Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Veteriner Desember 2018 Vol. 19 No.

4 : 554-567
pISSN: 1411-8327; eISSN: 2477-5665 DOI: 10.19087/jveteriner.2018.19.4.554
Terakreditasi Nasional, Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan, online pada http://ojs.unud.ac.id/index.php/jvet
Kemenristek Dikti RI S.K. No. 36a/E/KPT/2016

Serbuk Daun Jambu Biji Memperbaiki Performans


Pertumbuhan dan Morfologi Duodenum Ayam Jawa Super
(GUAVA LEAF POWDER IMPROVING PERFORMANCE OF GROWTH
AND DUODENUM MORPHOLOGY OF JAWA SUPER CHICKEN)

Haris Setiawan1*, Listiatie Budi Utami1, Muhammad Zulfikar2

Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,


1

Universitas Ahmad Dahlan, Jl. Ringroad Selatan,


Tamanan Bantul, Derah Istimewa Yogyakarta, Indonesia, 55166
2
Program Studi Pascasarjana Biologi, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada.
Jl. Teknika Selatan, Sekip Utara, Yogyakarta, Indonesia, 55281
*Email : haris.setiawan@bio.uad.ac.id

ABSTRAK

Penggunaan senyawa bioaktif alami sebagai feed supplement pada pakan dapat meningkatkan
produktivitas ayam di industri peternakan. Penelitian bertujuan untuk mempelajari penggunaan
serbuk daun jambu biji sebagai feed supplement dalam pakan terhadap performans pertumbuhan
dan morfologi duodenum ayam jawa super. Penelitian menggunakan 80 ekor day old chick (DOC)
ayam jawa super yang dipelihara sampai umur 16 hari. Penelitian menggunakan rancangan acak
lengkap, dengan perlakuan penambahan serbuk daun jambu biji dalam pakan basal sebanyak 0 g/
kg pakan (Kontrol); 2,5 g/kg pakan (P1); 5 g/kg pakan (P2); 10 g/kg pakan (P3). Parameter yang
diamati meliputi performans pertumbuhan, komponen badan, komponen organ pencernaan, dan
morfologi duodenum yang terdiri dari tinggi, luas area vili, serta kedalaman kripta. Analisis data
dilakukan dengan sidik ragam satu arah, dilanjutkan uji LSD dan Duncan. Hasil penelitian
menunjukan bahwa serbuk daun jambu biji secara signifikan dapat meningkatkan tinggi vili, dan
komponen organ pencernaan pada ayam. Hasil pengamatan morfologi duodenum menunjukan
bahwa P2 dan P3 lebih baik dibandingkan kontrol (Pd”0,05). Pertumbuhan bobot badan dan
komponen badan ayam jawa super tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata (Pd”0,05) antara
kontrol dengan perlakuan. Penelitian menunjukan bahwa serbuk daun jambu biji dengan dosis
10g/kg pakan dapat meningkatkan pertumbuhan vili duodenum, bobot intestinum dan hati tanpa
mempengaruhi pertumbuhan bobot badan ayam jawa super umur 16 hari.

Kata-kata kunci: daun jambu biji; pertumbuhan; duodedum; ayam jawa super

ABSTRACT
Natural bioactive compounds used as feed supplements in feed could increase chicken pro-
ductivity in the livestock industry. The research aims to study the use of guava leaf powder as a
source of bioactive compounds in the feed on growth performance and duodenum morphology of
Jawa Super Chicken. This study used 80 days old chick (DOC) Jawa Super chickens reared until
the age of 16 days. The study used a completely randomized design, with the addition of treat-
ments guava leaf powder in the basal feed from 0 g/kg diet (control); 2.5 g/kg of feed (P1); 5 g/kg
of feed (P2); 10 g/kg of feed (P3). Parameters observed included growth performance, body compo-
nents, digestive organ components and duodenum morphology consisting of crypt depth, height,
and area of villi. Data was analyzed by using one-way analysis of variance then continued with LSD and
Duncan test (Pd”0.05). The results showed that guava leaf powder could significantly increase the height
of villi, and components of digestive organs in chickens. The results of the duodenum morphology observa-
tion showed that the P2 and P3 are better than the control (Pd”0.05). The growth performance and body
components of the Jawa Super chicken did not show a significant difference (Pd”0.05) between the control
and the treatment. In conclusion, the guava leaf powder with a dose of 10 g/kg body weight can increase
duodenal villi growth, the weight of intestine and liver without influence the weight of Jawa Super chickens
aged 16 days.

