Anda di halaman 1dari 40

L/O/G/O

Tumor Supratentorial
Bab 1 Pendahuluan
Tumor cerebri adalah tumor yang timbul di dalam ruang tengkorak atau ruang
intrakranial dan dapat menimbulkan proses desak ruang.
Berdasarkan lokasinya terbagi atas dua yaitu tumor supratentorial dan tumor
infratentorial.

Tumor supratentorial banyak terjadi pada orang dewasa yaitu kurang lebih
80% terutama golongan glioma, meningioma, dan tumor metastase
sedangkan tumor infratentorial kurang lebih 60% terdapat pada anak-anak
yaitu medulablastoma dan astrositoma serebelum.

Tumor Cerebri meliputi sekitar 85-90% dari seluruh tumor susunan saraf pusat. Di
Amerika Serikat insiden tumor cerebri ganas dan jinak adalah 21.42 per 100.000
penduduk per tahun yaitu 7.25 per 100.000 penduduk.
Berdasarkan data dari RSUP.H.Adam Malik dan RS Haji medan diperoleh hasil
bahwa penderita tumor otak lebih banyak terjadi pada laki-laki (72,92 %) dibanding
perempuan (27,08 %) dengan kelompok usia terbanyak pada usia 51 tahun sampai
usia 60 tahun (29,17 %), selebihnya terdiri dari kelompok usia 3 bulan sampai usia
50 tahun. Lokasi tumor cerebri paling sering berada di serebelum (20,83%),
Tujuan :
Penulisan referat ini bertujuan untuk memberikan
informasi mengenai penyakit Tumor cerebri
khususnya Tumor Supratentorial. Secara khusus akan
dibahas mengenai etiologi, patogenesis, penegakan
diagnosis, terapi, komplikasi, dan prognosis pasien
yang menderita Tumor Supratentorial.
Bab II Tinjauan Pustaka

Anatomi Otak : Serebri, serebelum, batang otak.


1. Serebri
Lobus parietal:menerima
Lobus frontalis : terdiri impuls dari serabut saraf
dari korteks motorik sensorik thalamus yang
primer, korteks berkaitan dengan segala
premotorik dan regio bentuk sensasi dan
prefrontalis. mengenali segala jenis
rangsangan somatik. :

lobus temporal : sebagai Lobus occipital : pusat


pusat pendengaran, penerima dan
pengertian bahasa penganalisa penglihatan
(wernicle), pemahaman dan untuk mengenali
suara dan rama musik pengelihatan serta
serta pengaturan fungsi warna.
memori.
2. Serebelum
Serebelum adalah pusat tubuh dalam mengontrol kualitas
gerakan. Serebelum juga mengontrol banyak fungsi
otomatis otak, diantaranya: mengatur sikap atau posisi
tubuh, mengontrol keseimbangan, koordinasi otot dan
gerakan tubuh. Selain itu, serebelum berfungsi menyimpan
dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang
dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan
tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu dan
sebagainya
3. Batang otak
Mesensefalon : berfungsi dalam hal mengontrol respon
penglihatan, gerakan mata, pembesaran pupil mata, mengatur
gerakan tubuh dan pendengaran. Nervus III oculomotorium dan
nervus IV trochlearis diasosiasikan dengan mesensfalon.

Pons : merupakan bagian dari batang otak yang berada


diantara mesenfalon dan medulla oblongata. Pons
terletak di fossa kranial posterior. Nervus V Trigeminal,
nervus VI abducent , nervus VII facialis dan nervus VIII
vestibulocochlearis diasosiasikan dengan pons.

Medula oblongata :Medulla oblongata adalah bagian paling


bawah belakang dari batang otak yang akan berlanjut menjadi
medulla spinalis. Medulla oblongata terletak juga di fossa
kranial posterior. Nervus IX glossopharyngeal, nervus X vagus,
dan nervus XI accesory dan nervus XII hypoglossal
disosiasikan dengan medulla oblongata.
Definisi Tumor Cerebri

