ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penambahan ekstrak nanas sebagai
pengganti gula terhadap fisiko kimia dan organoleptik kefir susu sapi. Penelitian
dilaksanakan di Laboratorium Peternakan Fakultas Pertanian Universitas
Tanjungpura Pontianak. Rancangan Penelitian yang di gunakan adalah Rancangan
Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan masing-masing
perlakuan yaitu P0 = (6% gula + 0% ekstrak nanas)), P1 = (4,5% gula + 1,5%
ekstrak nanas), P2 = (3% gula + 3% ekstrak nanas), P3 = (1,5% gula + 4,5%
ekstrak nanas), P4 = (0% gula + 6% ekstrak nanas) . Parameter yang di amati
yaitu gula reduksi, pH, kadar etanol, total asam, protein dan organoleptik.
Kemudian data dianalisis secara statistik menggunakan Uji F dengan
membandingkan tabel F pada taraf 5% dan dilanjutkan dengan Uji BNJ jika
berpengaruh nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak
nanas berpengaruh nyata terhadap pH, gula reduksi, total asam, kadar etanol dan
protein kefir susu sapi tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap organoleptik yang
meliputi kesukaan terhadap kefir susu sapi. Perlakuan terbaik dari penelitian yang
telah dilakukan yaitu Hasil perhitungan Nilai Perlakuan (NP) terbaik pada
perlakuan 3% menghasilkan rerata gula reduksi 18,26 %,Total asam 0,66%, etanol
9,34%, gula reduksi 18,26%, protein 2,78%, tekstur 3,84 (agak suka), rasa 3,32
(agak suka), kesukaan 3,48 (agak suka), dan aroma 3,48 (agak suka).
ABSTRACT
This study aim to determine the addition of pineapple extract as a sugar
subtitute for physico-chemical and organoleptic kefir of cow’s milk. The study
was conducted at the Animal Husbandry Laboratory of the Faculty of Agriculture,
Tanjungpura University, Pontianak. The research design used was a randomized
block design (RBD) with 5 treatments and 5 replications for each treatment,
namely P0 = (6% sugar + 0% pineapple extract)), P1 = (4.5% sugar + 1.5%
pineapple extract), P2 = (3% sugar + 3% pineapple extract), P3 = (1.5% sugar +
4.5% pineapple extract), P4 = (0% sugar + 6% pineapple extract). Parameters
observed were reducing sugars, pH, ethanol levels, total acids, proteins and
organoleptics. Then the data were analyzed statistically using the F Test by
comparing table F at the 5% level and continued with the HSD Test if it had a
significant effect. The results showed that the addition of pineapple extract had a
significant effect on pH, reducing sugar, total acid, ethanol content and cow milk
kefir protein but had no significant effect on organoleptics which included
preference for cow milk kefir. The best treatment from the research that has been
done is the results of the calculation of the best treatment value NP) at 3%
treatment resulting in pH 4,36%, total acid 0.66%, ethanol 9,34%, reduced sugar
18,26%, protein 4,22%, texture 3,84 (rather like), flavor 3.32 (rather like),
preference 3.48 (rather like), and aroma 3.48 (rather like)
5,55 b
6 5,09 bc
5 4,36 c 4,15 a
3,57 b
4
pH %
3
2
1
0
P0 P1 P2 P3 P4
Konsentrasi Penambahan Nanas
Gambar 1. Penggunaan ekstrak nanas sebagai bahan pengganti gula
terhadap pH kefir susu sapi
Total Asam asam laktat akan meningkat, hal ini
Berdasarkan analisis sidik karena asam laktat diperoleh dengan
ragam menunjukkan bahwa jalan perombakan gula yang berupa
penggunaan ekstrak nanas sukrosa pada media fermentasi
berpengaruh nyata terhadap total melalui proses glikolisis. Hal ini
asam pada kefir susu sapi. Hal ini diperkuat oleh Kunaepah (2013)
diduga karena penambahan gula menyatakan bahwa fermentasi
pasir terhadap ekstrak nanas selama 24 jam menyebabkan jumlah
sehingga mengakibatkan peningkatan mikroba semakin banyak jumlahnya,
nilai total asam semakin tinggi. sehingga kemampuan menghasilkan
Sesuai dengan pendapat asam laktat semakin tinggi.