Keywords: guava leaf powder; growth performance; duodenum; Jawa Super chicken

554
Haris Setiawan, et al Jurnal Veteriner

PENDAHULUAN pertumbuhan ternak adalah dengan melihat


morfologi usus halus. Senyawa antibiotik dapat
Indonesia merupakan negara dengan kebu- meningkatkan ketebalan saluran usus dan
tuhan daging ayam meningkat setiap tahunnya. menambah jumlah kelenjar mukus pada duode-
Industri peternakan di Indonesia saat ini telah num sehingga dapat meningkatkan penyerapan
mengembangkan salah satu jenis ayam yang nutrisi pakan (Adibmoradi et al., 2006; Setiawan
unggul yaitu ayam jawa super. Ayam jawa su- et al., 2018). Penelitian Khan et al. (2017)
per memiliki masa panen relatif cepat, yakni memperlihatkan bahwa penggunaan Moringa
selama 60 hari dan memiliki kualitas daging oleifera dalam bentuk serbuk dapat mening-
yang sama dengan ayam kampung serta katkan jumlah mukus pada saluran pencernaan
memiliki kadar lemak daging yang relatif ayam. Penelitian Rajput et al. (2013) membuk-
rendah. Ayam jawa super merupakan persi- tikan bahwa antibiotik pada feed supplement
langan antara ayam ras petelur dengan ayam alami dapat meningkatkan luas area vili dan
kampung jantan sehingga memiliki sifat ayam kedalaman kripta usus halus serta mening-
seperti ayam kampung dan ayam ras (Mulyono katkan absorbsi nutrisi pada pakan. Kemam-
et al., 2005). Namun, produktivitas ayam jawa puan absorbsi nutrisi pada pakan yang buruk
super tidak dapat maksimal jika tidak diim- dapat menurunkan performans pertumbuhan
bangi dengan kualitas pakan ternak yang baik. pada ayam. Berdasarkan latar belakang terse-
Kualitas pakan yang baik didukung dengan but, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
adanya feed supplement dalam menjaga pemanfaatan serbuk daun jambu biji sebagai
performans pertumbuhan ayam terutama feed supelement alami terhadap performans
berperan sebagai antibiotik pada pakan. pertumbuhan dan morfologi doudenum ayam
Antibiotik digunakan di industri peternakan jawa super.
untuk mengurangi pertum-buhan patogen dan
penyakit serta meningkatkan kualitas daging
dan telur (Adibmoradi et al., 2006). Di beberapa METODE PENELITIAN
negara Eropa pemakaian antibiotik sintetis
telah dilarang pada hewan ternak (Regulasi Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
nomor 1831/2003) karena memunculkan sifat Juli-September 2018 di Laboratorium Biologi
resistensi bakteri yang terdapat pada hewan Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
ternak secara permanen (Khan et al., 2017). Pembuatan serbuk daun jambu biji dilakukan
Antibiotik juga dapat meninggalkan senyawa dengan: daun jambu biji segar sebanyak 3 kg
residu pada daging dan produk ayam (Fard et dicuci bersih menggunakan air suling dan
al., 2014). Penggunaan antibiotik sintetis dapat kemudian ditiriskan. Daun jambu biji tersebut
diganti dengan penggunaan antibiotik alami dikeringkan dengan sinar matahari dengan
yang ditemukan pada beberapa bahan herbal. ditutupi kain berwarna hitam. Daun yang
Penggunaan antibiotik alami dari bahan sudah kering kemudian diblender sampai
herbal dapat meningkatkan mutu keamanan halus. Daun yang sudah di blender kemudian
konsumsi dan mengurangi sifat residu pada diayak dan disaring sebanyak tiga kali
hasil ternak. Senyawa aditif pada bahan herbal menggunakan alat saring, kemudian hasil
dapat diperoleh dalam bentuk serbuk ataupun saringan yang berupa serbuk diambil dan
ekstrak yang kemudian digunakan sebagai dicampurkan ke dalam pakan.
imbuhan pada pakan ternak (Duru, 2012).
Salah satu bahan herbal yang memiliki senyawa Pemeliharaan dan Pemberian Pakan
antibiotik adalah tanaman jambu biji (Psidium Pada penelitian digunakan bahan berupa
guajava L.). Daun jambu biji mengandung 80 ekor days old chicks (DOC) ayam jawa su-
senyawa metabolit sekunder seperti polifenol, per. Ayam dibagi ke dalam empat kelompok dan
karoten, flavonoid, terpenoid dan tannin setiap kelompok terdiri dari 20 ekor. Pakan ayam
(Indriani, 2006; Kim et al., 2011). Penelitian yang digunakan adalah pakan ayam komersil
Geidam (2015) memperlihatkan bahwa ekstrak BR 1 (PT Comfeed Indonesia) untuk periode
daun jambu biji dapat menghambat pertum- ayam starter dengan kadar protein sekitar 21%.
buhan bakteri pathogen usus halus (Escherichia Kandungan nutrisi pakan (Triswi dan Supar-
coli O78) yang menginfeksi ayam. tini, 2015) disajikan pada tabel 1.
Salah satu indikator bahwa senyawa Pakan ayam kemudian dicampur dengan
antibiotik dapat berpengaruh baik terhadap serbuk daun jambu biji dengan perlakuan yang

