Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Peternakan Indonesia, Februari 2015 Vol.

17 (1)
ISSN 1907-1760

Metode Pengolahan Darah sebagai Pakan Unggas: Review

Method of Cattle Blood Processing in Producing Powder


for Poultry Feed Component: A Review

R. F. Ramadhan, Y. Marlida, Mirzah, dan Wizna


Fakultas Peternakan, Universitas Andalas
email: fani.rahmad@gmail.com
(Diterima: 6 Desember 2014; Disetujui: 2 Februari 2015)

ABSTRAK
Darah sapi merupakan limbah hasil ikutan ternak yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pakan penyusun ransum ternak unggas. Darah dapat dimanfaatkan sebagai pakan dalam bentuk
tepung. Pembuatan tepung darah dapat dilakukan melalui proses fisik, biologi, dan kombinasi
keduanya. Pemanfaatan tepung darah sebagai ransum unggas sangat terbatas, hal ini disebabkan
ketidakseimbangan asam amino yang terdapat pada tepung darah. Pemanfaatan tepung darah dapat
ditingkatkan dengan cara pengolahan. Metode pengolahan darah dapat dilakukan dengan
menggunakan tiga metode yaitu pengeringan, penyerapan dan fermentasi. Metode pengeringan
hanya dapat digunakan dalam ransum unggas sebesar 3-6%, sedangkan metode penyerapan dapat
meningkatkan penggunaan tepung darah sebagai pakan ternak menjadi 15%, dan metode
fermentasi darah menggunakan mikroorganisme sebagai inokulum dapat memanfaatkan tepung
darah sampai 20% dalam ransum unggas.
Kata kunci: tepung darah, metode pengolahan darah, pakan unggas

ABSTRACT

A kind of slaughterhouse waste is cattle blood which can be used as a feed component of
poultry rations, mainly in powder form. While the usage of blood powder is limited due to amino
acid imbalance, there is a need of transforming blood of both physically or biologically process to
produce blood powder. This effort consequently enhances blood powder benefit. Method of
processing cattle blood consisted of three types; drying, absorption and fermentation. Drying
method could only be used in poultry rations up to 3-6%, while the absorption method increased
the use of blood powder as poultry feed up to 15%. Finally, the blood fermentation method using
microorganism as inoculums could enhance up to 20% of blood powder in poultry rations.
Keywords: blood powder, blood processing method, poultry feed

PENDAHULUAN produksi dalam usaha peternakan unggas.


Hasil ikutan ternak merupakan limbah yang
Perkembangan usaha peternakan ketersediaannya sangat berlimpah dan perlu
terutama sektor peternakan unggas sangat dimanfaatkan sehingga menjadi ramah
berkembang pesat, hal ini tidak sepenuhnya lingkungan. Tepung darah merupakan hasil
didukung dengan ketersediaan pakan. Pakan ikutan ternak yang memiliki potensi untuk
merupakan biaya produksi tertinggi dalam dijadikan bahan pakan sumber protein
usaha peternakan unggas, untuk itu perlu penyusun ransum ternak karena memiliki
dicari bahan pakan yang murah dan tersedia kandungan protein yang tinggi yaitu sekitar
sepanjang tahun yang dapat mengurangi biaya 80-85%.

Metode Pengolahan Darah sebagai ... (Ramadhan et al.) 63


Vol. 17 (1)

