Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL SKRIPSI

PROGRAM SARJANA KEDOKTERAN FK UKRIDA

UNTUK KEPERLUAN SEKRETARIAT

1 Mahasiswa/i

Nama Febrian Tiranita NIM 102016236

2 Pembimbing Tim pembimbing skripsi tidak boleh melebihi dua orang

Nama dr. Suzanna Ndraha Gelar SpPD, KGEH

Nama dr. Bhanu Gelar SpPD,BMedSc

3 Judul Skripsi Harus informatif dan singkat jangan. melebihi 20 kata

Profil Penderita Hipertensi di Rawat Jalan RSUD Koja

4 Kata Kunci 3-5 kata kunci (key words)

Profil Rawat Jalan

Penderita Hipertensi

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


5 Persetujuan Pembimbing

Nama Tanda Tangan Tanggal

Dr. Suzanna Ndraha, SpPD, KGEH

Nama Tanda Tangan Tanggal

Dr. Bhanu,SpPD,BMedSc

6 Persetujuan Penilai Proposal

Nama Penilai & Gelar Institusi

Tanggal dan Tanda tangan Penilaian (mohon diberi tanda  )

 Diterima tanpa perbaikan


 Diterima dengan perbaikan
( mohon diberikan komentar)
 Tidak diterima
(mohon diberikan komentar)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


7 Komentar Penilai (apabila tidak mencukupi dapat dituliskan di lembar tambahan)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


8 Latar Belakang Jangan melebihi 2 halaman yang disediakan. Gunakan spasi tunggal (12 pts Font )

Hipertensi adalah masalah kesehatan yang sering ditemukan di masyarakat dan juga termasuk
faktor risiko timbulnya penyakit kardiovaskuler, seperti stroke, penyakit jantung koroner, hingga gagal
ginjal. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg
atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Hipertensi juga diekenal dengan tekanan darah tinggi atau
meningkat. Darah dibawa dari jantung ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Setiap kali jantung
berdetak, ia memompa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah berasal dari kekutan darah mendorong
dinding pembuluh darah (arteri) karena dipompa oleh jantung. Semakin tinggi tekanan darah, semakin
sulit jantung memompa.1 Berbagai faktor yang dapat mencetuskan hipertensi antara lain faktor keturunan,
usia, pola makan yang salah, aktifitas fisik yang berkurang, gaya hidup, pengaruh pikiran dan juga stress
emosional.2
Di Indonesia berdasarkan data WHO South East Asia Regional Office (SEARO) terjadi
peningkatan prevalensi hipertensi dari 8% di tahun 1995 menjadi 32% di tahun 2008. 3 Hipertensi juga
merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di dunia, diperkirakan pada tahun 2025 jumlah ini akan
meningkat menjadi 1,6 miliar berdasarkan data Global Burden of Disease (GBD), 50% dari penyakit
jantung disebabkan oleh hipertensi. Angka kematian akibat penyakit jantung meningkat hingga 46% pada
orang dengan hipertensi.4 Berdasarkan data di atas masalah hipertensi masih demikian besar dan
membutuhkan daya dan upaya lebih untuk dapat mengatasi masalah tersebut.
Di propinsi DKI Jakarta menunjukkan prevalensi hipertensi yang terus meningkat. Pada sebuah
penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Koja tahun 2005, didapatkan bahwa hipertensi menjadi salah
satu dari sepuluh penyakit terbanyak yang ditemukan pada rekam medik.5 Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan prevalensi hipertensi di DKI Jakarta sebesar 28,8% meskipun lebih
rendah dari angka nasional yaitu sebesar 31,7%. Kejadian prevalensi yang terjadi di Jakarta Utara
berdasarkan Profil Kesehatan
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merasa tertarik melakukan penelitian untuk
mengetahui seberapa banyak prevalensi tingkat penderita hipertensi di rawat jalan RSUD Koja. Alasan
dilakukannya penelitian di daerah Koja adalah karena hipertensi menjadi salah satu penyakit rawat inap
terbanyak di bagian rawat inap RSUD Koja. 5 Dalam penelitian ini penulis tertarik untuk mengetahui
riwayat kontrol para penderita hipertensi di RSUD Koja. Diharapakan dengan menyadari prevalensi di
rawat jalan RSUD Koja ini, dapat menjadi bahan pertimbangan petugas kesehatan serta dapat

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mengontrol tekanan darah agar dapat menurunkan tingkat
hipertensi yang tinggi di daerah Koja.