555
Jurnal Veteriner Desember 2018 Vol. 19 No. 4 : 554-567

terdiri dari Kontrol (0 g serbuk daun biji/kg jantung, bursa fabrisius, dan limpa. Pengu-
pakan basal), P1 (2,5 g serbuk daun biji/kg kuran terhadap organ pencernaan dilakukan
pakan basal), P2 (5 g serbuk daun biji/kg pakan terhadap bobot hati, pankreas, ventrikulus,
basal), dan P3 (10 g serbuk daun biji/kg pakan proventrikulus, kolon, sekum, duodenum, je-
basal). junum dan ileum, di samping itu dilakukan juga
Aklimatisasi dilakukan selama tiga hari, pengukuran panjang duodenum, jejunum dan
dari umur hari ke-0 sampai umur hari ke-2 dan ileum.
dipelihara secara intensif di dalam kandang (70
x 70 x 70 cm) dengan penerangan dan peng- Pengamatan Histologi Usus Halus
hangat menggunakan lampu pijar (31-33ºC). Pembuatan preparat histologi dilakukan
Ayam diberikan pakan sesuai perlakuan pada dengan metode paraffin dan staining
umur hari ke-3 sampai umur hari ke-16. Ayam menggunakan pewarna HE (Hematoxylin-
diberikan pakan dan air minum secara ad libi- Eosin). Pengukuran tinggi, lebar dan luasan
tum. Pengukuran bobot badan dilakukan pada area vili, tinggi vili, lebar basal dan lebar apikal
umur 0, 3, 6, 9, 12, 15 dan 16 hari menggunakan vili duodenum dihitung menggu-nakan
timbangan digital. mikroskop pada perbesaran 100 kali dengan lima
lapang pandang untuk setiap preparat (Iji et al.,
Perhitungan Feed Conversion Ratio (FCR) 2001; Sugito et al., 2007). Luas permukaan vili
Jumlah pakan yang diberikan dihitung (—m2) dihitung dengan rumus, luas area vili =
setiap hari hingga umur 16 hari. Asupan (lebar basal vili + lebar apikal vili) x (lebar apikal
pakan (g/hari) didapat dari total bobot pakan vili x tinggi vili)-1
yang diberikan (g) dikurangi dengan total Kedalaman kripta vili dihitung pada bagian
bobot pakan sisa (g). Asupan pakan (g/hari) dasar menuju permukaan vili (Sugito et al.,
dan capaian bobot badan (g/hari) dibagi dengan 2007). Kedalaman kripta vili diamati pada lima
jumlah ayam. Rumus untuk menghitung FCR bidang pandang yang berbeda dalam satu
(Suwarta, 2010) adalah FCR = (asupan pakan preparat. Kemudian dihitung rasio/perban-
dalam g/hari) x (capaian bobot badan ayam dingan antara panjang vili dengan kedalaman
dalam g/hari)-1 kripta vili dengan rumus Fard et al. (2014), ada
pun rumusnya adalah: rasio perbandingan vili/
Pengukuran Komponen Badan dan Organ kripta = (rataan panjang vili (—m)) x (rataan
Pencernaan kedalaman kripta (—m)).
Pada akhir penelitian, setelah ayam menca-
pai umur 16 hari, ayam dipuasakan selama 12 Analisis Data
jam, kemudian enam ekor ayam tiap kelompok Analisis data dilakukan menggunakan sidik
dikorbankan nyawanya dengan cara dislokasi ragam satu arah, kemudian dilanjutkan dengan
leher. Organ diambil dan dicuci menggunakan uji Least Significant Difference (LSD) dan
garam fisiologis (NaCl 0,9%). Dilakukan Duncan untuk mengetahui tingkat signifikansi
pengamatan dan pengukuran komponen badan antara kelompok perlakuan dengan kontrol.
yang terdiri dari bobot otot dada, otot paha,

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Kandungan nutrisi pakan ayam
percobaan
Performans Pertumbuhan
Peningkatan laju pertumbuhan pada ayam
Kandungan Nutrisi Variabel
dipengaruhi oleh kebutuhan nutrisi yang
terdapat pada pakan. Pakan yang diberi serbuk
Protein Kasar (%) 21,90
daun jambu biji tidak mempe-ngaruhi
Metabolik Energi (Kcal/kg) 2.900-3.100
pertumbuhan bobot badan ayam secara
Serat Kasar (%) 5,40
signifikan (Pe”0,05) (Tabel 2).
Calcium/Ca (%) 0,9-1,1
Terlihat bahwa terdapat perbedaan bobot
Phospor Total (%) 0,6-0,9
badan pada P3 secara signifikan (Pd”0,05)
Arginin (%) 1,20
dibandingkan dengan kontrol pada umur
Lisin (%) 1,07
sembilan hari. Namun, pada hari ke-12 sampai
Metionin (%) 0,49
16, tidak terlihat perbedaan secara signifikan
Treonin (%) 0,76
(Pe”0,05) pada seluruh perlakuan. Menurut

