Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH PEMBERIAN PROTEIN TERPROTEKSI DAN RUMEN PROTECTED

CHOLINE DALAM BAGIAN RANSUM RASIONAL PADA SAPI POTONG BRAHMAN


CROSS (BX) TERHADAP KADAR LEMAK DARAH (LDL, HDL, KOLESTEROL DAN
TRIGLISERIDA)

USULAN PENELITIAN

Disusun Oleh :

FLOBIANA AZZAHRA AMINNUDDIN 23010117120024

PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
JUDUL : PENGARUH PEMBERIAN PROTEIN TERPROTEKSI DAN RUMEN
PROTECTED CHOLINE DALAM BAGIAN RANSUM RASIONAL PADA SAPI
POTONG BRAHMAN CROSS (BX) TERHADAP KADAR LEMAK DARAH
(LDL, HDL, KOLESTEROL DAN TRIGLISERIDA)

A. Latar Belakang

Sapi (Bos taurus) adalah jenis ternak yang dibudidaya untuk dimanfaatkan

dagingnya sebagai sumber protein haewani. Sapi adalah hewan ternak ruminansia

dengan alat pencernaan majemuk yang terdiri dari rumen, reticulum, omasum,

abomasum. Alat penecernaan pada ternak ruminansia tersebut terdapat mikroba yang

memanfaatkan serat tinggi dalam hijauan pakan (Sari, 2017). Sapi BX atau Brahman

cross merupakan hasil persilangan sapi Brahman yang berasal dari India dengan sapi

yang berasal dari daratan Amerika. Hasil persilangan ini diharapkan mampu

menghasilkan presentase karkas lebih tinggi daripada karkas dari sapi lokal Indonesia

(Hidayat et al., 2015)

Peningkatan konsumsi daging di Indonesia terus terjadi hingga tahun 2019

menurut Badan Pusat Statistik mencapai 490 420.77 ton namun peningkatan konsumsi

daging tidak diikuti dengan peningkatan karkas yang lebih baik dan rendahnya kualitas

pakan serta pola hidup masyarakat yang kini banyak mengkonsumsi daging rendah

lemak sehingga diperlukan inovasi pakan untuk meningkatkan kualitas karkas tersebut.

Inovasi pakan dilakukan dengan pemberian rumen protected protein dalam ransum dan

penambahan kolin klorida. Pemberian rumen protected protein dalam ransum bertujuan

untuk meningkatkan penyerapan protein secara langsung menjadi asam amino oleh
usus halus karena rumen protected protein adalah protein yang mampu lolos oleh

degradasi rumen sehingga pembentukan daging dilakukan secara maksimal oleh tubuh

ternak (Harjanti et al., 2016). Rumen protected choline adalah bentuk kolin klorida

terproteksi dengan corn-cob. Kolin klorida dengan corn-cob berfungsi sebagai

pembawa kolin dalam rumen sehingga kolin dapat lolos dari degradasi rumen

kemudian diserap langsung oleh tubuh ternak. Kolin Klorida adalah bahan pakan

tambahan yang berfungsi menyediakan asetil KoA sebagai prekusor pembentukan

lemak darah . Kolin merupakan golongan dari vitamin B kompleks yang berbentuk

lesitin (Badriyah et al., 2015).

Lemak darah adalah lemak yang berada di pembuluh darah befungsi sebagai

prekusor metabolisme ATP pada jaringan tubuh. Lemak darah meliputi trigliserida,

kolesterol, high density lipoprotein atau HDL dan low density lipoprotein atau LDL.

Trigliserida berfungsi sebagai prekusor metabolisme dalam sel selain itu trigliserida

juga berfungsi sebagai pelindung organ vital. LDL berfungsi untuk membawa

kolesterol menuju jaringan untuk sintesis membran. HDL berfungsi mengangkut

kolesterol menuju ke hati melalui cholesterol transport untuk proses metabolisme

garam empedu. Oleh kolin kolin dibawa VLDL untuk membentuk LDL.
B. Tujuan dan Manfaat

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian rumen

protected protein dalam ransum rasional dan suplementasi rumen protected

choline terhadap LDL, HDL, kolesterol dan trigliserida darah pada sapi potong

Brahman cross (BX).