9 Permasalahan Cantumkan juga hipotesis (bila ada) atau pertanyaan penelitian.

Masalah:
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah mengetahui angka kejadian hipertensi pada rawat jalan RSUD Koja dalam suatu
periode.

Pertanyaan penenlitian :
Berapakah angka kejadian hipertensi di rawat jalan RSUD Koja dalam suatu periode?

10 Tujuan Penelitian Uraikan tujuan khusus dan makna penelitian harus diuraikan dengan jelas.

Tujuan Umum:
1. Untuk mengetahui jumlah proporsi penderita hipertensi pada rawat jalan RSUD Koja.
2. Untuk mengetahui profil penderita hipertensi di RSUD Koja

Tujuan Khusus:
1. Mengetahui jumlah penderita hipertensi yang tidak terkontrol di RSUD Koja.
2. Mengetahui jumlah penderita hipertensi yang terkontrol di RSUD Koja.
3. Mengetahui jumlah penderita hipertensi yang terpapar factor resiko hipertensi

1. Manfaat bagi peneliti:


Sebagai sarana untuk menambah wawasan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan tekanan
darah pada setiap pasien hipertensi.

2. Manfaat bagi fakultas:


Sebagai sarana atau acuan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya di Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


3. Manfaat bagi bidang Penyakit Dalam :
Sebagai tambahan referensi keilmuan untuk dapat memahami pasien hipertensi sehingga dapat
memberikan tambahan terapi yang lebih memadai.
Sebagai bahan masukan untuk dapat menentukan langkah selanjutnya dalam menurunkan angka
pasien hipertensi.

11 Landasan Teori

TINJAUAN PUSTAKA
11.1 Definisi Hipertensi
Definisi Hipertensi atau yang disebut dengan tekanan darah tinggi merupakan peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari sama
dengan 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang.7
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat
menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak
(menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Banyak
pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat. Oleh karena itu,
partisipasi semua pihak, baik dokter dari berbagai bidang peminatan hipertensi, pemerintah, swasta
maupun masyarakat diperlukan agar hipertensi dapat dikendalikan.2,7
11.2. Klasifkasi Hipertensi

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII), klasifikasi hipertensi pada orang dewasa
dapat dibagi menjadi kelompok normal, prehipertensi, hipertensi derajat I dan derajat II. 7,9 Berikut adalah
klasifikasi hipertensi menurut WHO.8

Tabel 11-1. Klasifikasi Hipertensi menurut WHO.


8

Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)


Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Tingkat 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99
Sub grup : perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (hipertensi berat) ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi sistol terisolasi ≥ 140 < 90
Sub grup : perbatasan 140-149 < 90

Tabel 11-2. Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National Committee.9

Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole (mmHg)


Normal <120 Dan <80
Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi tahap 2 ≥ 160 Atau ≥ 100

Faktor resiko Hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik (faktor resiko yang
tidak dapat diubah/dikontrol), kebiasaan merokok, konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, penggunaan
jelantah, kebiasaan konsumsi minum-minuman beralkohol, obesitas, kurang aktifitas fisik, stres,
penggunaan estrogen.2,10
Berdasarkan bentuknya, hipertensi dibagi menjadi tiga golongan yaitu hipertensi sistolik,
hipertensi diastolik, dan hipertensi campuran. Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension)
merupakan peningkatan tekanan sistolik tanpa diikuti peningkatan tekanan diastolik dan umumnya
ditemukan pada usia lanjut. Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan pada arteri apabila
jantung berkontraksi (denyut jantung). Tekanan sistolik merupakan tekanan maksimum dalam arteri dan
tercermin pada hasil pembacaan tekanan darah sebagai tekanan atas yang nilainya lebih besar. Hipertensi
diastolik (diastolic hypertension) merupakan peningkatan tekanan diastolik tanpa diikuti peningkatan
tekanan sistolik, biasanya ditemukan pada anak- anak dan dewasa muda. Hipertensi diastolik terjadi
apabila pembuluh darah kecil menyempit secara tidak normal, sehingga memperbesar tahanan terhadap

