan. Pemerintah mencoba menangulangi berbagai diisintegrasi (perpecahan). Pasca
kemerdekaan, pergolakan dan konflik yang ada dari tahun (1948-1965) dibagi menjadi tiga
yaitu:
1. Peristiwa konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan Ideologi
2. Peristiwa Konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan kepentingan (vasted interest)
3. Peristiwa konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan Sistem Pemerintah

Peristiwa Konflik Dan Pergolakan (1948-1965)


Berkaitan Dengan Ideologi

Pertentangan
Ideologi
pengunaan pancasila
sebagai ideologi
dilakukan oleh
PKI DI/ TII kelompok-kelompok
tertentu

1. PKI (PARTAI KOMUNIS INDONESIA)


- PKI merupakan partai lama yang telah ada sejak masa Hindia Belanda
- Paham Komunis dibawa oleh orang Belanda di Indonesia yaitu Henk Sneevliet pada
1914 dengan nama ISDV.
- ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereniging)
- Orang Indonesia yang pertama tertarik dengan paham komunis adalah Semaun dan
Darsono.
- Semaun dan Darsono merupakan angota Serikat Islam (SI), SI kemudian pecah menjadi
SI merah yang memiliki paham marxisme.
- ISDV pada tahun 1917 membentuk aliran anti kolonialisme
- Pada 23 mei 1920 ISDV diubah menjadi Partai Komunis India/ Hindia
- Pada tahun 1926 telah dibekukan oleh Pemerintah Hindia Belanda dikarenakan
menentang pemerintah kolonial.
- Sejak merdeka sampai 1948, PKI masih mendukung pemerintah.
- Dukungan PKI terhadap pemerintah sampai tahun 1948 disebabkan Doktrin Dimitrov
(doktrin berisi bawasanya gerakan komunis harus berkerjasana dengan kapitalis untuk
menghadapi fasis)
- Pembrontakan PKI terjadi dua kali daram kurun 1948-1965 yaitu Pembrontakan PKI
Madiun dan G30S/PKI.
a. Pembrontakan PKI Mandiun
 Pada tanggal 17 Januari 1948, Indonesia melaksanakan perjanjian dengan
pemerintah Belanda dengan nama perjanjian Renville.
 Perjanjian Renville merugikan bangsa Indonesia dengan adanaya garis Van Mook
dan Dibentuk RIS.
 Perjanjian Renville merugikan golongan PKI karena terlempar dari Pemerintah,
PKI menjadi oposisi. Hal ini ditandai dengan jatuhnya kabinet Amir Syariffudin.
 PKI kemudian membentuk FDR.
 FDR (Front Demokrasi Rakyat) yang didirikan Amir Syariffudin pada Februari
1948.
 Gerakan FDR berupa demontrasi, orasi serta pembunuhan terhadap tokoh partai dan
pejabat yang tidak medukung PKI.
 Pada awal September 1948 PKI dipegang oleh Muso.
 Oleh Muso, PKI membawa Doktrin Dimitrov telah diganti Doktrin Zhanov dimana
kaum komunis harus bekerjasama dengan nasionalis progresif maka
 Maka dengan demikian PKI melakukan Pembrontakan di Madiun 18 September
1948.
 Pembrontakan ini bertujuan untuk mendirikan negara Indonesia soviet.
 Muso dapat menggerakan kaum kiri FDR kemudian bergabung dengan PKI
 Setiap pernyataan Muso cenderung keberpihakannya pada Uni Soviet (Komunis)
 Upaya dilakukan untuk meredam PKI Muso dengan cara mengikut sertakan tokoh
kiri lain seperti Tan Malaka untuk meredam Muso
 Pertengahan September 1948 pertempuran PKI dan TNI pecah.
 Pada 18 September 1948, Muso memproklamirkan Republik Soviet Indonesia
 Awal Pembrontakan terjadi pembunuhan pejabat, tokoh agama dan pemimpin
partai yang anti komunis
 Pasukan Pemerintah diwakili Divisi Siliwangi berhasil mendesak mundur
Puncaknya Muso Tewas dan Amir Syarifuddin ditangkap dijatuhi hukuman mati.
 Tokoh-tokoh muda PKI berhasil melarikan diri seperti Aidit dan Lukman.
b. Pembrontakan G30S/ PKI
 Tokoh-tokoh muda PKI berhasil melarikan diri seperti Aidit yang kemudian
menjadi Ketua PKI dan Lukman membentuk gerakan baru
 G30S/PKI digerakan oleh PKI dan Kolonel Untung Syamsuri.
 Popularitas PKI pada tahun 1965 mulai berkembang.
 PKI mengusulkan angkatan ke 5 yang terdiri dari buruh dan petani kemungkinan
besar PKI ingin mengusulkan militer partai seperti partai komunis di China dan
NAZI.
 Usulan tersebut menyebabkan TNI AD merasa khawatir atas ketahanan dan
pertahanan keamanan.
 Gerakan PKI menyebabkan kekerasan terhadap para militer.
 Puncak dari gerakan PKI terjadi pada tanggal 30 September 1965, yaitu dengan
terbunuhnya 7 pimpinan militer (jendral dan perwira) yaitu Ahmand Yani, MT
Haryono, DI Panjaitan, S Parman, Soeprapto, Soetoyo dan Piere Tendean.
 Untuk meredam aksi PKI maka militer melakukan penumpasan.
 Banyak pendapat para ahli tentang munculnga gerakan G30S/PKI yang masih
menjadi kontroversi sampai saat ini. Berikut adalah telaah tentang latar belakang
gerakan G30S/PKI.
a) Gerakan G30S dilatar belakangi oleh Persoalan Internal AD, menurut
Kolonel Untung banyak jenderal dan pentingi militer hidup bermewah-
mewahan. Pendapat ini berlawanan dengan kehidupan Jenderal Nasution
yang sederhana.
b) Gerakan G30S dilatar belakangi oleh Dalangnya merupakan CIA, hal
ini dilatar belakangi AS takut Indonesia turut serta dengan komunis, Apalagi
Soekarno memiliki kebijakan NASAKOM (Nasionalisme Agama
Komunis). Berlatar Belakang hal tersebut maka CIA bekerjasama dengan
sebagian kelompok AD untuk memprofokasi PKI, tujuan akhir menjatuhkan
Soekarno.
c) Gerakan G30S dilatar belakangi oleh Pertemuan antara kepentingan
Inggris-Amerika Serikat. Dalam teori ini menelaah bahwa Inggris dengan
ketidak sukaanya dengan Soekarno terhadap kronfontasi Malaysia
(Malaysia merupakan negara persemakmuran Inggris). Untuk mengakhiri
koronfontasi maka Inggris berusaha menggulingkan Soekarno. Serta
kepentingan AS yang tidak menyukai Soekarno dekat dengan komunis.
d) Gerakan G30S dilatar belakangi oleh Soekarno. Teori ini dilatar
belakangi karena PKI dekat dengan Soekarno. Serta adanya kesaksian pilot
dari India yang diberikan nasehat untuk meninggalkan Indonesia sebelum
30 September 1965. Teori ini lemah dikarenakan Soekarno menolak
mendukung PKI dan pada 6 Oktober 1965, dalam siding Dwikora di Bogor
e) Gerakan G30S Tidak ada pemeran tunggal dan skenario besar.
Kejadian Gerakan 30 September merupakan satu kesinambungan dari carut
marut dan masalah baik dari adanya unsur Nekolim (negara barat),
pimpinan PKI yang keblinger, oknum ABRI yang tidak benar. Semuanya
pecah atau pada puncaknya improvisasi di lapangan pada 30 september
1965.
f) Gerakan G30S dilatar belakangi oleh Soeharto. Pada pendapat ini
menelaah bahwasannya Letkol Untung dekat dengan Soeharto dan Soeharto
menjabat sebagai kostrad serta pasca G30S/PKI Soeharto menjad Presiden
menggulingkan Soekarno.
g) Gerakan G30S/PKI dilatar belakangi oleh PKI, PKI ingin menjadi partai
utama, mendirikan militer dan menguasa

