Anda di halaman 1dari 38

PROPOSAL

HIBAH PENELITIAN PASCASARJANA


FAKULTAS PETERNAKAN
TAHUN ANGGARAN 2015

PENGGUNAAN TEMULAWAK DAN JAHE MERAH SEBAGAI


PHYTOBIOTIC GREEN ADDITIVES UNTUK MENINGKATKAN
PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS KARKAS AYAM BROILER

Nanung Danar Dono / 0023127301


Zuprizal / 0031085905
Edi Suryanto / 0007076009
Etha Azizah Hasiib / 376363
Pipit Tita Adhitya / 06387

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Mei 2015

1
Halaman Pengesahan

1 a. Judul Penelitian : Penggunaan Temulawak dan Jahe Merah sebagai


Phytobitic Green Additives untuk Meningkatkan
Produktivitas dan Kualitas Karkas Ayam Broiler
b. Bidang Ilmu : Nutrisi dan Makanan Ternak
2 Peneliti:
a. Nama Lengkap dan Gelar : Nanung Danar Dono, S.Pt., M.P., Ph.D.
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. NIP / NIDN : 197312231999031002 / 0023127301
d. Pangkat/ Golongan : Lektor / IIIc
e. Fakultas : Peternakan
f. Handphone : 081393775488
g. E-mail : nanungdd@ugm.ac.id
3 Nama anggota peneliti:
1. Dosen:
1. Prof. Dr. Zuprizal, DEA.
2. Ir. Edi Suryanto, M.Sc., Ph.D.
2. Mahasiswa:
1. Etha Azizah Hasiib
2. Pipit Tita Adhitya
4. Lokasi penelitian : Fakultas Peternakan UGM
5. Kerjasama dengan institusi lain :
6. Jangka waktu penelitian : 3 bulan
7. Biaya yang diusulkan
a. Sumber dari Program Studi Pascasarjana : Rp. 15.000.000,00
b. Sumber lainnya : Rp. 6.100.000,00
Total : Rp. 20.100.000,00

Mengetahui, Yogyakarta, 23 Juni 2015


Ketua Program Studi Doktor Ketua Peneliti

Prof. Dr. Ir. Budi Prasetyo Widyobroto, DESS., DEA. Nanung Danar Dono, S.Pt., M.P., Ph.D.
NIP: 19610527 198511 1001 NIP: 197312231999031002

Menyetujui:
Dekan / Penanggung jawab
Program Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA.


NIP: 19660822 199010 1001

2
LATAR BELAKANG

Perumusan masalah
Peternakan ayam broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan
yang berkembang dengan sangat pesat. Pada 2014, populasi ayam broiler di
Indonesia mencapai 1.481.872.000 ekor (BPS, 2014). Populasi ini terus meningkat
secara signifikan dari tahun ke tahun seiring dengan peningkatan permintaan
daging ayam di pasaran. Permintaan yang meningkat ini selaras dengan
meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi protein hewani.
Daging ayam sebagi salah satu penyumbang sumber protein hewani terbesar
harus selalu tersedia untuk jangka ke depannya, sehingga sistem usaha
peternakan haruslah berorietasi pada sistem usaha peternakan berkelanjutan.
Industri peternakan pada akhir-akhir ini menjadi trending topic dalam
sistem usaha peternakan berkelanjutan. Sistem usaha ini diprediksikan tidak akan
menjadi sistem usaha yang berkelanjutan karena memiliki efek negatif terhadap
konsumen. Teknologi pakan ayam broiler diduga menggunakan antibiotik.
Keberadaan antibiotik yang tidak terkendali dapat menyebabkan tumbuhnya
beberapa bakteri yang resisten terhadap antibiotik, yang dapat membahayakan
kesehatan ternak. Selain itu, antibiotik juga dapat menjadi residu dalam produk
hasil ternak. Residu ini memengaruhi kesehatan manusia, karena dapat
menyebabkan adanya reaksi alergi, keracunan, resistensi mikroba, dan
mengganggu fisiologis tubuh manusia.
Untuk menjadikan usaha peternakan broiler menjadi berkelanjutan maka
dibutuhkan penelitian mengenai sistem usaha yang berkelanjutan. Industri
industri perunggasan, khususnya industri pakan ternak harus mengupayakan
alternatif pengganti antibiotik. Salah satu alternatif yang dapat dipilih adalah
pemanfaatan fitobiotik dalam pakan. Fitobiotik merupakan komponen dari feed
additive yang murni berasal dari tanaman yang memiliki senyawa aktif yang
bermanfaat dalam meningkatkan kinerja produksi ternak (Windish et al., 2006).

3
Selain itu, produk dari penggunaan fitobiotik akan mengalami penurunan toksin,
bebas residu, dan merupakan feed additive yang ideal dalam produk hasil
peternakan (Wang et al., 1998).
Temulawak dan jahe merah merupakan tanaman yang berpotensi sebagai
fitobiotik (Yang et al., 2009; Herawati, 2010; Dono, 2012). Temulawak
mengandung senyawa aktif tetrahydrocurcuminoid (Osawa et al., 1995),
curcumin, demethoxy-curcumin, dan bismethoxycurcumin (Wuthiudomler et al.,
2000). Selain itu, temulawak juga mengandung sejumlah senyawa metabolit
sekunder, seperti alkaloid, flavonoid, triterpenoid, glikosida, dan fenolik (Hayani,
2006). Dijelaskan lebih lanjut oleh Hayani (2006) bahwa temulawak juga
mengandung minyak atsiri (3,81%), pati (41,45%), serat (12,62%), dan abu
(4,62%). Senyawa-senyawa metabolit sekunder temulawak berperan dalam
membantu proses pencernaan pakan dan aktivitas farmakologinya berperan
dalam meningkatkan sistem imun tubuh (Al-Sultan, 2003; Durani et al., 2006;
Yarru et al., 2009, Nurkholis et al., 2013).
Jahe merah memiliki fitobiotik gingerol, yaitu suatu komponen oleoresin
jahe yang bertanggung jawab memberikan pengaruh medis pada jahe (Solomon
dan Baker, 2005). Kandungan lain yang terdapat pada jahe merah adalah
komponen dari minyak atsiri yang berperan dalam meningkatkan sistem
pencernaan makanan dengan cara mempengaruhi kerja saraf, pencernaan, dan
metabolisme tubuh (Herawati, 2010). Onimisi (2004) menyatakan bahwa jahe
merah mengandung zingiberen dan zingerol yang dapat menstimulasi saluran
pencernaan dengan cara mengontrol pH dan mengaktifkan enzim pada saluran
pencernaan dan aktivitas mikrobia saluran pencernaan. Selain itu, senyawa
ginger dapat meningkatkan status kesehatan saluran pencernaan dan
merangsang nafsu makan.
Pemberian temulawak dan jahe merah diharapkan mampu meningkatkan
kinerja pertumbuhan broiler dan kesehatan ternak dengan adanya komponen
senyawa aktif di dalamnya. Nutrien yang akan diserap akan lebih baik dan

4
efisiensi ransum akan meningkat, sehingga kinerja pertumbuhan ayam akan
meningkat dan kualitas karkas yang dihasilkan akan lebih baik. Selain itu, dengan
adanya pemanfaatan senyawa aktif dalam temulawak dan jahe merah diharapkan
mampu menghasilkan produk yang bebas dari residu antibiotik, sehingga aman
untuk dikonsumsi.

Kaslian penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian-penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh penulis, sehingga merupakan sebuah ide asli
dari penulis. Penelitian yang dilakukan oleh Dono (2012) menggunakan fitobiotik
menunjukkan bahwa produktivitas dan kesehatan saluran pencernaan ayam
broiler meningkat setelah dalam pakannya disuplementasi tepung bawang putih
dan temulawak. Penelitian sebelumnya penggunaan fitobiotik jahe merah oleh
Dono (2005) dan Dono et al. (2006) menunjukkan bahwa penggunaan fitobiotik
jahe merah pada level 1,5-2,0 % dapat meningkatkan produktivitas, kualitas
karkas, dan profil darah ayam broiler. Namun penggunaan yang terus-menerus
dapat menurunkan total leukosit dan hemoglobin darah dan merusak bursa
fabrisius, sehingga menurunkan sistem antibodi tubuh ternak.
Penelitian penggunaan fitobiotik temulawak dan jahe merah ini
diharapkan mampu meningkatkan produktivitas, kualitas karkas, serta status
kesehatan ayam broiler, terutama profil darah.

