Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Galung Tropika, 5 (2) Agustus 2016, hlmn.

71 - 79 ISSN Online 2407-6279


ISSN Cetak 2302-4178

ANALISIS KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR


TONGKOL JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK ALTERNATIF
DENGAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

Analysis of Protein and Crude Fibre of Corn Cob as Livestock Feed


Alternatives with Different ofLong Fermentation
Rahmawati Semaun
Email: rahmapasca@yahoo.com
Program Studi Peternakan, Universitas Muhammadiyah Parepare

Intan Dwi Novieta


Email: intan0211@gmail.com
Program Studi Peternakan, Universitas Muhammadiyah Parepare

Mu’tia Abdullah
Email: mutiaabdullah27@yahoo.com
Program Studi Peternakan, Universitas Muhammadiyah Parepare

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mendapatkan pakan alternatif yang berkualitas untuk


ternak ruminansia dengan memanfaatkan limbah pertanian yaitu tongkol jagung. Tujuan
utama penelitian ini untuk mengetahui kandungan nutrisi tongkol jagung setelah
difermentasi dengan Aspergillus niger. Penelitian ini merupakan teknologi pakan dengan
teknik fermentasi menggunakan mikroorganisme yang selanjutnya dilakukan analisis
proksimat, meliputi kandungan protein kasar, serat kasar, lemak kasar, Bahan Ekstrak
Tanpa Nitrogen (BETN), Kalsium, dan Fosfor. Penelitian eksperimen dengan Rancangan
Acak Lengkap, dengan 4 perlakuan yang diulang 3 kali, sehingga terdapat 12 satuan
percobaan. Keberhasilan penelitian ini diharapkan akan dapat diperoleh informasi
perlakuan yang paling baik dalam fermentasi pakan dengan Aspergillus niger, dan
tersedianya pakan ternak ruminansia dengan memanfaatkan limbah-limbah pertanian untuk
menunjang program penyediaan pakan lokal. Selain itu meningkatnya profesionalisme
dalam penelitian, pengembangan ilmu dan teknologi serta publikasi ilmiah serta
menemukan inovasi teknologi yang dapat dengan mudah diaplikasikan kepada petani dan
peternak. Hasil penelitian menunjukkan pemberian 1% Aspergillus niger dengan
fermentasi 8 hari menghasilkan kandungan protein kasar terbaik, yaitu 4,95%. Sedangkan
kandungan serat kasar terbaik pada perlakuan fermentasi 4 hari + 1% Aspergillus niger .
Kata kunci: protein kasar, serat kasar, tongkol jagung, lama fermentasi.

ABSTRACT

The research aimed to get a quality alternative feed to livestock ruminants by


utilizing agricultural waste like cob corn. The main goal of this research is to know the
nutrition content of corn cobs after fermented by Aspergillus niger. This research is a
technology of feed with fermented technique using microorganisms that are subsequently
72 Rahmawati, et al.

carried out an proximat analysis, include protein crude, fat fiber, an ingredient the
extracts without Nitrogen, calcium, and fosfor. Research experiments with Complete
Random Design, with 4 treatments repeated 3 times, so there are 12 units of the
experiment. The success of this research are expected to be available the best treatment in
the feed fermentation with Aspergillus niger, and the availability of the ruminant animal
feed by making use of agricultural wastes to support program providing local feed. In
addition to increasing professionalism in research, the development of science and
technology as well as scientific publications, and find a technological innovation that can
be easily applied to farmers and ranchers. The results showed the awarding of 1% of the
Aspergillus niger fermentation with 8 days produce the best rough protein content, i.e.,
4.95%. While the coarse fiber best on treatment of fermentation 4 days + 1% of the
Aspergillus niger.
Keywords: protein crude, coarse fibre, corn cobs, long fermentation.