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


aliran darah yang melaluinya dan meningkatkan tekanan diastoliknya. Tekanan darah diastolik berkaitan
dengan tekanan arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi di antara dua denyutan. Hipertensi
campuran merupakan peningkatan pada tekanan sistolik dan diastolik.9,11
Berdasarkanpenyebab nya hipertensi dibagi menjadi hipertensi primer dan hipertensi
sekunder.Hipertensi Primer/Hipertensi Esensial yaitu Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui
(idiopatik), walaupun dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak (inaktivitas)
dan pola makan. Terjadi pada sekitar 90% penderita hipertensi. Hipertensi Sekunder/Hipertensi Non
Esensial Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya
adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat
tertentu (misalnya pil KB).9,11
G
11.3 Patofisiologi
Tubuh memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara akut yang
disebabkan oleh gangguan sirkulasi, yang berusaha untuk mempertahankan kestabilan tekanan darah
dalam jangka panjang reflek kardiovaskular melalui sistem saraf termasuk sistem kontrol yang bereaksi
segera. Hipertroti pada ventrikel kiri merupakan kompensasi jantung menghadapi tekanan darah tinggi
ditambah dengan faktor neurohumoral yang ditandai dengan penebalan konsentrik otot jantung
(hipertrofi konsentrik).12 Fungsi diastolik akan mulai terganggu akibat dari ganggu relaksasi ventrikel kiri
kemudian disusul oleh dilatasi ventrikel kiri (hipertrofi eksentrik). Kestabilan tekanan darah jangka
panjang dipertahankan oleh sistem yang mengatur jumlah cairan tubuh yang melibatkan berbagai organ
terutama ginjal.12,9
11.3.1 Perubahan anatomi dan fisiologi pembuluh darah
Aterosklerosis adalah kelainan pada pembuluh darah yang ditandai dengan penebalan dan
hilangnya elastisitas arteri. Aterosklerosis merupakan proses multifaktorial. Terjadi inflamasi pada
dinding pembuluh darah dan terbentuk deposit substansi lemak, kolesterol, produk sampah seluler,
kalsium dan berbagai substansi lainnya dalam lapisan pembuluh darah. 3,12 Pertumbuhan ini disebut plak.
Pertumbuhan plak di bawah lapisan tunika intima akan memperkecil lumen pembuluh darah, obstruksi
luminal, kelainan aliran darah, pengurangan suplai oksigen pada organ atau bagian tubuh tertentu.31-32
Sel endotel pembuluh darah juga memiliki peran penting dalam pengontrolan pembuluh darah jantung
dengan cara memproduksi sejumlah vasoaktif lokal yaitu molekul oksida nitrit dan peptida endotelium.
Disfungsi endotelium banyak terjadi pada kasus hipertensi primer.9
11.3.2 Sistem renin-angiotensin

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I
oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam
menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.9
a.Meningkatkan sekresi Anti-Diuretic Hormone (ADH) dan rasa haus. Dengan meningkatnya ADH,
sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi
osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara
menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan
meningkatkan tekanan darah.
b.Menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler,
aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal.
Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan
ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.
2.3.3 Sistem saraf simpatis
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada
medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda
spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan
pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang
serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.9

Keluhan dan Gejala Hipertensi (DARI PAPDI)


Pada tahap awal, seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan. Bila timbul
gejala, biasanya hal ini disebabkan oleh :
1. Peninggian tekanan darah itu sendiri, seperti berdebar-debar rasa
melayang (dizzy) dan impoten
2. Penyakit jantung/hipertensi vascular seperti cepat capek, sesak napas,
sakit dada (iskemia miokard atau diseksi aorta), bengkak kedua kaki
atau perut. Gangguan vascular lainnya adalah epitaksis, hematuria,
pandangan kabur karena perdarahan retina, transient cerebral ischemic.
3. Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder. Polidipsia, polyuria,
dan kelemahan otot pada aldosteronisme primer, peningkatan berat
badan dengan emosi yang labil dan Sindrom Cushing. Feokromasitoma

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala, palpitasi, banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)