Tumor cerebri terbagi atas dua kelompok yaitu tumor cerebri yang berasal
dari sel-sel otak di dalam ruang intrakanial dan tumor cerebri yang berasal
dari sel kanker di dalam tubuh lain yang bermigrasi ke ruang intrakranial.
Berdasarkan lokasinya tumor cerebri terbagi atas dua yaitu tumor
supratentorial dan tumor infratentorial. Lokasi tumor supratentorial pada
lobus frontal, lobus temporal, lobus parietal, lobus oksipital, daerah pituitari
dan pada fossa posterior sedangkan lokasi tumor infratentorial pada
serebelum dan batang otak.
Epidemiologi Tumor Cerebri
Tumor Cerebri meliputi sekitar 85-90% dari seluruh tumor susunan
saraf pusat. Di Amerika Serikat insiden tumor cerebri ganas dan jinak
adalah 21.42 per 100.000 penduduk per tahun yaitu 7.25 per 100.000
penduduk. Angka insiden untuk tumor cerebri ganas di seluruh dunia
berdasarkan angka standar populasi dunia adalah 3.4 per 100.000
penduduk dan angka mortalitas adalah 4.25 per 100.000 penduduk per
tahun. Dari seluruh tumor supratentorial susunan saraf pusat, astrositoma
anaplastik dan glioblastoma multiforme meliputi sekitar 38% dari jumlah
keseluruhan, dan meningioma dan tumor mesenkim lainnya 27%. Untuk
tumor glioblastoma dan meningioma sering terjadi pada usia 62 tahun.
Sisanya terdiri dari tumor otak primer yang bervariasi, meliputi tumor
hipofisis, schwannoma, limfoma SSP, oligodendroglioma, ependimoma,
astrositoma derajat rendah, dan meduloblastoma.
Etiologi tumor Cerebri
Herediter
Radiasi
Substansi-substansi Karsinogenik
Virus
Klasifikasi Tumor
PATOFISIOLOGI

Dipengaruhi atas 3 yaitu:


Onkologen
Penekan Kanker (Tumor Supresor Gen)
Mekanisme DNA repair.
MENINGIOMA
Grade I (umumnya jinak ) : meningotelia, psamomatosa, sekretorik,
fibroblastik, angiomatosa, limfoplasmosit, transisional, mikrokistik, dan
metaplastik.
Grade II (memiliki angka rekurensi yang tinggi, terutama bila tindakan
reseksi tidak berhasil mengangkat tumor secara total) : clear-cell, chordoid,
atipikal. Tipe chordoid biasanya disertai dengan penyakit Castleman (
kelainan proliferasi limfoid).
Grade III (anaplastik) : papiler (jarang dan tersering pada anak-anak),
rhabdoid dan anaplastik. Grade III ini merupakan meningioma malignan
dengan:
Angka invasi lokal yang tinggi.
Rekurensi tinggi.
Metastasis.

Marker proliferasi : Sebagai contoh adalah MIB-1


dan Ki 67.
Gambaran Klinis
Kejang, baik berupa kejang fokal maupun kejang umum.
Gejala peningkatan tekanan intrakranial, seperti hidrosefalus obstruktif
dengan sakit kepala.
Edek neuropsikologi, seperti perubahan kepribadian dan disinhibisi yang
dapat ditemukan pada meningioma yang berada di frontal.
Transient ischemic attack dan perdarahan intrakranial juga dapat ditemui.
Meningioma yang menekan jalur visual dapat menyebabkan gangguan
lapangan pandangan.
Meningioma pada daerah sella dapat memberikan gejala panhipopituarisme.
Spinal meningioma dapat memberikan sindrom Brown-Sequard.
Tumor Hipofisis
Manifestasi klinik
Efek lokal yang diakibatkan pendesakan massa tumor.
Massa yang membesar dalam fossa hipofisis dapat menimbulkan sakit
kepala, defek neurooftalmologi atau nyeri trigeminal tergantung pada
ukuran dan arah pembesaran.
Sakit kepala; biasanya retroorbita atau bitemporal. Cenderung
memburuk ketika bangun. Sakit kepala katastropik mendadak bisa
disebabkan oleh apopleksi hipofisis. Tumor hipofisis yang sangat
besar dapat mengakibatkan obstruksi cairan otak, menyebabkan
hidrosefalus.
Defek lapangan pandang : umum namun seringkali asimptomatik.
Hemianopia bitemporal adalah kelainan klasik namun dapat juga
timbul defek lapangan pandang bilateral atau unilateral.
Pembesaran ekstensif ke hipotalamus dapat mengakibatkan gangguan
selera makan, haus, dan gangguan regulasi suhu serta kesadaran.
Defisiensi hormonal hipofisis anterior
Panhipopituitarism atau penurunan satu atau lebih dari keenam hormon
dalam berbagai derajat dapat terjadi.
Manifestasi pada dewasa cenderung berupa infertilitas, oligo/amenorrhea,
penurunan libido dan disfungsi ereksi. Defisiensi LH dan GH dapat
mengakibatkan penurunan massa otot, jumlah bulu pada tubuh, obesitas
sentral dan testis yang kecil dan lunak.
Pada anak-anak, gejala hipopituitarisme seringkali muncul dalam bentuk
pubertas yang terlambat atau gangguan pertumbuhan.
Diabetes insipidus merupakan tampilan yang jarang namun dapat muncul
setelah operasi adenoma hipofisis.
Schwannoma