PENDAHULUAN mikroorganisme (jamur) yang sesuai


dengan substrat dan tujuan proses
Faktor utama penentu fermentasi. Upaya pemanfaatan tongkol
keberhasilan dalam usaha peternakan jagung fermentasi menggunakan
adalah penyediaan pakan. Pakan sangat Aspergillus niger untuk memperoleh
berpengaruh terhadap produktivitas produk yang bermanfaat sebagai pakan.
ternak. Oleh karena itu, perlu dilakukan Produk pakan berupa tongkol jagung
usaha untuk mencari bahan pakan yang fermentasi dengan perlakuan berbeda
berpotensi baik dari segi kualitas maupun diharapkan akan menghasilkan pakan
kuantitas. Permasalahan pakan dapat kualitas yang baik. Penelitian Semaun
diatasi dengan mencari pakan alternatif (2010) menunjukkan bahwa fermentasi
yang potensial, murah, mudah diperoleh, jerami jagung dengan penambahan
dan tidak bersaing dengan manusia. Hasil Aspergillus niger sebanyak 1% dengan
sampingan pertanian merupakan bahan lama fermentasi selama 4 hari,
yang mudah diperoleh dan melimpah. menghasilkan peningkatan protein kasar
Salah satu limbah pertanian yang biasa dari 8.58% menjadi 9.40%. Selain itu
dimanfaatkan sebagai pakan ternak yaitu serat kasar sebesar 39,65% menurun
tongkol jagung. menjadi 31,53%. Hal tersebut menjadi
Umumnya hasil sisa tanaman dasar dilaksanakan penelitian mengenai
seperti tongkol jagung mempunyai analisis kandungan protein kasar dan
kualitas yang rendah, sehingga ternak serat kasar tongkol jagung (Zea mays)
yang memperoleh pakan tersebut dalam sebagai pakan ternak alternatif dengan
waktu yang cukup lama, produktivitasnya lama fermentasi yang berbeda.
menjadi rendah. Tongkol jagung bisa
mempunyai kualitas yang baik bisa METODE PENELITIAN
dilakukan proses pengolahan seperti
fermentasi. Fermentasi merupakan salah Penelitian dilaksanakan di
satu upaya dalam meningkatkan kualitas Laboratorim Terpadu Fakultas Pertanian
bahan pakan. Proses fermentasi dilakukan Peternakan dan Perikanan Universitas
dengan menambahkan starter Muhammadiyah Parepare (UMPAR).
Analisis Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar Tongkol Jagung Sebagai Pakan Ternak Alternatif 73
dengan Lama Fermentasi yang Berbeda

Analisis protein kasar dan serat kasar dengan volume yang disesuaikan dengan
dilaksanakan di Laboratorium Kimia kadar air bahan pakan yang akan
Makanan Ternak Fakultas Peternakan difermentasi. Tongkol jagung 130 gr
Universitas Hasanuddin Makassar, pada dicampur dengan Aspergillus niger 1%
Mei – Juni 2016. Alat yang digunakan sampai merata sesuai dengan perlakuan,
pada penelitian ini adalah chopper, panci, lalu difermentasi selama 4, 8 dan 12 hari.
kertas koran, kompor, timbangan, label Sampel masing – masing perlakuan
dan timbangan analitik. Bahan yang diambil sebelum dan setelah fermentasi
digunakan adalah Aspergillus niger, untuk dilakukan analisa kandungan
tongkol jagung, tepung jagung, air sumur, nutrisi di laboratorium. Sampel masing-
alkohol 70% dan molases. masing perlakuan diambil sebelum dan
Penelitian ini dirancang setelah fermentasi untuk dilakukan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap analisa kandungan nutrisi di
(RAL) dengan 4 taraf perlakuan (T0, T1, laboratorium.
T2 dan T3), setiap perlakuan terdiri dari 3
ulangan sehingga terdapat 12 satuan Analisis Kadar Protein Kasar
percobaan (Gaspersz, 1994). Penelitian Analisis kadar protein kasar
dilaksanakan dengan menggunakan dilakukan dengan cara menimbang
tongkol jagung dengan formulasi sebagai dengan 0,5 gram sampel dan dimasukkan
berikut: ke dalam labu khjedhal 100 ml.
T0 : Kontrol (Tanpa Fermentasi) Tambahkan ±1 gram campuran selenium
T1 : Fermentasi 4 Hari + 1% Aspergillus dan 25 ml H2SO2 pekat (teknis). Labu
niger khjedhal bersama isinya digoyangkan
T2 : Fermentasi 8 Hari + 1% Aspergillus sampai semua sampel terbasahi dengan
niger H2SO4. Destruksi dalam lemari asam
T3 : Fermentasi 12 Hari + 1% Aspergillus sampai jenuh. Setelah dingin kemudian
niger tuangkan ke dalam labu ukur 100 ml dan
Parameter yang diukur dalam dibilas dengan air suling, kemudian
penelitian ini adalah komposisi nutrisi diimpitkan hingga tanda garis dengan air
tongkol jagung yang difermentasi dengan suling lalu dikocok hingga homogen.
Aspergillus niger meliputi kandungan Disiapkan penampungan terdiri dari 10
protein kasar dan serat kasar. ml H3BO3 2% + 4 tetes larutan indikator
Tongkol jagung yang akan dan dicampur dalam erlenmeyer. Pipet 5
difermentasi terlebih dahulu dicacah ml larutan sampel ke dalam labu destilasi,
dengan ukuran 1 – 2 cm menggunakan ditambah 10 ml NaOH 30% dan 100 ml
mesin cacah (chopper), kemudian air suling. Kemudian disuling hingga
dilayukan selama 12 jam pada ruangan volume menampung menjadi ± 50 ml.
terbuka. Setelah itu tongkol jagung Ujung penyuling dibilas dengan air suling
dikukus pada suhu 100° C selama ± 15 kemudian penampung bersama isinya di
menit untuk sterilisasi. Aspergillus niger titrasi dengan larutan H2SO4 0,0171nN
1% yang akan diberikan diaktifkan Perhitungan:
dengan melarutkan dalam air steril
74 Rahmawati, et al.