11.4 Faktor-faktor Resiko Hipertensi


Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai
respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.10 Namun ada beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya hipertensi antara lain :
11.4.1. Genetik
Terdapatnya faktor genetik pada keluarga tertentu dapat menyebabkan resiko hipertensi pada keluarga
tersebut. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara
potasium terhadap sodium Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih
besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat
hipertensi.4,10
11.4.2. Obesitas
berat badan merupakan faktor determinan pada tekanan darah pada kebanyakan kelompok etnik di semua
umur. Menurut National Institutes for Health USA, prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan
Indeks Massa Tubuh (IMT) >30 (obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32% untuk wanita, dibandingkan
dengan prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk wanita bagi yang memiliki IMT <25 (status gizi normal
menurut standar internasional).10 Perubahan fisiologis dapat menjelaskan hubungan antara kelebihan berat
badan dengan tekanan darah, yaitu terjadinya resistensi insulin dan hiperinsulinemia, aktivasi saraf
simpatis dan sistem renin-angiotensin, dan perubahan fisik pada ginjal.9,10
11.4.3. Jenis kelamin
prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita terlindung dari penyakit
kardiovaskuler sebelum menopause salah satunya adalah penyakit jantung koroner.10 Wanita yang belum
mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High
Density Lipoprotein (HDL).2 Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam
mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan
adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit
demi sedikit hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini
terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara
alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun.4,10
11.4.4. Kurang olahraga

10

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit tidak menular, karena olahraga isotonik dan
teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan
melatih otot jantung sehingga menjadi terbiasa apabila jantung harus melakukan pekerjaan yang lebih
berat karena adanya kondisi tertentu. Kurangnya aktivitas fisik menaikan risiko tekanan darah tinggi
karena bertambahnya risiko untuk menjadi gemuk. Orang-orang yang tidak aktif cenderung mempunyai
detak jantung lebih cepat dan otot jantung mereka harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi,
semakin keras dan sering jantung harus memompa semakin besar pula kekuaan yang mendesak arteri.4,10

11.4.5. Pola asupan garam dalam diet


badan kesehatan dunia yaitu World Health Organization (WHO) merekomendasikan pola konsumsi garam
yang dapat mengurangi risiko terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak
lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam) perhari. Konsumsi natrium yang
berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk
menormalkannya cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat.
Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga
berdampak kepada timbulnya hipertensi.4,10

11.4.6. Kebiasaan Merokok


Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat dapat dihubungkan dengan peningkatan
insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis.14
Dalam penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S Bowman dari Brigmans and Women’s Hospital,
Massachussetts terhadap 28.236 subyek yang awalnya tidak ada riwayat hipertensi, 51% subyek tidak
merokok, 36% merupakan perokok pemula, 5% subyek merokok 1-14 batang rokok perhari dan 8%
subyek yang merokok lebih dari 15 batang perhari. Subyek terus diteliti dan dalam median waktu 9,8
tahun. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok subyek
dengan kebiasaan merokok lebih dari 15 batang perhari.4,10
11.5 Diagnosis Hipertensi
Data diperoleh melalui anamnesis mengenai keluhan pasien, riwayat penyakit dahulu dan penyakit
keluarga, pemeriksaan fisik, tes laboratorium rutin, dan prosedur diagnostik lainnya. Hipertensi seringkali
disebut silent killer karena pasien dengan hipertensi esensial biasanya tidak ada gejala (asimtomatik).
Penemuan fisik yang utama adalah meningkatnya tekanan darah. Pengukuran rata-rata dua kali atau lebih
dalam waktu dua kali kontrol dilakukan untuk mendiagnosis hipertensi diawal. Tekanan darah ini
digunakan untuk mendiagnosis dan mengklasifikasikan sesuai dengan tingkatnya.9,10