Schwannoma atau Neuroma Akustik (AN) adalah


tumor saraf vestibulokohlearis (N VIII) yang berasal
dari selubung saraf sel Schwann. Sebagian besar
berasal dari bagian vestibuler dan kurang dari 5%
berasal dari divisi kohlearis (pendengaran).
Ada sekitar 13 kasus baru per sejuta populasi per
tahun.
Perkiraan prevalensi didasarkan pada autopsi (8000
kasus per sejuta populasi) dan seri radiologi (700 per
sejuta) berdasarkan MRI, yang menunjukkan bahwa
sebagian besar kasus AN tidak terdiagnosis.
Faktor resiko

Neurofibromatosa
Pemberian dosis tinggi sinar radiasi
Pada suatu studi kasus kontrol, penggunaan interphone
tidak menjadi faktor resiko pada penggunaan jangka
pendek, tetapi pada jangka panjang belum diketahui.
Setiap gangguan pendengaran unilateral sensorineural yang
disebabkan oleh AN sudah terbukti. Pertimbangan diagnosis pasien AN
dengan :
Kehilangan pendengaran unilateral/tinnitus dalam onset progresif atau
akut.
Gangguan sensasi wajah.
Gangguan keseimbangan dengan penjelasan lainnya.
Oleh karena penyebaran tumor, gangguan pendengaran dan
keseimbangan memburuk dan gejala yang mengarah pada kompresi
struktur lain dapat timbul :
Nyeri fasial atau baal pada trigeminal neuralgia.
Sakit telinga.
Kelemahan otot wajah akibat tekanan pada N.VII (fasialis).
Ataksia
Kompresi pada batang otak dapat menyebabkan hidrosefalus dengan
gangguan penglihatan dan nyeri kepala persisten.
Pemeriksaan
Audiologi.
Semua pasien dengan kehilangan pendengaran
unilateral harus mendapatkan pemeriksaan
audiologi untuk menentukan kuantitas dan jenis dari
gangguan sensorineural.
Pencitraan Diagnostik
MRI telah menggantikan CT Scan sebagai
pencitraan terpilih untuk kejadian
Glioma

Tumor berasal dari jaringan yang disebut] "glia," yang


membantu untuk menjaga neuron di tempatnya dan
berfungsi dengan baik.
Astrocytomas (termasuk glioblastomas),
Oligodendrogliomas, dan Ependymomas.
Astrocytomas
Astrocytomas adalah tumor yang timbul dari sel-sel astrosit-berbentuk bintang yang
membentuk "lem ".
Pilocytic Astrocytoma
Astrocytomas ini biasanya berada di daerah di mana mereka muncul dan tidak
menyebar.
Difus Astrocytoma
Jenis: fibrillary, Gemistocytic, protoplasma Astrocytoma ini kelas II astrocytomas
cenderung menyerang jaringan di sekitarnya dan tumbuh pada kecepatan yang
relatif lambat.
Anaplastik Astrocytoma grade III.
Tumor ini jarang memerlukan pengobatan dan lebih agresif dari astrocytoma
pilocytic jinak.
Astrocytoma grade IV
Ada dua jenis astrocytoma kelas IV-primer, atau de novo, dan sekunder.
Astrocytomas
Lokasi
Berbagai bagian dari otak dan sistem saraf, termasuk otak kecil,
otak besar, daerah pusat otak, batang otak, dan sumsum tulang
belakang.
Gejala Klinis
Sakit kepala, kejang, kehilangan memori, dan perubahan
perilaku
Insidensi
Pada anak-anak dan dewasa muda. Jenis lain cenderung terjadi
pada laki-laki > perempuan dan paling sering pada orang usia
45 dan lebih.
Penyebab
Seperti jenis tumor lain, penyebab pasti astrocytoma tidak
diketahui.
Ependymomas

