Penelitian
ABSTRAK
Larva Chrysomya bezzianamerupakan penyebab kejadian miasispada hewan ternak, dan merupakan masalah cukup
serius karena dapat merugikan secara ekonomi.Pengobatan secara kimiawi dapat beresiko terhadap residu yang
ditimbulkan, oleh karena itu perlu dicari obat alternatif berupa obat herbal yang aman bagi tubuh. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui status kesehatan melalui pemeriksaan gambaran darah pada domba garut yang diinfestasi
larva Chrysomya bezziana dan diberi terapi krim herbal sirih merah. Semua kelompok perlakuan dilakukan infestasi larva
kecuali kelompok kontrol (K0). Pembuatan luka insisi dan diinfestasi 50 larva pada setiap lubang. Penelitian ini terdiri
dari 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol (K0), kelompok dengan terapi krim sirih merah 2% (P1), kelompok
dengan terapi krim sirih merah 4% (P2), kelompok dengan terapi krim asuntol (KP), dankelompok tanpa terapi
(KN).Pengambilan darah dilakukan pada awal pengamatan (pre terapi) dan akhir pengamatanyaitu hari ke-7 setelah
terapi diberikan (post terapi). Parameter yang diamati berupa jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin dan nilai
hematokrit.Infestasi larva Chrysomya bezzianadan pemberian krim herbal sirih merah tidak berpengaruh terhadap
jumlah eritrosit, nilai hematokrit, dan kadar hemoglobin.Hasil penelitian menunjukkan pemberian krim sirih merah 4%
memberikan profil darah yang paling baik. Krim sirih merah memiliki kemampuan dalam penyembuhan luka
Kata kunci: domba, gambaran darah, larva Chrysomya bezziana, krim herbal
ABSTRACT
Chrysomya bezziana larvae are the cause of myasis occurrence in livestock, and is a quite serious problem because it
can be detrimental economically. Chemical treatment can be aresidue, therefore need to find an alternative medicine
from herbs and a safe in the body.This research aimed to find out the health status through examination of blood
profiles in Garut sheep infected with Chrysomya bezziana larvae and treated with herbs cream.All treatment groups
were infested with larvae except control group (K0). Making incision wounds and infesting 50 larvae in each hole. This
study consisted of 5 treatment groups, control group (K0), group with 2% red betel cream therapy (P1), group with 4%
red betel cream therapy (P2), and group with asuntol cream therapy (KP), group without therapy (KN).Blood were
collected from jugularis veins at the beginning of the research (pre-treatment) and the end of the research that the 7th
day after giving treatment (post treatment).The examination of blood testswere red blood cells, hemoglobin levels and
hematocrit values.Chrysomya bezziana larvae infestations and red betel herbs cream did not affect the erythrocyte
count, hematocrit values, and hemoglobin levels. The results showed that 4% red betel cream treatment gave the best
blood profiles. Red betel herbs cream has the ability in wound healing
Keywords: sheep, blood profiles, Chrysomya bezziana larvae, herbs cream
hematokrit. Eritrosit dianalisis dengan metode Pengobatan dengan krim sirih merah pada kondi-
hemocytometer dengan pengencer Hayem. Kadar si luka miasis tidak berpengaruh secara nyata ter-
hemoglobin dianalisis dengan metode Sahli dan nilai hadap jumlah eritrosit (P>0,05). Pengobatan
hematokrit dianalisis menggunakan metode menggunakan krim sirih merah pada luka miasis
mikrohematokrit. mampu mempertahankan jumlah eritrosit pada kis-
aran nilai normal dan berada pada nilai lebih baik
Analisis Data dibanding kelompok tanpa diberi pengobatan (KN).