2. PEMBRONTAKAN DI/TII
a. DI/ TII Jawa Barat
- Cikal Bakal Pembrontakan DI/TII diawali di Jawa Barat oleh S.M. Kartosuwiryo
- Kartosuwiryo merupakan tokoh Partai Serekat Islam Indonesia (PSII)
- Adanya Perjanjian Renville membuka peluang Kartosuwiryo untuk
merealisasikan cita-citannya untuk mendirikan negara Islam terbuka
- Keputusan Renville menyebabkan pasukan RI berada dalam Garis Van Mook
serta Divisi Siliwangi dipindah ke Jawa Tengah.
- Gerakan Kartosuwiryo juga dilatar belakangi kekecewaanya twrhadap kebijakan
komunis Soekarno.
- Jawa Barat dijadikan negara Pasundan oleh Belanda
- Laskar Hizbullah dan Sabilillah dibawah Kartosuwiryo tidak bersedia pindah.
- Kartosuwiryo justru membentuk Tentara Islam Indonesia (TII).
- Vakum Jawa Barat, digunakan Kartosuwiryo menyatakan pembentukan Darul
Islam (negara Islam/DI) dgn dukungan TII, Jawa Barat pada 17 Agustus 1949
- Persoalan timbul ketika pasukan Siliwangi kembali balik ke Jawa Barat.
- Penyelsaian ini berakhir dengan cara taktis ‘’Pagar Betis’’.
- Pada tanggal 4 Juli 1962 ditangkap di Gunung Geber.
- Pada 16 Agustus 1962 Kartosuwiryo dijatuhin hukuman mati.