Faedah penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan faedah bagi ilmu pengetahuan,


khususnya bidang nutrisi unggas, khususnya mengenai penggunaan fitobiotik
dalam ransum unggas. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pustaka
untuk penelitian selanjutnya, sehingga fitobiotik dalam tanaman lebih optimal
untuk dimanfaatkan. Secara lebih khusus diharapkan hasil penelitian ini dapat

5
memberikan tambahan informasi mengenai peranan temulawak dan jahe merah
dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas karkas ayam broiler.

6
ROADMAP HASIL PENELITIAN

Penelitian mengenai penggunaan fitobiotik temulawak dan jahe merah


telah dilakukan oleh penulis pada penelitian sebelumnya. Berikut ini adalah hasil
penelitian pada penelitian sebelumnya.

Penelitian fitobiotik temulawak


1. Kualitas Daging Ayam Broiler yang Mendapatkan Tepung Bawang Putih dan
Tepung Temulawak dalam Ransum (Dono, 2010). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan bawang putih 1,0-2,0 % dan temulawak 1,0-
2,0 % dapat meningkatkan kualitas daging ayam broiler.
2. Nutritional Strategis to Improve Enteric Health and Growth Performance of
Poultry in the Post Antibiotic Era (Dono, 2012). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pemberian fitobiotik bawang putih dan temulawak 10 g/kg ransum
dapat meningkatkan produktivitas dan meningkatkan kesehatan saluran
pencernaan ayam broiler.
3. Turmeric (Curcuma longa Linn.) Supplementation as an Alternative to
Antibiotics in Poultry Diets (Dono, 2013). Makalah ini melakukan pembahasan
mengenai peranan temulawak sebagai alternatif penggunaan antibiotik pada
pakan unggas.
4. Studi Pemanfaatan Aditif Pakan untuk Ternak Unggas (Dono et al., 2014). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa aditif pakan dapat meningkatkan produktivitas
ayam broiler.

Penelitian fitobiotik jahe merah


1. Supplementasi Fitobiotik Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe) dalam Pakan
terhadap Penampilan, Kualitas Karkas, Profil Darah, dan Organ dalam Ayam
Broiler (Dono, 2005). Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi jahe
merah hingga 2,0% dalam ransum memberikan pengaruh yang relatif lebih

7
baik pada produktivitas, kualitas karkas, dan profil darah ayam broiler.
2. Profil Darah dan Bursa Fabrisius Ayam Broiler yang Mendapatkan Suplementasi
Jahe Merah Ransumnya (Dono et al., 2006). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa suplementasi jahe merah 1,5-2,0 % dapat meningkatkan total eritrosit,
namun menurunkan leukosit dan hemoglobin serta merusak bursa fabricius.

8
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi fitobiotik temulawak dan
jahe merah yang memiliki kemampuan uuntuk meningkatkan produktivitas dan
kualitas karkas ayam broiler. Secara khusus, penelitian ini dimaksudkan untuk
mengeksplorasi potensi temulawak dan jahe merah sebagai salah satu sumber
fitobiotik dalam pakan broiler dan manfaatnya terhadap produktivitas, kualitas
karkas, serta profil, darah ayam broiler.

Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan faedah bagi ilmu pengetahuan,
khususnya bidang nutrisi unggas, khususnya mengenai penggunaan fitobiotik
dalam ransum unggas. Selain itu, penelitian ini diharapakan dapat menjadi
pustaka untuk penelitian selanjutnya, sehingga fitobiotik dalam tanaman lebih
optimal untuk dimanfaatkan. Secara lebih khusus diharapkan hasil penelitian ini
dapat memberikan tambahan informasi mengenai peranan temulawak dan jahe
merah dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas karkas ayam broiler.

9
TINJAUAN PUSTAKA

Produktivitas Ternak Ayam Broiler

Pertumbuhan ayam broiler


North dan Bell (1990) berpendapat bahwa ayam broiler adalah galur ayam
hasil rekayasa oleh teknologi yang memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri
khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging. Pertumbuhan didefinisikan
sebagai perubahan (pertambahan ukuran dan jumlah) sel atau jaringan tubuh,
seperti tulang, otot, daging, dan jaringan tubuh lainnya. Pertumbuhan pada
ternak ditandai dengan penambahan jumlah berat jaringan yang diketahui
dengan penimbangan rutin atau berkala (Zubaidah, 1992). Pertumbuhan selalu
dikaitkan dengan perubahan ukuran yang meliputi perubahan berat hidup,
bentuk, dimensi linear, dan komposisi tubuh, termasuk perubahan-perubahan
tulang, otot, lemak, dan organ-organ serta komponen kimia jaringan tubuh
(Soeparno, 2005).
Pertumbuhan broiler didukung oleh genetik dan lingkungan yang baik.
Lingkungan ternak dapat berupa kuantitas dan kualitas nutrien pakan, keadaan
cuaca, manajemen pemeliharaan, dan faktor fisik dan teknis dalam pemeliharaan
(Scott et al., 1982). Pakan merupakan aspek terpenting dalam pertumbuhan
unggas dan biaya pakan dapat mencapai 70-75 % dari biaya total produksi
(Martinez, 1999). Pakan mengandung nutrien yang sangat penting untuk
mengoptimalkan pertumbuhan dan kesehatan ternak (Yegani dan Korver, 2008).

Peningkatan produktivitas ayam broiler


Produktivitas unggas berkaitan erat dengan pakan, dimana pakan
merupakan faktor utama yang menentukan kondisi kesehatan unggas untuk
mengoptimalkan kinerja pertumbuhan yang lebih baik. Ayam yang diberi nutrisi
yang tepat serta berada dalam manjemen yang baik akan meningkatkan

10
pertumbuhan dengan baik. Masa pertumbuhan ayam semakin dipercepat
dengan cara efisiensi pakan secara terus-menerus, memperhatikan kesehatan
dan nutrisi ayam. Hal ini menjadi lebih penting untuk memperoleh perubahan
penting dalam saluran pencernaan, mengingat kerugian yang terjadi disebabkan
oleh perubahan pada lapisan mukosa. Beberapa perubahan berdampak pada
efisiensi dari asimilasi nutrisi, karena di bawah mukosa merupakan permukaan
yang luas dari sel epitel yang memiliki tipe berperan penting dalam transportasi
nutrien kedalam saluran pencernaan (Choct, 2009).
Apajalahti et al. (2004) menunjukkan bahwa kinerja produksi terbaik
diperoleh ketika ayam dalam status kesehatan yang baik dan didukung oleh
kualitas nutrisi yang tinggi. Optimalisasi nutrisi secara nyata dapat meningkatkan
perkembangan saluran pencernaan. Pertumbuhan saluran percernaan dan organ
pencernaan berdampak pada pertumbuhan dan stabilitas dari populasi
mikroflora. Kraehenbuhl dan Neutra (1992) mendeskripsikan bahwa jumlah
koloni mikroflora dalam saluran pencernaan lebih dari 640 jenis, sehingga
perkembangan saluran pencernaan dan kesehatannya dapat terganggu oleh
keseimbangan mikroflora. Kondisi mikroflora dalam saluran pencernaan
disebabkan oleh perkembangan saluran pencernaan, keadaan biokimia,
imunologi, fisiologi, dan infeksi spesifik (Torok et al., 2009).