Jumlah eritrosit terlihat meningkat pada akhir
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan
penelitian. Nilai tertinggi dijumpai pada perlakuan
metode one-way ANOVA dilanjutkan menggunakan
P2 dan nilai tersebut paling mendekati nilai kontrol
uji Duncan untuk melihat perbedaan nyata pada
yaitu kelompok yang tanpa diberi infestasi larva
setiap perlakuan. Data dibuat rataan serta disajikan
(K0). Nilai terendah dibawah nilai normal dijumpai
dalam bentuk grafik.
pada kelompok domba yang diinfestasi larva dan
tanpa diberi pengobatan. Kelompok yang
diinfestasi larva memperlihatkan terjadinya
HASIL penurunan jumlah eritrosit. Sedangkan kelompok
Jumlah Eritrosit lain yang diberi pengobatan memperlihatkan nilai
yang berada pada kisaran nilai normal menurut
Infestasi larva menyebabkan kerusakan jaringan literatur. Secara statistik jumlah eritrosit tidak
dan terjadi luka. Jumlah eritrosit selama penelitian menunjukkan perbedaan secara signifikan antar
tidak menunjukkan adanya perbedaan secara waktu pengamatan maupun antar kelompok
signifikan antar waktu maupun antar kelompok perlakuan (P>0,05).
perlakuan. Rata-rata jumlah eritrosit domba dapat
dilihat pada Gambar 1.
Hemoglobin
Jumlah eritrosit domba menurut literatur
berkisar antara 8-13x10 6sel/µl (Soeharsono et al., Hemoglobin mencerminkan adanya pasokan
2010). Sumber lain menyatakan kisaran jumlah oksigen di dalam sirkulasi darah pada mahluk hidup
eritrosit domba yaitu 9-15 x 10 6 sel/μl (Schalm, (Syahrial et al.,2013). Kisaran normal kadar hemo-
2010). Perbedaan nilai dengan literatur diduga globin pada domba yaitu sekitar 9-15 g/dL (Schalm,
karena adanya perbedaan ras hewan, umur hewan 2010). Rata-rata kadar hemoglobin hasil penelitian
yang dipakai, dan kondisi lingkungan tempat dapat dilihat melalui Gambar 2.
pemeliharaan yang berbeda. Kondisi semua domba Pengobatan dengan krim sirih merah pada luka
sebelum perlakuan dapat dinyatakan dalam kondisi miasis tidak memengaruhi kadar hemoglobin. Hasil
sehat dilihat dari pemeriksaan fisik hewan. uji statistik kadar hemoglobin tidak menunjukkan
Gambar 1 Jumlah eritrosit (sel/µL) domba yang diinfestasi larva dengan pengobatan
krim herbal
http://www.journal.ipb.ac.id/indeks.php/actavetindones
Profil Darah Domba Terinfestasi Larva Chrysomya Bezziana | 11
Gambar 2 Kadar hemoglobin (g/dL) domba yang diinfestasi larva dengan pengobatan
krim herbal
Gambar 3 Nilai hematokrit (%) domba yang diinfestasi larva dengan pengobatan
krim herbal
adanya perbedaan yang signifikan antar kelompok dapat mengarah pada kejadian anemia. Jumlah
perlakuan maupun antar waktu pengama- eritrosit pada kelompok ini menunjukkan nilai paling
tan(P>0,05). Kadar hematokrit sedikit berfluktuasi rendah.
akan tetapi nilai masih berada pada kisaran nilai Pada akhir penelitian semua kelompok memper-
normal. Nilai hematokrit terendah dijumpai pada lihatkan peningkatan jumlah eritrosit. Infestasi lar-
kelompok perlakuan yang diberi obat asuntol (KP). va dan kerusakan jaringan akibat luka dapat diham-
Pada kelompok KN yaitu kelompok yang diinfestasi bat melalui pemberian krim sirih merah. Kandungan
larva dan tanpa diberi pengobatan, memperlihatkan tanin, saponin, dan hidroksicavicol akan mampu
nilai hematokrit cendrung menurun dibanding sebe- meregenerasi sel-sel sehingga mempercepat
lum penelitian. persembuhan luka (Werdhany et al., 2008). Mineral
terpentin sintetik dilaporkan mampu membunuh
larva Chrysomya megachepala dalam waktu 2–3 jam
PEMBAHASAN dan juga digunakan untuk pengobatan miasis pada
manusia . Kandungan minyak atsiri dalam daun sirih
Jumlah Eritrosit
juga memiliki peranan sebagai penyembuhan luka,
Tubuh memiliki kemampuan dalam mengatur antibakteri, serta insektisida nabati (Wardhana et al.
produksi dan penggunaan eritrosit. Pada waktu ter- 2011).