556
Haris Setiawan, et al Jurnal Veteriner

Catoni et al. (2008) flavonoid dapat menghambat 2017). Pada Tabel 2, disajikan bahwa seluruh
sitokin proinflamasi yang memengaruhi perlakuan memiliki nilai FCR yang lebih rendah
penurunan nafsu makan ternak. Konsumsi daripada rataan ayam pada umumnya. Data
pakan yang rendah akibat penurunan nafsu tersebut mengindikasikan bahwa serbuk daun
makan dapat menghambat pertumbuhan jambu biji pada pakan tidak meningkatkan
bobot badan ayam (Septiana et al., 2012). pemborosan pakan untuk menambah bobot
Diduga flavonoid yang terkandung pada badan ayam.
serbuk daun jambu biji menghambat penu-
runan nafsu makan pada ayam sehingga tidak Komponen Bobot Badan
terdapat perbedaan secara signifikan terhadap Pertumbuhan masa otot pada ayam dapat
pertumbuhan ayam antar perlakuan. dipengaruhi oleh kualitas pakan ternak.
Asupan pakan dan capaian bobot badan Pertumbuhan otot yang baik dapat meningkat-
ayam tidak memperlihatkan perbedaan kan performans pertumbuhan ayam (Saragih
secara signifikan (Pe”0,05) antar perlakuan. et al., 2017). Bobot otot yang terdiri dari otot
Daun jambu biji mengandung tannin yang dada, otot paha dan jantung memperlihatkan
merupakan senyawa antinutrisi pada pakan. bahwa tidak terdapat perbedaan secara
Data tersebut memperlihatkan bahwa signifikan antara kontrol dengan perlakuan
kandungan tannin pada pakan dengan konsen- (Pe”0,05). Menurut Ouyang et al. (2016) flavonoid
trasi yang sedikit, menunjukan pencernaan dapat meningkatkan ekspresi insulin-like
yang baik pada ayam. Tannin dapat menga- growth factor (IGF1) yang berperan sebagai me-
similasi konsentrasi metabolit sekunder pada diator dalam proliferasi fibroblas dan sintesis
pakan (Martinez et al., 2012), sehingga tidak kolagen, sehingga memicu pertumbuhan masa
mengurangi jumlah asupan pakan dan capaian otot. Data tersebut membuktikan bahwa
bobot badan pada ayam jawa super. kandungan flavonoid serbuk daun jambu biji
Feed Conversion Ratio (FCR) merupakan belum cukup meningkatkan masa otot pada
jumlah pakan yang digunakan oleh peternak ayam.
untuk menghasilkan 1 kg daging ayam. Rataan Bobot bursa fabrisius dan limpa tidak
nilai FCR ayam pada umumnya adalah 1,3147- berbeda nyata secara signifikan antara kontrol
1,3385 dan selalu meningkat dengan bertam- dengan perlakuan (Pe”0,05). Data tersebut
bahnya umur (Salas et al., 2016). Nilai FCR membuktikan bahwa tidak terdapat gangguan
yang lebih besar daripada standar menjelaskan toksisitas akibat pemberian serbuk daun jambu
bahwa terdapat pemborosan pakan dalam biji pada pakan. Pada P3 (10 g/kg pakan)
menambah bobot badan ayam (Saragih et al., memperlihatkan bahwa tidak terjadi respons

Tabel 2. Data performans pertumbuhan ayam jawa super yang diberi perlakuan serbuk
daun jambu biji pada umur tiga hari sampai umur 16 hari

Perlakuan
Variabel
Umur (hari) Kontrol P1 P2 P3

Bobot Badan (g) ke-0 35,40 ± 2,68a 36,40 ± 1,63a 35,80 ± 1,61a 36,05 ± 3,44a
Ke-3 45,70 ± 3,63a 45,50 ± 3,77a 45,20 ± 4,29a 46,40 ± 3,93a
Ke-6 66,95 ± 5,85ab 67,60 ± 3,47b 64,30 ± 4,97a 68,20 ± 4,64b
Ke-9 89,00 ± 7,71a 89,15 ± 7,57a 89,65 ± 6,83a 95,00 ± 7,28b
Ke-12 120,65 ± 11,35a 121,75 ± 10,26 a 121,00 ± 8,77 124,55 ± 12,18a
a

Ke-15 158,65 ± 16,25a 163,35 ± 10,82 a 164,00 ± 10,30 a 165,75 ± 16,56a


Ke-16 170,95 ± 16,76a 172,55 ± 12,77 a 171,40 ± 13,53a 174,05 ± 19,54a
Asupan Pakan (g/hari) 11,80 ± 2,43a 14,35 ± 2,28a 14,47 ± 2,42a 13,79 ± 2,49a
Capaian Bobot Badan (g/hari) 15,20 ± 4,09a 15,37 ± 4,10a 15,14 ± 3,64 a
15,73 ± 4,10a
FCR (g:g) 0,83 ± 0,30a 1,00 ± 0,33a 1,01 ± 0,33a 0,94 ± 0,33a

Keterangan: K: kelompok kontrol dengan pakan basal; P1: perlakuan pakan basal + Serbuk Daun
JambuBiji (SDJB) 2,5 g/kg pakan; P2: perlakuan pakan basal + SDJB 5 g/kg pakan;
P3: perlakuan pakan basal + SDJB 10 g/kg pakan. Mean ± SD
a-b
Perbedaan notasi pada angka yang diikuti huruf berbeda dalam baris yang sama
menunjukan perbedaan secara seginifikan (Pd”0,05)

557
Jurnal Veteriner Desember 2018 Vol. 19 No. 4 : 554-567

Tabel 3. Data komponen badan ayam jawa super yang diberi perlakuan serbuk daun jambu
biji pad hari ke-16