Peningkatan kualitas karkas


Salah satu fungsi dari pakan yang dikonsumsi oleh ayam adalah untuk
pertumbuhan. Pertumbuhan ayam broiler membentuk karkas yang terdiri dari 3
jaringan utama, yaitu: jaringan tulang yang membentuk kerangka, urat daging,
serta jaringan lemak. Jaringan tulang merupakan jaringan yang tumbuh paling
awal, kemudian diikuti oleh pertumbuhan urat daging dan pertumbuhan yang
terakhir adalah pertumbuhan lemak (Pond et al., 1995).
Karkas didefinisikan sebagai daging dan tulang hasil pemotongan setelah
dipisahkan dari kepala sampai batas pangkal leher, kaki sampai batas lutut, serta

11
isi rongga perut, kecuali paru-paru dan ginjal (Soeparno, 2005). Berat karkas
ayam broiler berkisar 65-75 % dari total bobot hidup (Lesson dan Summer, 2005).
Berat karkas dipengaruhi oleh strain, umur, jenis kelamin, berat badan, serta
kuantitas dan kualitas pakan. Nilai karkas sendiri dipengaruhi oleh berat karkas,
jumlah daging yang dihasilkan, dan kualitas daging (Soeparno, 2005). Jumlah
daging karkas ditentukan oleh derajat keempukan dan jumlah daging pada paha
dan dada (Muharlien, 1995). Puron et al. (1995) berpendapat bahwa kepadatan
kandang ayam broiler dapat menurunkan kualitas karkas. Namun, penelitian yang
dilakukan oleh Feddes et al. (2002) melaporkan bahwa kepadatan kandang tidak
berpengaruh terhadap kualitas karkas ayam selama lingkungan ayam dalam
kondisi yang nyaman untuk pertumbuhan.
Penelitian penggunaan jahe merah sebagai fitobiotik dapat meningkatkan
kualitas karkas ayam broiler (Dono, 2005). Selain itu, penggunaan temulawak
juga dilaporkan dapat meningkatkan kualitas karkas ayam broiler (Al Sultan, 2003;
Durrani et al., 2006). Hal ini menunjukkan bahwa fitobiotik dapat berperan dalam
meningkatkan kualitas karkas dengan adanya senyawa aktif yang terdapat pada
fitobiotik tersebut.

Phytobiotic Green Additives

Kesehatan saluran pencernaan


Saluran pencernaan merupakan pembatas antara unggas dan lingkungan,
serta berfungsi untuk mencerna pakan dan menyerap nutrien yang dibutuhkan,
untuk kesehatan, dan mengeluarkan racun dari tubuh. Pertumbuhan dan
perkembangan saluran pencernaan dan kesehatannya sangat penting untuk
mendukung perkembangan dan kesehatan dari organisme di dalamnya (Choct,
2009). Kesehatan saluran pencernaan digambarkan sebagai keseimbangan
dinamis yang memiliki interaksi komplek antara kualitas nutrisi, populasi
mikroflora, dan mukosa usus, serta memastikan fungsi utama dari saluran

12
pencernaan dan keberadaan patogen (Conway, 1994). Sebagai konsekuensinya,
untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan diperlukan saluran
pecernaan yang sehat dan bebas dari bibit penyakit, seperti: dysbacteriosis,
infeksi, inflamasi (Wilson et al., 2005).
Unggas yang sehat secara umum memiliki karkateristik memiliki saluran
usus yang berfungsi dengan baik. Hal ini merupakan dasar untuk meningkatkan
efisiensi pakan, bagi kepentingan kebutuhan pokok dan pertumbuhan atau
produksi. Karakteristik terpenting dari usus yang berfungsi dengan baik adalah
keseimbangan dari populasi bakteri di dalamnya. Keseimbangan ini berkaitan erat
dengan saluran usus ketika ternak diperlakukan ke dalam kondisi stres, seperti:
infeksi bakteri, temperatur lingkungan yang tinggi, pergantian pakan, dan
transportasi (Jin et al., 1997). Struktur fisik saluran pencernaan dapat rusak oleh
toksin yang dihasilkan oleh bakteri patogen. Kerusakan tersebut dapat berupa
luka, infeksi, radang, maupun kematian jaringan. Bentuk subklinis dari infeksi
dapat berupa kematian jaringan (necrotic entritis) yang akan merusak secara
lebih cepat dan infeksi jangka pendek. Selain itu, menurunnya status kesehatan
saluran pencernaan dapat berpengaruh terhadap jalannya penyerapan nutrien,
mobilisasi dan fungsi perkembangan organ, pertumbuhan jaringan dan sistem
imun (Kelly dan Conway, 2001).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pathogenic microflora dalam
saluran pencernaan dapat menurunkan absorbsi nutrisi dengan cara
meningkatkan ketebalan mukosa saluran pencernaan, menurunkan kapasitas
absorpsi nutrien, serta ikut berkompetisi merebut mikro-nutrien yang telah
tercerna di dalam saluran pencernaan (Apajalahti et al., 2004). Perkembangan
pathogenic microflora dapat ditekan dengan cara penambahan antibiotik.
Pemberian antibiotik dalam pakan dapat menghambat pertumbuhan exogenous
pothogen, sehingga meningkatkan efisiensi nutrisi, kinerja pertumbuhan, dan
status kesehatan unggas (Miles et al., 2006). Thomke dan Elwinger (1998)
mendeskripsikan bahwa antibiotik dapat mengontrol pertumbuhan dan

13
proliferasi mikroflora dalam saluran pencernaan, namun antibiotik tidak dapat
mengontrol pertumbuhan dengan berbagai mekanisme. Antibiotik dibedakan
menurut kemampuannya dalam mempengaruhi kerja penyakit tertentu atau
meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan.

Feed additives
Feed additive merupakan produk yang digunakan dalam nutrisi ternak
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pakan dan kualitas produk hasil
ternak atau meningkatkan produktivitas dan kesehatan ternak (Hashemi dan
Davoodi, 2010). Feed additive juga bermanfaat untuk memaksimalkan potensi
genetik yang dimiliki ayam broiler (Mokhtari et al., 2010).
Beberapa jenis feed additive yang digunakan untuk ternak adalah
fitobiotik, probiotik, synbiotic, asam organik, dan beberapa kelompok enzim.
Kombinasi dari kedua atau lebih dari beberapa feed additive dilakukan dalam
beberapa penelitian untuk memaksimalkan potensi dari masing-masing feed
additive (Choi et al., 2010). Selain itu, yeast culture juga dapat dimanfaatkan
sebagai feed additive (Mokhtari et al., 2010).

Phytobiotic
Fitobiotik atau yang dikenal sebagai phytogenic feed additive merupakan
feed additive yang mengandung senyawa bio-aktif turunan tanaman yang
diharapkan dapat berperanan memaksimalkan produktivitas ternak dengan cara
memperbaiki sifat pakan, meningkatkan kinerja produksi ternak, maupun
memperbaiki kualitas produk hasil ternak. Fitobiotik dapat dipakai sebagai
pemacu pertumbuhan alami atau non-antibiotik growth promotor, turunan dari
tanaman obat-obatan, rempah-rempah, atau tanaman lainnya (Windisch et al.,
2007).
Hasmehi dan Davoodi (2010) berpendapat bahwa fitobiotik merupakan
pakan tambahan yang dapat digunakan sebagai strategi pakan untuk

14
meggantikan antibiotic growth promotors. Efek dari penggunaan fitobiotik
terhadap kinerja produksi ternak adalah meningkatkan kecernaan pakan,
sehingga produktivitas ternak meningkat.
Beberapa kelompok herbal dan rempah-rempah dapat dimanfaatkan
sebagai fitobiotik ayam broiler, seperti bawang putih (Kim et al., 2009; Choi et al.,
2010; Dono, 2012), temulawak (Yang et al., 2009; Yarru, 2009; Herawati, 2010),
jintan hitam (Salem, 2005, Ziad et al., 2008), jahe (Ali et al., 2008), dan jahe
merah (Dono, 2005; Herawati, 2010).