jadi infestasi larva C. bezziana akan menyebabkan Pada kelompok KP meningkatan jumlah eritrosit
luka, disertai pendarahan dan terjadi kerusakan lebih rendah dibanding kelompok pemberian sirih
jaringan serta pengeluaran cairan tubuh ke daerah merah 2% maupun 4%. Pengobatan dengan asuntol
luka. Infestasi yang terjadi jika tidak segera ditangani termasuk dalam pestisida golongan organofosfat
dapat beresiko terjadinya infeksi skunder yang akan dapat menghambat laju sirkulasi darah, sehingga
memperparah kondisi. Larva memiliki aktifitas me- persembuhan luka menjadi terhambat (Strom, 2012).
makan jaringan menggunakan kait pada mulutnya Adanya pendarahan akibat luka akan direspons oleh
dengan menghasilkan eksudat serosanguinis tubuh dengan melakukan peningkatan produksi.
(Syahida, 2013). Peningkatan jumlah eritrosit pada P1 pemberian
Jumlah eritrosit pada semua kelompok cendrung sirih merah 2% dan pada kelompok P2 dengan
meningkat pada akhir pengamatan, kecuali ke- pemberian krim sirih merah 4% dapat menghentikan
lompok KN. Hal ini diduga karena infestasi larva me- terjadinya hemoragi serta dapat meningkatkan
nyebabkan terjadinya luka yang semakin membesar jumlah eritrosit, terlihat dari nilai eritrosit yang
dan tidak jarang terjadi infeksi skunder. Kebutuhan meningkat. Kondisi pada akhir pengamatan (hari ke-
yang meningkat atau akibat pendarahan dapat be- 7) menunjukan hampir seluruh kelompok perlakuan
rakibat penurunan jumlah eritrosit. Penurunan mengalami peningkatan jumlah eritrosit, hal ini
jumlah eritrosit akibat pendarahan biasanya diiringi diduga karena adanya efek pengobatan krim sirih
dengan penurunan kadar hemoglobin (Voigt &Swist merah yang diberikan, kecuali pada KN yang masih
2011). Penurunan eritrosit dapat juga terjadi karena mengalami penurunan jumlah eritrosit. Kelompok P2
kebutuhan dan penggunaan meningkat atau terjadi pada akhir penelitian memiliki nilai yang mendekati
kerusakan eritrosit akibat lisis dll. Penurunan jumlah nilai kelompok K0. Peningkatan jumlah eritrosit
eritrosit dari hasil penelitian ini diduga akibat adanya pada terapi sirih merah diduga karena adanya
luka disertai pendarahan dan kerusakan jaringan. kandungan flavonoid dan tanin pada sirih merah
Hiru (2013) melaporkan penurunan jumlah eritrosit membantu dalam persembuhan luka, juga arecolin
dapat disebabkan oleh adanya anemia, parasit yang membantu memperlancar aliran darah
darah, dan defisiensi mineral tertentu. Faktor lain (Damarini et al.,2013). Zat aktif dalam daun sirih
yang dapatmenyebabkan penurunan produksi merah yaitu katekin, tanin, flavonoid, dan alkaloid
eritrosit, antara lain kurangnya bahan atau zat bersifat antiseptik dan bakteriostatik (Dwianggraini
yangdibutuhkan untuk produksi sel darah merah. et al., 2013). Kandungan minyak atsiri pada sirih me-
Proses pembentukan eritrosit membutuhkan zat rah berfungsi sebagai insektisida nabati sekaligus
Besi (Fe), vitamin C, asam folat dan Vitamin B12. berperan dalam penyembuhan luka dan antibakteri.