b. DI/ TII JAWA TENGAH


1. GERAKAN AMIR FATAH
 Latar belakang dari konflik Renville dikarenakan daerah Pekalongan-
Brebes-Tegal ditinggalkan TNI dan aparat pemerintahn
 Pasukan Hisbullah yang tidak mau di TNI-kan bersama dengan Amir Fatah.
 Pada saat TNI kembali ke Jawa Tengah sebenarnya sudah ada kesepakatan
antara TNI dan Pasukan Hisbullah. Amir Fatah kemudian diangkat sebagai
coordinator pasukan di daerah operasi Tegal dan Brebes. Namun, tetap
masih sering terjadi ketegangan antara TNI dan Amir Fatah.
 Sampai pada saatnya kemudian utusan dari Kartosuwiryo menemuin Amir
Fatah dan menawarkan untuk menjadi Panglima TII Jawa Tengah. Amir
kemudian menyatakan berdirinya Negara Islam Jawa Tengah.
 Kurangnya dukungan dri masyarakat menyebabkan pada Desember 1951
Amir Fatah menyerah.
2. GERAKAN KIAI HAJI MACHFUDZ atau KYAI SUMOLANGGU
 Latar belakang dari gerakan Kyai Sumolanggu adalah mendirikan negara
dengan prinsip-prinsip islam.
 Gerakanya didukung oleh Angkatan Umat Islam (AUI) yang gerakannya
sejak awal untuk mendirikan negara Islam.
 AUI berada diwilayah Kebumen dan sekitar Pantai Selatan Jawa.
 Gerakan AUI meskipun untuk mendirikan negara Islam tetapi dalam
perjuangan mencapai kemerdekaan saling berkerjasama dengan tentara
republik.
 Kerjasama tersebut berakhir setelah Pemerintah hendak demobilisasi AUI.
 Ajakan tersebut ditolak oleh Kyai Sumolanggu.
 Pada Juli 1950, melakukan pembrontakan.
 Setelah satu bulan, tentara RI berhasil menumpas pembrontakan ini. Ratusan
pembrontak tewas, sebagian lari bergabung dengan TII di Brebes dan Tegal.
 Ribuan rakyat harus mengungsi, ratusan ikut terbunuh.
3. GERAKAN DI/ TII OLEH BATALYON 426 DARI DIVISI DIPONEGORO
JAWA TENGAH
 Batalyon 426 divisi Diponegoro adalah tentara Indonesia yang anggotanya
berasal dari Laskar Hizbullah.
 Simpati dan kerja sama mereka dengan Darul Islam karena sama-sama
berbasis keagamaan dengan lascar Hizbullah.
 Wilayah pertempuran di Kudus, Klaten dan Surakarta.
 Berhasil ditumpas.

c. DI/ TII Sulawesi Selatan


- Pembrontakan di Sulawesi Selatan dibawah pimpinan Letnal Kolonel Kahar
Muzakkar.
- Pada awalnya disebabkan, Ketidakpuasaan para bekas pejuang gerilya
kemerdekaan terhadap kebijakan pemerintah dalam membentuk Tentara Republik
dan demobilisasi yang dilakukan di SulSel. Beberapa tahun kemudian bergabung
dengan DI/TII.
- Kahar Muzakkar, pernah berjuang di Jawa dan menjadi Komandam Komando
Groub SulSel yang bermarkas di Yogyakarta.
- Pasca 1949, ia ditugaskan ke asalnya untuk membantu menyelsaikan persoalan
Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS).
- KGSS merupakan angkatan perang kemerdekaan yang terdiri dari 16 batalyon
dan satu divisi.
- Pemerintah berkeinginan membubarkan KGSS terlebih dahulu untuk kemudiam
di reorganisasi kembali bersama dengan tentara Indonesia.
- KGSS menolak, maka untuk menyelsaikannya dikirim Kahar Muzakkar oleh
Panglima Tentara Indonesia Timur untuk menjadi koordinator KGSS dengan
harapan dapat menyelsaikan konflik.
- Kahar Muzakar yang diutus menyelsaikan konflik justru menginginkan agar
seluruh anggota KGSS dijadikan tentara dengan nama Brigade Hasanuddin.
- Tuntutan langsung ditolak dkarenakan pemerintah hanya akan menerima anggota
KGSS yang memenuhi syarat dan lulus seleksi sebagi tentara.
- Kahar Muzakkar pada tanggal 7 Agustus 1953 menyatakan diri sebagai bagian
dari NII Kartosuwiryo.
- Pembrontakan baru berakhir pada tahun 1965, Kahar Muzzakar tewas dalam
penyergapan.

