Mu’tia Abdullah
Email: mutiaabdullah27@yahoo.com
Program Studi Peternakan, Universitas Muhammadiyah Parepare
ABSTRAK
ABSTRACT
carried out an proximat analysis, include protein crude, fat fiber, an ingredient the
extracts without Nitrogen, calcium, and fosfor. Research experiments with Complete
Random Design, with 4 treatments repeated 3 times, so there are 12 units of the
experiment. The success of this research are expected to be available the best treatment in
the feed fermentation with Aspergillus niger, and the availability of the ruminant animal
feed by making use of agricultural wastes to support program providing local feed. In
addition to increasing professionalism in research, the development of science and
technology as well as scientific publications, and find a technological innovation that can
be easily applied to farmers and ranchers. The results showed the awarding of 1% of the
Aspergillus niger fermentation with 8 days produce the best rough protein content, i.e.,
4.95%. While the coarse fiber best on treatment of fermentation 4 days + 1% of the
Aspergillus niger.
Keywords: protein crude, coarse fibre, corn cobs, long fermentation.
Analisis protein kasar dan serat kasar dengan volume yang disesuaikan dengan
dilaksanakan di Laboratorium Kimia kadar air bahan pakan yang akan
Makanan Ternak Fakultas Peternakan difermentasi. Tongkol jagung 130 gr
Universitas Hasanuddin Makassar, pada dicampur dengan Aspergillus niger 1%
Mei – Juni 2016. Alat yang digunakan sampai merata sesuai dengan perlakuan,
pada penelitian ini adalah chopper, panci, lalu difermentasi selama 4, 8 dan 12 hari.
kertas koran, kompor, timbangan, label Sampel masing – masing perlakuan
dan timbangan analitik. Bahan yang diambil sebelum dan setelah fermentasi
digunakan adalah Aspergillus niger, untuk dilakukan analisa kandungan
tongkol jagung, tepung jagung, air sumur, nutrisi di laboratorium. Sampel masing-
alkohol 70% dan molases. masing perlakuan diambil sebelum dan
Penelitian ini dirancang setelah fermentasi untuk dilakukan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap analisa kandungan nutrisi di
(RAL) dengan 4 taraf perlakuan (T0, T1, laboratorium.
T2 dan T3), setiap perlakuan terdiri dari 3
ulangan sehingga terdapat 12 satuan Analisis Kadar Protein Kasar
percobaan (Gaspersz, 1994). Penelitian Analisis kadar protein kasar
dilaksanakan dengan menggunakan dilakukan dengan cara menimbang
tongkol jagung dengan formulasi sebagai dengan 0,5 gram sampel dan dimasukkan
berikut: ke dalam labu khjedhal 100 ml.
T0 : Kontrol (Tanpa Fermentasi) Tambahkan ±1 gram campuran selenium
T1 : Fermentasi 4 Hari + 1% Aspergillus dan 25 ml H2SO2 pekat (teknis). Labu
niger khjedhal bersama isinya digoyangkan
T2 : Fermentasi 8 Hari + 1% Aspergillus sampai semua sampel terbasahi dengan
niger H2SO4. Destruksi dalam lemari asam
T3 : Fermentasi 12 Hari + 1% Aspergillus sampai jenuh. Setelah dingin kemudian
niger tuangkan ke dalam labu ukur 100 ml dan
Parameter yang diukur dalam dibilas dengan air suling, kemudian
penelitian ini adalah komposisi nutrisi diimpitkan hingga tanda garis dengan air
tongkol jagung yang difermentasi dengan suling lalu dikocok hingga homogen.
Aspergillus niger meliputi kandungan Disiapkan penampungan terdiri dari 10
protein kasar dan serat kasar. ml H3BO3 2% + 4 tetes larutan indikator
Tongkol jagung yang akan dan dicampur dalam erlenmeyer. Pipet 5
difermentasi terlebih dahulu dicacah ml larutan sampel ke dalam labu destilasi,
dengan ukuran 1 – 2 cm menggunakan ditambah 10 ml NaOH 30% dan 100 ml
mesin cacah (chopper), kemudian air suling. Kemudian disuling hingga
dilayukan selama 12 jam pada ruangan volume menampung menjadi ± 50 ml.