Pemanfaatan tepung darah sebagai ransum tidak memberikan pengaruh yang


pakan unggas sangat terbatas, penggunaannya negatif terhadap pertumbuhan broiler finisher.
dalam ransum tidak direkomendasikan lebih Sementara itu Xu et al. (2011) mengolah
dari 5% (Dafwang et al., 1986), hal ini tepung darah dengan cara memfermentasi
dikarenakan kecernaan dari tepung darah tidak campuran Rapeseed meal dan tepung darah
efisien seperti kecernaan tepung ikan (Haq et dengan Lactobacillus plantarum dan Bacillus
al., 2004). Crawshaw (1994) menyatakan subtilis sebagai inokulum yang dapat
keterbatasan penggunaan tepung darah dalam menggantikan bungkil kedelai dalam pakan
ransum broiler dikarenakan ketidaseimbangan itik. Proses fermentasi merupakan proses
asam amino yang menyebabkan menurunnya mendayagunakan aktivitas suatu mikroba
performa ternak. Titin (2011) menyatakan tertentu atau campuran beberapa spesies
tepung darah mengandung zat besi yang mikroba untuk menghasilkan enzim yang
cukup tinggi sehingga keberadaannya dapat dapat memecah suatu senyawa yang komplek
mengganggu kecernaan dari zat nutrisi lainnya menjadi senyawa yang lebih sederhana agar
dalam ransum. Tepung darah juga dapat mudah dicerna oleh ternak.
mengandung asam amino terbatas yaitu asam Pada review ini akan dibahas mengenai
amino isoleusin, yang apabila terjadi metode pengolahan dan pemanfaatan tepung
kekurangan akan menyebabkan penerunan darah sebagai pakan ternak.
pertumbuhan bobot badan sehingga juga dapat
Tepung Darah
menurunkan produksi karkas. Darah merupakan hasil ikutan ternak
Pengolahan tepung darah untuk pakan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber
unggas telah banyak diteliti oleh berbagai protein bagi ternak. Darah dapat dimanfaatkan
peneliti agar dapat meningkatkan penggunaan dalam bahan pakan ternak dalam bentuk
tepung darah. Pengolahan yang umum tepung darah. Menurut Padmono (2005),
dilakukan yaitu dengan metode pengeringan. tepung darah merupakan bahan pakan ternak
Metode pengeringan ini hanya dapat yang berasal dari darah segar (sapi, kerbau,
memanfaatkan tepung darah sekitar 3-6% kambing dan domba) yang diperoleh dari
dalam ransum. Selain cara pengeringan, Rumah Potong Hewan (RPH). Tepung darah
pengolahan tepung darah juga telah dilakukan telah dilaporkan mengandung protein sekitar
dengan berbagai metode seperti penyerapan 80-85%, variasi dari kandungan tepung darah
dan fermentasi. Pengolahan tepung darah tersebut disebabkan perbedaan dalam metode
dengan cara penyerapan biasa dilakukan pembuatan tepung darah (McDonald et al.,
dengan menyerapkan darah ke dalam limbah 1998). Rasyaf (1994a) melaporkan tepung
industri pertanian agar proses pengeringan darah mengandung protein kasar sebesar 80%,
lebih mudah, dimana pada metode pembuatan lemak 1,6%, serat kasar 1%, tetapi miskin
tepung darah dengan cara pengeringan kalium dan phospor. Darah sangat sulit untuk
mengalami kendala dalam proses pengeringan dikeringkan dan merupakan medium yang
sehingga dilakukan metode penyerapan untuk bagus untuk pertumbuhan mikroba karena
memperpendek waktu pengeringan tepung kandungan air yang tinggi (Donkoh et al.,
darah dan juga dapat meningkatkan nilai 1999). Kandungan air darah segar sekitar 80%
nutrisi dari limbah. dan kandungan air tepung darah sekitar 16,5%
Pengolahan tepung darah dengan (Setiowati et al., 2014).
metode fermentasi juga merupakan satu cara Tepung darah kaya akan asam amino
pengolahan yang dapat meningkatkan kualitas lysine, arginine, methionine, cystine, dan
dari tepung darah dengan memanfatkan leucine tetapi sangat miskin asam amino
aktivitas mikroorganisme untuk merombak isoleusine dan mengandung glycine lebih
zat makanan. Esonu et al. (2011) melakukan rendah dibandingkan dengan tepung ikan
fermentasi darah segar dan cairan rumen (NRC, 1994). Odukwe dan Njoku (1987)
selama 4 hari dimana pemberian 20% dalam menyatakan tepung darah kaya akan asam

64 Metode Pengolahan Darah sebagai ... (Ramadhan et al.)


Vol. 17 (1)