11

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Akan tetapi, dalam penelitian ini, alat pengukuran tekanan darah yang digunakan hanya melalui
sfigmomanometer.
11.6 Komplikasi Hipertensi
Bila hipertensi terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama, akan muncul komplikasi. Komplikasi
tersebut dapat menyerang otak, mata, jantung, pembuluh darah, arteri serta ginjal. Hipertensi
adalahfaktor resiko utama timbulnya stroke dan penyakit jantung koroner (PJK). 2 Kemungkinan
terburuknya adalah terjadi kematian pada penderita.10
2.7 Tatalaksana Hipertensi
Penanganan hipertensi menurut JNC adalah sebagai berikut.14
1. Pada populasi umum berusia Error: Reference source not found60 tahun, terapi farmakologis untuk
menurunkan tekanan darah dumulai jika tekanan darah sistolik Error: Reference source not found150
mmHg atau tekanan darah diastolik Error: Reference source not found90 mmHg dengan target sistolik
Error: Reference source not found90 mmHg.
Pada populasi umum berusia Error: Reference source not found60 tahun, jika terapi farmakologis
hipertensi menghasilkan tekanan drh sistolik lebih rendah (misalnya Error: Reference source not
found140 mmHg) dan ditolerasi baik tanpa efek samping kesehatan dan kualitas hidup, dosis tidak perlu
disesuaikan.
2. Pada populasi umum Error: Reference source not found60 tahun, terapi farmakologis untuk
menurunkan tekanan darah dimulai jika tekanan darah sistolik
diastolik Error: Reference source not found90 mmHg dengan target tekanan darah diastolik Error:
Reference source not found90 mmHg (untuk usia 50-59 tahun)
3. Pada populasi umum Error: Reference source not found60 tahun, terapi farmakologis untuk
menurunkan tekanan darah sistolik Error: Reference source not found140 mmHg dengan tearget ekanan
darah sistolik Error: Reference source not found140 mmH.g
4. Pada populasi berusia Error: Reference source not found18 tahun dengan penyakit ginjal kronik, terapi
farmaskologis untuk menurunkan tekanan darah dimulai jika tekanan darah sistolik Error: Reference
source not found140 mmHg atau tekanan darah diastolik Error: Reference source not found90 mmHg
dengan target target tekanan darah sistolik Error: Reference source not found140 mmHg dan taret
tekanan darah diastolik Error: Reference source not found90 mmHg
5. Pada populasi berusia Error: Reference source not found18 tahun dengan penyakit diabetes, terapi
farmakologis untuk menurunkan tekanan darah dimulai jika tekanan darah sistolik Error: Reference
source not found140 mmHg atau tekanan darah diastolik Error: Reference source not found90 mmHg

12

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


dengan target target tekanan darah sistolik Error: Reference source not found140 mmHg dan taret
tekanan darah diastolik Error: Reference source not found90 mmHg
6. Pada populasi non kulit hitam umum, termsuk mereka dengan diabetes, terapi antihipertensi awal
sebaiknya mencakup diuretik tipe Thiazid, calcium channnel blocker (CCB), angiotensin converting
enzym inhibitor (ACEI), atau angiotensin reseptor blocker (ARB)
7. Pada populasi kulit hitam umum, termsuk mereka dengan diabetes, terapi antihipertensi awal sebaiknya
mencakup diuretik tipe Thiazid, calcium channnel blocker (CCB)
8. Pada populasi berusia Error: Reference source not found18 dengan penyakit ginjal kronik , terapi
antihipertensi awa (aau tambahan)l sebaiknya mencakup angiotensin converting enzym inhibitor (ACEI),
atau angiotensin reseptor blocker (ARB)
9. Tujuan utma terapi hipertensi adalah mencapai dan mempertahankan target tekanan darah. Jika target
tekanan darah tidak tercapai dalam 1 bulan perawatan tingkatkan dosis awal atau tambahkan obat kedua
dari salah satu kelas yang direkomendasikan dalam rekomendasi 6 (thiazid type diuretic,CCB, ACEI atau
ARB).

13

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


12 Rencana Penelitian

12.1 Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang digunakan untuk melihat gambaran kejadian
hipertensi serta profil penderita hipertensi di RSUD Koja pada suatu periode. Desain studi yang akan
digunakan adalah cross-sectional dimana pengumpulan data dan pengukuran variable dilakukan oada
saat yang sama.22 Tujuannya untuk mengetahui angka kejadian hipertensi serta profil penderita
hipertensi serta dapat membandingkan kejadian hipertensi berdasarkan profil penderita hipertensi.

12.2 Tempat dan Waktu penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Koja.

12.3 Subjek Penelitian


12.3.1. Populasi Penelitian
Populasi adalah kumpulan dari individu atau objek atau fenomena yang secara potensial dapat
diukur sebagai bagian dari penelitian. 22 Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah semua
orang datang ke RSUD Koja dengan gejala Hipertensi.