kasar (%) tongkol jagung yang telah


difermentasi dengan lama waktu
Keterangan: fermentasi yang berbeda menggunakan
V = Volume titrasi contoh Aspergillus niger dapat dilihat pada Tabel
N = Normalitas larutan H2SO4 1.
P = Faktor pengenceran
Tabel 1 menunjukkan kandungan
Analisis Serat Kasar protein kasar tongkol jagung pada kontrol
Analisis serat kasar diukur berbeda nyata dengan perlakuan
dilakukan dengan menimbang 0,5 gram fermentasi8 dan 12 hari, tapi tidak
sampel ke dalam erlenmeyer. berbeda nyata dengan perlakuan 4 hari.
Ditambahkan 30 ml H2SO4 0,3 N dan Lama fermentasi terbaik adalah 8 hari
dipanaskan 30 menit. Ditambahkan lagi dengan kandungan protein kasar sebesar
15 NaOH 1,5N dan dipanaskan selama 30 4.95%.
menit. Saring ke dalam sirtered glass
Kandungan Serat Kasar
no.1 sambil dihisap menggunakan pompa
vacum. Cuci berturut-turut dengan 50 ml Hasil analisis kandungan serat
air panas, 50 ml H2SO4 0,3 N, 50 ml air kasar (%) tongkol jagung yang telah
panas dan 50 ml aseton. Setelah itu difermentasi dengan lama waktu
dikeringkan dalam oven jam atau fermentasi yang berbeda menggunakan
dibiarkan semalaman. Didinginkan dalam Aspergillus niger dapat dilihat pada
eksikator selama 30 menit kemudian Gambar 1.
ditimbang (a gram). Abukan dalam tanur Hasil uji menunjukkan bahwa
listrik selama 3 jam pada suhu 500°C. kandungan serat kasar tongkol jagung
Setelah agak dingin dimasukkan dalam yang telah di fermentasi menggunakan
eksikator selama 30 menit kemudian Aspergillus niger dengan lama waktu
ditimbang (b gram). yang berbeda disajikan pada tabel 3
Perhitungan: adalah masing – masing 33,35 %, 31.05
A−B %, 31,37%, 32,30% untuk perlakuan T0,
% serat kasar = × 100
Berat Sampel T1, T2, T3.
Analisis ragam menunjukkan
HASIL DAN PEMBAHASAN lama fermentasi tongkol jagung
menggunakan Aspergillus niger, tidak
Hasil
berpengaruh nyata (P≥0,05) terhadap
Kandungan Protein Kasar kandungan serat kasar. Rata–rata
Hasil analisis kandungan protein kandungan serat kasar tongkol jagung
Analisis Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar Tongkol Jagung Sebagai Pakan Ternak Alternatif 75
dengan Lama Fermentasi yang Berbeda

