Anda di halaman 1dari 2

apa

Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) adalah milisi dan tentara swasta pro-Belanda yang
didirikan pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Milisi ini didirikan oleh mantan Kapten DST
KNIL Raymond Westerling setelah demobilisasinya dari kesatuan Depot Speciale Troepen
(depot pasukan khusus KNIL) pada tanggal 15 Januari 1949.
Kapan
Peristiwa Kudeta Angkatan Perang Ratu Adil atau Kudeta 23 Januari adalah peristiwa yang
terjadi pada 23 Januari 1950 di mana kelompok milisi Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang ada
di bawah pimpinan mantan Kapten KNIL Raymond Westerling yang juga mantan komandan Depot
Speciale Troepen (Pasukan Khusus) KNIL, masuk ke kota Bandung dan membunuh semua orang
berseragam TNI yang mereka temui. Aksi gerombolan ini telah direncanakan beberapa bulan
sebelumnya oleh Westerling dan bahkan telah diketahui oleh pimpinan tertinggi militer Belanda.

tujuan
Pada bulan Januari 1950 di Jawa Barat di kalangan KNIL timbul Angkatan Perang Ratu Adil
(APRA) yang dipimpin oleh Kapten Westerling. Tujuan APRA adalah mempertahankan
bentuk Negara Federal Pasundan di Indonesia dan mempertahankan adanya
tentara sendiri pada setiap negara bagian Republik Indonesia Serikat. APRA
mengajukan ultimatum menuntut supaya APRA diakui sebagai �Tentara Pasundan� dan
menolak dibubarkannya Pasundan/negara Federal tersebut. Ultimatum ini tidak ditanggapi
oleh pemerintah, maka pada tanggal 23 Januari 1950 di Bandung APRA melancarkan teror,
APRA berhasil ditumpas. Ternyata dalang gerakan APRA ini berada di Jakarta, yakni Sultan
Hamid II. Rencana gerakannya di Jakarta ialah menangkap beberapa menteri Republik
Indonesia Serikat yang sedang menghadiri sidang kabinet dan membunuh Menteri Pertahanan
Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Sekertaris Jenderal Kementerian Pertahanan Mr. A.
Budiardjo, dan Pejabat Kepada Staf Angkatan Perang Kolonel T.B Simatupang. Rencana
tersebut berhasil diketahui dan diambil tindakan preventif, sehingga sidang kabinet ditunda.
Sultan Hamid II berhasil ditangkap pada tanggal 4 April 1950. Akan tetapi, Westerling berhasil
melarikan diri ke luar negeri.
PENYEBAB

Penyebab pemberontakan APRA adalah keinginan Raymond Westerling dan Sultan Hamid II untuk
merebut kekuasaan dan mempertahankan negara federal Republik Indonesia Serikat, seiring dengan
dibubarkannya negara-negara bagian bentukan Belanda di RIS yang bergabung kembali ke Republik
Indonesia.

Selain itu penyebab lainya adalah kekecawaan mantan anggota tentara KNIL yang khawatir pengaruh
dan kekuasaanya berkurang setelah bergabung TNI.

Jawaban panjang:
APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) adalah milisi bersenjata yang didirikan oleh bekas perwira KNIL
(Tentara Hindia Belanda), Raymond Westerling.

Nama APRA ini diambil dari ramalan Jayabaya tentang pemimpin yang akan datang membawa keadilan
dan kesejahteraan di Jawa. Anggota milisi ini kebanyakan direkrut dari bekas prajurit KNIL, terutama dari
prajurit Regiment Speciale Troepen (Regimen Pasukan Khusus). Jumlah tentara APRA pada tahun 1950
berjumlah sekitar 2000 orang.

APRA tidak menyetujui rencana pembubaran negara-negara bagian bentukan Belanda yang menyusun
Republik Indonesia Serikat (RIS), yang merupakan hasil konferensi Meja Bundar di Den Haag tahun 1949.

Dengan bekerjasama dengan Sultan Pontianak, Sultan Hamid II yang beraliran federalis, APRA dan
Westerling mencoba melakukan kudeta pada Januari 1950.

APRA berupaya mempertahankan negara federal RIS saat sebagian besar negara bagian RIS ingin
membubarkan diri dan bergabung kembali dengan Republik Indonesia. Kudeta ini juga merupakan
upaya mantan tentara KNIL untuk mempertahankan pengaruh dan kekuasaanya.

APRA melancarkan kudeta di Bandung dan berhasil menguasai kota itu. Westerling berusaha menguasai
Jakarta dan membunuh pemimpin republik saat itu. Setelah gagal menguasai Jakarta, kudeta ini
digagalkan dan Westerling akhirnya harus kabur ke Singapura.

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/2890694#readmore

Anda mungkin juga menyukai