amino lysine. Dari penelitian yang telah terdenaturasinya protein, hal ini dikarena
dilakukan sebelumnya suplementasi 1,5% perebusan memerlukan suhu yang tinggi yaitu
tepung darah lebih baik dibandingkan sekitar 80-100oC. Denaturasi prote-
suplementasi campuran lysine dan methionine in mengakibatkan turunnya kelarutan,
sintetik (Njoku, 1985). Ketika dibandingkan peningkatan viskositas, hilangnya aktifitas
suplementasi tepung darah dengan protein biologi dan protein mudah diserang enzim
tumbuhan untuk pakan unggas cukup tinggi proteolitik (Oktavia, 2007).
nilai biologisnya, protein tumbuhan umumnya Denaturasi juga menyebabkan protein
kekurangan dua asam amino esensial yaitu kehilangan karakteristik struktural dan
lysine dan methionine sementara tepung darah beberapa kandungan senyawa di dalamnya,
kaya akan dua asam amino tersebut namun struktur utama protein seperti C, H, O
(McDonald et al., 1992). dan N tidak akan berubah (Stoker, 2010).
Ketersedian darah sebagai hasil ikutan Denaturasi yang diakibat oleh perlakuan panas
ternak sangat melimpah. Berdasarkan Badan pada protein menyebabkan molekul - molekul
Pusat Statistik, jumlah pemotongan sapi tahun yang menyusun protein bergerak dengan
2013 di Sumatera Barat mencapai 33.436 ekor sangat cepat sehingga sifat protein yaitu
dimana setiap pemotongan ternak, darah yang hidrofobik menjadi terbuka. Akibatnya,
dihasilkan antara 7-9% dari berat badannya semakin panas, molekul akan bergerak
(Santoso, 1989). Jika diasumsikan berat rata- semakin cepat dan memutus ikatan hidrogen
rata sapi yang dipotong 200 kg, maka darah di dalamnya (Vladimir, 2007)
yang dihasilkan pertahunnya sebesar 601.848 Khawaja et al. (2007) melakukan
kg dimana rasio pembuatan tepung darah pengolahan tepung darah dengan cara penge-
berkisar 5:1 yaitu dimana 5 kg darah segar ringan dimana darah terlebih dulu direbus
dapat diperoleh 1 kg tepung darah (Anuragaja, dengan suhu 100oC selama 45 menit untuk
2012). Tepung darah yang dapat dihasilkan mengurangi kadar air dan bakteri patogen.
pertahunnya di Sumatera Barat sekitar Setelah direbus kemudian dikeringkan di oven
120.370 kg. dengan suhu 55oC selama 6 hari dan kemudian
digiling. Produk tepung darah yang dihasilkan
Pengolahan tepung darah
Tepung darah merupakan salah satu oleh Khawaja hanya dapat dimanfatkan
bahan pakan alternatif sebagai sumber protein, sebagai bahan pakan penyusun ransum broiler
tetapi pemanfaatannya dalam ransum sangat sebesar 3%. Setiowati et al. (2014) juga telah
terbatas sehingga perlu pengolahan untuk melakukan pengolahan darah sapi menjadi
tepung darah dengan metode pengeringan.
meningkatkan pemanfaatannya. Berbagai
Darah segar direbus selama 20 menit dengan
pengolahan telah dilakukan untuk
suhu 80oC dan diaduk rata, kemudian dijemur
meningkatkan pemanfaatan tepung darah
dibawah sinar matahari dengan ketebalan ± 1
dalam ransum ternak yaitu dengan cara
cm selama 16 jam, lalu di oven dengan suhu
pengeringan, penyerapan/pencampuran dan
60oC selama 2-3 hari dan terakhir digiling
fermentasi.
hingga menjadi tepung. Dari percobaan yang
Pengeringan dilakukan Setiowati, tepung darah sebanyak
Metode pengeringan dapat dilakukan 4% merupakan hasil terbaik dari 8% dan 12%
dengan dua cara yaitu dengan cara yang ditambahkan di dalam ransum burung
pengeringan biasa atau melalui pemanasan puyuh.
(vat drying) dan menguapkan air dengan suhu Banyak penelitian yang telah dilakukan
rendah (freeze drying) (Setiowati et al., 2014). menunjukkan perlakuan panas dalam
Pengolahan darah dengan cara pengeringan ini pengolahan bahan pakan sumber protein dapat
biasanya dilakukan dengan cara perebusan mengalami penurunan kualitas protein dan
terlebih dahulu sebelum darah dikeringkan. menurunkan kecernaan. Penurunan kecernaan
Perebusan darah ini dapat menyebabkan asam amino lysine dan histidine yang

Metode Pengolahan Darah sebagai ... (Ramadhan et al.) 65


Vol. 17 (1)

