manusia karena kelezatan dan komposisinya yang ideal selain susu mengandung semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh, semua zat makanan yang terkandung didalam susu dapat diserap oleh darah dan dimanfaatkan oleh tubuh. Didalam kehidupan sehari-hari, sebagian kecil orang meminum susu segar. Hal ini disebabkan karena tidak terbiasa mencium aroma susu segar (mentah).
Pada waktu susu berada di dalam ambing ternak yang
sehat atau beberapa saat setelah keluar, susu merupakan suatu bahan murni, higienis, bernilai gizi tinggi, mengandung sedikit bakteri yang berasal dari ambing, bau, rasa tidak berubah dan tidak berbahaya untuk diminum (Sanam, dkk., 2014).
Peningkatan produksi susu nasional perlu diimbangi
dengan pendayagunaannya secara optimal sehingga secara langsung dapat dikonsumsi oleh masyarakat kota dan pedesaan. Dalam hal pemenuhan kebutuhan protein hewani, perlu adanya peningkatan hasil- hasil peternakan, walaupun disadari kebutuhan protein hewani akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Sebagian besar produksi susu nasional dimanfaatkan oleh Industri 1
Pengolahan Susu (IPS) untuk diproduksi menjadi
produk susu olahan. Susu mempunyai sifat lebih mudah rusak dibandingkan dengan hasil ternak lainnya sehingga penanganan susu harus tepat dan cepat. Agar masyarakat dapat dengan mudah menerima hasil susu olahan tersebut, dan rasanya dapat disenangi, maka penggunaan teknologi dalam memproduksi akan sangat membantu.
Dalam hal ini termasuk mensosialisasikan susu ke
masyarakat yang belum atau tidak suka dengan rasa atau bau yang dimiliki oleh susu murni. Susu murni atau susu segar merupakan hasil dari proses pemerahan dan belum mendapat perlakuan apapun kecuali pendinginan. Nilai gizinya yang tinggi menyebabkan susu menjadi media yang sangat cocok bagi mikroorganisme untuk pertumbuhan dan perkembangannya sehingga dalam waktu yang sangat singkat susu menjadi tidak layak dikonsumsi.
Uji Kualitas Susu II
1. PEMBAHASAN
1.1 Uji Alkohol
2
Uji alkohol adalah suatu uji untuk menentukan sifat –
sifat pemecahan protein susu. Uji alkohol menjadi positif bila susu mulai asam atau sudah asam, susu bercampur dengan kolostrum, pada permulaan mastitis dan susu tidak stabil disebabkan oleh perubahan fisiologi. Bila hasil keasaman susu kurang dari 0,21% akan mengendap pada penambahan alkohol terutama kasein dan kalium yang ditandai dengan adanya gumpalan pada permukaan tabung. Bila keasaman susu lebih tinggi dari 0,21% atau bila kadar senyawa kalsium dan magnesium lebih besar dari keadaan normal, maka pemberian alkohol 70% dengan jumlah yang sama dengan susu segar akan dapat mengendapkan protein yang terdapat dalam susu.
Uji kualitas susu dapat ditinjau dari uji alkohol,menurut
( Jaman dkk., 2013 ) susu segar mengandung bakteri pembentuk asam seperti Streptococcus, Lactobacillus, Leuconostoc dan Pediocossus,susu kemasan yang dijual oleh salah satu.Alkohol berfungsi sebagai agensia dehidrasi (memisahkan sikatan air dengan protein susu).Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwitania dan Swacita (2013) mengenai uji alkohol pada susu juga sama mempunyai hasil negatif dikarenakan mantel air yang menyelimuti butir-butir protein terutama kasein masih dalam keadaan baik dan ketika susu dicampur dengan alkohol protein tidak berkoagulasi sehingga susu tidak pecah. 3
Semakin tinggi derajat keasaman susu, semakin
berkurang jumlah alkohol dengan kepekatan yang sama dibutuhkan untuk memecahkan susu yang sama banyaknya.Pecahnya susu menyebabkan kualitas susu rendah sehingga tidak layak dikonsumsi karena adanya kemungkinan bahwa kadar asam yang terkandung dalam susu tinggi (Sutrisna, dkk., 2014).
Uji alkohol menjadi positif bila susu mulai asam atau
sudah asam, susu bercampur dengan kolostrum, pada permulaan mastitis dan susu tidak stabil disebabkan oleh perubahan fisiologi. Bila hasil keasaman susu kurang dari 0,21% akan mengendap pada penambahan alkohol terutama kasein dan kalium yang ditandai dengan adanya gumpalan pada permukaan tabung. Bila keasaman susu lebih tinggi dari 0,21% atau bila kadar senyawa kalsium dan magnesium lebih besar dari keadaan normal, maka pemberian alkohol 70% dengan jumlah yang sama dengan susu segar akan dapat mengendapkan protein yang terdapat dalam susu.