Manfaat yang dari penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan karkas

sapi yang berkualitas sesuai dengan permintaan pasar yaitu dengan maksimalnya

kuantitas daging dan rendahnya lemak daging.


C. Tinjauan Pustaka

Sapi Brahman Cross (BX)

Sapi BX atau Brahman cross merupakan hasil persilangan sapi Brahman yang berasal

dari India dengan sapi yang berasal dari daratan Amerika. Hasil persilangan ini

diharapkan mampu menghasilkan presentase karkas lebih tinggi daripada karkas dari sapi

lokal Indonesia (Hidayat et al., 2015). Karakteristik sifat sapi Brahman yaitu mudah

dikendalikan dan tahan terhadap ektoparasit sehingga sapi Brahman banyak dipilih

sebagai indukan. Sapi Brahman memiliki ciri-ciri yaitu berpunuk besar, dengan telinga

besar dan gelambir. Ciri-ciri sapi Brahman jantan memiliki warna yang lebih gelap dari

betina pada bagian daerah leher, bahu dan paha bawah. Sapi Brahman dapat beradaptasi

dengan baik pada lingkunga dan kondisi panas, tanpa mengurangi palatabilitas pakannya

(Ramadhanty, 2014).

Pakan

Pakan adalah nutrisi yang dapat dicerna sebagian ataupun seluruhnya bagi ternak yang

sehingga mampu mendukung kesehatan dan produktifitas ternak (Tillman et al., 1983).

Pakan ternak sapi umumnya berupa hijauan dan konsentrat dengan pemberian sesuai

dengan kebutuhan ternak sapi tersebut. Pakan sebagai sumber energi ternak, sumber gizi,

pemeliharaan tubuh ternak sehingga proses metabolisme dalam tubuh ternak dapat

berjalan (Subekti, 2009).

Pakan merupakan unsur penting dalam suatu peternakan sapi potong. Hal itu

dikarenakan ternak potong menghasilkan daging sehingga dibutuhkn pakan yang sesuai

kebutuhannya untuk menunjang pertumbuhan daging. Pemberian pakan konsentrat dan

hijauan dapat dilakukan dengan perbandingan 75 persen konsentrat dan 25 persen

(Ahmad et al., 2004).


Kolin Klorida

Kolin adalah bagian dari fosfolipid esensial yang berfungsi sebagai pembentukan

sel, pemeliharaan sel, serta mampu meningkatkan metabolisme lipoprotein (Nasution dan

Karyadi, 1991). Kolin diberikan pada pakan dengan jumlah tertentu karena termasuk

bahan pakan tambahan. Kolin merupakan golongan dari vitamin B kompleks yang

berbentuk lesitin (Badriyah et al., 2015). Kolin Klorida dalam tubuh bekerja dengan

meningkatkan metabolisme lemak dalam hati yang kemudian meminimalkan akumulasi

lemak dalam hati dengan cara pengangkutan dalam bentuk lesitin (Trizana et al., 2016).

Pemberian kolin diperlukan karena mampu merangsang metabolisme lipoprotein.

Pemberian kolin klorida harus dalam bentuk Rumen Protected Choline atau Kolin Corn-

cob dengan presentase 60% kolin klorida dan 40% corn-cob. Hal tersebut dikarenakan

corn-cob berfungsi sebagai pembawa kolin sehingga kolin mampu lolos dari degradasi

rumen (Pinotti et al., 2002).

Rumen protected choline masuk kedalam omasum dan terjadi penyerapan air

kemudian menuju ke abomasum dan diserap oleh usus halus. Kolin diedarkan melalui

darah menuju hati untuk di metabolisme. Metabolisme kolin yaitu dengan proses

perubahan kolin menjadi bagian metil betain yang berfungsi sebagai sintesis fosfolipid

(Harjanti et al., 2016).