Setioningsih, dkk (2004) Semakin Perlakuan 0% ekstrak nanas
banyak konsentrasi gula maka total berbeda nyata dengan perlakuan P3,
P4 tetapi berbeda tidak nyata dengan perlakuan P1. Perlakuan 4,5% ekstrak
perlakuan P1,P2. Perlakuan 1,5% nanas berbeda nyata dengan
ekstrak nanas berbeda nyata dengan perlakuan P0, P4 tetapi berbeda tidak
perlakuan P0, P3, P4 tetapi berbeda nyata dengan perlakuan P1, P2.
tidak nyata dengan perlakuan P1, P2. Perlakuan 6% ekstrak nanas)berbeda
Perlakuan 3% ekstrak nanas berbeda nyata dengan perlakuan P0, P3 tetapi
nyata dengan perlakuan P0, P3, P4 berbeda tidak nyata dengan
tetapi berbeda tidak nyata dengan perlakuan P1, P2.
0,9 b
0.9 0,72 b
0.8 0,66 ab
Total asam %
0.7 0,6 ab
0.6
0.5 0,38 a
0.4
0.3
0.2
0.1
0
P0 P1 P2 P3 P4
Konsentrasi Penambahan Nanas
12 10,66 d 10,22 d
9,34 c
10 8,28 b
7,39 a
Etanol %
8
6
4
2
0
P0 P1 P2 P3 P4
Konsentrasi Penambahan Nanas
25 20,64 a
18,08 ab 18,26 bc
Gula Reduksi
20 16,08 bc
13,52 c
15
10
5
0
P0 P1 P2 P3 P4
Konsentrasi Penambahan Nanas
Gambar 4. Penggunaan ekstrak nanas sebagai bahan pengganti gula
terhadap gula reduksi kefir susu sapi.
Perlakuan 0% ekstrak nanas berbeda nyata dengan perlakuan P0,
berbeda nyata dengan semua P1 dan P2 tetapi berbeda nyata
perlakuan. Perlakuan 1,5% ekstrak dengan P4. Perlakuan 6% ekstrak
nanas berbeda nyata dengan P0, P3 nanas berbeda nyata dengan P0, P1
dan P4 tetapi berbeda tidak nyata dan P2 tetapi berbeda tidak nyata
dengan P2. Perlakuan 3% ekstrak dengan P3.
nanas berbeda nyata dengan Kurangnya penambahan gula
perlakuan P0, P3 dan P4 tetapi berbeda pasir menyebabkan kadar gula
tidak nyata dengan perlakuan P1,. reduksi pada kefir nanas mengalami
Perlakuan 4,5% ekstrak nanas penurunan yang dihasilkan. Hal ini
sesuai dengan pendapat kunaepah, pada kefir nanas. Hal ini diduga
(2008) menyatakan adanya karena bibit kefir mengandung kadar
mikroorganisme yang aktif protein yang tinggi berkisar antara 40
berkembangbiak pada proses - 60% dan laktosa pada susu
fermentasi, dan mengakibatkan kadar memberikan dukungan untuk
gula reduksi semakin menurun. perkembangbiakkan mikroorganisme
Sesuai SNI kadar gula yang harus di dalam kefir. Hal ini sesuai dengan
miliki oleh kefir nanas 25,0% Rerata pendapat Bahar (2008) menyatakan
protein yang dihasilkan pada bahwa bibit kefir mengandung
penelitian kefir susu sapi berkisar khamir dengan kandungan protein
20,64-13,52%, maka dalam berkisar antara 40 – 60%. Menurut
penelitian ini produk kefir yang Hidayat (2006) protein murni yang
dihasilkan sudah memenuhi kriteria terkandung dalam susu adalah
yang ditentukan oleh SNI. kasein. Menurunnya protein pada
Protein kefir susu sapi dikarenakan adanya
Berdasarkan analisis sidik kandungan enzim protease pada buah
ragam menunjukkan bahwa nanas yang mana enzim tersebut
penambahan ekstrak nanas dapat memecah protein pada kefir.
