USULAN PENELITIAN
Oleh :
Oleh:
23010119130240
Disetujui oleh:
Dosen Wali Pembimbing Utama
Dr. drh. Enny Tantini Setiatin, M.Sc. Prof. Ir. Vitus Dwi Y. B. I., M.S., M.Sc.,
Ph.D., IPU. NIP. 19610912 199003 2 002 NIP. 19580204
198603 1 00
Judul : EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK BUNGKIL KEDELAI DAN
Lactobacillus plantarum DALAM RANSUM TERHADAP
KECERNAAN PROTEIN, MASSA DAGING DAN Ca DAGING
AYAM BROILER
LATAR BELAKANG
dengan pertumbuhan cepat, dipanen dalam waktu cepat, dan memiliki konversi
pakan yang rendah. Karakteristik ayam broiler adalah memiliki pertumbuhan yang
cepat dan konversi pakan yang rendah (Razak et al., 2016). Dalam industri
AGP digunakan secara terus menerus dapat menimbulkan efek negatif bagi
satu solusi sebagai alternatif pengganti pemberian antibiotik sintesis pada ayam
broiler (Abdurrahman dan Yanti, 2018). Hal ini dibuktikan dengan mekanisme
nutrien yang ada pada pakan serta memberikan kekabalan pada sistem pencernaan,
2021)
Prebiotik adalah suatu substrat tidak dapat dicerna tapi secara selektif
cara, yang pertama adalah menjadi tempat menempel bakteri patogen sehingga
merupakan salah satu dari jenis prebiotic yang dapat meningkatkan produktivitas
ayam broiler. Prebiotik oligosakarida ini dapat ditemukan pada limbah pengolahan
kedelai yaitu bungkil dan kulit kedelai yang sering disebut sebagai soybean
unggas yaitu tidak dapat dicerna oleh vili usus, namun dapat difermentasi oleh
bakteri menguntungkan yang ada dalam saluran pencernaan. Dan dengan system
lebih baik daripada diberikan secara terpisah kepada ayam, karena bakteri probiotik
2016).
TUJUAN
pada kualitas daging ayam dan persentase karkas ayam broiler. Kualitas yang diuji
dalam hal ini ialah kualitas kimia berupa kandungan protein, lemak, kolesterol
dalam daging.
MANFAAT
HIPOTESIS
Hipotesis dari penelitia ini adalah pemberian SOS dan multi enzim yang
ditambahkan dalam pakan mampu membantu meningkatkan kualitas daging ayam
broiler dan persentase karkas secara keseluruhan.
.
TINJAUAN PUSTAKA
Ayam broiler adalah salah satu ternak unggas yang dipelihara dan
pertumbuhan yang cepat, FCR yang baik, masa panen pendek, timbunan daging
baik serta menghasilkan daging yang berserat lunak (Wona et al., 2019). Ayam
broiler memiliki bobot hidup yang berkisar antara 1,5 – 2,2 kg dalam waktu 5-8
minggu (Pratama et al., 2015). Strain ayam broiler yang terkenal di Indonesia
yaitu Cobb, Ross, Lohman, Hubbard, dan Hybro PG (Rosikin, 2017). Faktor yang
dan sistem pemeliharaan (Situmorang et al., 2013). Zona Thermo netral (ZTN)
atau suhu lingkungan yang optimal pada ayam broiler berkisar antara 20 – 250 C
dan kelembaban sekitar 50 – 70% (Saputro et al., 2017). Ayam Broiler memiliki
performa yang berbeda tergantung pada pertambahan bobot badan, konsumsi dan
konversi ransum. Standar performa produksi ayam broiler strain CP 707 dapat
agar kandungan nutrien seimbang (Subekti, 2009). Broiler sangat efisien dalam
yang dibutuhkan ayam broiler meliputi protein kasar, lemak, vitamin, karbohidrat,
mineral, dan lain-lain. (Nugroho et al., 2012). Pakan yang diberikan pada ayam
nutrien ayam broiler serta berdasarkan umur atau fase pertumbuhan (Marwansyah
et al., 2019). Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan kebutuhan nutrien ransum
pada setiap fase pertumbuhan ayam. Fase pertumbuhan ayam broiler meliputi fase
dan formulasi ransum broiler, yang secara jelas perlu diperhitungkan secara teliti
tumbuh dan berkembang, sehingga dapat dikatakan sebagai nutrisi vital dalam
tubuh hewan (Herlinae et al, 2020). fungsi lain berupa Pertumbuhan bulu dan
diperlukan adanya protein (Widodo et al., 2015). Kebutuhan protein kasar untuk
broiler periode starter dan finisher minimal 20% dan 19% (Standar Nasional
penggunaan nutrisi.