Protein Bypass

Protein bypass atau protein terproteksi adalah protein yang berasal dari pakan yang

mampu lolos dari degradasi rumen sehingga secara cepat mampu diserap oleh usus halus.

Pemberian protein bypass untuk ternak diharapkan mampu mencukupi kebutuhan protein yang

dapat mencapai usus halus sehingga langsung dapat dimanfaatkan oleh ternak (Nusi et al., 2011).

Protein bypass berfungsi untuk meningkatkan kadar asam amino dalam tubuh ternak (Utari et

al., 2012).
Kolesterol

Kolesterol adalah pembentuk susunan sel yang merupakan bagian dari plasma darah

(Harjanti et al., 2016). Kolesterol berada di dalam darah dan dibentuk dalam hati dibawa oleh

very low density lipoprotein (VLDL). Kolesterol dibentuk dari asetil koA pada mitokindria yang

merupakan hasil dari katabolisme asam lemak (Jim, 2013). Kadar kolesterol daging sapi berkisar

antara 37.24 – 38.29 mg/100 gram (Khasrad, 2006). Kadar kolesterol dalam darah akan menurun

jika diproduksinya asam empedu yang berfungsi mengelmusikan lemak menjadi asam lemak

yang mampu diserap tubuh dengan proses diikatnya asam empedu oleh serat pakan hingga

jumlah asam empedu bebas berkurang kemudian mendorong diproduksinya asam empedu baru

dari kolesterol dalam darah (Suryaningsih, 2006). Oleh Kolin, kolesterol dibawa VLDL untuk

membentuk LDL.

Trigliserida

Trigliserida termasuk jenis lipid yang disusun atas tiga asam lemak yang dibentuk dari senyawa

ester (Jim, 2013). Trigliserida dibentuk dalam jaringan adiposa dari bahan lemak pakan yang kemudian

oleh rumen diubah menjadi asam lemak dan gliserol. Gliserol kemudian dikonversi menjadi gliseraldehid-

fosfat (Fitrianingsih, 2017). Kadar trigliserida dalam darah sangat dipengaruhi oleh genetik, jumlah

karbohidrat dan lemak dalam suatu bahan pakan. Trigliserida berfungsi menjadi asam lemak dan

gliserol sebagai penyedia energi untuk tubuh.

Lipoprotein

Lipoprotein adalah makromolekul kompleks yang mengangkut trigliserida dan kolesterol

dalam tubuh dari dan menuju jaringan. Jenis lipoprotein yaitu HDL, LDL, VLDL, IDL. Jenis
lipoprotein yang berperan dalam pengangkutan kolesterol didalam tubuh adalah LDL dan HDL

(Harjanti et al., 2016). Metabolisme lipoprotein terbagi menjadi 3 jalur yaitu jalur eksogen, jalur

endogen yang berhubungan dengan pembentukan kolesterol-LDL dan trigliserida, dan jalur

reverse cholesterol yang utama untuk pembentukan kolesterol-HDL (Jim, 2013).

Low Density Lipoprotein (LDL)

Low density lipoprotein memuat trigliserida sebanyak 10% dan kolesterol sebanyak 50%

(Harjanti et al., 2016). Fungsi dari LDL yaitu membawa kolesterol menuju jaringan untuk disintesis oleh

sel membran. Kadar LDL dipengaruhi oleh konsumsi kolesterol pada pakan (Suryaningsih, 2006). Kadar

lemak darah normal pada ternak yaitu 60 – 120 mg/dl. LDL berfungsi untuk membawa kolesterol

menuju jaringan untuk sintesis membran.

High Density Lipoprotein (HDL)

High density lipoprotein berfungsi membawa kolesterol dari hati menuju ke jalur

kolesterol untuk metabolisme garam emepedu. Jalur tersebut berikatan dengan enzim

glikoprotein yang berfungsi sebagai pergantian ester kolesterol di HDL dengan trigliserida LDL

kemudian menghasilkan menghasilkan HDL yang banyak mengandung trigliserida (Harjanti et

al., 2016). HDL berfungsi mengangkut kolesterol menuju ke hati melalui cholesterol transport

untuk proses metabolisme garam empedu.