yang telah difermentasi dengan lama kuan yang tertinggi yaitu 4,95%,
waktu fermentasi yang berbeda kandungan menurun pada perlakuan T3
menggunakan Aspergillus niger tertinggi (12 hari) yaitu 4,93 %. Hal ini disebabkan
yaitu pada kontrol T0 (33,33%) dan nilai pada perlakuan T2, aktivitas Aspergillus
terendah pada perlakuan T1 (31,04%). niger yang paling optimum, sehingga saat
diperpanjang waktu fermentasinya maka
Pembahasan aktivitasnya menurun. Hal ini sesuai
pendapat Darwis dkk., (1995) bahwa
Kandungan Protein Kasar pada awal fermentasi aktifitas enzim
Analisis ragam menunjukkan masih sangat rendah. Aktivitas enzim
kandungan protein kasar tongkol jagung akan meningkat sejalan dengan
dengan lama waktu fermentasi yang bertambahnya waktu fermentasi dan
berbeda menggunakan Aspergillus niger, menurun pada hari ke-10. Hal ini
tidak berpengaruh nyata (P≥0,05) mengikuti pola pertumbuhan
terhadap kandungan protein. Uji lanjutan mikroorganisme yang mengalami
dengan uji duncan menunjukkan terdapat beberapa fase pertumbuhan yaitu fase
perbedaan nyata antara kontrol T0 adaptasi, fase eksponensial, fase stasioner
(4,35%) dengan perlakuan T2 (4,95%) dan fase kematian.
dan T3 (4,93%), tetapi tidak berbeda Fermentasi tongkol jagung
nyata dengan T1 (4,72%). Rata – rata menggunakan Aspergillus niger yang
kandungan protein yang diperoleh yaitu baik adalah yang difermentasi selama 8
T0 (4,35%), T1 (4,72%), T2 (4,95%) dan hari (T2), dengan adanya kecenderungan
T3 (4,93%). Hasil penelitian yang terbaik peningkatan pada protein kasar. Hal ini
berdasarkan data tersebut adalah pada sesuai dengan pendapat Krisna dkk
perlakuan T2 yaitu 4,95%. (2005), semakin lama waktu fermentasi
Berdasarkan rata – rata maka kandungan protein kasar semakin
kandungan protein kasar tongkol jagung tinggi peningkatan protein karena adanya
yang terfermentasi terlihat bahwa pada penambahan protein yang disumbangkan
perlakuan T2 (8 hari) merupakan perla- oleh sel mikroba akibat pertumbuhannya
76 Rahmawati, et al.

yang menghasilkan produk protein sel (2008) menambahkan bahwa protein


tunggal (PST) atau biomassa sel yang mikroba protein mikroba dikenal dengan
mengandung sekitar 40-65% protein. sebutan Single Cell Protein (SCP) atau
Disamping sel tunggal, selobiohidrolase Protein Sel Tunggal. Protein Sel Tunggal
juga merupakan komponen enzim yang adalah istilah yang digunakan untuk
meyumbang sekitar 60% total protein protein kasar atau murni yang berasal dari
extraseluler (Hilakore, 2008). mikroorganisme, salah satunya adalah
Menurut Sukara dan kapang.
Atmowidjoyo (1980) dalam
Advena(2014), kandungan protein kasar Kandungan Serat Kasar
setelah fermentasi sering mengalami Hasil analisis keragaman
peningkatan disebabkan mikroba yang menunjukkan bahwa kandungan serat
mempunyai pertumbuhan dan kasar tongkol jagung dengan lama waktu
perkembangbiakan yang baik, dapat fermentasi yang berbeda menggunakan
mengubah lebih banyak komponen Aspergillus niger, tidak berpengaruh
penyusun yang berasal dari tubuh nyata (P≥0,05) terhadap kandungan serat
mikroba itu sendiri yang akan kasar. Jika dilihat dari persentase
meningkatkan kandungan protein kasar penurunan kandungan serat kasar (%)
dari subtrat. Menurut Anggorodi (1994) tongkol jagung dengan lama waktu
dalam Advena (2014) mikroba proteolitik fermentasi yang berbeda menggunakan
mampu menghasilkan enzim protease Aspergillus niger yang cukup baik
yang akan merombak protein. dimana kandungan serat kasar dari yang
Perombakan protein diubah menjadi tertinggi ke terendah adalah T0 (33,33%),
polipeptida, selanjutnya menjadi peptida T3 (32,30%), T2 (31,36%) dan T1
sederhana, kemudian peptida ini akan (31,04%).
dirombak menjadi asam-asam amino. Gambar 1 menunjukkan
Asam-asam amino ini yang akan kandungan serat kasar tongkol jagung
dimanfaatkan oleh mikroba untuk dengan lama waktu fermentasi yang
memperbanyak diri. Jumlah koloni berbeda menggunakan Aspergillus niger,
mikroba yang merupakan sumber protein yang terendah terdapat pada perlakuan T1
sel tunggal menjadi meningkat selama (31,04). Sesuai dengan pendapat
proses fermentasi. Pujioktari (2013), bahwa penurunan
Peningkatan kandungan protein kandungan serat kasar diduga karena
kasar tongkol jagung menggunakan adanya aktifitas enzim selulase yang
Aspergillus niger dikarenakan dihasilkan oleh mikroba selulolitik yang
Aspergillus niger merupakan protein asal terkandung pada probiotik. Selain itu
mikroba yang dinamakan protein sel serat kasar juga dipengaruhi oleh
tunggal. Ketersediaan populasi kapang pertumbuhan miselia kapang. Kapang
yang tinggi dapat meningkatkan selulolitik juga mampu menghasilkan
kandungan protein kasar substrat karena senyawa selulase yang dapat
kapang merupakan sumber protein menghidrolisis selulosa menjadi senyawa
tunggal (Nurhayati, 2010). Dewi dkk., sederhana.
Analisis Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar Tongkol Jagung Sebagai Pakan Ternak Alternatif 77
dengan Lama Fermentasi yang Berbeda