d. DI/ TII Kalimantan Selatan


- Pembrontakan di Kalimantan Selatan tidak terlalu besar dibandingkan dengan
daerah lain.
- Kemunculan DI/TII Kalsel dapat ditelusuri sejak 1948 saat Angkatan Laut
Republik Indonesia (ALRI) Divisi IV.
- ALRI merupakan pasukan utama Indonesia melawan Belanda. ALRI Kalsel
kemudian tumbuh menjadi angkatan kuat di Kalsel
- Ketika Penataan ketentaraan di Kalsel oleh Pemerintah Pusat di Jawa mulai ada
perselisihan.
- Perselisihan terjadi dikarenakan, kekecewaan ALRI Divisi IV merasa kecewa
karena diantara mereka ada yang didemobilisasi dan jabatan tidak sesuai.
- Suasana mulai mencekam dikarenakan diantara mereka ada yang mencoba
menghasut anggota ALRI lainnya.
- Dianatara pembelot ALRI Divisi IV adalah Ibnu Hajar yang dikenal berwatak
tegas dan keras, ia berhasil mengumpulkan pengikut.
- Ibnu Hajar menamai gerakannya sebagai Kesatuan Rakyat Indonesia yang
Tertindas (KRIyT).
- Akhir tahun 1954, Ibnu Hajar bergabung dengan DI/TII Kartosuwiryo.
- Kartosuwiryo menawarkan kepada Ibnu Hajar jabatan sebagai Panglima TII
Kalimantan.
- Pembrontakan berlarut-larut sampai dengan tahun 1963 saat Ibnu Hajar
tertangkap.

e. DI/ TII Aceh


- DI/TII Aceh dipelopori oleh Daud Beureh
- Latar Belakang pada tahun 1950 pemerintah menetapkan wilayah Aceh sebagai
bagian dai propinsi Sumatera Utara.
- Ulama Aceh yang tergabung dalam Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA)
menolak.
- Untuk menangani hal ini maka pemerintah pusat mengunakan jalan pertemuan.
Wakil presiden M. Hatta pada 1950, Perdana menteri M. Natsir pada 1951,
Soekarno pada 1953 menyempatkan diri ke Aceh.
- Pada tahun 1953, setelah Daud Beureh melakukan kontak dengan Kartosuwiryo
maka menyatakan diri bergabung dengan Kartosuwiryo.
- Pada tanggal 20 September 1953 berdiri NII Aceh dibawah Kartosuwiryo.
- Konflik antara pengikut Daud Beureh dengan tentara RI berkecamuk dalam
beberapa tahun.
- Akhir dari konflik adalah pemerintah mengakomodasikan dan menjadi Aceh
sebagai daerah Istimewa pada tahun 1959.
- Tiga tahun setelahnya Daud Beureh kembali dari medan peran dan diberi
pengampunan.
Peristiwa Konflik Dan Pergolakan (1948-1965)
Berkaitan Dengan Kepentingan
Kepentingan (Vested
Pergolakan Interested) merupakan
Kepentingan kepentingan yang
tertanam kuat pada
suatu kelompok yang
berusaha mengontrol
PEMBRONTAKAN PERISTIWA sistem sosial atau
APRA ANDI AZIZ kegiatan untuk
keuntungannya sendiri

Pembrontakan RMS

1. Pembrontakan APRA
- APRA (Angkatan Perang Ratu Adil).
- Dibentuk oleh Kapten Reymond Westerling pada tahun 1949.
- APRA adalah milisi bersenjata yang berasal dari tentara belanda (KNIL) yang tidak
setuju dengan pembentukan APRIS.
- APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) di Jawa Barat yang saat itu
berbentuk negara bagian pasundan. Pada saat itu pasukan APRIS di Jawa Barat adalah
Divisi Siliwangi.
- APRA ingin negara Pasundan tetap dipertahankan tetapi sekaligus menjadikan APRA
sebagai tentara negara Federal Jawa Barat dan bukan APRIS.
- Keinginan tersebut mendorong pada Januari 1950, Westerling mengultimatum
pemerintah RIS.
- Ultimatum segera dijawab oleh Perdana Mentri, Mohamat Hatta dengan perintah
penangkapan Westerling.
- APRA tidak tinggal diam kemudian menyerbu kota Bandung secara medadak dan
melakukan terror.
- Diketahui pula APRA juga ingin menyerang Jakarta dan ingin membunuh menteri
pertahanan Sultan Hamangku Buwono IX DAN Kepala APRIS Kolonel T.B.
Simatupang. Namun kemudian digagalkan.
- Westerling kemudian melarikan diri ke Belanda.

2. Peristiwa Andi Aziz


- Peristiwa Andi Aziz berawal dari tuntutan Kapten Andi Aziz dan Pasukan yang berasal
dari KNIL (pasukan Belanda di Indonesia) terhadap pemerintah Indonesia agar mereka
saja yang dijadikan pasukan APRIS di Negara Indonesia Timur (NIT).
- Setelah tentara Indonesia didatangkan di Sulawesi Selatan, hal ini menyebabkan
ketidakpuasan pasukan Andi Aziz. Mereka tentara KNIL, bahwa mereka akan
diperlakukan diskriminatis oleh pimpinan APRIS.
- Pasukan KNIL dibawah pimpinan Andi Aziz, menduduki wilayah penting bahkan,
menawa Panglima Teritorium (wilayah) Indonesia Timur.
- Pemerintah untuk meredam maka dikirim pasukan ekspedisi dibawah Kolonel Alex
Kawilarang.
- April 1950, pemerintah memerintahkan Andi Aziz agar melapor ke Jakarta.
- Tanggal waktu melapor adalah 4x24 jam
- Akibat peristiwa tersebut Andi Aziz menarik pasukan dari tempat yang telah diduduki,
menyerahkan senjata, membebaskan tahanan.
- Andi Aziz telat melapor serta pasukannya masih ada yang membrontak.
- Andi Aziz kemudian ditangkap dijakarta, sedangkan sisa dari pasukan yang masih
membrontak di berhasil ditumpas.