Perlakuan
Variabel
Kontrol P1 P2 P3

Bobot Otot dada (g) 8,71 ± 1,39 a 8,46 ± 1,00a 9,50 ± 0,50a 9,57 ± 0,80a
Bobot Otot paha (g) 8,21 ± 0,88 a 8,46 ± 0,72a 8,83 ± 0,66a 8,70 ± 0,46a
Bobot Jantung (g) 1,43 ± 0,18 a 1,50 ± 0,17a 1,56 ± 0,25a 1,37 ± 0,13a
Bobot bursa fabrisius (g) 0,76 ± 0,33a 0,98 ± 0,22a 0,85 ± 0,21a 0,93 ± 0,14a
Bobot Limpa (g) 0,27 ± 0,12 a 0,25 ± 0,04a 0,25 ± 0,06a 0,28 ± 0,04a

Keterangan : K : kelompok kontrol dengan pakan basal; P1: perlakuan pakan basal + Serbuk Daun
Jambu Biji (SDJB) 2,5 g/kg pakan; P2: perlakuan pakan basal + SDJB 5 g/kg pakan;
P3: perlakuan pakan basal + SDJB 10 g/kg pakan. Mean ± SD
a-b
Perbedaan notasi pada angka yang diikuti huruf berbeda dalam baris yang sama
menunjukan perbedaan secara seginifikan (Pd”0,05)

toksik pada organ imunitas yaitu ditandai bahwa serbuk daun tidak memengaruhi
dengan bobot organ bursa fabrisius dan limpa pertumbuhan massa otot di ventrikulus. Proven-
yang tidak berbeda nyata dengan kontrol. Feed trikulus yang berfungsi sebagai penghasil enzim
supplement yang baik tidak menimbulkan sifat pencernaan memperlihatkan perbedaan secara
toksik dan tidak memengaruhi sistem imun siginfikan yaitu P3 lebih bobot dibandingkan
pada ayam. Bursa fabrisius dan limpa kontrol. Menurut Konan et al. (2012) bahwa fla-
merupakan indikator imunomodulatorik dengan vonoid dan tannin dapat melindungi dinding
cara menambah jumlah folikel untuk mukosa proventrikulus dan intes-tinum.
memproduksi antibodi (Khan et al., 2017; Sari Dinding mukosa yang terlindungi dengan baik
et al., 2014). dapat meningkatkan proses penyerapan nutrisi
pada pakan ternak.
Komponen Organ Pencernaan Bobot pankreas, sekum dan kolon tidak
Usus kecil terdiri dari duodenum, jejenum memperlihatkan perbedaan yang nyata
dan ileum. Panjang dan bobot duodenum pada seluruh perlakuan (Pe”0,05). Bobot hati
memperlihatkan perbedaan yang tidak memperlihatkan perbedaan secara signifikan
signifikan (Pe”0,05). Bobot jejunum dan ileum (Pd”0,05) antara kontrol dengan perlakuan. Hati
memperlihatkan perbedaan yang signifikan menghasilkan cairan empedu yang berfungsi
yaitu pada P2 dan P3 dibandingkan dengan membantu pencernaan enzimatis pada ayam.
kontrol. Panjang total intestinum tidak Hati berfungsi menyimpan gula dalam bentuk
menunjukan perbedaan secara signfikan, glikogen dan menghasilkan kelenjar empedu
namun total dari bobot usus kecil/intestinum yang berfungsi mengemulsi lemak pada pakan.
(duodenum, jejunum dan ileum) menunjukan Senyawa bioaktif pada pakan dapat meningkat-
perbedaan yang nyata (Pd”0,05). Bobot kan fungsi hati untuk mensekresikan empedu
intestinum pada P3 lebih tinggi dibandingkan sehingga meningkatkan masa organ hati
dengan kontrol, menunjukan terdapat pengaruh (Swarayana et al., 2012; Cahyono et al., 2012).
serbuk daun jambu biji pada pertumbuhan Diduga senyawa bioaktif pada daun jambu biji
jaringan intestinum sehingga dapat menjaga seperti flavonoid dapat meningkatkan fungsi hati
dan memperbaiki sistem pencernaan pada ayam. pada ayam jawa super.
Kandungan senyawa antibiotik seperti flavonoid
pada herbal berperan penting dalam melindungi Morfologi Duodenum
permukaan intestinum (Setiawan et al., 2018; Efisiensi dalam penggunaan pakan bergan-
Adibmoradi et al., 2006). tung pada saluran pencernaan, terutama di ba-
Ventrikulus ayam merupakan organ yang gian vili dan kripta yang berperan penting dalam
memiliki masa otot dan berfungsi dalam penyerapan nutrisi (Wang dan Peng, 2008).
pencernaan fisik. Bobot ventrikulus yang tidak Pertumbuhan vili pada saluran cerna dapat
signifikan antar perlakuan memperlihatkan memengaruhi performans pertumbuhan ayam

558
Haris Setiawan, et al Jurnal Veteriner

Tabel 4. Data komponen organ pencernaan ayam jawa super yang diberi perlakuan serbuk
daun jambu biji pada umur16 hari