disebabkan oleh panas yang tinggi telah jagung dan darah ini dalam ransum ayam
dilaporkan Zhang dan Parsons (1994). broiler dapat digunakan sebesar 15% untuk
Penurunan kecernaan lysine ini dikarenakan broiler starter dan finisher. Makinde dan
pembentukan reaksi maillard yang terjadi Sonaiya (2007, 2010) telah melaporkan
selama proses pemanasan (Hurrel,1990). prosedur sederhana dalam mengoptimalisasi
Lysine adalah asam amino esensial yang pencampuran limbah tanaman dan darah,
memiliki gugus amin yang mudah bereaksi dimana prosedur pencampuran ini dapat mem-
dengan gugus karbonil dari gula pereduksi percepat proses pengeringan darah dengan
(Nursten, 2005), sehingga pada saat reaksi sinar matahari (<4 hari), meningkatkan protein
Maillard terjadi maka ketersediaan lysine kasar dari limbah jagung dan dapat meng-
berkurang (Pahm et al., 2008). Meskipun urangi pencemaran lingkungan dari limbah
kehilangan gula lebih besar dibandingkan Rumah Potong Hewan (RPH).
kehilangan asam amino (Adrian et al., 1962), Odunsi (2003) telah melakukan pencam-
tetapi reaksi Maillard dapat menurunan puran darah sapi dengan cairan rumen untuk
kualitas protein (Adrian, 1974). menggantikan bungkil kacang tanah dan
Pengolahan tepung darah dengan cara tepung ikan dalam ransum ayam petelur.
pengeringan memiliki beberapa kendala di Darah segar dan cairan rumen ditimbang
dalam proses pengolahannya yaitu pada proses dengan rasio perbandingan 1:1, kemudian
perebusan darah yang memerlukan sugu tinggi dicampurkan dan direbus selama 90 menit
sekitar 80-100oC yang dapat menyebabkan sambil diaduk agar tercampur merata. Selan-
protein mengalami denaturasi. Pengolahan jutnya campuran darah dan cairan rumen
dengan metode pengeringan juga memiliki dijemur di bawah sinar matahari sampai
kelemahan pada proses pengeringan yang kandungan airnya mencapai 15%, kemudian
memerlukan waktu yang lama yaitu sekitar 3- digiling. Pada penelitian ini, penggunaan cam-
6 hari, hal ini dikarenakan kandungan air puran darah dan cairan rumen sebagai bahan
tepung darah yang tinggi. pakan tidak mendukung sepenuhnya dalam
meningkatkan performa jika dibandingkan de-
Penyerapan (Pencampuran)
Metode pengolahan dengan cara penye- ngan ransum yang tanpa pemberian tepung
rapan (pencampuran) merupakan pengolahan darah. Penambahan campuran darah dan
yang dilakukan dengan mencampurkan darah cairan rumen dalam menggantikan tepung
dengan limbah pertanian atau dengan limbah ikan memberikan respon performa yang lebih
hasil ikutan ternak. Sonaiya (1988) menya- bagus daripada menggantikan bungkil kacang
rankan menggunakan limbah tanaman atau tanah. Penambahan tepung darah dan atau
limbah industri pertanian sebagai bahan cairan rumen telah dilaporkan (Donkoh et al.,
absorban (penyerap) untuk tepung darah agar 1999; Abubakar dan Yusuph, 1991) dapat
meningkatkan luas permukaan sehingga cepat memberikan bau yang buruk terhadap ransum
dalam proses pengeringan. sehingga mengurangi palatabilitas yang meng-
Makinde dan Sonaiya (2011) melakukan akibatkan penurunan konsumsi dan selanjut-
pengolahan tepung darah dengan metode nya menurunkan performa broiler (Dongmo et
penyerapan (pencampuran). Limbah jagung al., 2000; Emmanuel, 1978).
dicampur dengan darah segar (darah dicegah Onyimongi dan Ugwu (2007) mela-
dari pembekuan selama 6 jam dengan kukan pencampuran kulit singkong dengan
menggunakan 18 g garam/liter darah. Perban- darah sapi dengan perbandingan 1:1; 1:2; 1:3;
dingan limbah jagung dan darah sebesar 1:1 2:1; dan 3:1 untuk menggantikan 50% bungkil
(w/w), kemudian campuran limbah jagung dan kedelai. Darah sapi segar dan kulit singkong
darah dikeringkan dengan sinar matahari ditimbang sesuai dengan perbandingan pen-
selama 3-4 jam, dicampur lagi dengan darah campuran, kemudian dicampurkan dan diaduk
(5:4 w/w) dan digiling dalam bentuk tepung hingga merata. Campuran di rebus selama 30
setelah kering. Penggunaan campuran limbah menit pada suhu 75-80oC dan dijemur.

66 Metode Pengolahan Darah sebagai ... (Ramadhan et al.)


Vol. 17 (1)