Ependymomas timbul dari sel-sel yang melapisi ependymal ventrikel otak


dan pusat sumsum tulang belakang.
Subependymomas (grade I): Biasanya tumbuh lambat tumor.
ependymomas Myxopapillary (kelas I): Biasanya tumbuh lambat tumor.
Ependymomas (kelas III): Yang paling umum dari tumor ependymal. Jenis
ini dapat dibagi lagi menjadi sub-tipe berikut, termasuk ependymomas
selular, ependymomas papiler, ependymomas sel jernih, dan ependymomas
tancytic.
Ependymomas anaplastik (kelas IV): Biasanya lebih cepat tumbuh tumor.
Ependymomas (2)
Lokasi
Ependymomas Otak dan tulang belakang. Subependymomas di dekat
ventrikel. Ependymomas Myxopapillary bagian bawah tulang belakang.
Ependymomas Sepanjang, atau di samping sistem ventrikel.
Ependymomas anaplastik di otak pada orang dewasa dan di belakang
bagian bawah tengkorak (posterior fossa) pada anak-anak.
Deskripsi
Ependymomas lembut, keabu-abuan, atau tumor merah yang mungkin berisi
kista atau kalsifikasi mineral.
Gejala
Pada bayi, peningkatan ukuran kepala. Lekas marah, sulit tidur, dan muntah
dapat muncul. Pada remaja dan orang dewasa, mual, muntah, dan sakit
kepala adalah gejala yang paling umum.
Insidensi
Relatif jarang terjadi pada orang dewasa, Namun, tumor ini adalah tumor
otak urutan keenam pada anak-anak 30% dari ependymomas pada anak-
anak muda dari 3 tahun.
Oligodendrogliomas
Oligodendrogliomas berasal dari oligodendrocytes, salah satu jenis sel yang
membentuk jaringan otak. Bisa menjadi kelas rendah (kelas II) atau bermutu
tinggi (kelas III, atau anaplastik).
Lokasi
Ditemukan di mana saja dalam belahan otak otak, meskipun lobus frontal
dan temporal adalah lokasi yang paling umum.
Deskripsi
Oligodendrogliomas umumnya lembut, tumor keabu-abuan merah muda.
Mereka sering mengandung deposit mineral (disebut kalsifikasi), daerah
perdarahan, dan / atau kista. Di bawah mikroskop, sel-sel tumor ini
tampaknya memiliki "lengan pendek," atau bentuk goreng telur.
Oligodendrogliomas
Gejala Klinis
kejang, sakit kepala, dan perubahan kepribadian.
Tumor lobus frontal kelemahan pada satu sisi tubuh, kepribadian
atau perubahan perilaku, dan kesulitan dengan memori jangka pendek.
Tumor lobus temporal biasanya pasien "diam," menyebabkan
beberapa gejala selain mungkin kejang atau masalah bahasa.
Insidensi
Sekitar 6% dari tumor ini ditemukan pada bayi dan anak-anak.
Kebanyakan oligodendrogliomas terjadi pada orang dewasa usia 50-
60, dan ditemukan pada pria lebih sering daripada wanita.
Penyebab
Seperti banyak jenis tumor, penyebab pasti oligodendroglioma tidak
diketahui. Namun, para ilmuwan telah mengidentifikasi kelainan
kromosom yang mungkin memainkan peran dalam perkembangan
tumor tersebut.
Gejala klinis

Gejala efek massa-tumor


Tekanan intrakranial (TIK) meningkat
Brain shift
Gejala kerusakan fokal/lokal
Lesi Frontalis
Lesi Temporalis
Lesi Parietalis
Lesi Hipotalamus
Penegakkan Diagnosis

Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang

Elektroensefalografi (EEG)
Foto polos kepala
Arteriografi
Computerized Tomografi (CT Scan)
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Penilaian CT Scan pada tumor otak:
Tanda proses desak ruang:
Pendorongan struktur garis tengah itak
Penekanan dan perubahan bentuk ventrikel
Kelainan densitas pada lesi:
hipodens
hiperdens atau kombinasi
kalsifikasi, perdarahan
Udem perifokal
Terapi

Tersedianya alat yang lengkap


Pengertian penderita dan keluarganya
Luasnya metastasis.
Terapi Steroid
Pembedahan
Radioterapi
Kemoterapi
Diagnosis Banding

Abses intraserebral
Epidural hematom
Hipertensi intrakranial benigna
Meningitis kronik.
Prognosis

Prognosisnya tergantung jenis tumor spesifik.


Kesimpulan

Anatomi dari otak terdiri atas Serebrum (Otak Besar), Serebelum


(Otak Kecil), dan Pons (Batang Otak)
Tumor otak terbagi atas tumor supratentorial dan tumor
infratentorial
Tumor Supratentorial terbagi lagi berdasarkan lokasi atau
jaringan tempat tumor bertumbuh yaitu Meningioma, Tumor
Hipofisis, Schwanoma, dan Glioma
Gejala klinis tumor terdiri atas Gejala efek massa tumor dan
Gejala kerusakan fokal/lokal
Penegakkan diagnosis dari tumor dapat dilakukan dengan
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cermat serta adanya
pemeriksaan penunjang seperti CT-Scan
Prognosisnya tergantung jenis tumor spesifik.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai