Anda di halaman 1dari 4

SEJARAH INDONESIA

Ancaman Terhadap Disintegrasi Bangsa

Nama: Najwa Ahmad Sa’idah


Kelas: XII IPA 7
Tanggal: 05 Agustus 2021

Disintegrasi bangsa adalah sebuah keadaan dimana tidak bersatu padu dan menghilangnya keutuhan atau
persatuan suatu bangsa yang akan menyebabkan perpecahan. Atau secara singkat, bisa disimpulkan sebagai
perpecahan bangsa. Setelah mengalami kemerdekaan, Bangsa Indonesia masih mengalami berbagai
hambatan, salah satunya yaitu berupa ancaman yang timbul baik dari dalam ataupun dari luar bangsa
Indonesia.
Pada video yang sudah saya tonton sebelumnya, pembahasan materi ancaman terhadap disintegrasi bangsa
difokuskan kepada bentuk ancaman yang timbul dari dalam bangsa Indonesia Sendiri.

Konflik mengenai
disintegrasi bangsa

ideologi Kepentingan kenegaraan/ ketentaraan


pemerintahan

-Persoalan negara -Konflik Andi


-PKI
federal Azis
Madiun
- PRRI/ PERMESTA -APRA
-DI TII
-BFO (Bijeenkomst -RMS
- G30S PKI
voor Federale
Overleg ) komite
yang didirikan
belanda
1. PKI Madiun

Konflik ini diawali Karena perjanjian renville yang menyebabkan diturunkannya amir syarifudin
pada tahun 1948 dari jabatannya sebagai salah satu perdana menteri karena tidak disetujui rakyat.
Lalu kemudian hal tersebut membuat Amir syarifudin merasa dendam , dan akhirnya membentuk
Front Demokrasi Rakyat, yaitu kesatuan dari beberapa partai partai berhaluan kiri/ komunis yang
ada di Indonesia. Beberapa anggotanya natara lain, Partai Komunis Indonesia, Partai Sosialis
Indonesia, dan Partai Buruh Indonesia.
Sementara itu, ada salah satu tokoh dari PKI yang lama menetap di Moskow, yaitu Musso ( Muso
Manowar) pulang ke Indonesia pada tanggal 11 Agustus 1948 dan dia langsung menyatakan diri
bergabung dengan FDR pimpinan Amir Syarifuddin, setelah itu mereka berdua pun Berencana
untuk mencapai tujuannya masing-masing (Amir Syarifuddin merencanakan penurunan terhadap
kabinet Hatta dan Muso merencanakan bentuk negara sosialis Indonesia yang berpusat nya di
Madiun) Selanjutnya Musso memproklamirkan berdirinya Republik Soviet Indonesia dengan
pusatnya di Madiun pada tanggal 18 September 1948. Setelah terjadi proklamasi tersebut tentunya
pemerintah RI berusaha menumpas pemberontakan yang terjadi di Madiun. Selanjutnya
Pemerintah RI mengirimkan pasukan tentara ke Madiun dan terjadilah pertempuran di Madiun,
Yang berakhir dengan tertangkapnya Syarifudin, dan Musso yang tertembak mati. Tetapi, sisa dari
pasukan PKI yang ada, ada yang ditangkap dan ada juga yang kabur ke daerah Kediri. Dan diantara
ada D.N. Aidit dan M.H Lukman yang kemudian berinisiatif dan memimpin pemberontakan pada
peristiwa G30S PKI

2. DI/TII
Pemberontakan DI TII yaitu singkatan dari Darul Islam Tentara Islam Indonesia , pemberontakan
ini terjadi di beberapa daerah di Indonesia diantaranya ada di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi
Selatan Kalimantan Selatan dan juga ada di Aceh. Tapi yang paling pertama ini terjadi di Jawa
Barat diawali dari perjanjian Renville Di mana para TNI yang berada di dalam garis demarkasi Van
Mook harus memindahkan pasukannya ke wilayah RI termasuk TNI ada di Jawa Barat juga harus
pindah ke daerah yang termasuk daerah RI (Jawa Tengah Jawa Timur Yogyakarta dan sebagian
Sumatera). Beberapa TNI yang ada di Jawa Barat tepatnya adalah Laskar Hizbullah dan Sabilillah
yang dipimpin oleh Kartosuwiryo menolak untuk pindah dan ketika di Jawa Barat terjadi
kekosongan kekuasaan, lalu terjadilah pemberontakan pada bulan Agustus 1948 Untuk menumpas
pemberontakan DI TII pemerintah RI mengirimkan tentara divisi Siliwangi ke Jawa Barat
menggunakan taktik pagar betis untuk menyerang DI/TII. operasi militernya sendiri dinamakan
operasi Baratayuda dengan menggunakan operasi militer pagar betis atau operasi Baratayuda Ini
akhirnya pemberontakan behasil dipadamkan dengan tertangkapnya dan tertembak mati nya
Kartosuwiryo di Tasikmalaya pada tahun 1962.
pemberontakan DI TII selanjutnya adalah di Jawa Tengah juga terjadi pada Tahun 1948 dengan
dipimpin oleh Amir Fatah pemberontakan DI TII di Jawa Tengah Ini akhirnya berhasil dipadamkan
pada 1991 Ketika Amir Fatah tertangkap dikarenakan kurangnya dukungan dari penduduk sekitar.
Pemberontakan DI TII yang selanjutnya adalah di Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar Muzakkar
yaitu seorang tentara yang ikut bergabung dengan kgss dan dia bergabung dengan KGSS dirinya
bergabung dengan Gerakan DI TII Kartosuwiryo sehingga mudah kahar muzakkar kemudian
menjadi salah satu pemberontakan yang akhirnya tertembak mati pada sebuah pertempuran di tahun
1963.
Pemberontakan DI TII yang tepat adalah pemberontakan di Kalimantan Selatan dipimpin oleh Ibnu
Hajar jadi yaitu Panglima angkatan laut di Kalimantan Selatan yang merasa kurang puas karena
kebijakan pemerintah akan membubarkan angkatan laut di Kalimantan Selatan Akhirnya dia pun
bergabung dengan pemberontakan Kartosuwiryo tapi di tahun 1963 tangkap dalam sebuah
pertempuran dan dia pun dihukum mati oleh pemerintah
Pemberontakan DI TII di Aceh yang dipimpin oleh Daud Beureu’eh dengan latar belakang karena
dimulai dari ketidakpuasan rakyat Aceh ketika mereka dimasukkan ke dalam provinsi Sumatera
Utara. di tahun 1953 menemukan bahwa adalah salah satu bagian dari Negara Islam Indonesia
untuk mengatasi hal itu pemerintah pun kemudian mencoba mengakomodasi dengan memasukkan
Aceh sebagai profesi tersendiri di tahun 1959 pada tahun 1962 ia kembali dari pertempuran dan dia
pun diampuni oleh pemerintah .