Kandungan protein kasar meningkat dengan kemudian dilanjuti dengan fermentasi selama
semakin tingginya komposisi darah, sementara 4 hari. Kemudian dikeringkan dibawah sinar
kandungan protein menurun dengan per- matahari 3-4 hari tergantung intensitas sinar
bandingan komposisi kulit singkong yang matahari. Fermentasi campuran darah sapi dan
tinggi. Kecenderungan peningkatan protein cairan rumen dibumbui dengan bubuk kari
tersebut dikarenakan tepung darah memiliki untuk menutupi bau tak sedap. Campuran
protein yang tinggi. Komponen serat kasar digiling hingga menjadi bentuk tepung dan
menurun dengan peningkatan fraksi tepung dicampurkan dalam ransum sebesar 5, 10, 15
darah, dan sebaliknya jika peningkatan fraksi dan 20%. Hasil percobaan menunjukkan
kulit singkong maka komponen serat kasar penambahan fermentasi campuran darah dan
meningkat. Dari percobaan yang dilakukan cairan rumen pada level 10% dilaporkan
Onyimongi dan Ugwu pakan broiler starter memiliki konsumsi pakan dan pertambahan
yang mengandung berbagai variasi perban- berat badan yang paling tinggi pada broiler
dingan kulit singkong dengan darah sapi finisher. Peningkatan performa broiler yang
efektif meningkatkan pertumbuhan broiler, mengandung fermentasi campuran darah dan
namun dari analisis ekonominya perbandingan cairan rumen bisa dikaitkan dengan kan-
campuran kulit singkong dan darah sapi 1:3 dungan protein yang tinggi yaitu sebesar
memberikan keuntungan ekonomi yang 29,86%. Peningkatan ini juga bisa disebabkan
optimum. pengaruh protein mikroba, pati tercerna dan
Pengolahan tepung darah menggunakan karbohidrat berserat, asam lemak rantai
metode penyerapan (pencampuran) lebih baik panjang dan sebagian protein tercerna dari
dibandingkan dengan pengolahan tepung bahan percobaan (Esonu et al., 2006; Okorie,
darah menggunakan metode pengeringan, hal 2005; Ekwuoma, 1992; Whyte dan Wadak,
ini dapat dilihat dari meningkatnya pemanfaa- 2002; Aganga, 1985 dan Odunsi, 2003).
tan tepung darah sampai 15% dalam ransum Xu et al. (2011) melakukan Fermentasi
unggas yang diolah dengan metode penyera- Rapeseed Meal (FRSM) untuk menggantikan
pan. Pengolahan tepung darah dengan cara pe- bungkil kedelai pada ransum itik. 75%
nyerapan ini juga dapat mempercepat proses rapeseed meal dicampur dengan 25% tepung
pengeringan yang dapat mempersingkat waktu darah dan diinokulasikan dengan
pembuatan tepung darah dan juga dapat Lactobacillus plantarum dan Bacillus subtilis
meningkatkan kualitas nutrisi dari limbah yang difermentasi selama 21 hari. Fermentasi
pertanian yang digunakan sebagai bahan rapessed meal dan tepung darah menggantikan
penyerap darah. bungkil kedelai sebesar 0, 33, 67 dan 100%.
Hasil menunjukkan konsumsi pakan itik yang
Fermentasi
diberi 100% FRSM lebih baik dibandingkan
Pengolahan tepung darah dengan
dengan itik yang diberi pakan bungkil kedelai
metode fermentasi biasanya dilakukan dengan
dan sebagian FRSM (33 dan 67%). Pertum-
menyerapkan atau mencampurkan darah
buhan harian itik meningkat bertahap pada
dengan limbah pertanian atau limbah rumah
penggantian bungkil kedelai 33, 67 dan 100%
potong hewan dengan menggunakan mikro-
(75,9; 76,3; dan 80,1 g), sementara pertum-
organisme sebagai inokulum dan difermentasi
buhan harian itik yang diberi bungkil kedelai
sesuai dengan keadaan optimal yang dapat
100% sebesar 78,1 g. Pemberian fermentasi
meningkatkan aktivitas mikroba. Fermentasi
membutuhkan biaya yang sedikit dan dapat rapeseed meal dan tepung darah dalam
meningkatkan bioavailability nutrisi dengan menggantikan 100% bungkil kedelai (20%
dalam ransum) menghasilkan performa itik
meningkatkan kecernaan nutrisi ternak (Esonu
et al., 2011). yang hampir sama dengan yang diberi pakan
Esonu et al. (2011) melakukan fermen- bungkil kedelai. Fermentasi merubah karakte-
tasi campuran darah sapi dengan cairan rumen ristik fisik dan nutrisi dari rapeseed meal.
yang dicampur dengan perbandingan 1:3 dan

Metode Pengolahan Darah sebagai ... (Ramadhan et al.) 67


Vol. 17 (1)