Pada infestasi larva belum diketahui apakah terjadi Minyak atsiri juga memiliki efek larvasidal mampu
penurunan mineral tersebut. Selain itu penurunan membunuh larva dan antibakteri (Kumarasinghe et
jumlah eritrosit dapat juga disebabkan oleh al., 2002). Flavonoid juga memiliki aktivitas anti-
gangguan penyerapan zat gizi di usus atau zat ter- inflamasi juga menghambat proses inflamasi dengan
sebut kurang pada pakan (Schalm, 2010). menghambat enzim pro-inflamasi dan sitokin (Sera-
Penurunan jumlah eritrosit dibawah nilai normal fani et al., 2010). Daun sirih merah mengandung
http://www.journal.ipb.ac.id/indeks.php/actavetindones
Profil Darah Domba Terinfestasi Larva Chrysomya Bezziana | 13
flavonoid, arecolin dan tanin yang dapat membantu flavonoid pada sirih merah memiliki aktivitas
persembuhan luka dan memperlancar aliran darah antiinflamasi dan berperan dalam membantu
(Reveny, 2011). persembuhan luka, selain itu kandungan tanin juga
memiliki aktivitas antiinflamasi, astringensia, dan
Kadar Hemoglobin antisepik yang membantu dalam persembuhan luka
juga percepatan periode epitelisasi daerah luka
Kadar hemogoblin dijumpai mengalami
(Hidayatullah et al.,2015). Ekstrak etanol daun sirih
peningkatan dan berada pada nilai kisaran normal
merah dan kandungan flavonoid mempunyai efek
pada semua kelompok, kecuali kelompok
imunomodulator sebagai senyawa aktif yang dapat
KN.Penurunan kadar hemoglobin pada kelompok
meningkatkan kekebalan tubuh (Syahida et al.,
KN pada kondisi infeksi diduga disebabkan oleh
2013).
adanya aktivitas larva Chrysomya bezziana yang
memakan jaringan dan mengakibatkan terjadinya
hemoragi, sehingga jumlah eritrosit juga berkurang Nilai Hematokrit
disertai kadar hemoglobin yang menurun. Peningkatan nilai hematokrit dapat dipengaruhi
Penurunan jumlah eritrosit akibat hemoragi akibat adanya dehidrasi, kontraksi pada limpa akibat
biasanya diiringi dengan penurunan kadar stress atau aktivitas yang berlebihan, dan
hemoglobin (Voigt & Swist, 2011). Penurunan atau peningkatan suhu lingkungan (Njidda et al., 2014).
rendahnya kadar hemoglobin dalam darah secara Hasil penelitian menggambarkan kerusakan jaringan
umum dapat mengindikasikan adanya luka akibat infestasi larva C. bezziana tidak
pendarahan, infeksi kronis, tumor, kekurangan mempengaruhi nilai hematokrit. Nilai hematokrit
vitamin, dan mineral (Hiru, 2013). masih berada pada nilai kisaran normal.
Peningkatan kadar hemoglobin pada akhir Penurunan nilai hematokrit dijumpai pada ke-
penelitian dijumpai pada semua kelompok, kecuali lompok KN. Infestasi larva yang diikuti kerusakan
kelompok KN. Peningkatan atau penurunan jumlah jaringan diduga berperan dalam turunnya nilai
hemoglobin masih di dalam nilai kisaran normal, se- hematokrit pada kelompok KN yang tidak diberi
hingga belum dikatagorikan sebagai kejadian ane- pengobatan, sedangkan pada kelompok P1, P2, dan
mia. Perbaikan kadar hemoglobin pada hari ke-7 KP yang diberikan pengobatan mengalami
atau akhir pengamatan diduga terjadi karena adanya peningkatan nilai hematokrit. Pada umumnya
aktivitaskrim sirih merah yang mengandung minyak menurunnya nilai hematokrit dapat disebabkan ka-
atsiri maupun krim asuntol yang berfungsi sebagai rena penurunan produksi eritrosit, kerusakan
larvasidal mampu mengurangi jumlah larva sehingga eritrosit, penurunan jumlah dan ukuran eritrosit,
kehilangan darah yang disebabkan oleh larva dapat maupun penurunan kadar hemoglobin (Wardhana
ditekan. Peningkatan kadar hemoglobin pada et al.,2000). Infestasi larva dan luka yang terjadi
domba dewasa dapat dipengaruhi oleh adanya tidak memengaruhi nilai hematokrit. Pada akhir
peningkatan pengiriman pasokan oksigen ke penelitian pemberian terapi dengan krim herbal
jaringan dan domba yang tinggal di dataran tinggi. sirih merah mampu menyembuhkan luka disertai
Peningkatan hemoglobin dapat juga dijumpai akibat perbaikan status kesehatan berupa stabilnya nilai
hemolisis eritrosit, kondisi ini akan menyebabkan hematokrit.