terbuka. Setelah itu tongkol jagung Ujung penyuling dibilas dengan air suling
dikukus pada suhu 100° C selama ± 15 kemudian penampung bersama isinya di
menit untuk sterilisasi. Aspergillus niger titrasi dengan larutan H2SO4 0,0171nN
1% yang akan diberikan diaktifkan Perhitungan:
dengan melarutkan dalam air steril
74 Rahmawati, et al.
yang telah difermentasi dengan lama kuan yang tertinggi yaitu 4,95%,
waktu fermentasi yang berbeda kandungan menurun pada perlakuan T3
menggunakan Aspergillus niger tertinggi (12 hari) yaitu 4,93 %. Hal ini disebabkan
yaitu pada kontrol T0 (33,33%) dan nilai pada perlakuan T2, aktivitas Aspergillus
terendah pada perlakuan T1 (31,04%). niger yang paling optimum, sehingga saat
diperpanjang waktu fermentasinya maka
Pembahasan aktivitasnya menurun. Hal ini sesuai
pendapat Darwis dkk., (1995) bahwa
Kandungan Protein Kasar pada awal fermentasi aktifitas enzim
Analisis ragam menunjukkan masih sangat rendah. Aktivitas enzim
kandungan protein kasar tongkol jagung akan meningkat sejalan dengan
dengan lama waktu fermentasi yang bertambahnya waktu fermentasi dan
berbeda menggunakan Aspergillus niger, menurun pada hari ke-10. Hal ini
tidak berpengaruh nyata (P≥0,05) mengikuti pola pertumbuhan
terhadap kandungan protein. Uji lanjutan mikroorganisme yang mengalami
dengan uji duncan menunjukkan terdapat beberapa fase pertumbuhan yaitu fase
perbedaan nyata antara kontrol T0 adaptasi, fase eksponensial, fase stasioner
(4,35%) dengan perlakuan T2 (4,95%) dan fase kematian.
dan T3 (4,93%), tetapi tidak berbeda Fermentasi tongkol jagung
nyata dengan T1 (4,72%). Rata – rata menggunakan Aspergillus niger yang
kandungan protein yang diperoleh yaitu baik adalah yang difermentasi selama 8
T0 (4,35%), T1 (4,72%), T2 (4,95%) dan hari (T2), dengan adanya kecenderungan
T3 (4,93%). Hasil penelitian yang terbaik peningkatan pada protein kasar. Hal ini
berdasarkan data tersebut adalah pada sesuai dengan pendapat Krisna dkk
perlakuan T2 yaitu 4,95%. (2005), semakin lama waktu fermentasi
Berdasarkan rata – rata maka kandungan protein kasar semakin
kandungan protein kasar tongkol jagung tinggi peningkatan protein karena adanya
yang terfermentasi terlihat bahwa pada penambahan protein yang disumbangkan
perlakuan T2 (8 hari) merupakan perla- oleh sel mikroba akibat pertumbuhannya
76 Rahmawati, et al.
Hal ini juga sesuai dengan (2011) bahwa Aspergillus niger di dalam
pendapat Winarno, dkk (1980) dalam pertumbuhannya berhubungan secara
Atmaja (2015) bahwa hasil fermentasi langsung dengan zat makanan yang
terutama tergantung pada substrat, jenis terdapat dalam medium. Molekul yang
mikroba dan kondisi disekelilingnya yang kompleks seperti selulosa, pati dan
akan mempengaruhi pertumbuhan dan protein harus dipecah terlebih dahulu
metabolisme mikroba tersebut. Pada sebelum diserap ke dalam sel. Untuk itu
proses fermentasi, mikroba akan Aspergillus niger menghasilkan beberapa
membutuhkan sejumlah energi untuk enzim ekstraseluler seperti amilase,
pertumbuhan dan perkembangbiakannya amiloglukosidase, pektinase, selulase,
yang akan diperoleh melalui perombakan katalase dan glukase. Nurhayati (2010)
zat makanan didalam substrat. Ini bahwa pertumbuhan yang baik dari
diakibatkan oleh aktifitas enzim yang kapang Aspergillus niger diharapkan
dihasilkan oleh mikroba tersebut yang memproduksi enzim selulase dalam
meliputi perubahan molekul kompleks jumlah banyak sehingga dapat digunakan
seperti karbohidat, protein dan lemak merombak dan menurunkan serat kasar.
menjadi molekul yang lebih sederhana
dan mudah dicerna. Hal tersebut juga KESIMPULAN DAN SARAN
kemukakan oleh pendapat Sulardjo
Kesimpulan
(1999) bahwa fermentasi yaitu proses
perombakan dari struktur keras secara Berdasarkan hasil analisis dan
fisik, kimia dan biologi sehingga bahan pembahasan penelitian yang dilakukan
dari struktur yang komplek menjadi maka dapat diambil kesimpulan:
sederhana, maka daya cerna ternak 1. Kandungan protein kasar tongkol
menjadi lebih efisien. jagung yang telah difermentasi
Terjadinya penurunan kandungan dengan lama waktu yang berbeda
serat kasar fermentasi tongkol jagung menggunakan Aspergillus niger
dikarenakan Aspergillus niger menunjukkan nilai tertinggi pada
menghasilkan enzim selulase yang perlakuan 8 hari (4,95%) dan nilai
berfungsi untuk mendegradasi serat terendah pada perlakuan kontrol
kasar. Penurunan serat kasar pada hasil (4,35%).
