Anda di halaman 1dari 3

Nama : Indira Maharani

Kelas : XII IPS 2

Disintegrasi Bangsa Indonesia Tahun 1948-1965

Pengertian dari disintegrasi dalam bahasa Inggris Disintegration yang dapat diartikan sebagai


suatu Perpecahan bangsa yang disebabkan ketidaksamaan pemahaman atau tujuan tentu saja
perpecahan bangsa seperti ini bukanlah suatu permasalahan yang mudah untuk diatasi, karena ini
menjadi sebuah permasalahan besar yang berkaitan dengan keutuhan suatu negara.

Masa Disintegrasi bangsa di Indonesia juga disebabkan oleh berbagai faktor pergolakan


diantaranya:

1. Perbedaan pandangan (persepsi) di masyarakat mengenai pedoman bangsa Indonesia


yang menyatakan bahwa negara Indonesia berpedoman pada Pancasila sebagai dasar
negara.
2. Kekecewaan terhadap sikap pemerintah saat itu yang dianggap lemah terutama setelah
perundingan Renvile. 
3. Adanya Pihak yang ingin membentuk kekuasaannya sendiri sehingga membuat kondisi
bangsa Indonesia menjadi kacau akibat perbedaan padangan.

A. PEMBERONTAKAN PKI MADIUN


Pemberontakan PKI Madiun Tahun 1948 yaitu setelah penandatanganan Persetujuan
Renville, timbul pro dan kontra terhadap persetujuan tersebut. Pada waktu itu, partai
Masyumi dan PNI menarik diri dari kabinet. Masyumi dan PNI adalah dua partai besar
pendukung kabinet Amir Syarifudin. Akibatnya, Kabinet Amir Syarifudin jatuh. Kabinet
barupun diganti dengan Mohammad Hatta sebagai perdana menteri. Akan tetapi, partai
partai yang berhaluan komunise-sosialisme tidak ikut dalam kabinet yang baru tersebut.
Akibatnya, terjadilah pertentangan yang makin tajam antara kelompok sosialisme-
komunisme dan pendukung Kabinet Hatta.

B. PEMBERONTAKAN DI/TII
Pemberontakan DI/TII di Indonesia diawali dari sebuah gerakan yang terjadi di Jawa
Barat. Gerakan DI/TII saat itu dipimpin oleh S.M. Kartosuwiryo. Gerakan ini menjadi
salah satu gerakan yang menimbulkan pemberontakan dilakukan di berbagai wilayah.
Kartosuwiryo dahulu adalah salah seorang tokoh Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII).
Kartosiwiryo kecewa tehadap hasil dari perjanjian Renville bahwa wilayah Jawa barat
berada dibawah kekuasaan Belanda hal inilah yang membuka peluang bagi Kartosuwiryo
untuk mendirikan Tentara Islam Indonesia (TII). Hal ini juga medorong Kartosuwiryo
untuk menggapai cita-cita lamanya yaitu untuk mendirikan negara Islam.

C. PEMBERONTAKAN APRA
Pemberontakan yang dilakukan oleh Angkatan Perang Ratu Adil atau APRA dibentuk
oleh Kapten Raymond Westerling pada tahun 1949. Pasukan Raymond Wasterling tidak
suka dengan pemerintah karena mendirikan tentara tanpa mengajak mereka sebagai
KNIL (tentara Belanda di Indonesia) di wilayah kekuasaannya yaitu Jawa Barat. APRA
juga menginginkan agar keberadaan mereka diberikan kekuasan di negara Pasundan serta
diberikan kebebasan sekaligus menjadikan mereka sebagai tentara resmi di wilayah Jawa
Barat. Kemudian Pada Januari 1950.

D. PEMBERONTAKAN ANDI AZIZ


Hampir sama dengan pemberontakan APRA di Bandung, peristiwa Andi Aziz berawal
dari tuntutan Kapten Andi Aziz dan juga pasukannya yang juga berasal dari
KNIL (pasukan Belanda di Indonesia) terhadap pemerintah Indonesia agar mereka saja
yang dijadikan pasukan APRIS (TNI) di negara Indonesia Timur (NIT). Hal ini juga
ditolak oleh Pemerintah dan akibatnya membuat kekecewaan pasukan Andi Aziz. 
Pasukan KNIL dibawah pimpinan Andi Aziz ini kemudian langsung bereaksi dengan
melakukan pemberontakan dan berhasil menduduki beberapa tempat penting.

E. PEMBERONTAKAN RMS
Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan) ini dilakukan dengan tujuan agar dapat
memisahkan diri dari Kedaulatan Republik Indonesia dan sebagai gantinya RMS ingin
mendirikan negara sendiri lepas dari wilayah Indonesia. 

F. PEMBERONTAKAN PRRI DAN PERMESTA


Pemberontakan yang dilakukan oleh PRRI dan Permesta dimulai dari adanya
permasalahan yang terjadi terutama di dalam tubuh Angkatan Darat itu sendiri, Hal ini
dikarenakan rasa kekecewaan atas rendahnya tingkat kesejahteraan tentara di Sumatera
dan Sulawesi.

G. PERMASALAHAN NEGARA FEDERAL DAN BFO


BFO atau Bijeenkomst Federal Overleg dikenal juga sebagai negara bagian atau negara
persekutuan. Lahinrya BFO ternyata menimbulkan perpecahan tersendiri bagi kalangan
bangsa Indonesia sendiri setelah kemerdekaan. Permasalahan yang ada terutama adalah
antara golongan federalis yang ingin bentuk negara federal (negara bagian) dipertahankan
dengan golongan unitaris (Kesatuan) yang ingin Indonesia menjadi negara kesatuan.
Sesuai dalam konferensi Malino di Sulawesi Selatan pada 24 Juli 1946.

Anda mungkin juga menyukai