unggas berfungsi sebagai sumber protein. Kandungan protein kasar BKK 46-48% (Palupi
et al., 2014), dengan kandungan protein kasar seperti ini BKK mampu memenuhi
dan efisiensi pakan ayam petelur. Probiotik yang sering dikenal umumnya
yang disebut sebagai food grade microorganism, salah satunya yaitu Lacobacillus
yaitu antara 2-3, dapat hidup pada kadar empedu 0,5 % dan tumbuh pada suhu 15
nutrien dari ransum yang dikonsumsi broiler (Sukaryana, et.al., 2011). Angka
kecernaan protein pada broiler di daerah tropis mencapai 60- 85%, dan tinggi
rendahnya angka kecernaan tergantung pada kandungan protein dalam ransum dan
dengan kesehatan saluran pencernaan yang kaya akan bakteri asam laktat (BAL)
dan menghasilkan short chain fatty acid/SCFA (Fanani et.al., 2016). Saluran
yang terletak di lingkungan kampus FPP. Analisis sampel pakan dan ekskreta
Semarang.
Materi
Ternak yang akan digunakan dalam penelitian yaitu ayam broiler umur 8
hari yang berjumlah 200 ekor. Jumlah kandang yang akan dipersiapkan adalah 24
kandang koloni serta 1 kandang untuk isolasi. Ayam dipelihara dalam kandang
masing diisi 8 ekor ayam. Peralatan kandang yang akan digunakan yaitu tempat
pakan 25 buah, tempat minum 25 buah, lampu bohlam 60 watt 25 dan 40 watt 25
sapu, ember. Bahan yang digunakan yaitu bungkil kacang kedelai dan ransum
ikan mikropartikel, CaCo3, Premix, Lisin dan Metionin. Komposisi Bahan pakan
Metode
Metode yang dipakai dalam penelitian ini terdiri dari tahapan berikut ini,
analisis data
Tahap Persiapan
masing masing petak berukuran 1x1 m, area kandang dibersihkan menggunakan air
dan persiapan bahan pakan. persiapan lain berupa estraksi SOS dari bungkil kedelai
dilakukan sebelum fase pemeliharan. SOS didapatkan melalui hasil estraksi bungkil
kedelai di laboratorium Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Fakultas Peternakan dan
dengan perbandingan 200 gram bungkil dicampur 250 ml aquades dan 750 ml
ethanol. Bungkil yang telah tercampur dengan larutan ethanol + quades tersebut lalu
waktu pemanasan terhitung ketika larutan sampel sudah mendidih yang ditandai
terus menerus untuk memastikan larutan homogen dan bungkil terestraksi dengan
baik. campuran tersebut lalu didinginkan dengan cara memasukan gelas beker
kedalam wadah yang terisi air. Campuran lalu difiltrasi menggunakan kertas saring
atau kain untuk memisahkan substrat SOS dengan sisa substrat. Hasil saringan yang
Endapan SOS yang sudah terpisah lalu dimasukan kedalam loyang oven
yang telah dilapisi kertas oven untuk dilakukan pengovenan. Suhu oven diatur
SOS merupakan salah satu gugus gula, dimana ketika suhu mencapai titik tertentu
gugus gula akan mengalami karamelisasi yang membuat hasil estraksi kurang
maksimal. SOS yang sudah kering oven lalu ditumbuk menggunakan mortar dan
alu hingga halus. SOS tersebut dikumpulkan menjadi satu kedala plastik zip untuk
menghindari kerusakan.