12.3.2. Sampel Penelitian


Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap dapat
mewakili populasinya.22 Pada penelitian ini, orang-orang yang menjadi sampel adalah yang sesuai
dengan kriteria inklusi.

12.4 Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi unit yang diobservasi dari keseluruhan yang akan diteliti,
sehingga kelompok yang diobservasi dapat digunakan untuk membuat kesimpulan atau membuat
inferensi tentang populasi tersebut. Tujuannya adalah untuk melakukan generalisir terhadap
keseluruhan populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling yang
merupakan cara sederhana dan mudah dilakukan dimana semua populasi studi dianggap homogen. 22
Perkiraan besarnya sampel dapat dihitung dengan rumus yang dikembangkan oleh Snedecor dan
Cochran sebagai berikut:

n = besarnya sampel
Error: Reference source not found = simpangan rata-rata distribusi normal standar pada derajat
kemaknaan alpha
p = proporsi variabel yang dikehendaki
q = 1-p
2
d = kesalahan sampling yang masih dapat ditoleransi

Dari data profil Sudinkes Provinsi DKI Jakarta, terdapat 18,38% penderita hipertensi di Jakarta
Utara. Berdasarkan rumus tersebut, maka besar sampel yang diperlukan adalah sebagai berikut:
n
1,96  2 .0,18.0,81
 0,1 2

n = 56,01 dibulatkan menjadi 56 orang

14

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Dari hasil tersebut, maka ditambahkan 10% untuk mencegah bias yang terjadi, sehingga besar sampel
yang diperlukan adalah sebagai berikut:
n = 56 + 10%
n = 61,6 dibulatkan menjadi 61 orang

12.5 Bahan, alat dan cara pengambilan data


12.5.1 Bahan Penelitian
Data primer berupa data hasil wawancara pasien yang menderita hipertensi periode
Januari sampai Maret 2019. Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara
lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
12.5.2 Alat Penelitian
Alat penelitian adalah pulpen, kertas, dan komputer untuk mencatat dan melaporkan
hasil penelitian.
12.5.3 Cara Penelitian
Data primer yang diperoleh dikumpulkan kemudian menyisihkan kriteria eksklusi.
Setelah itu data diolah, pengolahan data menggunakan program statistical package for the social
sciences (SPSS) dan microsoft excel. Hasil penelitian akan dilaporkan secara tertulis dalam
bentuk laporan hasil penelitian dan selanjutnya dipresentasikan.

12.6 Kriteria Penelitian


12.6.1 Kriteria Inklusi
Seluruh pasien yang menderita hipertensi pada periode Mei sampai Juli 2019

12.6.2 Kriteria Eksklusi


Pasien penderita hipertensi yang tidak memiliki data hasil wawancara yang lengkap.

12.7 Parameter yang diperiksa


Parameter yang diperiksa pada penelitian ini adalah distribusi kejadian hipertensi
berdasarkan jenis kelamin, golongan, usia, pekerjaan serta termasuk kelompok hipertensi
terkontrol ataupun tidak terkontrol dilihat berdasarkan riwayat pengobatan yang telah diberikan,
serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

15

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


12.8 Variabel penelitian
 Variabel : penderita hipertensi

12.9 Dana Penelitian


Perkiraan dana yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah sebesar Rp.1.350.000 dengan
rincian sebagai berikut

Transportasi Rp. 1.000.000


Alat (kertas, bolpoint) Rp. 150.000
Tinta dan Cetak Rp. 200.000
Total Rp. 1.350.000

12.10 Analisis Data


Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat. Analisa
univariat dilakukan untuk menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian, berfungsi untuk merangkum
kumpulan data hasil penelitian serta ditampilkan dalam bentuk ukuran statistik, tabel dan grafik.