D. Materi dan Metode

Waktu Pelaksanaan

Penelitian dengan judul pengaruh pemberian rumen protected protein

dalam ransum rasional dan suplementasi rumen protected choline terhadap kadar

lemak darah pada sapi brahman cross akan dilaksanakan pada Maret 2020 – Juli

2020 di Kandang Ternak Potong dan Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan,

Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.

Materi

Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah 12 ekor sapi potong

jantan bangsa Brahman cross umur 15 bulan dengan bobot awal berkisar 290 –

300 kilogram.
Metode

1. Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah

rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan substitusi pakan yaitu tepung bungkil

kedelai dengan tepung larva BSF dengan ulangan masing-masing perlakuan yaitu

menggunakan 7 ekor kelinci. Perlakuan yang diberikan adalah sebagai berikut :

T0 = ransum rasional sebagai kontrol

T1 = ransum rasional dengan rumen protected protein sebagai bagian dalam ransum

T2 = T1 + suplementasi rumen protected choline

Komposisi pemberian pakan adalah sebagai berikut :

Perlakuan
No Bahan Pakan T0 T1 T2
------------------------- % -----------------------
1 KULIT KACANG (%) 30 30 30
2 BRAND POLAR 19.5 21 21
3 KUNGKIL KOPRA 17 15 15
4 BUNGKIL SAWIT 28 23 23
5 MINERAL MIX 1 1 1
6 CALCIT 1 1 1
7 GARAM 1 1 1
8 GoPro (rdp) 2.5 1 1
9 SOYXYL (SOYA) 0 7 7
TOTAL 100 100 100
Kandungan Nutrien
BK 90 89 89
ABU 11.65 11.9 11.9
PK 15.90 16 16
TDN 62.39 62 62
LK 6.43 6.54 6.54
SK 23.90 23 23
Ca 0.78 0.8 0.8
P 0.62 0.6 0.6
2. Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah kadar lemak darah

berupa HDL, LDL, trigliserida dan kolesterol setelah pemberian rumen protected

protein dalam ransum rasional dan penambahan kolin klorida.


nutrient feses dan produksi metan yang didapat dari mengukur gas metan menggunakan

metode liquid displacement pada hari ke-4, ke-10, ke-20 dan ke-30.

3. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dilakukan dengan 4 tahap yaitu persiapan,


pendahuluan, perlakuan pakan dan pengambilan sampel. Persiapan meliputi
persiapan kandang, persiapan dan kesehatan sapi, persiapan tempat pakan,
penyusunan formulasi ransum, persiapan pengadaan bahan konsentrat,
penyusunan ransum. Pendahuluan dilaksanakan selama 1 bulan dengan
dilakukannya penimbangan kemudian pengelompokan sapi sesuai bobot badan
kemudian penimbangan dilakukan selama 1 bulan sekali. Perlakuan pakan
dilaksanakan selama 2 bulan dengan pemberian ransum sebesar 3% dari bobot
badan yaitu 40% rumput gajah dan 60% kosentrat. Pemberian air minum secara
adlibitum dengan pemberian kolin klorida sebanyak 0,435 dari konsentrat
DM/ekor/hari. Pakan konsentrat setiap 3 kali sehari setiap pukul 06.00, 13.00 dan
17.00 dan pemberian hijauan berupa rumput gajah setiap 4 kali sehari setiap pukul
08.00, 10.00, 13.00, dan 19.00. Penimbangan sisa pakan dilakukan setiap pagi
hari setelah pemberian konsentrat. Pengambilan sampel berupa darah sapi
dilakukan pada akhir penelitian sebanyak 20 kemudian dimasukkan kedalam
tabung EDTA sebanyak 5 ml yang sudah diberikan kode masing-masing sapi.
Sampel kemudian dianalisis di laboratorium Dinas Kesehatan Hewan, Semarang,
Jawa Tengah