Temulawak dan Jahe Merah sebagai Fitobiotik

Temulawak
Tanaman temulawak (Curcuma longa) merupakan tanaman obat dari
Famili Zingiberaceae. Morfologi tanaman temulawak adalah berupa pelepah-
pelepah daun yang menyatu, mempunyai umbi batang, tinggi tanaman 50-200
cm, bunga berwarna putih kemerahan atau kuning bertangkai 1,5-3 cm,
berkelopak 3-4 buah (Al-Sultan, 2003). Berikut adalah taksonomi dari tanaman
temulawak (Chattopadhyay et al., 2004).

Kelas : Liliposida
Sub kelas : Commelinids
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma longa

Temulawak tumbuh di daerah tropis dan sub tropis, seperti China,


Indonesia, India, Malaysia, Jamaica, dan Peru (Govindanrajan dan Stahl, 1980).
Durrani et al. (2006) berpendapat bahwa temulawak termasuk rempah-rempah

15
yang dimanfaatkan dalam pengolahan makanan oleh manusia. Bagian rhizoma
merupakan bagian yang digunakan sebagai rempah-rempah dan obat tradisional.

Gambar 1. Tanaman temulawak (Navindran et al., 2007)

Temulawak mengandung senyawa aktif tetrahydrocurcuminoid (Osawa et


al., 1995), curcumin, demethoxycurcumin, dan bismethoxycurcumin
(Wuthiudomler et al., 2000). Selain itu, temulawak juga mengandung sejumlah
senyawa metabolit sekunder, seperti alkaloid, flavonoid, triterpenoid, glikosida,
dan fenolik (Hayani, 2006). Dijelaskan lebih lanjut oleh Hayani (2006) bahwa
temulawak juga mengandung minyak atsiri (3,81%), pati (41,45%), serat (12,62%),
dan abu (4,62%). Senyawa-senyawa metabolit sekunder temulawak berperan
dalam membantu proses pencernaan makanan dan aktivitas farmakologinya
berperan dalam meningkatkan sistem imun tubuh (Al-Sultan, 2003; Durani et al.,
2006; Yarru et al., 2009, Nurkholis et al., 2013).

Jahe merah
Tanaman jahe merah termasuk dalam Famili Zingiberaceae. Tanaman ini
ditemukan lebih dari 1.200 species dalam 53 genera yang berbeda. Tanaman ini
digunakan sebagai obat tradisional di India dan China. Tanaman jahe tumbuh

16
subur secara alami di darah yang memiliki curah hujan dan sinar matahari yang
cukup, seperti Asia Tenggara, Afrika, dan India Barat. India merupakan negara
terbesar produsen jahe terbesar. Berikut adalah susunan taksonomi dari jahe
merah (Vasala, 2001).

Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Scitaminae
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinale

Jahe merah mempunyai rimpang kecil berlapis, beraroma sangat tajam,


berwarna jingga muda sampai merah dengan diameter 4,20-4,26 cm, tinggi
rimpang 5,26-10,40 cm, panjang rimpang 12,33-12,60, warna daun hijau muda,
serta batang hijau kemerahan. Batang jahe merah diselubungi pelepah daun
serta memiliki bulu-bulu lembut. Daun jahe merah termasuk tipe daun tunggal,
berselang-seling teratur, warna daun lebih hijau, permukaan daun atas berwarna
hijau muda. Helai daun berbentuk lanset, tepi rata, ujung runcing, dan
pangkalnya tumpul. Bunga jahe merah adalah bunga majemuk berbentuk bulir,
kelopak berbentuk tabung, bergigi tiga (Solomon dan Baker, 2005).
Jahe merah memiliki senyawa aktif gingerol. Senyawa ini secara struktural
terkait dengan fungsi senyawa polyphenolic (Mahady et al., 2003). Senyawa
gingerol memiliki efek antioksidan yang mampu melindungi tubuh dari pengaruh
stres akibat proses oksidasi di dalam tubuh (Wang et al., 2003). Kristiono (2005)
melaporkan bahwa jahe merah juga mengandung minyak atsiri (2,5%) dan
oleoresin (0,59%). Kandungan oleoresin jahe merah hanya terdapat pada bagian
rhizome (Solomon dan Baker, 2005).

17
Gambar 2. Tanaman jahe merah (Khorn, 1980)

Hasil penelitian Dono (2005) menunjukkan bahwa kandungan minyak


atsiri dan oleosin pada jahe merah dapat meningkatkan kinerja produksi dan
kualitas ayam broiler. Minyak atsiri berfungsi untuk meningkatkan sistem
pencernaan pakan dengan cara mempengaruhi kerja syaraf, pencernaan, dan
metabolisme tubuh. Selain itu, minyak atsiri juga berfungsi dalam mengatur
sekresi asam lambung agar tidak berlebih dan mengurangi pekerjaan usus yang
terlalu berat dalam mencerna makanan. Herawati (2010) melaporkan bahwa
pemberian jahe merah sebagai fitobiotik dalam pakan dapat meningkatkan bobot
tubuh dan mengurangi konsumsi ransum.

18
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

Landasan Teori
Phytogenic feed additives atau fitobiotik diklaim bermanfaat untuk
meningkatkan produktivitas ternak dengan cara merangsang nafsu makan,
memperbaiki metabolisme tubuh, mestimulasi aktivitas kelenjar pencernaan,
memperbaiki kinerja produksi, memperbaiki konversi pakan, serta meningkatkan
daya tahan tubuh. Pemberian fitobiotik dalam pakan unggas dilaporkan juga
memperbaiki fungsi organ-organ aksesoris pencernaan, serta meningkatkan
produksi dan kualitas karkas dan kualitas fisiko-kimia daging. Pemberian fitobiotik
juga memberikan respon positif untuk meningkatkan rasa daging, menurunkan
bau amis, serta mampu menekan jumlah Salmonella sp dan Escherichia coli.
Tanaman temulawak dan jahe merah merupakan tanaman herbal yang berfungsi
sebagai fitobiotik yang dilaporkan mampu meningkatkan pertumbuhan unggas
dan mampu meningkatkan kualitas karkas unggas. Temulawak yang mengandung
senyawa aktif curcumin, tetrahydrocurcuminoid, demethoxycurcumin,
bismethoxycurcumin, serta komponen senyawa metabolit sekunder lainnya ini
dilaporkan juga mampu meningkatkan proses pencernaan makanan dan
meningkatkan sistem imun tubuh. Tanaman jahe merah memiliki fitobiotik
gingerol, yaitu suatu komponen oleoresin yang secara farmakologi memberikan
pengaruh medis untuk meningkatkan sistem imun tubuh.

Hipotesis

Penambahan tepung temulawak dan jahe merah dalam pakan unggas


dapat meningkatkan produktivitas ternak serta kualitas karkas ayam broiler.

19
MATERI DAN METODE PENELITIAN

Materi Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan 150 ekor day old chick (DOC) broiler
jantan strain New Lohman (MB 202 Platinum) yang diproduksi oleh PT. Japfa
Comfeed Indonesia. Tepung temulawak dan jahe merah diproses tersendiri dari
kumpulan rimpang temulawak dan jahe segar yang dibeli di Pasar Beringharjo,
Yogyakarta. Air minum berasal dari air sumur di lokasi penelitian. Pakan dan air
minum akan diberikan secara ad libitum.
Ransum yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: jagung
kuning, bekatul, soybean meal -48%, minyak goreng, dicaphos, calcium carbonate,
corn gluten meal, garam dapur, vitamin/mineral premix, DL-Methionin, L-Lysine
HCl, threonine, bekatul karier, tepung temulawak, dan tepung jahe merah.
Komposisi nutrisi ransum penelitian tertera pada Tabel 1.
Peralatan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah timbangan,
thermo-hygrometer, alat-alat kebersihan, dan alat tulis.