Hal ini juga sesuai dengan (2011) bahwa Aspergillus niger di dalam
pendapat Winarno, dkk (1980) dalam pertumbuhannya berhubungan secara
Atmaja (2015) bahwa hasil fermentasi langsung dengan zat makanan yang
terutama tergantung pada substrat, jenis terdapat dalam medium. Molekul yang
mikroba dan kondisi disekelilingnya yang kompleks seperti selulosa, pati dan
akan mempengaruhi pertumbuhan dan protein harus dipecah terlebih dahulu
metabolisme mikroba tersebut. Pada sebelum diserap ke dalam sel. Untuk itu
proses fermentasi, mikroba akan Aspergillus niger menghasilkan beberapa
membutuhkan sejumlah energi untuk enzim ekstraseluler seperti amilase,
pertumbuhan dan perkembangbiakannya amiloglukosidase, pektinase, selulase,
yang akan diperoleh melalui perombakan katalase dan glukase. Nurhayati (2010)
zat makanan didalam substrat. Ini bahwa pertumbuhan yang baik dari
diakibatkan oleh aktifitas enzim yang kapang Aspergillus niger diharapkan
dihasilkan oleh mikroba tersebut yang memproduksi enzim selulase dalam
meliputi perubahan molekul kompleks jumlah banyak sehingga dapat digunakan
seperti karbohidat, protein dan lemak merombak dan menurunkan serat kasar.
menjadi molekul yang lebih sederhana
dan mudah dicerna. Hal tersebut juga KESIMPULAN DAN SARAN
kemukakan oleh pendapat Sulardjo
Kesimpulan
(1999) bahwa fermentasi yaitu proses
perombakan dari struktur keras secara Berdasarkan hasil analisis dan
fisik, kimia dan biologi sehingga bahan pembahasan penelitian yang dilakukan
dari struktur yang komplek menjadi maka dapat diambil kesimpulan:
sederhana, maka daya cerna ternak 1. Kandungan protein kasar tongkol
menjadi lebih efisien. jagung yang telah difermentasi
Terjadinya penurunan kandungan dengan lama waktu yang berbeda
serat kasar fermentasi tongkol jagung menggunakan Aspergillus niger
dikarenakan Aspergillus niger menunjukkan nilai tertinggi pada
menghasilkan enzim selulase yang perlakuan 8 hari (4,95%) dan nilai
berfungsi untuk mendegradasi serat terendah pada perlakuan kontrol
kasar. Penurunan serat kasar pada hasil (4,35%).
fermentasi tongkol jagung disebabkan 2. Kandungan serat kasar tongkol
karena adanya kerja enzim selulase yang jagung yang telah difermentasi
dihasilkan oleh Aspergillus niger yang dengan lama waktu yang berbeda
bekerja untuk merombak serat kasar. Hal menggunakan Aspergillus niger
ini didukung oleh Widya (2005) menunjukkan nilai tertinggi terdapat
menyatakan bahwa enzim selulase pada perlakuan Kontrol (33,33%) dan
merupakan salah satu enzim yang nilai terendah pada perlakuan 4 hari
dihasilkan oleh mikroorganisme yang (31,04%).
berfungsi untuk mendegradasi selulosa 3. Tongkol jagung yang telah
menjadi glukosa. Hal ini didukung oleh difermentasi dengan lama waktu yang
Hardjo, dkk (1989) dalam Semaun, R berbeda menggunakan Aspergillus
78 Rahmawati, et al.