1.2 Uji Reduktase
Tujuan Uji Reduktase adalah mengukur aktivitas
mikroba atau bakteri dalam waktu tertentu,menggunakan 4
prinsip bakteri didalam susu menghasilkan enzim
Reduktase yang dapat mereduksi methylene blue. sebelum diperah puting sapi dibersihkan terlebih dahulu menggunakan air hangat, pemberian makan memenuhi gizi dan kondisi sapi sehat. Mernurut Aryani dan Suhartati (2014) bahwa faktor yang mempengaruhi kualitas susu segar meliputi kondisi kandang, kesehatan hewan, pemberian makan yang cukup, dan kebersihan hewan tersebut.
Hal tersebut menjadikan hasil dari pemerahan susu
segar memiliki kualitas yang baik karena mengurangi kontaminasi. Peternak semakin sering membersihkan kandang maka kontaminasi dapat ditekan yang berasal dari kandang yang kotor (Utami, 2014). Navyanti (2015) menyatakan bahwa sapi perah perlu dimandikan setiap hari sampai bebas dari sisa makanan dan kotoran hewan yang menempel pada tubuhnya sehingga susu yang dihasilkan tidak terkontaminasi bakteri.
Dalam pengujian ini dikategorikan menjadi 4 yaitu :
a) Mutu sangat baik jika lama reduktase lebih dari 8 jam dengan perkiraan jumlah bakteri kurang dari 500 ribu/ml. b) Mutu susu baik apabila lama reduktase 6 sampai 8 jam dengan perkiraan jumlah bakteri 1 sampai 4 juta/ml. c) Mutu susu cukup baik apabila lama reduktase 2sampai 6 jam dengan perkiraan jumlah bakteri 4 sampai 20 juta/ml. 5
d) Mutu rendah apabila lama reduktase kurang dari 2
jam dengan perkiraan jumlah bakteri lebih dari 20 juta/ml.
Jika hasil uji reduksi buruk bisa dikarenakan di
peternakan tersebut kondisi kandang masih kurang memenuhi syarat yaitu kandang kurang bersih dan pembuangan kotoran yang masih di dekat kandang, kondisi hewan yang kurang baik, dalam mencuci puting sapi kurang bersih, dan kondisi pekerja kurang baik. Hal ini mungkin yang dapat menyebabkan ada kontaminasi bakteri pada susu segar yang dihasilkan karena kurang bersihnya kandang tersebut sehingga susu segar memiliki kualitas buruk.Menurut Navyanti (2015) banyak kontaminasi baik berasal dari benda lainya seperti pasir, bulu, debu, dan sebagainya maupun bakteri disebabkan oleh kandang yang kotor kondisi hewan juga kurang baik.
Hal tersebut yang mungkin menyebabkan sampel susu
segar terkontaminasi bakteri yang menyebabkan kualitas susukurang baik. Navyanti (2015) menyatakan bahwa susu yang mempunyai kandungan bakteri dalam jumlah banyak dihasilkan oleh sapi yang tidak sehat pada waktu diperah. Kondisi peternak/pekerja juga dalam keadaan kurang baik. Hal itu yang dapat menyebabkan adanya kontaminasi pada susu segar karena terkontaminasi dari peternak/pekerja tersebut. 6
Navyanti (2015) menjelaskan pemerah harus dalam
keadaan sehat saat memerah susu dan tidak mempunyai luka agar tidak mengkontaminasi susu. Peralatan yang kurang bersih juga mempengaruhi hasil reduksi yang buruk. Hal itu yang memungkinkan adanya kontaminasi bakteri pada sampel susu segar dikarenakan pencucian alat yang kurang bersih. Menurut Navyanti (2015) kontaminasi sering disebabkan karena wadah atau peralatan pada waktu.
1.3 Uji Pemalsuan Susu
Pemalsuan dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga
air susu tidak memperlihatkan adanya penyingkiran susunannya. Hal berikut ini hendaknya mendapat perhatian: Tiap-tiap air susu yang B.J-nya rendah harus diawasi misalnya lebih rendah dari 1,0280, walaupun tidak semuanya dipalsukan dengan penambahan air. Bila disamping itu didapatkan kadar lemak rendah, maka kemungkinan pemalsuan lebih besar. Dalam hal itu persentase lemak dalam bahan kering dapat dihitung. Bila kadar lemak dalam bahan kering lebih rendah dari 2.5%, maka air susu harus dikatakan abnormal.
Pemalsuan dengan air dapat dibuktikan selanjutnya,
bila titik beku atau angka refraksi air susu diperiksa. Air susu di Indonesia mempunyai titik beku normal diantara 0°C dan – 0,520°C, sedangkan angka refraksi minimal 7
harus 34 (Milk Codex). Perubahan-perubahan air susu
dapat pula terjadi karena perubahan makanan yang diberikan.