Pelaksanaan penelitian

Metodologi penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengelompokkan ayam ke dalam 5
perlakuan menggunakan Randomized Complete Block Design (RCBD) dengan Pola
Searah. Setiap perlakuan terdiri dari 6 ulangan dan masing-masing ulangan terdiri
dari 5 ekor ayam. Perlakuan yang diberikan adalah:
T1 : ransum basal tanpa pemberian tepung temulawak (TL) dan jahe merah
(JM)
T2 : ransum basal dengan pemberian 10 g/kg TL
T3 : ransum basal dengan pemberian 15 g/kg JM

20
T4 : ransum basal dengan pemberian 10 g/kg TL dan 15 g/kg JM
T5 : ransum basal dengan pemberian 5 g/kg TL dan 7,5 g/kg JM

Tabel 1. Komposisi bahan pakan yang dipergunakan dalam penelitian


Starter Grower
Bahan pakan
T1 T2 T3 T4 T5 T1 T2 T3 T4 T5
Jagung kuning 41,16 41,16 41,16 41,16 41,16 43,81 43,81 43,81 43,81 43,81
Bekatul 9,31 9,31 9,31 9,31 9,31 10,58 10,58 10,58 10,58 10,58
Bungkil kedelai 36,41 36,41 36,41 36,41 36,41 27,93 27,93 27,93 27,93 27,93
Corn gluten meal 5,10 5,10 5,10 5,10 5,10 9,82 9,82 9,82 9,82 9,82
Minyak goreng 2,69 2,69 2,69 2,69 2,69 2,87 2,87 2,87 2,87 2,87
Dicaphos 0,98 0,98 0,98 0,98 0,98 1,22 1,22 1,22 1,22 1,22
Calcium carbonate 1,57 1,57 1,57 1,57 1,57 0,98 0,98 0,98 0,98 0,98
Premiks Vit,Min, 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
L-Lysine 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27
DL-Methionine 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23
Garam dapur 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
Tpg. temulawak 0 1,00 0 1,00 0,50 0 1,00 0 1,00 0,50
Tpg. jahe merah 0 0 1,50 1,50 0,75 0 0 1,50 1,50 0,75
Bekatul karier 2,50 1,50 1,00 0 1,25 2,00 1,00 1,00 0 1,00
Total 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
Keterangan: T1=pakan basal (C); T2=C+10 g/kg TL; T3=C+15 g/kg JM; T4=C+10 g/kg
TL+15 g/kg JM; dan T5=C+5 g/kg TL+7,5 g/kg JM.

Parameter yang akan diteliti


Variabel yang akan diamati dari 3 parameter dalam penelitian ini meliputi:
1. Kinerja pertumbuhan, meliputi: berat akhir, konsumsi ransum, pertambahan
bobot badan, konversi pakan, rasio efisiensi energi, dan rasio efisiensi protein.
2. Kualitas karkas, meliputi berat karkas, berat lemak abdominal, berat tulang,
berat daging, rasio daging : tulang, dan meat bone ratio.
3. Profil darah, yang meliputi jumlah sel darah putih, sel darah merah, kadar
hemoglobin, kadar kolesterol darah, kadar low density lipoprotein (LDL), dan
high density protein (HDL).

21
Pelaksanaan penelitian
Kandang dibersihkan sebelum DOC datang, kemudian didesinfeksi dengan
desinfektan. Peralatan kandang disiapkan sebelum digunakan. Ketika DOC tiba
ditimbang terlebih dahulu dan diberi minuman larutan sumber energi. DOC
berada dalam area brooding selama 14 hari. Setelah lepas dari area brooding
ayang dibagi ke dalam 30 petak kandang secara acak. Ayam ditimbang terlebih
dahulu untuk mengetahui tingkat keseragamannya.
Air minum dan ransum diberikan secara ad libitum. Pengukuran sisa
konsumsi ransum dan berat tubuh ayam dilakukan setiap seminggu sekali. Selain
itu, diakukan juga pengukuran suhu dan kelembaban kandang sebagai data
penunjang.

Prosedur analisis
Ayam dipelihara selama 42 hari yang dibagi kedalam 30 petak kandang
secara acak. Setiap minggu dilakukan penimbangan seluruh ayam pada masing-
masing kelompok perlakuan untuk mendapatkan data bobot badan mingguan,
total konsumsi, dan konversi pakannya. Setelah berumur 42 hari, ayam diambil
sampel darahnya untuk dianalisis profil sel darah merah, sel darah putih,
hemoglobin darah, kadar kolesterol darah, kadar low density lipoprotein (LDL),
dan high density protein (HDL). Selanjutnya, ayam dipotong untuk mendapatkan
data berat karkas, berat lemak abdominal, berat tulang, berat daging, rasio
daging dan tulang, dan meat bone ration.

Analisis data
Data yang diperoleh akan dianalisis statistik menggunakan analisis variansi
RCBD dengan pola searah, yang dilanjutkan dengan Duncans new Multiple Range
Test untuk data yang berbeda nyata. Indikasi perbedaan yang nyata didasarkan
pada probabilitas kurang dari 5%.

22
JADWAL KEGIATAN

Waktu
Kegiatan Bulan I Bulan II Bulan III Indikator
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan penelitian
Persiapn kandang penelitian
Pembuatan tepung temulawak
dan jahe merah
Analisis fitokimia temulawak
dan jahe merah
Pencarian bahan pakan dan
pembuatan ransum
Pelaksanaan penelitian
Pemeliharaan dan koleksi data
Analisis profil darah dan karkas
Persiapan penelitian
Evaluasi hasil penelitian
Pembuatan laporan
Publikasi hasil penelitian

23
RENCANA ANGGARAN BIAYA

Rekapitulasi biaya yang diusulkan

No Uraian Jumlah (Rp)


1 Honorium dan upah 4.860.000,00
2 Bahan habis pakai 13.800.000,00
3 Peralatan 750.000,00
4 Perjalanan 300.000,00
5 Lain-lain 1.000.000,00
Total 20.710.000,00

Justifikasi anggaran berisi rincian biaya kegiatan (dalam ribuan):

1. Gaji dan Upah


Jumlah
No Pelaksana Jumlah Honor/jam Biaya (Rp)
jam/mg
1 Ketua Pelaksana 1 14 20.000 1.680.000,00
2 Anggota 2 7 15.000 1.260.000,00
3 Tenaga harian 2 16 10.000 1.920.000,00
Jumlah biaya 4.860.000,00

2. Bahan habis Pakai


No Bahan Volume Biaya Satuan (Rp) Biaya (Rp)
1 Day old chick (DOC), ekor 200 7.500 1.500.000,00
2 Pakan , kg 1.000 7.500 7.500.000,00
3 Analisis darah lengkap, sampel 24 100.000 2.400.000,00
4 Analisis kolesterol lengkap,
24 100.000 2.400.000,00
sampel
Jumlah biaya 13.800.000,00

3. Peralatan
No Jenis Volume Biaya Satuan (Rp) Biaya (Rp)
1 Peralatan uji darah
dan analisis kolesterol, 1 500.000 500.000,00
paket
2 Perlengkapan
1 250.00 250.000,00
kandang, paket
Jumlah biaya 750.000,00

24
4. Perjalanan
No Tujuan Volume Biaya Satuan (Rp) Biaya (Rp)
1 Perjalanan penelitian - 300.000 300.000
Jumlah biaya

5. Lain-lain
No Uraian Kegiatan Volume Biaya Satuan (Rp) Biaya (Rp)
1 Laporan 1 200.000,00 200.000,00
2 Publikasi 1 800.000,00 800.000,00
Jumlah biaya 1.000.000,00

25
PERSONALIA

Gol/pangkat/
Nama lengkap dan gelar Bidang keahlian Dosen strata Alokasi waktu
jabatan fungsional
IIIc/Penata/Lektor Nutrisi dan
Nanung Danar Dono, S.Pt., M.P., Ph.D. S-3 14 jam/minggu
Makanan Ternak
IVd/Guru Besar/Pembina Nutrisi dan
Prof. Dr. Zuprizal, DEA. S-3 7 jam/minggu
Utama Madya Makanan Ternak
IVa/Lektor Ilmu dan
Ir. Edi Suryanto, M.Sc., Ph.D. S-3 7 jam/minggu
Kepala/Pembina Teknologi Daging