Tabel 1. Penelitian yang terkait dengan pemanfaatan tepung darah sebagai pakan ternak
Peneliti Perlakuan Hasil Penelitian
1 2 3
Makinde et al. ( 2011) Limbah jagung di campur dengan darah segar Tidak ada efek buruk pada
(dicegah dari penggumpalan dengan pertumbuhan dengan memasukkan
menambahkan 18 g garam/liter) dengan campuran jeroan jagung dan darah
perbandingan 1:1 (w/w), campuran dikeringkan kering sebagai alternatif untuk
3-4 jam dan dicampur lagi dengan darah (5:4) menggantikan tepung ikan, hingga
dan digiling dalam bentuk tepung dan diberikan 150 g / kg dalam starter dan finisher
pada ayam broiler 50, 100, dan 150/ kg ransum. ayam broiler.
Anoh and Akpet (2013) Darah di rebus, lalu dikeringkan dan setelah itu Pemberian tepung darah yang
digiling menjadi tepung. Diberikan pada ayam disuplementasi enzim pada ransum
broiler untuk menggantikan tepung ikan. broiler sampai 10% tidak menimbul-
Pemberian 5 dan 10% yang ditambahkan 100g kan efek buruk terhadap perfor-
enzyme. mance broiler.
King’ori et al. (1998) Perbandingan fermentasi tepung darah dengan Fermentasi tepung darah lebih tinggi
pemasakan tepung darah yang diaplikasikan pengaruhnya terhadap performance
terhadap ransum babi. babi dibandingkan pemasakan
tepung darah.
Nakhash (2008) Darah dipanaskan dalam oven 60-80oC selama 5% Tepung darah dan 5% tepung
3-4 jam dan diaduk untuk memudahkan darah dapat ditambahkan dalam
penguapan air dan penggumpalan. Darah yg ransum broiler tanpa mengalami
menggumpal dijemur pada sinar matahari 3-4 efek buruk terhadap produksi pada
hari dan kemudian digiling dalam bentuk akhir periode pemeliharaan broiler.
tepung.
Seifdavati et al. (2008) Pengaruh pakan tepung darah(campuran darah Dapat menggantikan tepung ikan
sapi,kambing dan domba) sebagai pengganti 0, 100%
25, 50, 75, 100% tepung ikan untuk broiler.
Khawaja et al. (2007) Darah direbus pada suhu 100oC selama 45 menit Penggunaan tepung darah sampai 3
untuk menguapkan air dan membunuh bakteri % dapat ditambahkan dalam ransum
patogen kemudian di oven pada suhu 55oC broiler priode finisher tanpa memi-
selama 6 hari dan kemudian digiling dalam liki pengaruh buruk.
bentuk tepung.
Memon et al. (2002) Pemberian tepung darah 0, 3, 4, 5, 6% yang Penggunaan 3% tepung darah
dicampur dalam ransum. sebagai sumber protein hewani da-
lam ransum broiler dapat mengura-
ngi biaya produksi.
Esonu et al. (2011) Darah dan cairan rumen dicampur dengan Penggunaan fermenasi darah sapi
perbandingan 1:3 dan difermentasi selama 4 dengan cairan rumen sebagai bahan
hari lalu dikeringkan pada sinar matahari 3-4 pakan broiler finisher dapat diguna-
hari. Digiling menjadi tepung dan diberikan kan sampai 20% dalam ransum.
dalam ransum broiler finisher 0,5,10,15 dan
20%.
Makinde et al. (2008) Rumen segar dikurangi airnya dengan di press Campuran cairan rumen dan tepung
selama 30 menit. Darah segar (dicegah dari darah sampai 10% dalam ransum da-
penggumpalan dengan memberikan garam 18g/ pat meningkatkan pertumbuhan
liter) dicampur dengan cairan rumen, broiler dan dapat menggantikan te-
dikeringkan 3-4 jam, digiling, dicampur lagi pung ikan.
dengan darah segar dan digiling lagi kedalam
bentuk tepung.diberikan pada broiler 5,10 dan
15%
Odunsi (2003) Darah sapi dan cairan rumen dicampur (1:1), Campuran darah sapi dan cairan
direbus selama 90 menit, dijemur dengan rumen dapat menggantikan tepung
cahaya matahari selama 3 hari sampai kadai air ikan dengan memberikan respon
15%. Diberikan pada ayam petelur 5 dan 10% pertumbuhan yang bagus dibanding-
menggantikan tepung ikan dan bungkil kacang kan dengan menggantikan bungkil
tanah. kacang tanah.