Bila B.J air susu normal, akan tetapi kadar lemaknya
rendah, maka biasanya hal ini disebabkan oleh pengambilan kepala susu (krim), juga persentase lemak di dalam bahan kering sangat rendah. Dalam hal ini penetapan titik beku air susu sangat penting. (Tridjoko Wisnu Murti, 2016)
Untuk melakukan pemeriksaan air susu terhadap
pemalsuan adalah tidak mudah. Hasil pemeriksaan air susu yang mencurigakan bahwa air susu telah dipalsukan, harus dicek lagi dengan mengambil contoh susu kandang dengan tidak memberitahukan terlebih dahulu, dan pemerahannya diawasi. Susunan air susu dapat berbeda-beda tiap-tiap hari.
Standar susu sapi segar menurut SNI 01-3141-1998.
Persyaratan mutu meliputi: Berat Jenis (pada suhu 27,5 derajat C) minimum 1,0270 g/ml, Kadar lemak minimum 3,0 %, Kadar bahan kering tanpa lemak minimum 7,8 %, Kadar protein minimum 2,8 %, Warna, bau, rasa, kekentalan tidak ada perubahan, Derajat asam 6,0 - 7,5 SH, pH 6,3 - 6,8, Uji alkohol (70 %) v/v negatif, Cemaran mikroba, maksimum: CFU/ml, Jumlah sel somatis maksimum 4 x 10 pangkat 5 sel/ml. Residu antibiotika (Golongan penisilin,Tetrasiklin, Aminoglikosida, Makrolida) negatif, Uji pemalsuan negatif, titik beku - 8
Cemaran logam berat, maksimum Timbal (Pb) 0,02 µg/ml, Merkuri (Hg) 0,03 µg/ml, Arsen (As) 0,1 µg/ml. Cara pengambilan contoh sesuai SNI SNI 19-0429-1989 Petunjuk pengambilan contoh cairan dan semi padat. Pengujian meliputi: Cara pengujian berat jenis, kadar lemak, kadar bahan kering tanpa lemak, kadar protein, warna, bau, rasa, kekentalan, derajat asam, pH, uji alkohol, uji pemalsuan, titik beku dan uji peroxidase sesuai dengan SNI 2782.
Air susu dari seekor sapi perah lebih nya bedanya
daripada air susu campuran perusahaan. Sedangkan air susu dapat tahan jika BJ-nya di bawah 1,0280, perbedaan 0,0010 saja telah dapat dicurigai, haruslah terdapat perbedaan yang menyolok. Kemudian kadar lemak juga ditetapkan dan harus di bawah angka minimal.
Kadar bahan kering juga harus lebih rendah dari
normal dan yang lebih menentukan adalah jika titik beku mendekati -0,500°C. Juga perlu susu kandang diperiksa, sebab susunan air susu juga akan dipengaruhi oleh bahan pakan. Pakan yang dibeirkan tanpa konsetrat atau mutu rumputnya jelek akan menghasilkan susu yang berkualitas rendah. Beberapa kemungkinan yang dapat terjadi pada pemalsuan ari susu atau pemalsuan yang banyak dilakukan adalah : 1. Menambahkan air 2. Menambahkan air santan 9
3. Menambahkan air tepung
4. Menambahkan air beras atau air tajin 5. Menambahkan susu lemak. pendapat Nurmayanti (2016) yang menyatakan, faktor-faktor yang memengaruhiperubahan berat jenis susu adalah faktor dari bahan kering susu itu sendiri yang terdiri dari protein, lemak, laktosa, mineral dalam susu dan gas. Semakin tinggi nilai berat jenis, menunjukkan kualitas susu yang semakin baik karena kandungan zat gizi susu yang pekat dengan kadar air yang rendah (Wulandari et al. 2017).
Uji organoleptik dilakukan menggunakan panca indera
yang terdiri dari indera penglihatan untuk melihat warna dan konsistensi susu, indera perasa untuk rasa susu, serta indera penciuman untuk mencium aroma susu (Disa et al., 2017). Penyimpangan pada kualitas organoleptik susu dapat disebabkan adanya cemaran mikroba pada susu atau pencampuran susu dengan bahan lain (air, santan). Sehingga adanya kerusakan atau pencemaran susu yang tidak dapat dimanfaatkannya sebagai pangan manusia yang menyehatkan (Anindita dan Soyi, 2017). Susu yang apabila ditangani dengan baik maka akan menghasilkan susu yang berkualitas baik, daya simpan lebih lama, dan kandungan gizi yang tinggi (Kurnia et al., 2018).