26
DAFTAR PUSTAKA

Al-Gaby, A.M.A. 1998. Amino acid composition and biological efffects of


supplementing broad bean and corn protein with black cumin cake protein.
Nahrung. 42: 290-294.
Ali, B.H., G. Blunden, M.O. Tanira, and A. Nemmar. 2008. Some phytochemical,
pharmacological and toxicological properties of ginger (Zingiber officinale
Roscoe): A review of recent research. Food and Chemical Toxicology. 46: 409-420.
Al-Sultan, S.I. 2003. The effect of curcuma longa (turmeric) on overall
performance of broiler. International Journal of Poultry Science. 2: 351-353.
Apajalahti, J., A. Kettunen, and H. Graham. 2004. Characteristics of the
gastrointestinal microbial communities, with special reference to the chicken.
Worlds Poultry Science Journal. 60: 223-232.
Badan Pusat Statistik. 2014. Populasi ternak 2014. Tersedia pada:
http://bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1506, diakses pada 2 Mei 2015.
Choct, M. 2009. Managing gut health through nutrition. British Poultry Science.
50: 9-15.
Choi, I.H., W.Y. Park, and Y.J. Kim. 2010. Effects of dietary garlic powder and
alphatocopherol supplementation on performance, serum cholesterol levels, and
meat quality of chicken. Poultry Science. 89: 1724-1731.
Conway, P.L.1994. Function and regulation of the gastrointestinal microbiota of
the pig. In: Souffrant, W.B., Hagemeinster, H. (Eds.), Proceedings of the VI
International Symposium on Digestive Physiology in Pigs. EAAP Publication No 80
Dummerstoff, pp. 231-240.
Dono, N.D. 2005. Suplementasi Fitobiotik jahe merah (Zingiber officinale Rocoe)
dalam pakan terhadap penampilan, kualitas karkas, profil darah dan organ dalam
ayam broiler. Master Tesis. Sekolah Pascasarjana. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.

27
Dono, N.D. 2010. Kualitas daging ayam broiler yang mendapatkan tepung
bawang putih dan tepung temulawak dalam ransum. Jurnal Ilmiah Ternak
Veteriner. 15: 81-87.
Dono, N.D. 2012. Nutritional strategis to improve enteric health and growth
performance of poultry post antibiotic era. Ph.D. Thesis. University of Glasgow.
Glasgow.
Dono, N.D., Zuprizal, dan E. Suryanto. 2006. Profil darah dan bursa fabricius
ayam broiler yang mendapatkan suplementasi jahe merah dalam ransumnya.
Agrosains. 19: 136-146.
Dono, N.D., Zuprizal, E. Indarto, dan Kustantinah. 2014. Studi pemanfaatan aditif
pakan untuk ternak unggas. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada.
Laporan Penelitian. Yogyakarta.
Durrani, F.R., M. Ismail, A. Sultan, S.M. Suhail, N. Chand, and Z. Durrani. 2006.
Effect of different levels of feed added turmeric (Curcuma longa) on the
performance of broiler chicks. Journal of Agriculture and Biological Science. 1: 9-
11.
Feddes, J.J.R., E.J. Emmanuel, and M.J. Zuidhoft. 2002. Broiler performance,
bodyweight variance, feed and water intake, and carcass quality at different
stocking densities. Poultry Science. 81: 774-779.
Govindarajan, V.S. and W.H. Stahl. 1980. Turmeric - Chemistry, technology, and
quality. Critical Reviews in Food Science and Nutrition. 12: 199-301.
Hashemi, S.R. and H. Davoodi. 2010. Phytogenics as new class of feed additive in
poultry industry. Journal of Animal and Veterinary Advances. 9: 2295-2304.
Hayani, E. 2006. Analisis kandungan kimia rimpang temulawak. Temu Teknis
Nasional Tenaga Fungsional Pertanian. Pusat Pertanian dan Pengembangan
Peternakan. Pp. 309-12.
Herawati. 2010. The effect of feeding red ginger as phytobiotic on body weight
gain, feed conversion and internal organs condition of broiler. International
Journal of Poultry Science. 9: 963-967.
Jin, L.Z., Y.W. Ho, N. Abdullah, and S. Jalaludin. 1997. Probiotics in poultry: modes
of action. World's Poultry Science Journal. 53: 351-368.
Kelly, D. and S. Conway. 2001. Genomics at work: the global gene response to
enteric bacteria. Gut. 49: 612-613.
Kim, Y.J., S.K. Jin, and H.S. Yang. 2009. Effect of dietary garlic bulb and husk on
the physicochemical properties of chicken meat. Poultry Science. 88: 398-405.

28
Kraehenbuhl, J.P. and M.R. Neutra. 1992. Molecular and cellular basis of immune
protection of mucosal surfaces. Physiological Reviews. 72: 853-879.
Krohn, V.F. 1980. Hawaii Dye Plants and Dye Recipes. University of Hawaii Press.
Honolulu, Hawaii.
Lesson, S. and J.D. Summer. 2005. Commercial Poultry Nutrition. 3rd ed.
University Book. Guelph Ontario, Canada.
Mahady, G.B., S.L. Pendland, G.S. Yun, Z.Z. Lu, and A. Toia. 2003. Ginger (Zingiber
officinale Roscoe) and the gingerols inhibit the growth of cag a+ strains of
Heliobacter pulori. Anticancer Research. 25: 3699-702.
Martinez, W.S. 1999. Vertical coordination in the pork and broiler industries:
implications for pork and chicken products. Agricultural Economic Report No 777,
U.S. Department of Agriculture, Washington D.C.
Miles R.D., G.D. Butcher, P.R. Henry, and R.C. Littel. 2006. Effect of antibiotic
growth promoters on broiler performance, intestinal growth parameters, and
quantitative morphology. Poultry Science. 85: 476-485.
Mokhtari, R., A.R. Yazdani, M. Rezaei, and R. Ghorbani. 2010. The effect of
different growth promotores on performance and carcas characteristics of
broiler chicken. Journal of Animal and Veterinary Advance. 9: 2.663-2.639.
Muharlien. 1995. Pengaruh jenis kelamin, bobot inisial, dan aras protein ransum
terhadap performan dan kualitas fisik karkas ayam kampung fase pertumbuhan.
Tesis. Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Ravindran, P.N., K.N. Babu, and K. Sivaraman. 2007. Turmeric: The Genus
Curcuma. CRC Press. Taylor and Francis Group.
North, M.O. and D.D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th
Edition. Van Nostard Rainhold. New York.
Nurkholis, D.R., S. Tantalo, dan P.E. Santosa. 2013. Pengaruh pemberian kunyit
dan temulawak melalui air minum terhadap titer antibody AI, IBD, dan ND pada
broiler. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 2: 37-43.
Osawa, T., Y. Sugiyama, M. Iayoshi, and S. Kaawakishi. 1995. Antioxidative activity
of tetrahydrocurcuminoids. Bioscience, Biotechnology, and Biochemistry. 59:
1609-1612.
Pond, W.G., D.C. Church, and K.R. Pond. 1995. Basic Animal Nutrition and
Feeding. 4th ed. John Wiley and Sons Inc. Westport, Connecticut.