Perlakuan
Variabel
Kontrol P1 P2 P3

Panjang Duodenum (cm) 14,58 ± 1,20a 15,23 ± 1,12a 14,32 ± 0,86a 15,42 ± 0,97a
Bobot Duodenum (g) 74,78 ± 2,26a 75,23 ± 6,23a 75,98 ± 3,07a 75,50 ± 4,05a
Panjang Jejunum + 60,20 ± 2,41a 60,00 ± 5,47a 61,66 ± 2,84a 60,08 ± 3,30a
Ileum (cm)
Bobot Jejunum+Ileum (g) 4,47 ± 0,40a 4,90 ± 0,40ab 5,03 ± 0,22b 5,30 ± 0,60b
Panjang Intestinum (cm) 74,78 ± 2,26a 75,23 ± 6,23a 75,98 ± 3,07a 75,50 ± 4,05a
Bobot Intestinum (g) 6,74 ± 0,60a 7,32 ± 0,65ab 7,42 ± 0,38ab 7,86 ± 0,78b
Bobot Ventrikulus (g) 9,22 ± 1,92a 8,82 ± 0,71a 9,50 ± 1,69a 10,26 ± 1,13a
Bobot Proventrikulus (g) 1,37 ± 0,07a 1,38 ± 0,05a 1,47 ± 0,11ab 1,56 ± 0,18b
Bobot Pankreas (g) 0,66 ± 0,03a 0,69 ± 0,09a 0,68 ± 0,08a 0,65 ± 0.11a
Bobot Hati (g) 3,87 ± 0,24a 4,34 ± 0,45b 4,32 ± 0,28b 4,51 ± 0,35b
Bobot Sekum (g) 1,89 ± 0,52a 1,98 ± 0,51a 2,07 ± 0,33a 2,20 ± 0,95a
Bobot Kolon (g) 0,60 ± 0,10a 0,59 ± 0,15a 0,66 ± 0,16a 0,66 ± 0,16a

Keterangan : K : kelompok kontrol dengan pakan basal; P1: perlakuan p akan basal + Serbuk
Daun Jambu Biji (SDJB) 2,5 g/kg pakan; P2: perlakuan pakan basal + SDJB 5 g/kg
pakan; P3: perlakuan pakan basal + SDJB 10 g/kg pakan. Mean ± SD
a-b
Perbedaan notasi pada angka yang diikuti huruf berbeda dalam baris yang sama
menunjukan perbedaan secara seginifikan (Pd”0,05)

Tabel 5. Data tinggi vili (—m), tinggi kripta (—m), rasio vili/kripta, luas vili (—m2), dan ketebalan
jaringan otot duodenum pada ayam jawa super yang diberi perlakuan serbuk daun jambu
biji, pada umur 16 hari.

Perlakuan
Variabel
Kontrol P1 P2 P3

Tinggi vili (—m) 856,07±56,73 a 933,65 ±189,79ab 970,91±106,54ab 1036,58±161,45b


Kedalaman kripte (—m) 283,50±18,09 b
271,79±67,79 ab 211,91±19,92 a 225,80±64,94 ab
Rasio vili/kripte (—m) 3,03±0,26a 3,48±0,37 ab 4,60±0,48bc 5,03±1,99 bc
Luas vili (—m )
2
4262,37±422,60 4492,74±1400,60 a
a
3846,36±988,70 a 4822,49±988,70a
Ketebalan jaringan 146,50±32,83 a 134,93±38,63a 121,82±20,99a 122,81±16,63a
otot polos (—m)

Keterangan : K : kelompok kontrol dengan pakan basal; P1: perlakuan pakan basal + Serbuk Daun
Jambu Biji (SDJB) 2,5 g/kg pakan; P2: perlakuan pakan basal + SDJB 5 g/kg pakan;
P3: perlakuan pakan basal + SDJB 10 g/kg pakan. Mean ± SD
a-c
Perbedaan notasi pada angka yang diikuti huruf berbeda dalam baris yang sama
menunjukan perbedaan secara seginifikan (Pd”0,05)

(Yazdi et al., 2014; Khan et al. 2017). Tinggi vili ayam. Vili yang panjang berfungsi memperluas
memperlihatkan perbedaan secara signifikan bidang penyerapan dan menghasil-kan mukus
antar perlakuan (Pd”0,05). Serbuk daun jambu yang lebih banyak. Mukus mengan-dung gliko-
biji membantu menjaga lapisan permu-kaan vili protein yang berguna sebagai sawar/barrier
yang berfungsi sebagai agen antimi-krob yang protektif bagi sel-sel epitel usus. Mukus juga ber-
dapat melawan pathogen yang masuk ke dalam peran sebagai pengatur hidrasi sel epitel dan
sistem pencernaan. Menurut Fard et al. (2014) berinteraksi dengan IgA sekretori untuk meng-
flavonoid dapat mempertinggi vili duodenum hasilkan efek antitoksin (Balqis et al., 2007).