12.11 Definisi Operasional


No Variabel Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1. Penderita Stetoskop Terkontrol: Kategorik
Hipertensi spyhygmomanometer Pernah
air raksa diterapi dan
tekanan
darah
normal

Tidak
terkontrol:
pernah
diterapi dan
tekanan
darah tidak
normal
2. Gender
3. Genetik Memiliki Kategorik
riwayat
keluarga
penderita
hipertensi

16

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Tidak
memiliki
riwayat
keluarga
penderita
hipertensi
4. Obesitas IMT Kurang Kategorik
: <18,5

IMT
Normal :
18,5-22,9

IMT Lebih :
>22,9
5. Jenis Laki-laki Kategorik
kelaimin
Perempuan
6. Olahraga Ya : Kategorik
olahraga 2x
seminggu

Tidak : tidak
berolahraga
7. Kebiasaan Mantan Kategorik
merokok perokok

Aktif
merokok

Tidak
pernah
merokok

17

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


13 Jadwal Penelitian Cantumkan lama penelitian dan rincian jadwal secara skematis.

No Kegiatan Bulan (Tahun………)


Mei Juni Juli Agus Sept Des Maret Aprl Mei Juni
1 Studi pustaka
2 Persiapan alat
dan bahan
penelitian
3 Penelitian
4 Penulisan

18

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


14 Persyaratan Etik Bagian dibawah ini harus diisi apabila penelitian yang diusulkan berkaitan dengan
eksperimentasi pada manusia dan hewan. Metode yang digunakan harus memenuhi ketentuan etik penelitian pada
manusia dan hewan (Human and Animal Ethics). Persyaratan ini dianut oleh semua jurnal ilmiah berbobot.

Implikasi Etik Eksperimental pada Manusia Berikan pernyataan singkat mengenai permasalahn etik
yang dapat timbul dari eksprimentasi, dan jelaskan bagaimana permasalahan tersebut dapat diatasi. Permasalahan etik
termasuk (a) bahaya dan komplikasi perlakuan, (b) kerahasiaan data (confidentiality), (c) Informed consent, dan sebagainya.

19

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


15 Daftar Pustaka Harus relevan dengan usulan.

1. World Health Organization (WHO). Health topic: Hypertension [Internet]. Geneva:


WHO.2015;Available from: http://www.who.int/topics/hypertension/en/ [cited 2018 Oct 13].

2. Santoso M, Kurniadi I, Aprilia I. Hubungan antara Penyakit Hipertensi dengan Stroke pada Pasien
Rawat di RSUD Koja Periode 2004-2008. Artikel Penelitian. Jakarta: Universitas Kristen Krida
Wacana.tahun?

3. Neupane D, etc. Prevalence of Hypertension in Member Countries of South Asian Association for
Regional Cooperatio (SAARC) Systematic Review AND Meta-Analysis.Medicine (Baltimore). WHO 2014
Sep;93(13) e74.Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4616265/ . [cited 2018
Oct 13].

4. World Health Organization (WHO). Hypertension fact sheet [Internet]. Departmen of Sustainable
Development and Healthy Environtmens. WHO: September 2011; Available from:
http://www.searo.who.int/entity/noncommunicable_diseases/media/non_communicable_diseases_hyperte
nsion_fs.pdf?ua=1 [cited 2018 Oct 13].

5. Santoso M, Ndraha S, Puspitasari. Sepuluh Penyakit Terbanyak di Bagian Rawat Inap Penyakit Dalam
RSUD Koja. Artikel Penelitian. Meditek Vol. 13(33). Jan-Apr 2005; Jakarta: Universitas Kristen Krida
Wacana; 2005.

6. Depkes RI. Pedoman Teknis Penemuan dan Tatatlaksana Penyakit Hipertensi. Jakarta: Dirjen PP & PL
Depkes RI.2006

7. JNC VII. The seventh report of the Joint National Committee on prevention,detection,evaluation, and
treatment of high blood pressure. Hypertension. 42: 1206. Available from:
https://www.nhlbi.nih.gov/files/docs/guidelines/express.pdf [cited 2018 Oct 18]

8. https://www.scribd.com/doc/139734640/Klasifikasi-Hipertensi-Menurut-WHO

9. Runge, M. S. & M. A. Greganti. Netter’s Internal Medicine. USA: Icon Learning System.2005

10. Nuraini B. Risk Factor of hypertension.Artikel Penelitian. J Majority Vol 4 No 5, Feb 2015. Lampung:
Universitas Lampung. 2015

11.Depkes RI. Hipertensi. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.2014.

12. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009

13.http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2016/11_DKI_Jakarta
_2016.pdf

14. http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/view/11/9

20

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


21

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

Anda mungkin juga menyukai