3. Pembrontakan Republik Maluku Selatan (RMS)


- Tujuannnya mendirikan negara Maluku Selatan.
- Diproklamasikan oleh mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur, Dr. Ch.R. S.
Soumokil pada April 1950.
- RMS mendapat dukungan dari Pasukan KNIL.
- Upaya pertama pemerintah yaitu dengan berunding dengan mengutus dr. Leimena.
- Perundingan gagal, akhirnya pemerintah bertindak tegas dengan operasi militer
dibawah pimpinan Kolonel Kawilarang.
- Pasukan KNIL RMS memiliki kelebihan kualifikasi sebagai pasukan komando,
kekuatan mereka berada di Ambon yang memiliki medan alam yang sulit. Mereka juga
memanfaatkan banteng pertahanan bekas Jepang.
- Pembrontakan berhasil ditumpas namun, pasukan tentara Indonesia kehilangan
komandan Letnal Kolonel Slamet Riyadi dan Letnal Kolonel Soediarto.
- Soumakil pada awalnya berhasil melarikan diri. Namun pada tahaun 1963 dijatuhi
hukuman mati.

Peristiwa Konflik Dan Pergolakan (1948-1965)


Berkaitan Dengan Sistem Pemerintahan
Kepentingan (Vested
Pergolakan Interested) merupakan
Kepentingan kepentingan yang
tertanam kuat pada
suatu kelompok yang
berusaha mengontrol
PEMBRONTAK PERSOALAN sistem sosial atau
AN PRRI/ NEGARA kegiatan untuk
PERMESTA FEDERAL DAN keuntungannya sendiri
BFO

1. Pembrontakan PRRI dan Permesta


- Adanya persoalan di dalam tubuh Angkatan Darat, berupa kekecewaan minimnya
kesejahteraan tentara di Sumatera dan Sulawesi.
- Akibat dari kekecewaan tersebut menyebabkan beberapa tokoh militer menentanf
Kepala Staf Angkatab Darat (KSAD).
- Persoalan meluas menjadi tuntutan otonomi daerah.
- Ditambah adnya ketidakadilan yang dirasakan tokoh militer dan sipil atas
pembangunan daerah dengan pusat dalam mengalokasikan dana pembangunan.
- Kekecewaan menyebabkan pembentkan dewan-dewan daerah sebagai alat perjuangan.
- Pada Desember 1956 dan Februari 1957 telah dibentuk beberapa dewan yaitu :
 Dewan Benteng di Sumbar dipimpin Letkol Ahmad Huein.
 Dewan Gajah di Sumut dipimpin Kolonel Maladin Simbolon.
 Dewan Garuda di SumSel dipimpin Letkol Barlian.
 Dewan Manguni di Sulut dipimpin Kolonel Vantje Sumual.
- Dewan-dewan berasil mengambil alih pemerintahan dimasing-masing wilayah.
- Beberapa tokoh sipil dari sipil seperti, Syafruddin Prawiranegara, Burhanudin Harahap
dan Mohammad Natsir.
- KSAD A.H Nasution dan PM Juanda berusah melakukan musyawarah tetapi gagal.
- Ahmad Husein justru mengultimatum pemerintah pusat agar Kabinet Juanda
mengundurkan diri tetapi ditolak.
- Krisi memuncak pada 15 Februari 1953 Ahmad Husein memproklamasikan
Revolusioner Pemerintah Republik Indonesia (PRRI) di Padang, Sumbar. Sebagai PM
PRRI ditunjuk Mr. Syariffudin Prawiranegara.
- Bagi Syariffudin, PRRI merupakan upaya menyelamatkan negara Indonesia bukan
sebagai upaya memisahkan diri. Hal ini dikarenakan, PKI pada saat itu memiliki
pengaruh besar di pusat. Ini juga didorong karena, tokoh sipil yang ikut serta dari PRRI
memang berasal dari partai Masyumi yang dikenal anti PKI.
- Proklamasi PRRI disambut antusias tokoh di Manado, Sulawesi utara. Meraka
kemudian mendirikan Permesta bergabung dengan PRRI dan memutuskan diri dari
pemerintah pusat (Kabinet Juanda).
- Pemerintah langsung bertindak tegas, operasi militer dilakukan.
- Ternyata pergerakan PRRI/ Permesta di dukung Amerika Serikat karena ketakutan
Indonesia menjadi komunis.
- Salah satu bukti keterlibatan AS melalui operasi CIA ketika pesawat Allen Lewrence
Pope berhasil ditempak jatuh.
- Pada tahun yang sama PRRI/ Permesta dapat ditumpas.