29
Puron, D., R. Santamaria, J. C. Segaura, and J. L. Alamilla. 1995. Broiler
performance at different stocking densities. Journal of Applied Poultry Research.
4: 5560.
Rajsekhar, S. and B. Kuldeep. 2011. Pharmacognosy and pharmacology of Nigella
sativa-a review. International Research Journal of Pharmacy. 2: 36-39.
Robinson, T. 1955. Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi. Edisi ke-6.
Terjemahan : K. Padmawanita. Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Salem, M.L. 2005. Immunomodulatory and therapeutic properties of the Nigella
sativa L. seed. International Immunopharmacology. 5: 1749-1770
Scott, M.L., M.C. Neisheim, and R.J. Young. 1982. Nutrition of the Chicken. 3rd ed.,
M.L. Scoot and Associates, Ithaca, New York.
Sirait, M. 2007. Penuntun Fitokimia dalam Farmasi. Institut Teknologi Bandung.
Bandung.
Soeparno, 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Solomon, A. and J. Baker. 2005. Ginger-Its not Just for Cooking. Available at
http://www.geocities.com/chadrx/ginger.html. diakses pada 18 Juli 2008.
Susilowati, R. 1988. Panduan Pengenalan Tumbuhan Obat. Program Pendidikan
Biologi. Universitas Jember. Jember.
Thomke, S. and K. Elwinger. 1998. Growth promotants in feeding pigs and poultry.
III. Alternatives to antibiotic growth promotants. Annales de Zootechnie. 47: 245-
271.
Torok, V.A., R.J. Hughes, K. Ophel-Keller, M. Ali, and R. MacAlpine. 2009.
Influence of different litter materials on cecal microbiota colonization in broiler
chickens. Poultry Science. 88: 2474-2481.
Vasala, P.A. 2001. Ginger in Handbook of Herbs and Species. CRC Press,
Woodhead Publishing Ltd., Cambridge.
Wang, R. and S. Bourne. 1998. Can 2000 years of herbal medicine history help us
solve problems in the year 2000? Biotechnology in the feed industry:
Proceedings of the Alltech's 14th Annual Symposium, Kentucky: 273-291.
Wilson, J., G. Tice, M.L. Brash, and S. St Hilaire. 2005. Manifestations of
Clostridium perfringens and related bacterial enteritides in broiler chickens.
Worlds Poultry Science Journal. 61: 435-449.

30
Windisch, W.M., K. Schedle, C. Plitzner, and A. Kroismary. 2007. Use of
phytogenic products as feed additive for swine and poultry. Journal of Animal
Science. 86: E140-148.
Yang, Y., P.A. Iji., and M. Choct. 2009. Dietary modulation of gut microflora in
broiler chicken: a review of the role of six kinds of alternatives to in-feed
antibiotics. World's Poultry Science Journal. 65: 97-144.
Yarru, L.P., R.S. Settivari, N.K.S. Gowda, E. Antoniou, D.R. Ledoux, and G.E.
Rottinghaus. 2009. Effects of turmeric (Curcuma longa) on the expression of
hepatic genes associated with biotransformation, antioxidant, and immune
systems in broiler chicks fed aflatoxin. Poultry Science. 88: 2620-2627.
Yegani, M. and D.R. Korver. 2008. Factors affecting intestinal health in poultry.
Poultry Science. 87: 2052-2063.
Ziad, H.M., A. Dieyah, adn M.S.A. Darwish. 2008. Effect of feeding powdered
black cumin (Nigella sativa L.) on growth performance of 4-8 week-old broiler.
Journal of Animal and Veterinary Advances. 7: 292-296.
Zubaidah. 1992. Korelasi Bobot Telur, Bobot Tetas, dan Pertumbuhan. Poultry
Indonesia. No. 145. Jakarta.

31
DAFTAR RIWAYAT HIDUP DAN IDENTITAS DOSEN

1. Nama lengkap : Nanung Danar Dono, S.Pt., M.P., Ph.D.


2. NIP/NIDN : 197312231999031002/0023127301
3. Unit asal : Fakultas Peternakan
4. Tempat dan tanggal lahir : Yogyakarta, 23 Desember 1973
5. Agama/jenis kelamin : Islam/laki-laki
6. Pangkat/golongan/tmt : Penata / IIIc / 1 Oktober 2009
7. Jabatan struktural : Lektor
Jabatan akademik : Ketua Program Studi S1 Ilmu dan Industri
Peternakan
8. Alamat kantor : Jl. Fauna 3 Karangmalang, Bulaksumur,
Sleman, Yogyakarta
9. Alamat rumah : Kepuh GK 3/1110, Rt.45 Rw. XI,
Yogyakarta 55222, Indonesia

10. Pendidikan yang pernah diikuti:

Tahun
Jenjang Bidang Perguruan Tinggi
masuk/keluar
S1 Ilmu Peternakan Universitas Gadjah Mada 1992 / 1997
S2 Ilmu Nutrisi Unggas Universitas Gadjah Mada 2003 / 2005
S3 Ilmu Fisiologi Nutrisi University of Glasgow
2010 / 2013
Unggas
Spesialis -

11. Judul disertasi : Nutritional Strategies to Improve Enteric


Health and Growth Performance of Poultry in
The Post Antibiotic Era
12. Promotor/co-promotor : Dr. Oluyinka A. Olukosi / Prof. Dr. Nicholas H.
Sparks
13. Judul penelitian terakhir : Studi Pemanfaatan Aditif Pakan untuk Ternak
Unggas
14. Karya terpenting dan : Relationship between Digesta pH, Body
tahunnya Weight, and Nutrient Utilisation in Chickens of
Different Body Weights and at Different Ages
15. Penghargaan dan : The Winner of 2011 Edgar Pye Research
tahunnya Scholarship, Europe

32
16. Pengalaman mengajar:
a. Mata kuliah dalam program studi ini pada tahun terakhir
No. Mata kuliah Jenjang SKS
1. Nutrisi Ternak Dasar (PTN 2301) S1 3
2. Nutrisi dan Pakan Ternak (PTN 3302) S1 3
3. Ransum Unggas dan Non Ruminansia (PTN 3303) S1 3
4. Ransum Ruminansia (PTN 3304) S1 2
5. Anatomi dan Histologi (PTU 1002) S1 3
6. Seminar (PTU 4009) S1 1
7. Nutrisi Komparatif (PTN 6301) S2 3
8. Nutrisi Non Ruminansia, Aneka Ternak, dan S2 2
Hewan Laboratorium ()
9. Nutrisi Unggas (PTN 6301) S2 2
10. Fisiologi Nutrisi Unggas () S3 3

b. Mata kuliah di luar program studi ini di perguruan tinggi ini pada tahun
terakhir
No. Mata kuliah Jenjang SKS
1.

c. Mata kuliah yang diberikan di luar perguruan tinggi ini pada tahun terakhir
No. Mata kuliah Jenjang SKS
1.

17. Daftar karya ilmiah dan pengabdian yang ditulis dalam 10 tahun terakhir
a. Buku
No. Judul tulisan Tim penulis Tahun Penerbit
Beternak Burung Nanung Danar PT. Citra
1. 2013
Piaraan. Edisi kedua Dono, Isman Aji Parama

b. Jurnal
Tahun
No. Judul tulisan Tim penulis Nama jurnal
Terbit
Association between Nanung Danar
The Journal
digesta pH, body weight, Dono, Nicholas
of Poultry
and nutrient utilization in Henry Sparks,
1. 2014 Science,
chickens of different body Oluyinka A.
Japan (in
weights and at different Olukosi
progress)
ages
Turmeric (Curcuma longa Nanung Danar Wartazoa.
2. 2013
Linn.) supplementation as Dono Volume 23,

33
an alternative to Number 1,
antibiotics in poultry diets Page 41-49
Nanung Danar Indonesian
The effect of earthworm
Dono, Ramadani Journal of
supplementation in the
Damanik, Nutrition
ration on growth
Juliana Pasaribu, and Feed
3. performance, carcass 2011
Ali Wibowo Science,
production, and
Volume 2,
abdominal fatness of
Number 1,
broiler
Page 42-45
Kualitas Daging Ayam Nanung Danar Jurnal
Boiler yang Mendapatkan Dono Ilmiah
Tepung Bawang Putih dan Ternak dan
4. Tepung Temulawak dalam 2010 Veteriner,
Ransum Volume 15,
Number 2,
Page 81-87
Blood and bursa fabricius Nanung Danar Agrosains,
profile of broiler chickens Dono, Zuprizal, Volume 19,
5. fed diets supplemented and Edi 2006 Number 2,
with red ginger Suryanto Page 135
146
Sand beach and coral Nanung Danar Bulletin of
beach as an alternative Dono, Anang Animal
source of poultry Darwoko, Science,
6. feedstuff: atlantic ghost Zuprizal, Edwin 2006 Volume 30,
crabs, sand crabs, sea Indarto, and No. 3, Page
urchin, and daisy bristle Trijoko 115 125
star
The effects of white Wihandoyo, Sri Bulletin of
pollard and critical amino Harimurti, Sri Animal
acids supplementation on Sudaryati, Science,
7. 2003
the physical and chemical Nanung Danar Vol. 27 (2)
qualities of egg Dono May 2003 :
80 85
c. Proceeding
Tahun &
No. Judul tulisan Tim penulis Penyelenggara
Tempat
Relationship between Nanung D. 2012. Proceeding of the
digesta pH, body Dono, University of 2012 World Poultry
1.
weight and nutrient Nicholas H. Nottingham, Science Association
utilisation in chickens Sparks, England, UK. Annual Meeting