peningkatnya semu kadar hemoglobin dibanding Peningkatan nilai hematokrit pada akhir peneliti-
kondisi normal (Schalm, 2010). Selain itu peningkatan andijumpai pada semua kelompok, kecuali ke-
kadar hemoglobin disertai rendahnya jumlah eritrosit lompok KN. Peningkatan jumlah hematokrit pada
mengindikasikan adanya hemolisis. Kandungan penelitian ini linier dengan meningkatnya jumlah
organofosfat yang terdapat pada pestisida seperti eritrosit dan hemoglobin. Infestasi larva yang terjadi
asuntol dapat menginduksi terjadinya hemolisis pada tidak dibarengi dengan penurunan volume plasma.
eritrosit (Singh et al.,2004). Hal ini terlihat dari nilai hematokrit yang stabil. Pada
Kadar hemoglobin pada akhir pengamatan (hari kondisi dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh akan
ke-7) pada kelompok P2memperlihatkan nilai yang terlihat terjadinya peningkatan hematokrit secara
paling mendekati kelompok K0. Hal ini signifikan. Peningkatan nilai hematokrit diatas nilai
mengindikasikan pemberian terapi krim sirih merah normal dapat dipengaruhi akibat adanya dehidrasi,
4% memperlihatkan kondisi kesehatan yang paling kontraksi pada limpa akibat stress atau aktivitas
baik. Hal ini juga ditunjang kondisi persembuhan luka yang berlebihan, dan peningkatan suhu lingkungan
pada kelompok ini yang paling baik. Kandungan (Njidda et al., 2014).
Kelompok P2 memperlihatkan nilai hematokrit extracts and essential oil of betel leaf (Piper
mendekati kelompok K0. Kandungan flavonoid dan betle) on Chrysomya megachepala. Int J Derma-
tanin pada terapi krim sirih merah mampu tol 41: 877–880.
mempertahankan volume darah dan membantu Muharsini S, Wardhana AH. 2013. Efikasi formula
epitelisasi daerah luka sehingga persembuhan luka mikro-enkapsulasi isolat lokal Bacillus thurin-
lebih baik. Daun sirih merah memiliki kandungan giensis sebagai bio-insektisida terhadap pe-
minyak atsiri sebagai larvasida. Minyak atsiri akan nanggulangan larva Chrysomya bezziana
meracuni saluran pencernaan larva dan merusak penyebab myiasis. JITV. 19(1): 67-73.
kutikula larva (Wardhana et al., 2011). Minyak atsiri Njidda A, Shuai’Bu AA, Isisdahomen CE. 2014.
mampu menetralkan faktor radang pada luka miasis Hematological and serum biochemical indices of
sehingga peradangan tidak meluas (Kumarasinghe sheep in semi-arid enviroment of northen
et al., 2002). Nilai hematokrit diluar ambang batas Nigeria. J Sci Front Res 14(2):49-56.
normal mencerminkan kondisi cairan tubuh. Reveny J. 2011. Daya anti mikroba ekstrak dan fraksi
Penurunan hematokrit dapat disebabkan karena daun sirih merah (Piper betle Linn.). JID 12(1): 6-12.
terjadinya penurunan eritrosit dan dapat mengarah Schalm OW. 2010. Schalm’s Veterinary Hematolo-
pada kondisi anemia, sedangkan peningkatan nilai gy.6th Ed.Weiss DJ, Wardrop KJ, edi-
hematokrit dapat disebabkan oleh kekurangan tor.Iowa(US): Blackwell Publishing Ltd. p1-1232.
cairan akibat dehidrasi atau terjadinya pendarahan. Serafani M, Peluso I, Raguzzini A. 2010. Antioxi-
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan dants and the Immune System Flavonoids as
infestasi larva Chrysomya bezziana pada domba Anti-inflammatory Agents. 2009 Okt 21-24; Gi-
garut tidak memperlihatkan perubahan secara rona, Spanyol.Girona (SP): Nutrition Society.
signifikan terhadap gambaran darah domba. hlm 273-278.