Tahap Pemeliharaan Ayam Broiler
1,5 kg. Ternak yang akan dipelihara sebanyak 200 ekor yang dipelihara dalam
kandang koloni kemudian pada umur 32 hari sebanyak 20 ekor ayam broiler akan
ayam akan dilakukan permingu mulai awal pemeliharaan pada umur 8 hari. Ayam
broiler umur 1-7 hari diberi pakan komersial untuk masa adaptasi kemudian pada
umur 8-35 hari ayam diberi pakan penelitian dan ditambahkan ekstrak bungkil
penimbangan dan pencatatan sisa pakan setiap pagi, penimbangan bobot badan
ayam broiler setiap satu minggu sekali serta pencatatan suhu dan kelembaban
lingkungan setiap pukul 06.00 WIB, 12.00 WIB, dan 18 WIB. Total koleksi
dilakukan selama 4 hari pada hari ke 32, 33, 34, dan 35. Total koleksi dilakukan
Parameter yang diukur adalah kecernaan protein dan bobot badan ayam
digesta,
dilakukan dengan menggunakan metode total koleksi pada ayam yang berumur
32, 33,34 dan 35 hari. Total koleksi dilakukan dengan menggunakan indikator
mannan bungkil sawit yang dicampur dengan Fe2O3 sebanyak 0,5% dari
laboratorium mengenai kadar serat dalam pakan dan ekskreta. Rumus yang
Keterangan :
diterapkan yaitu :
- T0 : Ransum Basal
(RAL) dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel pada taraf 5 %
dilanjutkan dengan uji Duncan untuk mengetahui nilai tengah antar perlakuan.
Yij = μ + τi + εij ;
i = perlakuan (1,2,3,4,5)
j = ulangan (1,2,3,4)
Keterangan :
ayam broiler .
JADWAL KEGIATAN
Keterangan:
1 = Minggu I 3 = Minggu III
2 = Minggu II 4 = Minggu IV
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. 2015. Standar Nasional Indonesia: Pakan ayam ras
pedaging. SNI 8173.1 Badan Standarisasi Nasional. 2015. Standar Nasional
Indonesia: Pakan ayam ras pedaging. SNI 8173.1
Gibson, G. R., Hutkins, R., Sanders, M. E., Prescott, S. L., Reimer, R. A., Salminen, S. J.,
Reid, G. 2017. Expert consensus document: the international scientific
association for probiotics and prebiotics (ISAPP) consensus statement on the
definition and scope of prebiotics. Nature Reviews Gastroenterology &
Hepatology, 14(8): 491–502.
Herlinae, H., Yemima, Y., & Aristayani, T. 2020. Pengaruh berbagai campuran ransum
komersial, jagung kuning dan dedak padi fermentasi dengan kadar protein
yang berbeda terhadap penampilan ayam Broiler fase finisher. J. ILMU
HEWANI TROPIKA, 9(1): 23-28
Palupi, R., L. Abdullah, dan D. A. Astuti. 2014. Potential and utilization of Indigofera sp
shoot leaf meal as soybean meal substitution in laying hen diets. JITV,
19(3): 210-219.
Pratama, A., Suradi, K., R. L. Balia, H. Chairunnisa, A. H. W. Lengkey, D. S. Sutardjo,
dan W. S. Putranto. 2015. Evaluasi karakteristik sifat fisik karkas ayam
broiler berdasarkan bobot badan hidup. J. Ilmu Ternak, 15(2): 61-64.
Rosikin, K. 2017. Pengaruh Imbangan Protein Dan Energi Pakan Terhadap Produktivitas
Ayam Broiler Strain Cobb 500 Dan Lohman Mb 202 Periode Finisher
(Doctoral dissertation, Universitas Madura).
Saputro, B., P. E. Santosa, dan T. Kurtini. 2014. Pengaruh cara pemberian vaksin nd live
pada broiler terhadap titer antibodi, jumlah sel darah merah dan sel darah
putih. J. Ilmiah Peternakan Terpadu, 2(3): 43-48
Sinurat, A. P. 1999. Penggunaan bahan pakan lokal dalam pembuatan ransum ayam
buras. J. Wartazoa, 9(1): 12-20.