Anda di halaman 1dari 21

PERBANDINGAN EKSTRAK BIJI BUNGA

KRISAN (CHRYSANTHEMUM MORIFOLIUM),


BUBUK PIRETRUM DAN ABATE TERHADAP
KEMATIAN LARVA AEDES AEGYPTI

Muhammad Naqib Syahmi Bin Said Jaafar


102013494

Pembimbing 1 - dr Monica Puspa Sari, M.Biomed


Pembimbing 2 - Dr Dra Rina Priastini S, M.Kes
Latar Belakang

Demam Berdarah Dengue


■ Berasal dari vektor nyamuk Aedes aegypti
■ Laporan Kemenkes RI (2011) : 196 orang mati dari 24,362
kasus
■ Pencegahan : insektisida
■ Terjadi kontaminasi residu di dalam air dan resistensi
Prevalensi

■ Indonesia menduduki tangga tertinggi dengan kasus


DBD menurut laporan World Health Organization (WHO)
■ Dapat menyerang golongan dewasa dan anak-anak
■ Kasus DBD Indonesia pertama kali ditemukan di Kota
Surabaya pada tahun 1968, dengan 58 orang terinfeksi
dan 24 orang meninggal dunia
Alternatif

■ Ekstrak biji bunga krisan (Chrysanthemum morifolium)


■ Efek samping minimal
■ Senyawa alami : flavonoid, triterpenoid, caffeoylquinic acid derivatives
 Memiliki efek toksisitas terhadap larva Aedes aegypti instar III
 Menurunkan aktifitas enzim pencernaan dan penyerapan makanan
Masalah

1. Apakah ekstrak biji bunga krisan (Chrysanthemum morifolium) dapat


menyebabkan kematian larva Aedes aegypti?

2. Apakah bubuk piretrum dapat menyebabkan kematian larva Aedes aegypti?

3. Apakah abate dapat menyebabkan kematian larva Aedes aegypti?


Hipotesis

1. Ekstrak biji bunga krisan (Chrysanthemum morifolium) dapat menyebabkan


kematian larva Aedes aegypti
2. Bubuk piretrum dapat menyebabkan kematian larva Aedes aeygpti
3. Abate dapat menyebabkan kematian larva Aedes aegypti.
Tujuan

1. Mengetahui apakah ekstrak biji bunga krisan


(Chrysanthemum morifolium) dapat menyebabkan
kematian larva Aedes aegypti.

2. Mengetahui apakah bubuk piretrum dapat menyebabkan


kematian larva Aedes aegypti.

3. Mengetahui apakah abate dapat menyebabkan kematian larva


Aedes aegypti.
Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti
Menambah wawasan ilmu dan pengetahuan mengenai pengendalian vektor
demam berdarah serta sebagai bahan informasi dan perbandingan terhadap
penelitian selanjutnya.

2. Bagi pembaca
Mengetahui informasi pada bidang parasitologi, khususnya mengenai pengaruh
ekstrak biji bunga krisan, piretrum dan abate terhadap kematian larva nyamuk
Aedes aegypti.

3. Bagi bidang kedokteran.


Menjadi sumber data atau referensi bagi parasitologi di Indonesia sebagai
alternatif pengendalian vektor Demam Berdarah Dengue (DBD).
Demam Berdarah Dengue
■ Penyakit infeksi oleh virus Dengue, ditularkan oleh nyamuk
Aedes aegypti
■ Gejala : demam mendadak 2-7 hari, muncul bitnik merah pada
kulit, lemah/lesu, gelisah, mimisan, nyeri ulu hati, syok
■ Kelompok B Arthropod Borne Virus, Genus Flavivirus, family
Flaviviridae, DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4
■ Daur hidup nyamuk : telur > nyamuk dewasa 7-10 hari, dapat
mencapai usia 2-3 bulan
■ Lingkungan : tempat penampungan air bersih
Pencegahan DBD

■ Abatisasi
■ Fogging focus
■ Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB)
■ Penggerakan PSN
■ Pengendalian vektor : Biologi, Kimiawi (insektisida,
larvasida, ovisida)
Bunga Krisan (Chrysanthemum morifolium)

■ Suatu tanaman hias bunga yang popular dan memiliki nilai


ekonomi relatif tinggi.
■ Senyawa alami potensial menunjukkan efek:
 Bersifat toksik
 Menurunkan aktifitas enzim pencernaan dan penyerapan
makanan
 Menghambat sistem kerja saluran cerna larva
Kerangka Teori
Upaya Pengendalian Vektor

Pengendalian Alami Pengendalian Buatan

Kimia Mekanis Biologi

Insektisida Larvasida Ovisida

Bubuk piretrum Abate


Ekstrak biji bunga krisan
(Chrysanthemum morifolium)

Larva Aedes aegypti Mati


Kerangka Konsep
Bubuk piretrum
Ekstrak biji bunga Abate
krisan
(Chrysanthemum
morifolium)

Kematian larva Aedes


aegypti
Desain Penelitian

■ Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan desain


eksperimental dengan menggunakan biji bunga krisan, bubuk piretrum dan
abate terhadap kematian larva Aedes aegypti sebagai subjek penelitian

Tempat dan Waktu penelitian


■ Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November – Disember 2019 di
Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Ukrida.