niger yang direkomendasikan yaitu Darwis A.A, Illah Sailah, Tun Tedja
kandungan Protein Kasar pada Irawadi, dan Safriani. 1995. Kajian
perlakuan 8 hari dan serat kasar pada Kondisi Fermentasi pada Produksi
perlakuan 4 hari. Selulase dari Limbah Kelapa Sawit
(Tandan Kosong dan Sabut) oleh
Saran Neurospora sitophila. J. Teknologi
Berdasarkan hasil penelitian Industri Pertanian Vol. 5(3) 199-
tersebut perlu dilakukan penelitian lebih 207.
lanjut analisis kandungan serat kasar Dewi, N. F, Etika, D. O, Nila, F.D, dan
yaitu analisis Van Soest meliputi Vitta, R. P. 2008. Produks Protein
kandungan ADF dan NDF lama Sel Tunggal Hasil Fermentasi Kulit
fermentasi yang bebeda. Ubi Kayu. Error! Hyperlink
reference not valid (Diaskes, 21
UCAPAN TERIMA KASIH Agustus 2016).
Penulis menyampaikan Gasperz, V. 1994. Metode Rancangan
penghargaan dan ucapan terima kasih Percobaan CV. Armico, Bandung.
kepada Pimpinan dan Lembaga Penelitian Hilakore,M.A.,2008 peningkatan kualitas
dan Pengabdian kepada Masyarakat Nutrisi Putak Melalui Fermentasi
(LPPM) Universitas Muhammadiyah Campuran Trichodema reesei dan
Parepare (UMPAR), Direktorat Riset dan Aspergillus niger sebagai pakan
Pengabdian Masyarakat DRPM) dan ruminansia. Institud Pertanian
Mahasiswa Program studi Peternakan Bogor, Fakultas Pertanian, Bogor,
Fakultas Pertanian, Peternakan dan (Tesis).
Perikanan UMPAR yang telah membantu
dan memfasilitasi terlaksananya Krisna,R.,2005. The Effect of Aplication
penelitian ini dengan baik. of tea waste (Cammelia Sinensis)
Fermented With Aspergillus niger
DAFTAR PUSTAKA on Broiler.JITV,10(1):1-5.
Nurhayati. 2010. Bungkil sawit dan
Advena, D. 2014. Fermentasi Batang
Ongol pakan Ternak Berkualitas.
Pisang Menggunakan Probiotik dan
http://www.polteklampung.ac.id/ho
Lama Inkubasi Berbeda Terhadap
me/index.php?option=com_content
Perubahan Kandungan Bahan
&view=article&id=88%3Apenelitia
Kering, Protein Kasar dan Serat
n&catid=27%3Apenelitian&Itemid
Kasar. Jurnal. Hal 8.
=6. (Diaskes 21 Agustus 2016).
Atmaja, R. 2015. Potensi limbah jagung
Pujioktari, P. 2013. Pengaruh Level
(kulit,tongkol,klabot,jerami)
Trichoderma Harzianum dalam
sebagai pakan
Fermentasi Terhadap Kandungan
ternak.http://riskyatmaja77.blogspo
Bahan Kering, Abu, dan Serat
t.com/2015/05/ potensi-limbah-
Kasar Sekam Padi. Skripsi Fakultas
jagung-kulit tongkol.html (diakses
Peternakan Universitas Jambi.
24 Agustus 2016).
Analisis Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar Tongkol Jagung Sebagai Pakan Ternak Alternatif 79
dengan Lama Fermentasi yang Berbeda

Jambi. Sulardjo. 1999. Usaha Meningkatkan


Nilai Nutrisi Jerami Padi, Sain
Semaun, R. 2010. Evaluasi Nilai Nutrisi
Teks. Vol 7 (3) : Universitas
Kombinasi Fermentasi Jerami
Semarang.
Jagung dan Dedak Kasar dengan
Penambahan Aspergillus niger. Widya, 2005. Enzim Selulase.
http://lib.atmajaya.ac.id/defaut.aspx
Semaun, R. 2011. Evaluasi Nilai Nutrisi
?tabID= 61&src=a&id=84059
Kombinasi Fermentasi Jerami
(Diaskes, 21 Agustus 2016).
Jagung dengan Penambahan
Aspergillus niger.

Anda mungkin juga menyukai