4. Analisis Data

Data penelitian kemudian dianalisis statistik dengan menggunakan

Rancangan Acak Kelompok (RAK). Data tersebut diolah dengan menggunakan

metode analisis variansi uji F. Metode linear dari rancangan acak kelompok

adalah

sebagai berikut :

Y ij = µ +

Keterangan
Hipotesis dari penelitian ini adalah adanya pengaruh pemberian Rumen

Protected Protein dalam bagian ransum rasional dan suplementasi Rumen

Protected Choline terhadap kadar lemak darah meliputi LDL, HDL, kolesterol

dan

trigliserida.

H0 : Tidak terdapat perbedaan terhadap nilai LDL, HDL, kolesterol dan

trigliserida pada pemberian Rumen Protected Protein dalam ransum

rasional dan suplementasi Rumen Protected Choline

H1 : Terdapat perbedaan terhadap nilai LDL, HDL, kolesterol dan trigliserida

pada pemberian Rumen Protected Protein dalam ransum rasional dan

suplementasi Rumen Protected Choline.

Jadwal Kegiatan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Adaptasi
3 Pendahuluan
4 Perlakuan
Pengambilan
5
data
6 Penimbangan
7 Pengolahan Data
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, S. N., D. D. Siswansyah., dan D. K. S. Swastika. 2004. Kajian sistem usaha


ternak sapi potong di Kalimantan Tengah. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi Pertanian. 7 (2) : 155 – 170.
Badriyah, C., T. H. Suprayogi., dan C. B. Soejono. 2015. Pengaruh suplementasi kolin
klorida dengan level berbeda pada ransum kambing perah terhadap kadar lemak dan
bahan kering tanpa lemak susu. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan. 25 (3) : 8 – 14.
Hidayat, M. A., Kuswati., dan T. Susilawati. 2015. Pengaruh lama istirahat terhadap
karakteristik karkas dan kualitas fisik daging sapi Brahman Cross Steer. Jurnal
Ilmu-Ilmu Peternakan. 25 (2) : 71 – 79.
Jim, E. L. 2013. Metabolisme lipoprotein. Jurnal Biomedik. 5 (3) : 149 – 156.
Khasrad. 2006. Pengaruh umur terhadap kadar kolesterol, trigliserida dan cooking loss
daging sapi pesisir. Jurnal Peternakan Indonesia. 11 (3) : 229 – 234.
Pinotti, L., A. Baldi., dan V. Dell’Orto. 2002. Comparative mammalian choline
metabolism with emphasis on the high yielding dairy cow. Jurnal Nutrition
Research Reviews. 15 (2) : 315 – 331.
Ramadhanty, D. 2014. Pertambahan Berat Badan Sapi Brahman Cross (BX) Fase
Starter yang Dipelihara Secara Intensif di PT Berdikari United Livestock Kabupaten
Sidenreng Rappang pada Musim yang Berbeda. Fakultas Peternakan, Universitas
Hasanuddin, Makassar. (Skripsi).
Sari, N. F. 2017. Mengenal keragaman mikroba rumen pada perut sapi secara
molekuler. Jurnal Biotrends. 8 (1) : 5 – 9.
Subekti, E. 2009. Ketahanan pakan ternak Indonesia. Jurnal Mediagro. 5 (2) : 63 – 71.
Trizana, D., S. A. B. Santoso., dan C. B. Soejono. 2016. Pengaruh penambahan kolin
klorida dalam pakan terhadap produksi total solid dan persistensi susu sapi perah
laktasi. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan. 26 (1) : 66 – 74.
Utari, F. D., B. W. H. E. Prasetiyono., dan A. Muktiani. 2012. Kualitas susu kambing
perah peranakan etawa yang diberi suplementasi protein terproteksi dalam wafer
pakan komplit berbasis limbah agroindustri. Jurnal Animal Agriculture. 1 (1) : 427
– 441.

Anda mungkin juga menyukai