3.PRRI/ PERMESTA

PRRI Permesta atau PRRI Permesta adalah sebuah gerakan yang terjadi dikarenakan adanya
ketidakpuasan dari tubuh Angkatan Darat mengenai kesejahteraan angkatan darat yang berada di
Sumatera dan Sulawesi mereka menganggap bahwa di antara tentara dibandingkan
dengannkesejahteraan AD di pulau. Sehingga akhirnya mereka mendirikan beberapa dewan-dewan
sendiri di antaranya ada dewan banteng Dewan Gajah dewan Manguni dan dewan garuda yang
bertugas untuk merebut pemerintahan di daerahnya masing-masing. Lalu pada tanggal 15 Februari
1958 Ahmad Husein menyatukan dewan-dewan yang tadi dalam sebuah pemberontakan yaitu
PRRI dan dirinya mengultimatum pemertintah pusat serta mengatakan bahwa telah dibentuknya
pemberontakan atau pemerintahan revolusioner Republik Indonesia selanjutnya perintah menyebar
ke daerah Sulawesi yang lainnya sehingga di Sulawesi muncul juga gerakan Permesta yang
merupakan gerakan dukungan terhadap PRRI operasi militer pun langsung dijalankan dan di tahun
yang sama yaitu tahun 1958 pemberontakan berhasil dipadamkan

4. Konflik Andi Azis

Pemberontakan Andi Azis adalah sebuah pemberontakan yang terjadi di Makassar dan di tahun
1950 latar belakangnya karena Andi Azis (angkatan perangnya Belanda KNIL) yang menolak
datangnya APRIS ke daerah Makassar sehingga Ia melakukan pemberontakan dengan menculik
beberapa Panglima. pemerintah mencoba melakukan mediasi keinginan Andi Azis dengan
memberikan nanti Andi Azis toleransi untuk melapor ke Jakarta dalam tenggang waktu selama 4
hari, tetapi selama itu waktu tersebut Andi Azis tidak melakukan apa-apa. Sehingga tibanya Andi
Azis langsung ditangkap oleh pemerintah dan langsung diadili.

5. APRA

Angkatan Perang Ratu Adil APRA sendiri adalah sebuah milisi bersenjata yang dibentuk oleh
Kapten Raymond Westerling dengan pusat di Bandung pada tahun 1949. Pada tahun 1950 Karena
Mereka menolak kehadiran ke Bandung Westerling sendiri dibantu oleh Sultan Hamid 2 dari
Pontianak bergabung dengan pemberontakan APRA dikarenakan kekecewaannya tidak dijadikan
menteri pertahanan di Indonesia, sehingga dia punya keinginan untuk membunuh sultan
hamengkubuwono ke-9 sebagai Menteri Pertahanan dia juga ingin membunuh TB Simatupang
(Kolonel Angkatan Dara) sehingga Sultan Hamid 2 dan Westerling merencanakan penyerangan ke
Jakarta. tapi penyerangan ini gagal. Akhirnya Westerling kabur ke Belanda dan Sultan Hamid 2
pun ditangkap dan dijatuhi hukuman mati oleh Presiden

6. RMS

Republik Maluku Selatan Republik Maluku Selatan adalah sebuah negara baru yang
diproklamasikan oleh Christiaan Robbert Steven Soumokil pada tanggal 1 April 1950 tujuan sendiri
adalah untuk memisahkan diri maluku dari Republik Indonesia dan membentuk pemerintahan
sendiri di Maluku. Selanjutnya pemerintah mencoba berunding dengan Soumokil namun gagal.
Untuk menumpas pemberontakan, sehingga dikirimlah Alex Kawilarang m ke Maluku yang
akhirnya pada tahun 1963 Alex Kawilarang beserta pasukan berhasil menangkap Soumokil di pulau
seram kemudian dijatuhi hukuman mati

Anda mungkin juga menyukai