559
Jurnal Veteriner Desember 2018 Vol. 19 No. 4 : 554-567

(a) (b)
Gambar 1. Struktur morfologi duodenum ayam jawa super. Keterangan: (a) Kontrol :
perlakuan dengan pakan ; (b) P3 : perlakuan pakan + SDJB 10 g/kg pakan. V:
Vili, K: Kedalaman Kripta, O : Jaringan Otot Polos.Vili pada Kontrol terlihat
lebih pendek dibandingkan dengan P3. Pewarnaan Hematoxylin-Eosin. Skala
Perbesaran 100 kali.

Kedalaman kripte menunjukan kecepatan pencernaan dan morfologi duodenum namun


perbaikan jaringan pada vili saat terjadi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan bobot
pengelupasan, peradangan, atau keberadaan badan ayam jawa super umur 16 hari.
racun yang diproduksi oleh pathogen (Rajput et
al., 2013). Rasio vili dengan kedalaman kripta
memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan SARAN
yang nyata antara perlakuan dengan kontrol
(Pd”0,05). Semakin panjang vili dibandingkan Perlu dilakukan penelitian lanjutan menge-
dengan kripta membuktikan bahwa tidak terjadi nai ekstrak daun jambu biji terhadap pertum-
degradasi lapisan pada permukaan vili. Luas buhan dan morfologi usus halus ayam jawa
area vili tidak menunjukan perbedaan secara super. Ekstrkasi diperlukan untuk mendapat-
signifikan antar perlakuan. Struktur vili pada kan senyawa metabolit sekunder yang lebih
kontrol memperlihatkan luasan yang sama banyak dan spesifik sehingga lebih berpengaruh
dengan P3, namun dengan tinggi vili yang lebih terhadap performans pertumbuhan ayam jawa
pendek dan lebar (Gambar 1). Luasan vili yang super.
sama namun dengan tinggi vili yang lebih lebih
pendek menandakan terjadinya penggerusan
jaringan epitel di duodenum. Diduga daun jambu UCAPAN TERIMA KASIH
biji membantu vili dalam mengurangi
Penelitian ini didanai oleh dana penelitian
penggerusan pada struktur jaringannya. Fla-
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masya-
vonoid, tannin dan alkaloid pada daun jambu
rakat (LPPM) Universitas Ahmad Dahlan
biji berperan sebagai antimikrob, fungisida dan tahun 2017. Penulis menyatakan tidak ada
antioksidan yang dapat melindungi dan konflik kepentingan dengan pihak-pihak yang
mencegah penggerusan sel epitel akibat patho- terkait dalam penelitian ini.
gen yang berada di permukaan vili ayam
(Martinez et al., 2012; Fratiwi, 2015).
DAFTAR PUSTAKA

SIMPULAN Adibmoradi M, Navidshad B, Seifdavati J,


Royan M. 2006. Effect of dietary garlic meal
Simpulan dari penelitian ini adalah serbuk on histological structure of small intestine
daun jambu biji (dosis 10g/kg pakan) dapat in broiler chickens. J. Poult. Sci 43: 378-
berpengaruh positif terhadap komponen organ 383.