berpengaruh nyata terhadap protein
5 4,22 e
3,694 d
Protein %
4
2,788 c
3
1,81 b 1,63 a
2
1
0
P0 P1 P2 P3 P4
Konsentrasi Penambahan Nanas
Gambar 5. Penggunaan ekstrak nanas sebagai bahan pengganti gula
terhadap protein kefir susu sapi
3.84
3.85
3.8 3.72
3.75 3.68
Tekstur
3.7
3.65 3.6
3.56
3.6
3.55
3.5
3.45
3.4
P0 P1 P2 P3 P4
Konsentrasi Penambahan Nanas
Gambar 1.6. Penggunaan ekstrak sebagai bahan pengganti gula
terhadap tekstur kefir susu sapi.
Rasa
Berdasarkan hasil analisis sidik ekstrak nanas) yaitu dengan
ragam menunjukkan bahwa dengan nilai 2,5 (tidak suka).
penambahan ekstrak nanas Rasa asam pada kefir
berpengaruh nyata terhadap rasa disebabkan oleh akumulasi
kefir susu sapi. Rasa pada kefir susu dari asam laktat yang
sapi sangat dipengaruhi oleh dihasilkan oleh starter kefir
komposisi penyusun. serta ekstrak nanas pada
Penilaian terhadap proses fermentasi, sehingga
rasa kefir susu sapi yang meningkatkan kadar asam
paling disukai panelis p0 (6% laktat dan memiliki rasa asam
gula + 0% ekstrak nanas) (Etiyati, 2010). Hubungan
yaitu dengan nilai 3,24 penggunaan ekstrak nanas
(suka), sedangkan yang sebagai bahan pengganti gula
kurang disukai oleh panelis terhadap pembuatan kefir
yaitu P4 (0% gula + 6% susu sapi dapat dilihat pada
gambar 7
4 3.56
3.24 3.32
3.5 2.68
3 2.5
2.5
Rasa
2
1.5
1
0.5
0
P0 P1 P2 P3 P4
Konsentrasi Penambahan Nanas
Gambar 7. Penggunaan ekstrak sebagai bahan pengganti gula
terhadap rasa kefir susu sapi
Kesukaan lebih menyukai rasa kefir yang
Berdasarkan hasil analisis menggunakan p2 (3% gula + 3%
sidik ragam menunjukkan bahwa ekstrak nanas), p1 (4,5% gula + 1,5%
dengan penambahan ekstrak nanas ekstrak nanas), p0 (6% gula + 0%
berbeda nyata terhadap kesukaan ekstrak nanas) perlakuan p0, p1, p2
kefir susu sapi. Panelis diminta dan p4 memiliki rasa manis yang
tanggapan pribadi tentang kesukaan lebih tinggi sehingga lebih disukai
atau sebaliknya ketidaksukaan oleh panelis sedangkan yang kurang
terhadap kefir susu sapi. di sukai panelis yaitu perlakuan p3
Hasil pengujian organoleptik ( 1,5% gula + 4,5% ekstrak nanas)
terhadap kesukaan kefir susu sapi dan p2 (3% gula + 3% ekstrak nanas)
yang paling disukai yaitu panelis P0 memiliki rasa asam yang sangat
(6% gula + 0% ekstrak nanas yaitu kecut. Hubungan penggunaan ekstrak
3,56% (agak suka), sedangkan yang nanas sebagai bahan pengganti gula
kurang disukai oleh panelis yaitu P3 terhadap kesukaan kefir susu sapi
(1,5% gula + 4,5% ekstrak nanas) dapat dilihat pada gambar 8.
yaitu 3,12% (tidak suka). Panelis
3.68
3.7 3.56 3.56
3.6 3.48
3.5
Kesukaan
3.4
3.3 3.12
3.2
3.1
3
2.9
2.8
P0 P1 P2 P3 P4
Konsentrasi Penambahan Nanas
3.8
3.8
3.7
Aroma
3.6 3.52
3.48 3.48 3.48
3.5
3.4
3.3
P0 P1 P2 P3 P4
Konsentrasi Penambahan Nanas