2. Persoalan Negara Federal dan BFO


- Konsep negara federal dan ‘’persekutuan’’ negara bagian (BFO/ Bijeenkomst voor
Federal Overleg) menyebabkan perpecahan pasca Indonesia merdeka.
- Persaingan timbul antara golongan federalis yang ingin membentuk negara federal serta
golongan unitaris yang ingin menjadi kesatuan.
- Pada Konferensi Malino di Sulawesi Selatan pada 24 Juli 1946, untuk membicarakan
tatanan federal oleh non-RI.
- Justru menimbulkan konflik antara dua golongan.
- Poloitisi golongan pro-RI yang ikut serta dalam konferensi seperti Mr. Tadjudin Noor
dari Makassar sangat keras mengkritisi.
- Persoalan pada konferensi Malino juga dalam hal penggunaan benderamerah putih dan
lagu Indonesia raya di Negara Indonesia Timur (NIT). Kabinet NIT juga jatuh dalam
persoalan negara federal pada 1947.
- Dalam tubuh BFO sebenarnya juga terdapat pertentangan.
- Sejak dibentuk pada Juli 1948, BFO telah pecah dalam dua kelompok.
- Kelompok pertama menolak berkerja sama dengan Belanda dan lebih memilih
berkerjasam dengan RI dan membentuk Negara Indonesia Serikat. Kubu ini dipelopori
oleh Ide Anak Gde Agung (NIT) serta dari Negara Pasundan yaitu R.T.Adil Puradiredja
dan R.T. Djumahana.
- Kelompok kedua adalah kelompok garis berkerja sama dengan Belanda tetap
dipertahankan BFO. Tokoh dalam kubu ini adalah Sultan Hamid II (Pontianak) dan
dr.T.Mansur (Sumatera Timur).
- Ketika Ageresi militer Belanda dilancarkan kedua kelompok BFO terjadi konfrontasi
dalam tiap sidangnya antara Anak Agung dan Sultan Hamid II.
- Sultan Hamid ternyata bekerja sama dengan APRA Westerling untuk mempersiapkan
pemberontakan terhadap RIS.
- Pasca KMB (Konferensi Meja Bundar) pada 1949, persaingan golongan federalis dan
unitaris makin mengarah pada konflik militer.
- Pembentukan APRIS dalam KMB menimbulkan masalah. Hal ini disebabkan, pada
KMB ditetapkan bahwasanya anggota APRIS terdiri dari Anggota TNI dan anggota
KNIL.
- TNI sebagai inti APRIS merasa enggan bekerjasama dengan mantan rivalnya yaitu
KNIL.
- Sebaliknya KNIL menuntut mereka menjadi angkatan negara bagian dan menolak
masuknya TNI ke negara bagian.
BAB I PERJUANGAN MENGHADAPI ANCAMAN DISINTEGRASI
BANGSA

Bagian B
‘’Dari Konflik Menuju Konsensus Suatu Pembelajaran’’

Pasca konflik yang terjadi, rakyat maupun tokoh-tokoh memiliki rasa nasionalisme dan
ingin menjadi negara kesatuan. Kesepakatan atau konsesus dijalani bersama demi kemajuan
bersama. Dalam mencapai konsesus perlu adanya perjuangan dari tokoh bangsa dan rakyat.
Dalam meredamkan konflik ada tokoh bangsa sebagai pahlawan yang menengahi dan mencari
solusi terbaik. Berikut adalah tokoh-tokoh pahlawan yang memberikan kontribusinya untuk
meredam konflik pasca Indonesia merdeka.

