Bagian A
‘’Berbagai Pergolakan di Dalam Negeri (1948-1965)’’
Paska Indonesia merdeka tahun 17 Agustus 1945, Indonesia harus berjuang demi
keutuhan bangsa dan negara. Berbagai pergolakan terjadi akibat perbedaan pendapat dan
kepentingan. Pemerintah mencoba menangulangi berbagai diisintegrasi (perpecahan). Pasca
kemerdekaan, pergolakan dan konflik yang ada dari tahun (1948-1965) dibagi menjadi tiga
yaitu:
1. Peristiwa konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan Ideologi
2. Peristiwa Konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan kepentingan (vasted interest)
3. Peristiwa konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan Sistem Pemerintah
Pertentangan
Ideologi
pengunaan pancasila
sebagai ideologi
dilakukan oleh
PKI DI/ TII kelompok-kelompok
tertentu
2. PEMBRONTAKAN DI/TII
a. DI/ TII Jawa Barat
- Cikal Bakal Pembrontakan DI/TII diawali di Jawa Barat oleh S.M. Kartosuwiryo
- Kartosuwiryo merupakan tokoh Partai Serekat Islam Indonesia (PSII)
- Adanya Perjanjian Renville membuka peluang Kartosuwiryo untuk
merealisasikan cita-citannya untuk mendirikan negara Islam terbuka
- Keputusan Renville menyebabkan pasukan RI berada dalam Garis Van Mook
serta Divisi Siliwangi dipindah ke Jawa Tengah.
- Gerakan Kartosuwiryo juga dilatar belakangi kekecewaanya twrhadap kebijakan
komunis Soekarno.
- Jawa Barat dijadikan negara Pasundan oleh Belanda
- Laskar Hizbullah dan Sabilillah dibawah Kartosuwiryo tidak bersedia pindah.
- Kartosuwiryo justru membentuk Tentara Islam Indonesia (TII).
- Vakum Jawa Barat, digunakan Kartosuwiryo menyatakan pembentukan Darul
Islam (negara Islam/DI) dgn dukungan TII, Jawa Barat pada 17 Agustus 1949
- Persoalan timbul ketika pasukan Siliwangi kembali balik ke Jawa Barat.
- Penyelsaian ini berakhir dengan cara taktis ‘’Pagar Betis’’.
- Pada tanggal 4 Juli 1962 ditangkap di Gunung Geber.
- Pada 16 Agustus 1962 Kartosuwiryo dijatuhin hukuman mati.
Pembrontakan RMS
1. Pembrontakan APRA
- APRA (Angkatan Perang Ratu Adil).
- Dibentuk oleh Kapten Reymond Westerling pada tahun 1949.
- APRA adalah milisi bersenjata yang berasal dari tentara belanda (KNIL) yang tidak
setuju dengan pembentukan APRIS.
- APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) di Jawa Barat yang saat itu
berbentuk negara bagian pasundan. Pada saat itu pasukan APRIS di Jawa Barat adalah
Divisi Siliwangi.
- APRA ingin negara Pasundan tetap dipertahankan tetapi sekaligus menjadikan APRA
sebagai tentara negara Federal Jawa Barat dan bukan APRIS.
- Keinginan tersebut mendorong pada Januari 1950, Westerling mengultimatum
pemerintah RIS.
- Ultimatum segera dijawab oleh Perdana Mentri, Mohamat Hatta dengan perintah
penangkapan Westerling.
- APRA tidak tinggal diam kemudian menyerbu kota Bandung secara medadak dan
melakukan terror.
- Diketahui pula APRA juga ingin menyerang Jakarta dan ingin membunuh menteri
pertahanan Sultan Hamangku Buwono IX DAN Kepala APRIS Kolonel T.B.
Simatupang. Namun kemudian digagalkan.
- Westerling kemudian melarikan diri ke Belanda.
Bagian B
‘’Dari Konflik Menuju Konsensus Suatu Pembelajaran’’
Pasca konflik yang terjadi, rakyat maupun tokoh-tokoh memiliki rasa nasionalisme dan
ingin menjadi negara kesatuan. Kesepakatan atau konsesus dijalani bersama demi kemajuan
bersama. Dalam mencapai konsesus perlu adanya perjuangan dari tokoh bangsa dan rakyat.
Dalam meredamkan konflik ada tokoh bangsa sebagai pahlawan yang menengahi dan mencari
solusi terbaik. Berikut adalah tokoh-tokoh pahlawan yang memberikan kontribusinya untuk
meredam konflik pasca Indonesia merdeka.
4. PEREMPUAN PEJUANG
OPU DAENG RISAJU
- Seorang bangsawan dari Kerajaan Luwu, Sulawesi Selatan yang ikut bergerak dalam
perjuangan kemerdekaan.
- Opu Daeng Risaju yang aktif dalam organisasi pergerakan kebangsaan Partai Syarekat Islam
Indonesia (PSII).
- Ia rela menanggalkan gelarnya untuk memoerjuangkan rakyat nya dari kolonialisme.
- Pihak kerajaan pada dasarnya tidak mendukung perjuangan Opu Daeng.
- Akibat dari gerakanya ia dipenjara oleh Kolonial dan mendapat hukuman dari kerajaan.
- Opu Daeng tidak pernah mengenyam pendidikan barat, untuk belajar membaca huruf
latin ia belajar dari sepupunya.
- Ia juga berusaha datang dalam konferensi nasional PSII di Jawa dengan biayanya
sendiri.
- Atas tindakan ini kerajaan memberikan teguran kerad untuk Opu Daeng.
- Opu Daeng Risaju mulai aktif di oraganisasi Partai Syarekat Islam Indonesia (PSII) melalui
perkenalannya dengan H. Muhammad Yahya, seorang pedagang Asal Sulawesi Selatan yang
pernah lama bermukim di Pulau Jawa.
- H. Muhammad Yahya sendiri mendirikan Cabang SI di Pare-Pare. Opu Daeng Risaju, ketika
berada di Pare-Pare masuk menjadi anggota SI Cabang Pare-Pare bersama suaminya.
- Ketika pulang ke Palopo, Opu Daeng Risaju mendirikan cabang PSII di Palopo. PSII cabang
Palopo resmi dibentuk pada tanggal 14 januari 1930 melalui suatu rapat akbar yang bertempat
di Pasar Lama Palopo (sekarang Jalan Landau), atas prakarsa Opu Daeng Risaju sendiri yang
dikoordinasi oleh orang-orang PSII.