34
of different body Oluyinka. A. (British Poultry
weights and at different Olukosi Abstracts, Volume
ages 8, Number 1)
Benzoic acid and Nanung D. 2012.
turmeric (Curcuma Dono, University of
longa L) meal Nicholas H. Georgia, The 2012 Poultry
supplementation Sparks, Athens, USA. Science Association
altered the gut pH Oluyinka. A. Annual Meeting
2.
without influencing the Olukosi (Poultry Science,
growth performance or Volume 91, Supp.
gross profile of the 1, Page 67)
gastrointestinal tract of
broilers
Growth performance Nanung
and carcass quality of Danar Proceeding of The
2006. Faculty
male broiler fed varying Dono, 4th International
of Animal
levels of white turmeric Intisari, Seminar on
Science.
(Curcuma xanthorriza Slamet Tropical Animal
3. University of
Roxb.) Riyadi, Production Part
Gadjah
Edwin 2. Supporting
Mada,
Indarto, Edi Paper. Pp. 382
Yogyakarta
Suryanto, 388.
Zuprizal
The response of broiler N.D. Dono, 2005. Faculty Proceeding of The
chickens to diets I. of Animal 5th National
supplemented with red Rianingrum, Science. Seminar of The
4. ginger (Zingiber Herawaty, Brawidjaja Association of
officinale Roscoe) using E. Suryanto, University, Indonesian Animal
meat physical quality as Zuprizal Malang, East Nutritionist (AINI).
response criterion Jawa Pp. 35 45.
The effect of BOKASHI Nanung 2003. Faculty
supplemented in the Danar of Animal
Proceeding of The
broiler diets on carcass, Dono, Science,
4th National
abdominal fat Maria Diponegoro
5. Seminar Animal
percentage, and meat Goreti Dian University,
Nutrition and Feed
physical characteristic Lantika Sari, Semarang
Science
Ali Agus,
Zuprizal
The effects of white Wihandoyo, 2003. Faculty Proceeding of the
pollard and critical Sri of Animal 3rd International
6. amino acids addition in Harimurti, Science, Seminar on
the diets on the Sri University of Tropical Animal
performance of laying Sudaryati, Gadjah Production, Part 2.

35
hens in starter phase. Nanung Mada, Supporting Papers.
Danar Dono Yogyakarta Pp. 338 342

d. Laporan Penelitian
No. Judul tulisan Tim peneliti Tahun Sumber dana*)
Studi Nanung Danar Dono, Fakultas
Pemanfaatan Kustantinah, Peternakan
1. 2013
Aditif Pakan untuk Zuprizal, R. Edwin Universitas Gadjah
Ternak Unggas Indarto, Siti Zubaidah Mada, Yogyakarta
Nanung Danar Dono,
Evaluation of Bambang Suwignyo, Ali
2. Probiotics in Agus, Zuprizal, 2013 EVONIK Singapore
Broiler Chickens Wihandoyo, Supadmo, I
Gede Suparta

e. Laporan Pengabdian
No. Judul Pengabdian Tim pengabdian Tahun Sumber dana*)
Pembuatan Pakan Nanung Danar Daftar Isian
Lengkap (Total Mixed Dono, Pelaksanaan Anggaran
Ration; TMR) untuk Kustantinah, (DIPA), Nomor :
Kambing Peranakan Zuprizal, R. Edwin 022/SP/LPPM-
Ettawa berbasis Indarto, Rendi DIT.KEU/DIPA/UGM/201
Pakan Lokal di Fathoni Hadi, Siti 3
1. 2013
Kelompok Wanita Zubaidah
Tani-Gama Turgo
Lestari, Dusun Turgo,
Purwobinangun,
Pakem, Sleman,
Yogyakarta

18. Pengalaman membimbing mahasiswa Program Doktor dalam 10 tahun


terakhir

No. Judul Desertasi/Nama Perguruan Tahun Tim


Mahasiswa Tinggi Masuk/Lulus Pembimbing
1.

19. Pengalaman membimbing mahasiswa S2 dalam 10 tahun terakhir


Tahun
Judul Disertasi/Nama Perguruan
No. Masuk/ Tim Pembimbing
Mahasiswa Tinggi
Lulus
Kebutuhan Sulfuric Amino Universitas 2013 Prof. Dr. Zuprizal
1.
Acid Fase Starter Gadjah Mada, / ... dan Nanung

36
Ayam Broiler Jantan dan Yogyakarta Danar Dono, Ph.D.
Betina / Andre Wijaya
Aplikasi Enzim NSP-Ase
dan Probiotik dalam
Pakan Unggas: Evaluasi
terhadap Kinerja
Universitas Nanung Danar
Pertumbuhan, pH Usus, 2013
2. Gadjah Mada, Dono, Ph.D. dan
dan Populasi Mikroba / ...
Yogyakarta Dr. Chusnul Hanim
Patogen Saluran
Pencernaan / Apriliana
Devi Anggraini

Modulasi Status
Kesehatan, Sistem
Pencernaan, dan
Produktivitas Ayam Universitas Nanung Danar
2013
3. Broiler dengan Gadjah Mada, Dono, Ph.D. dan
/ ...
Penambahan Yogyakarta Dr. Supadmo
Protease dan Xylanase
dalam Pakannya / Fitria
Darojah
Peningkatan Efisiensi
Pakan, Kinerja
Pertumbuhan, Profil
Darah, serta Kualitas Universitas Prof. Dr. Zuprizal
2014
4. Karkas Ayam Broiler Gadjah Mada, dan Nanung
/ ...
melalui Suplementasi Yogyakarta Danar Dono, Ph.D.
Pakan dengan
Probiotik dan Enzim
Protease / Eny Solikhatin
Manfaat Probiotik dan
Fitobiotik Secang dalam
Pakan tanpa Antibiotik Universitas Nanung Danar
2014
5. untuk Memaksimalkan Gadjah Mada, Dono, Ph.D. dan
/ ...
Produktivitas Unggas Yogyakarta Prof. Dr. Zuprizal
Pedaging / Pradipta
Bayuaji Pramono
Manfaat Probiotik dan
Fitobiotik Temulawak
Universitas Nanung Danar
untuk Meningkatkan 2014
6. Gadjah Mada, Dono, Ph.D. dan
Produktivitas, Kualitas / ...
Yogyakarta Prof. Dr. Zuprizal
Karkas, dan Profil Darah
Ayam Pedaging / Rateh W

37
20. Pengalaman Kerja (10 Pengalaman terbaik) :
Jangka
No Tahun Institusi/ Lembaga Jabatan
Waktu
Fakultas Peternakan
1999 Dosen dan
1. Universitas Gadjah Mada 15 tahun
sekarang Peneliti
Yogyakarta
Lembaga Pengkajian
Pangan, Obat, dan
2001 Auditor
2. Kosmetika (LPPOM) 13 tahun
sekarang Halal
Majelis Ulama Indonesia
Propinsi DIY
Departemen Koperasi Konsultan
dan Usaha Kecil dan Program
3. 2007 Menengah Sertifikasi 4 bulan
Halal di 7
Provinsi
Avian Science Research Senior
4. 2011 2012 Centre, SAC Ayr Campus, Research 18 bulan
Scotland, UK Assistant
5. 2012 Avian Science Research
Laboratory
Centre, SAC Ayr Campus, 10 bulan
Technician
Scotland, UK

Yogyakarta, 23 Juni 2015

Nanung Danar Dono, S.Pt., M.P., Ph.D.


NIP: 197312231999031002

38

Anda mungkin juga menyukai