1. PAHLAWAN NASIONAL DARI PAPUA


Papua merupakan daerah paling timur Indonesia. Dalam sejarah Indonesia papua
memiliki sejarah yang unik. Setelah Indonesia kembali pada republic pada tahun 1950 Papua
masih saja dalam tekanan dan kendali Belanda. Khusus persoalan Papua, berdasarkan hasil
KMB tahun 1949 dibicarakan kembali pemerintah RI dan Belanda dalam kurun satu tahun.
Kenyataanya hingga tahun 1962, Indonesia kemudian memilih jalur militer untuk merebut
Papua. Belanda tetap berupaya untuk mempertahankan Papua. Rakyat papua tetap ada yang
mempertahankan Papua menjadi bagian dari Republik Indonesia. Berikut adalah pahlawan
peertahanan Papuan tetap dalam Indonesia.
A. FRANS KAISIEPO (1921-1979)
- Merupakan orang papua yang mempopulerkan lagi Indonesia Raya di Papua saat
menjelang kemerdekaan Indonesia.
- Berperan dalam pendirian Partai Indonesia Merdeka (PIM) pada tanggaal 10 Mei 1946.
- Pada tahun 1946, Kaisepo menjadi anggota delegasi Papua dalam konferensi Malino di
Sulawesi Selatan.
- Pada konfrensi tersebut ia menyebut Papua (Nederland Nieuw Guinea) dengan nama
Irian. Kata Irian konon diambil dari bahasa Biak berarti daerah panas. Namun kata Irian
justru di kaitan lain menjadi Ikut Republik Anti Nederlands.
- Dalam konferensi tersebut ia menentang pembetukan Negara Indonesia Timur (NIT)
karena NIT tidak memasukan Papua ke dalamnya. Ia kemudian agar papua dimasukan
dalam Karesidenan Sulawesi utara.
- Tahun 1948, Kaisiepo berperan dalam meranjang pembrontakan rakyat Biak melawan
kolonial Belanda.
- Tahun 1949, dalam KMB di Den Haag ia menolak menjadi ketua delegasi Nederland
Nieuw Guinea.
- Setelah beberapa tahun ia di pekerjakan pemerintah Papua ke distrik terpencil Papua.
- Tahun 1961, ia mendirikan parpol Irian Sebagai Indonesia (ISI) yang menunrut
penyatuan Nederland Nieuw Guinea ke RI.
- Ia kemudian, banyak membanu tentara perjuang Trikora saat menyerbu Papua.
- Tahun terakhir 1960-an, Kaisepo berupaya agar Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera)
agar dapat dimenagkan oleh masyarakat yang pro untuk bergabung ke Indonesia.
- Proses tersebut kemudian menyebabkan Papua masuk kedalam Republik Indonesia.

B. SILAS PAPARE (1918-1978)


- Membentuk Komite Indonesia Merdeka (KIM) pada bulan September 1945.
- Tujuan KIM adalah untuk menghimpun kekuatan dan mengatur gerak langkah
perjuangan dalam membela dan mempertahankan proklamasi 17 Agustus 1945.
- Bulan Desember 1945, Silas Papare bersama Marthen Indey dianggap mempengaruhi
Batalyon Papua bentukan Sekutu untuk melawan Belanda.
- Akibat dari hal tersebut merka ditangkap Belanda dan dipenjara di Holandia (Jayapura)
- Setelah kelauar dari penjara, Silas Papare mendirikan Partai Kemerdekaan Irian.
- Belanda tidak senang, kemudian ditangkap dan kemali dipenjarakan di Biak.
- Partai ini kemudian di undang RI ke Yogyakarta.
- Silas Papare bebas kemudian ke Yogyakarta dan membentuk Badan Perjuangan Irian
di Yogyakarta.
- Sepanjang 1950-an ia terus berusaha agar Papua menjadi bagian dari Republik.
- Tahun 1962 ia mewakili Irian Barat sebagai delegasi Indonesia dalam perundingan
New-York antara Indonesia-Belanda.
- Upaya penyelsaian Papua berdasarkan ‘’New York Agreement’’, Belanda setuju
mengembalikan Papua ke Indonesia.

C. MARTHEN INDEY (1912-1986)


- Sebelum Jepang masuk ke Indonesia ia merupakan seprang anggota polisi Hindia
Belanda.
- Meskipun menjadi pegawai pemerintahan Belanda namun nasionalismenya tidak
luntur, justru keinginin membrontaknya semakin banyak.
- Antara tahun 1945-1947, Indey masih menjadi pegawai Belanda yaitu sebagai kepa
distrik.
- Ia sering melakukan pembrontakan tetapi gagal.
- Sejak tahun 1946, Indey menjadi Ketua Partai Indonesia Merdeka (PIM).
- Ia memimpin sebuah aksi protes yang didukung delegasi 12 Kepala Suku atas keinginan
Belanda yang ingin memisahkan Papua dari Indonesia.
- Indey secara terang-terangan mengimbau anggota militer yang bukan orang Belanda
untuk melancarkan perlawanan terhadap Belanda.
- Akibat aktifitas politiknya, Belanda menangkap dan memenjarakan Indey.
- Tahun 1962 ketika Ia di Penjara kemudian menyusun kekuatan gerilya sambil
menunggu tentara Indonesia ke Papua dalam operasi Trikora.
- Saat perang selesai ia berangkat ke New York untuk memperjuangkan masuknya Papua
ke Wilayah Indonesia di PBB hingga akhirnya bersatu dalam bagian RI.