Pemberian krim sirih merah 4% mampu menyem- Singh M, Sandhir R, Kiran R. 2004. In vitro effect of
buhkan luka miasis dan memberikan profil darah organophosphate pesticides on rat
yang paling baik. erythrocytes. Ind J Exp Biol. 42(1):292-296.
Soeharsono, Mushawwir A, Hernawan E, Adriani L,
Kamil KA. 2010. Fisiologi Ternak: Fenomena dan
“Penulis menyatakan tidak ada konflik Nomena Dasar, Fungsi, dan Interaksi Organ pa-
kepentingan dengan pihak-pihak yang terkait dalam da Hewan. Bandung(ID): Widya Padjadjaran
penelitian ini’’. 1-333.
Syahida IEA, Sarjito, Prayitno, Mariana AL. 2013.
DAFTAR PUSTAKA Spradbery JP, Tozer RS, Drewett N, Lindsey MJ.
Damarini S, Eliana, Mariati. 2013. Efektivitas sirih 2002. The efficacy of ivermectin against larvae
merah dalam perawatan luka perineum di bidan of the screwworm fly (Chrysomya bezziana).
praktik mandiri. JKMN. 8(1):40-44. Aust Vet J. 62(9):311-314.
Dwianggraini RW, Pujiastuti P, Ermawati T. 2013. Strom JE. 2012. Patty’s Toxicology. 6th Ed. Bingham
Perbedaan efektifitas antibakteri antara ekstrak E, Cohrssen B, editor. West Sussex (UK)
daun sirih merah (Piper crocatum) dan ekstrak John Wiley & Sons, Inc.Pengaruh ekstrak daun sirih
daun sirih hijau (Piper bettle L.) terhadap merah (Piper crocatum) terhadap profil darah
Porphyromonas gingivalis. J K G Unej. 10(1): 1-5. dan kelulushidupan ikan mas (Cyprinus carpio)
Hidayatullah MD, Sutadipura N, Argadireja DS. 2015. yang diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophilla.J.
Pengaruh Pemberian Infusa Sirih Merah Secara Aquaculture Man. Tech. 2(4): 94-107.
Topikal Terhadap Waktu Penyembuhan Luka Syahrial A, Setyawati TR, Khotimah S. 2013. Tingkat
Insisi pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. kerusakan jaringan darah ikan mas (Cyprinus car-
Bandung (ID): Unisba. p867-873. pio) yang dipaparkan pada media Zn-sulfat
Hiru KD. 2013. Live Blood Analysis. Jakarta (ID): PT (ZnSO4). Protobiont. 2(3):181-185.
Gramedia Pustaka Utama. p1-34. Voigt GL, Swist SL. 2011. Hematology Techniques and
Kumarasinghe SPW,Arunaweera NDK, Halamulla Concept for Veterinary Technicans. 2nd Ed. West
RL, Arambelewa LSR and Dissanayake DSCTR. Sussex (UK): John Wiley & Sons, Inc. p1-200.
2002. Larvacidal effects of mineral teurpentine, Wardhana AH, Kencanawati E, Nurmawati,
low aromatic white spirits, aqueous extracts of Rahmaweni, Jatmiko CB. 2000. Pengaruh
Cassia alata, and aqueous extracts, ethanolic pemberian sediaan patika kebo (euphoboria
http://www.journal.ipb.ac.id/indeks.php/actavetindones
Profil Darah Domba Terinfestasi Larva Chrysomya Bezziana | 15
hirta L) terhadap jumlah eritrosit, kadar Myiasis dengan sediaan krim minyak atsiri daun
hemoglobin, dan nilai hematokrit pada ayam sirih hijau (Piper betle L) pada domba yang di-
yang diinfeksi dengan emeria tenella. infestasi dengan larva Chrsomya bezziana. Semi-
JITV.6(2):126-133. nar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Wardhana AH. 2006. Chrysomya bezziana penyebab Bogor (ID): 2011.
miasis pada hewan dan manusia: permasalahan Werdhany WI, Anthoni MSS, Setyorini W. 2008. Sirih
dan penanggulangannya. Wartazoa. 16(3):146-159. Merah. Yogyakarta (ID):Balai Pengkajian
Wardhana AH, Muharsini S, Santosa S, Arambewela Teknologi Pertanian.
LSR, Kumarasinghe SPW. 2011. Pengobatan