560
Haris Setiawan, et al Jurnal Veteriner

Balqis U, Tiuria R, Priosoeryanto BP, Darmawi. ogy in broiler chickens. J Anim Physiol
2007. Goblet cells proliferation of duodenum, Anim Nutr 101 (Suppl.1) 114-121.
jejunum, and ileum of laying hens immu-
Kim SH, Cho SK, Hyun SH, Park HE, Kim SY,
nized with protein excretory-secretory of
Choi HK, 2011. Metabolic Profilling and
Ascaridia galli. Jurnal Kedokteran Hewan
Predicting the Free Radical Scavenging Ac-
2(2): 70-75.
tivity of Guava (Psidium guajava L.) Leaves
Cahyono ED, Atmomarsono U, Suprijatna E. According to Harvest Time by H-Nuclear
2012. Pengaruh penggunaan tepung magnetic resonance spectroscopy. Biosci.
jahe (Zingiber offinale) dalam ransum Biotechnol. Biochem 75(6): 1090-1097.
terhadap saluran pencernaan dan hati
Konan NA, Lincopan N, Diaz IEC, Jacysyn JF,
pada ayam kampung umur 12 minggu.
Tiba MMT, Mendes JGPA, Bacchi EM, Spira
Animal Agricultural Journal 1(1): 65-74.
B. 2012. Cytotoxity of cashew flavonoids to-
Catoni C, Schaefer HM, Peters A. 2008. Fruit of wards maglinant cell lines. Exp Toxicol
health: the effect of flavonoids on humoral Pathol 64: 435-440.
immute response and food selection in
Martinez Y, Escalona A, Martinez O, Olmo
frugivorus birds. The Journal of Functional
C, Rodriquez R, Isert M, Betancur R,
Ecology 22 (4): 649-654.
Valdivie M, Liu G. 2012. The use
Duru M. 2012. Effects of dietary strawberry Anacardium occidentale an nutraceutical
(Fragaria x ananassa) leaf powder on in hypoprotein diets for laying hens.
growth performance, body components Cuban J Agric Sci 46(2): 395-401.
and digestive system of broiler chicks.
Mulyono B, Raharjo P. 2005. Mengenal Lebih
Int J Agric Biol 14: 621-724.
Dekat Ayam Jawa Super. Indonesia
Fard SH, Toghyani M, Tabeidian SA. 2014. Agromedia Pustaka. Hlm. 1-3.
Effect of oyster mushroom wastes on per-
Ouyang K, Xu M, Jiang Y, Wang W. 2016.
formance, immune responses and in-
Effect of alfafa flavonoids on broiler per-
testinal morphology of broiler chickens.
formance, meat quality and gene ex-
The Journal of Int J Recycl Org Waste Ag-
pression. Can J Anim Sci 96(3): 332-341.
riculture 3: 141-146.
Rajput N, Muhammad N, Yan R, Zhong X,
Fratiwi Y. 2015. The potential of guava leaf
Wang T. 2013. Effect of dietary supple-
(Psidium guajava L.) for diarrhea. J Ma-
mentation of curcumin on growth per-
jority 4(1): 113-118.
formance, intestinal morphology and
Geidam YA, Ambali AG, Onyeyili OG, Tijjani nutrients utilization broiler chicks. J
MB, Gambo HI, Gulani IA. 2015. Anti- Japan Poult Sci Assoc 50: 44-52.
bacterial efficacy of ethyl acetate frac-
Salas RCD, Orden EA, Orden MEM. 2016.
tion of Psidium guajava leaf aqueous ex-
Productivity and financial viability of
tract on experimental Escherichia coli
commercial broiler farm using climate
(O78) infection in chickens. Veterinary
controlled system: the case in a state-
World 8(3): 358-362.
owned university in Nueva Ecija, Philip-
Iji PA, Hughes RJ, Choct M, Tivey DR. 2001. pines. J Sci Tech 1: 32-45.
Intestinal structure and function of broiler
Saragih TSGS, Alawi MF, Rafieiy M,
chickens on wheat-based diets supplemented
Lesmana I, Sujadmiko H. 2017. Pakan
with microbial enzyme. Asian Aust J Anim
aditif ekstrak etanol lumut hati
Sci 14: 54-60.
meningkatkan pertumbuhan morfologi
Indriani S. 2006. Aktivitas antioksidan duodenum dan perkembangan otot dada
ekstrak daun jambu biji (Psidium ayam pedaging. J Veteriner 18(4): 617-
guajava L.). J. II Pert Indon 11(1): 13-17. 623.
Khan I, Zaneb H, Masood S, Yousaf MS, Rehman Sari CS, Isroli, Atmomarsono U. 2014.
HF, Rehman H. 2017. Effect of Moringa Pengaruh penambahan tepung rimpang
oleifera leaf powder supplementation on temu kunci (Boesenbergia pandurate
growth performance and intestinal morphol- ROXB) dalam ransum terhadap

561
Jurnal Veteriner Desember 2018 Vol. 19 No. 4 : 554-567

ketahanan tubuh ayam broiler. Animal serta faktor yang mempengaruhi di


Agriculture Journal 3(2): 106-112. Kabupaten Sleman. Jurnal Sosial Ekonomi
Pertanian 4(1): 61.
Septiana D, Estiningdriati I, Ismadi B. 2012.
Pengaruh penggunaan ransum yang Swarayana IMI, Sudira IW, Berata IK. 2012.
diperam dengan sari daun papaya Perubahan Histopatologi Mencit (Mus
(Carica papaya) terhadap protein darah musculus) yang diberikan ekstrak daun
dan hemoglobin pada ayam broiler. Ani- Ashitaba (Angelica keiskei). Buletin
mal Agriculture Journal 1(1): 461-470. Veteriner Udayana 4(2): 119-125.
Setiawan H, Jingga ME, Saragih HT. 2018. Trisiwi HF, Supartini N. 2015. Pengaruh dua
The effect of cashew leaf extract on small jenis pakan komersial dan pakan
intestine morphology and growth perfor- rasional terhadap penampilan ayam
mance of Jawa Super Chicken. Veteri- kampung. Buana Sains 15(1): 29-34.
nary World 11(8): 1047-1054.
Wang JX, Peng KM. 2008. Developmental
Sugito, Manalu W, Astuti DA, Handhrayani morphology of small intestine of African
E, Chairul. 2007. Morfometrik usus dan ostrich chicks. Poult Sci 87: 2629-2635.
performa ayam broiler yang diberi
Yazdi FF, Ghalamkari G, Toghyani M,
cekaman panas dan ekstrak n-
Modaresi M, Landy N. 2014. Efficiency
Heksana Kulit Batang “Jaloh” (Salix
of Tribulus terrestris L. as an antibiotic
tetrasperma Roxb). Jurnal Media
growth promoter substitute on performance
Peternakan 30(3): 198-206.
and immune responses in broiler chicks.
Suwarta. 2010. Efektifitas pola kemitraan inti- Asian Pac J Trop Dis 4: 1014-1018.
plasma dan produktivitas, usaha ternak
ayam broiler peternak plasma dan mandiri

562

Anda mungkin juga menyukai