2. RAJA YANG BERKORBAN UNTUK BANGSA


Pada masa penjajahan, Indonesia belum terbentuk seperti saat ini, tetapi masih berbentuk
kerajaan, maka perlu adanya kerjasama dari kaum perjuang dengan kerajaan. Tidak semua
raja mau bergabung dengan republic misalnya Sultan Hamid II. Berikut adalah beberapa
raja yang mendukung republic.
A. SULTAN HAMANGKU BUWONO IX (1912-1988)
- Pada tahun 1940 ketika ia dinobatkan, pidatonya menunjukan jiwa nasionalis.
- Pada masa Jepang mengalihkan romusha menjadi pembangunan selokan mataram.
- Turut serta dalam perundingan serangan umum 1 maret.
- Membantu secara financial terhadap pemerintah Indonesia.
- Tidak sampai 3 minggu pasca proklamasi HB IX menyatakan ikut serta dengan republic
Indonesia.
- Sultan HB IX memfasilitasi perjuangan bangsa markas TKR dan Ibu Kota RI pernah di
Yogyakarta.
- Sultan HB IX menolak tawaran Belanda untuk dijadikan sultan seluruh Jawa setelah
agresi militer Belanda II. Belanda menginginkan HB IX yang berpengaruh di Jawa
lepas dari Republik.
- Meskipun Sultan HB IX ia demokratis dan merakyat.
B. SULTAN SYARIF KASIM II
- Dinobatkan sebagai raja Siak Indrapura pada usia 21 tahun.
- Ia memiliki sikap bahwa Siak sejajar Belanda
- Pasca proklamasi Sultan Syarif Kasim II mengirim surat dan menyatakan bersatu
dengan Indonesia.
- Ia juga menyerahkan 13 juta Gulden (1, 14 triliyun ditahun 2014) untuk mendukung
pemerintah Indonesia.
- Ia membentuk Komite Nasional Indonesia di Siak, membentuk Tentara Keamanan
Rakyat (TKR) dan Barisan Pemuda Republik.
- Mengadakan rapat umum di Istana dan mengibarkan bendera merah putih.
- Mengajak raja di Sumatera Timur untuk bersatu dengan Republik.
- Saat revolusi kemerdekaan pecah, Sultan aktif mensupplay makanan untuk lascar.
- Ia menyerahkan 30% harta berupa emas kepada Ir.Soekarno di Yogyakarta untuk
membantu perjuangan.
- Ketika garis Van Mook, Gubernur Jendral Hindia Belanda mengangkat Ia menjadi
sultan boneka, ia menolak.

3. MEWUJUDKAN INTEGRASI MELALUI SENI DAN SASTRA


ISMAIL MARZUKI (1914-1958)
- Berjuang untuk persatuan tidak melulu harus dengan angkat senjata tetapi dapat melalui
seni dan budaya.
- Berasal dari keluarga seniman.
- Di Usia 17 berhasil mengaran lagu ‘’O-Sarinah’’.
- 1936 berkumpul dengan kelompok musik Lief Java dan mengisi siaran.
- Setelah masuk kelompok musik tersebut ia menjauhkan dari musik barat dan
menciptakan lagu sendiri.
- Lagu-lagunya nasionalis, berlatar keluarga, pendidikan, penderitaan sepenanggungan
bangsa.
- Ketika tahun 1947, RRI dikuasai Belanda ia keluar tidak mau bekerjasama dgn
Belanda, ketika kembali ke Indonesia ia baru mau bergabung.
- Lagu-lagu Ismail seperti, Halo-Halo Bandung, Sepasang Mata Bola, dll.

4. PEREMPUAN PEJUANG
OPU DAENG RISAJU
- Seorang bangsawan dari Kerajaan Luwu, Sulawesi Selatan yang ikut bergerak dalam
perjuangan kemerdekaan.
- Opu Daeng Risaju yang aktif dalam organisasi pergerakan kebangsaan Partai Syarekat Islam
Indonesia (PSII).
- Ia rela menanggalkan gelarnya untuk memoerjuangkan rakyat nya dari kolonialisme.
- Pihak kerajaan pada dasarnya tidak mendukung perjuangan Opu Daeng.
- Akibat dari gerakanya ia dipenjara oleh Kolonial dan mendapat hukuman dari kerajaan.
- Opu Daeng tidak pernah mengenyam pendidikan barat, untuk belajar membaca huruf
latin ia belajar dari sepupunya.
- Ia juga berusaha datang dalam konferensi nasional PSII di Jawa dengan biayanya
sendiri.
- Atas tindakan ini kerajaan memberikan teguran kerad untuk Opu Daeng.
- Opu Daeng Risaju mulai aktif di oraganisasi Partai Syarekat Islam Indonesia (PSII) melalui
perkenalannya dengan H. Muhammad Yahya, seorang pedagang Asal Sulawesi Selatan yang
pernah lama bermukim di Pulau Jawa.
- H. Muhammad Yahya sendiri mendirikan Cabang SI di Pare-Pare. Opu Daeng Risaju, ketika
berada di Pare-Pare masuk menjadi anggota SI Cabang Pare-Pare bersama suaminya.
- Ketika pulang ke Palopo, Opu Daeng Risaju mendirikan cabang PSII di Palopo. PSII cabang
Palopo resmi dibentuk pada tanggal 14 januari 1930 melalui suatu rapat akbar yang bertempat
di Pasar Lama Palopo (sekarang Jalan Landau), atas prakarsa Opu Daeng Risaju sendiri yang
dikoordinasi oleh orang-orang PSII.

Anda mungkin juga menyukai