fermentasi tongkol jagung disebabkan 2. Kandungan serat kasar tongkol
karena adanya kerja enzim selulase yang jagung yang telah difermentasi
dihasilkan oleh Aspergillus niger yang dengan lama waktu yang berbeda
bekerja untuk merombak serat kasar. Hal menggunakan Aspergillus niger
ini didukung oleh Widya (2005) menunjukkan nilai tertinggi terdapat
menyatakan bahwa enzim selulase pada perlakuan Kontrol (33,33%) dan
merupakan salah satu enzim yang nilai terendah pada perlakuan 4 hari
dihasilkan oleh mikroorganisme yang (31,04%).
berfungsi untuk mendegradasi selulosa 3. Tongkol jagung yang telah
menjadi glukosa. Hal ini didukung oleh difermentasi dengan lama waktu yang
Hardjo, dkk (1989) dalam Semaun, R berbeda menggunakan Aspergillus
78 Rahmawati, et al.
niger yang direkomendasikan yaitu Darwis A.A, Illah Sailah, Tun Tedja
kandungan Protein Kasar pada Irawadi, dan Safriani. 1995. Kajian
perlakuan 8 hari dan serat kasar pada Kondisi Fermentasi pada Produksi
perlakuan 4 hari. Selulase dari Limbah Kelapa Sawit
(Tandan Kosong dan Sabut) oleh
Saran Neurospora sitophila. J. Teknologi
Berdasarkan hasil penelitian Industri Pertanian Vol. 5(3) 199-
tersebut perlu dilakukan penelitian lebih 207.
lanjut analisis kandungan serat kasar Dewi, N. F, Etika, D. O, Nila, F.D, dan
yaitu analisis Van Soest meliputi Vitta, R. P. 2008. Produks Protein
kandungan ADF dan NDF lama Sel Tunggal Hasil Fermentasi Kulit
fermentasi yang bebeda. Ubi Kayu. Error! Hyperlink
reference not valid (Diaskes, 21
UCAPAN TERIMA KASIH Agustus 2016).
Penulis menyampaikan Gasperz, V. 1994. Metode Rancangan
penghargaan dan ucapan terima kasih Percobaan CV. Armico, Bandung.
kepada Pimpinan dan Lembaga Penelitian Hilakore,M.A.,2008 peningkatan kualitas
dan Pengabdian kepada Masyarakat Nutrisi Putak Melalui Fermentasi
(LPPM) Universitas Muhammadiyah Campuran Trichodema reesei dan
Parepare (UMPAR), Direktorat Riset dan Aspergillus niger sebagai pakan
Pengabdian Masyarakat DRPM) dan ruminansia. Institud Pertanian
Mahasiswa Program studi Peternakan Bogor, Fakultas Pertanian, Bogor,
Fakultas Pertanian, Peternakan dan (Tesis).
Perikanan UMPAR yang telah membantu
dan memfasilitasi terlaksananya Krisna,R.,2005. The Effect of Aplication
penelitian ini dengan baik. of tea waste (Cammelia Sinensis)
Fermented With Aspergillus niger
DAFTAR PUSTAKA on Broiler.JITV,10(1):1-5.
Nurhayati. 2010. Bungkil sawit dan
Advena, D. 2014. Fermentasi Batang
Ongol pakan Ternak Berkualitas.
Pisang Menggunakan Probiotik dan
http://www.polteklampung.ac.id/ho
Lama Inkubasi Berbeda Terhadap
me/index.php?option=com_content
Perubahan Kandungan Bahan
&view=article&id=88%3Apenelitia
Kering, Protein Kasar dan Serat
n&catid=27%3Apenelitian&Itemid
Kasar. Jurnal. Hal 8.
=6. (Diaskes 21 Agustus 2016).
Atmaja, R. 2015. Potensi limbah jagung
Pujioktari, P. 2013. Pengaruh Level
(kulit,tongkol,klabot,jerami)
Trichoderma Harzianum dalam
sebagai pakan
Fermentasi Terhadap Kandungan
ternak.http://riskyatmaja77.blogspo
Bahan Kering, Abu, dan Serat
t.com/2015/05/ potensi-limbah-
Kasar Sekam Padi. Skripsi Fakultas
jagung-kulit tongkol.html (diakses
Peternakan Universitas Jambi.
24 Agustus 2016).
Analisis Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar Tongkol Jagung Sebagai Pakan Ternak Alternatif 79
dengan Lama Fermentasi yang Berbeda