Subjek Penelitian
■ Bahan yang digunakan dalam penelitian ini biji bunga krisan, bubuk
piretrum, abate dan larva Aedes aegypti

.
Variabel Penelitian

■ Terikat : ekstrak biji bunga krisan, bubuk piretrum, abate


■ Bebas : larva Aedes aegypti
Bahan, alat dan cara pengambilan data

Bahan Penelitian
■ Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
– Pelarut hexane
– Etil asetat
– Aquades
– Etanol
– Biji bunga krisan
– Bubuk piretrum
– Abate
– Telur Aedes aegypti
Alat Penelitian
― Alat-alat dalam penelitian ini yang digunakan adalah:
― Gunting
― Timbangan
― Blender
― Saringan
― Corong
― Beaker glass
― Jam untuk mengukur
― Alat penyemprot
― Aspirator
― Pipet tetes
― Spatula
― Gelas ukur
― Wadah tempat biji bunga krisan
Pembuatan Mendapatkan
ekstrak biji larva nyamuk
bunga krisan Aedes aegypti
1. Biji bunga krisan yang diambil 1. Telur A. aegypti diletakkan di dalam bak
dibersihkan dengan menggunakan air.
2. Bunga krisan dikeringkan dengan plastik yang berisi air untuk pemeliharaan
menjemur bunga krisan. larva.
3. Bunga krisan diblender lalu ditimbang 2. Dalam masa perkembangannya, larva
sebanyak 50g dan dilarutkan
menggunakan 3 pelarut berupa hexane, diberikan makan berupa pallet ikan.
etil asetat dan ethanol sebanyak 500ml. 3. Pada saat larva mencapai instar III, larva
4. Lakukan maserasi sebanyak 2x dan dipindahkan ke dalam gelas plastik yang
dibiarkan selama 24 jam dan dilakukan
rotary evaporator sehingga didapatkan berisi ekstrak biji bunga krisan konsentrasi
ekstraknya. 1%, 2%, 4%, 8% dan 16%, temephos 1%
5. Untuk mendapatkan konsentrasi 1%, 2%, dan kontrol negatif dengan menggunakan
4%, 8% dan 16%, pipet sebanyak 0,04ml
ekstrak biji bunga krisan dalam aquadest pipet larva.
500ml dan dengan peningkatan dosis 4. Dilakukan pengamatan kematian jumlah
ekstrak 2x nya setiap konsentrasi. larva A. aegypti dalam 24 jam.
Bulan (Tahun 2019)

No Kegiatan Mei Juni Juli Agustus Sept Oktober November Disember Januari Februari

1 Studi pustaka

Persiapan alat dan bahan


2 penelitian

3 Penelitian

4 Penulisan
Daftar pustaka
■ McMichael AJ. Climate change and public health: thinking, communicating, acting. American Journal of
Preventive Medicine 2008; 35 (5): 403–10.
■ Kemenkes RI, Modul pengendalian demam berdarah dengue, Jakarta. Direktorat Jendral Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2011; 18-9.
■ Daniel W et al. Defining challenges and proposing solutions for control of the virus vector Aedes aegypti. PLoS
Med. 2008;5(3):e68 doi:10.1371/journal.pmed.0050068
■ Ndione et al. Toxic effects of neem products ( Azadirachta indica A. Juss) on Aedes aegypti Linnaeus 1762
larvae. African Journal of Biotechnology (2006) (ISSN: 1684-5315) Vol 6 Num 24;2454.
■ Raharja et al. Obat-obat penting khasiat, penggunaan dan efek samping. Edisi VI Jakarta Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2007.
■ Wijaya MI et al. Kualitas hasil tanaman krisan (Crhysanthemum) pada penambahan cahaya lampu LED merah
secara siklik. Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian), [S.l.], v. 5, n. 1, p. 35-44, mar. 2017. ISSN 2502-
3012. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/beta/article/view/24983>. Date accessed: 30 oct.
2019.
■ Elimam AM. Elmanik KH. Ali FS. Larvacidal, adult emergence inhibition and pviposition detterent effect of
foliage extract from Ricinus communis L. against Anopheles arabiensis and Culex quinquefasciatus in Sudan.
Tropical Biomedicine 2009; 26(2): 130-139.
■ Kardinan et al. Persistence of botanical insecticide residue of pyrethrum and neem in rice plant. Buletin
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat 2018;191-198.
■ Duchon S, Bonnet J, Marcombe S, Zaim M, Corbel V. Pyrethrum: a mixture of natural pyrethrins has potential for
Daftar pustaka
■ Soedarto. Atlas entomologi kedokteran. EGC. Jakarta 1992.
■ Soegijanto S. Demam berdarah dengue. Edisi kedua. Surabaya: Airlangga University
Press 2006.
■ Kardinan, A.. Tanaman penghasil minyak atsiri komoditas wangi penuh potensi.
Cetakan I. Agro Media Pustaka. Jakarta 2005; 40-66.
■ Iskandar, Adang, Pemberantasan Serangga dan Binatang Pengganggu, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta 1985.
■ Mayyeti. Hubungan gambaran klinis dan laboratorium sebagai faktor risiko syok
pada demam berdarah dengue. Jurnal Sari Pediatri 2010; 11(5): 367-73.
■ Sembel DT. Entomologi kedokteran. Penerbit ANDI Yogyakarta 2009.
■ Rukmana R, Mulyana AE. Budidaya krisan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta 1997; 53.
■ Novizan. Membuat dan memanfaatkan pestisida ramah lingkungan. Agro Media
Pustaka. Jakarta 2005; 37-40.

Anda mungkin juga menyukai