68 Metode Pengolahan Darah sebagai ... (Ramadhan et al.)


Vol. 17 (1)

Continued
Peneliti Perlakuan Hasil Penelitian
1 2 3
Mohammed et al. Campuran darah sapi dan rumen sapi dalam Jagung dan bungkil kacang tanah
(2013) ransum kelinci sampai level 40% untuk dapat digantikan dengan campuran
menggantikan jagung dan bungkil kacang tanah. darah sapi dan rumen sapi sebanyak
40%
Kats et al. (1994) Evaluasi tepung darah kering semprot dalam Tepung darah kering semprot efektif
ransum babi starter. sebagai sumber protein untuk
ransum babi stater.
Onyimonyi dan Ugwe Darah segar ditimbang dan dicampur dengan Campuran kulit ubi kayu dan darah
(2007) kulit ubi kayu, campuran dipanaskan selama 30 sapi dalam berbagai level mendu-
menit dengan temperatur 75-85oC, lalu kung pertumbuhan yang efektif
dikeringkan. Campuran kulit ubi jayu dan darah tetapi combinasi 1:3 memberikan
yaitu 1:1, 1:2, 1:3, 2:1 dan 3:1 diberikan pada keuntungan ekonomi yang optimum.
ransum ayam broiler.
Xu et al. (2011) 70% rapessed meal dan 25% tepung darah Rapeseed meal fermentasi dengan
dicampur dan dinokulasikan dengan Lactobacillus plantarum dan Bacilus
Lactobacillus plantarum dan Bacillus subtilis subtilis menjadi alternatif sumber
6%, difermentasi selama 3 minggu dalam protein dan dapat menggantikan
kondisi anaerob, dikeringkan 50-60oC selama 3 bungkil kedelai pada ransum itik.
hari. Untuk menggantikan bungkil kedelai
0,33,67 dan 100 dalam ransum itik.
Ekunseitan et al. P1=Limbah sayur, darah segar, dan rumen Ransum P3 sampai 6% dapat
(2013) dicampur kemudian dikeringkan. P2=darah meningkatkan performa dan mengu-
segar diselase selama 3 hari dicampur dengan rangi kolesterol broiler.
limbah sayur dan rumen segar. P3=rumen
disilase selama 3 hari dicampur dengan limbah
sayur dan darah segar. Diberikan pada ayam 0,3
dan 6%.
Setiowati et al Darah segar direbus selama 20 menit dengan Penambahan tepung darah 4, 8, dan
suhu 80oC, dijebur dibawah sinar matahari 12% significan meningkatkan per-
dengan ketebalan 1 cm selama 16 jam. Dioven sentasi karkas.
dalam suhu 60oC 2-3 hari, digiling hingga
menjadi tepung. Diberikan 4, 8 dan 12% dalam
ransum puyuh.
DeRouchey et al. Membandingkan pertumbuhan babi lepas sapih Penambahan tepung darah kering
(2002) dengan peningkatan level tepung darah dan semprot menguntungkan untuk
pengukuran ketersediaan lisin dari tepung darah pertumbuhan sapi dari hari ke 5-12
kering semprot. setalah lepas sapih.
Balagun (1982) Darah segar dipanaskan sampai mendidih Babi yang diberi tepung darah
kemudian dikeringkan. Diberikan pada pakan cendrung tumbuh cepat, banyak
babi. konsumsi dan sedikit lebih efisien
dibandingkan yg tidak diberi tepung
darah.
Namgung et al. (2010) Tepung darah kering semprot dari darah babi Secara umum penambahan tepung
untuk menentukan apakah tepung darah dan darah dan MgO tidak berpengaruh
MgO dapat berpengaruh terhadap kadar L- terhadap kadar L-Carnosine dalam
Carnosine dalam otot dada ayam petelur. otot dada, namun tepung darah 5%
dan MgO menunjukkan tingginya
kadar L-Carnosine.
Habib et al. (2009) Darah segar dicampur kedalam air minum Darah significan meningkatkan
sebanyak 0.25, 0.50, 0.75 g/liter untuk performa pertumbuhan dan konversi. Tepung
broiler. darah 0,25 g/l dapat digunakan
dalam air minum selama fase
growing dan fisher broiler untuk
meningkatkan performa.

Metode Pengolahan Darah sebagai ... (Ramadhan et al.) 69


Vol. 17 (1)

Continued
Peneliti Perlakuan Hasil Penelitian
1 2 3
Olabanji et al. (2007) Bunga matahari dan tepung darah dicampur Campuran bunga matahari dan
dengan perbandingan 2:1. Campuran diberikan tepung ikan dapat dimanfaatkan dan
0,5,10 dan 20% dalam ransum kelinci sapih. toleran terhadapa kelinci lepas sapih
sampai 20% tanpa menyebabkan
pengaruh negatif terhadap pertum-
buhan.
Usman et al. (2007) Darah segar dicampur dengan 1:1 propionat dan Penambahan fermentasi tepung
asam formic, dicampur sebayak 3% dari total darah kurang dari 9% tidak menim-
darah, fermentasi selama 5 hari, dikeringkan bulkan pengaruh buruk, namun
dan digiling menjadi tepung. Digunakan untuk penambahan lebih dari 9%
pakan ikan tiger grouper menyebabkan penurunan pertumbu-
han ikan Tiger grouper.
Bekibele dan Oruwari Darah segar dan dedak gandum dicampur Minyak kelapa sawit bisa efektif
(2012) dengan perbandingan 2:1 dan 1:1 dicampur dikombinasikan dengan dedak gan-
dengan minyak kelapa sawit dan dikeringkan. dum untuk menyediakan keseim-
Diberikan pada broiler finisher. bangan energi ketiga digunakan
dengan tepung darah sebagai pakan
broiler finisher.

Protein kasar dan lemak kasar meningkat sete- sehingga perlu dicari bahan pakan pengganti
lah fermentasi, dimana peningkatan protein sumber protein yang lebih murah dan keter-
mungkin dikarenakan penurunan sebagian dari sediaannya tidak bersaing dengan kebutuhan
karbohidrat setelah fermentasi (Xu et al., manusia. Peran nutrisi untuk produksi broiler
2011). Vig dan Walia (2001) juga menyatakan adalah sama pentingnya dengan managemen
fermentasi dapat meningkatkan kadar nitrogen atau ternak itu sendiri, tapi konstribusinya
dan protein rapessed meal. melampaui aspek yang lainnya. Nutrisi yang
Menurut Wizna et al. (2014), fermentasi bagus memiliki peran yang significant terha-
campuran dedak padi dan darah dengan B. dap produksi yang optimal (NRC, 1984).
amyloliquefaciens yang terbaik pada dosis Khawaja et al. (2007) melaporkan pem-
inokulum 3% dan lama fermentasi 3 hari berian tepung darah sebanyak 3% dalam
dengan kenaikan protein kasar dari 41,02% ransum ayam broiler tidak menimbulkan
menjadi 56,28%, retensi nitrogen dari 26,90% pengaruh yang negatif terhadap performa pada
menjadi 64,07%, menurunkan serat kasar broiler starter dan finisher namun semakin
38,38% (dari 11,27% menjadi 7,17%), meningkat pemberian tepung darah akan
meningkatkan kecernaan SK 23,46% mengurangi berat badan broiler, hal ini
(36,42%-47,58%) dan meningkatkan EM dikarenakan rendahnya asam amino sulfur dan
12,36% (2956-3373 kal/gram). isoleusin pada tepung darah (Onwudike,
1981). Pada penelitian ini mencampurkan 3%
Pengaruh pemberian tepung darah
tepung darah dengan 8-10% tepung ikan dan
terhadap performa unggas
Pemberian tepung darah di dalam 1% tepung kedelai untuk mendapatkan
ransum unggas telah banyak diterapkan dalam kombinasi asam amino terbaik dalam ransum.
berbagai penelitian yang digunakan sebagai Hassan et al. (1974) melaporkan pemberian
6% tepung darah dengan 15% tepung daging
sumber protein pengganti tepung ikan maupun
bungkil kedelai. Tepung ikan dan bungkil dapat digunakan dalam ransum broiler tanpa
kedelai merupakan bahan pakan penyusun menyebabkan pengaruh buruk terhadap
ransum unggas yang sangat penting karena pertumbuhan broiler.
memiliki protein tinggi dan kandungan asam Memon et al. (2002) menggunakan
amino yang bagus tetapi harganya yang tinggi tepung darah sebesar 3% sebagai sumber
menyebabkan meningkatkan biaya produksi protein yang memberikan hasil pertumbuhan
dan karkas yang bagus. Seifdavati et al.

70 Metode Pengolahan Darah sebagai ... (Ramadhan et al.)


Vol. 17 (1)

(2008) menggunakan tepung darah sebagai Pengaruh pemberian tepung darah pada
pengganti tepung ikan dalam ransum broiler, ternak non ruminansia
dalam percobaan ini tepung ikan digantikan
Pemanfaatan tepung darah sebagai
dengan tepung darah sebanyak 0, 25, 50, 75
bahan pakan sumber protein tidak hanya
dan 100% yang mana penggantian tepung ikan
digunakan sebagai bahan pakan penyusun
sebanyak 75% dapat meningkatkan berat akhir
ransum unggas, tetapi juga telah banyak
broiler, tetapi interaksi antara perlakuan
digunakan sebagai bahan pakan penyusun
berbeda tidak nyata. Sifat fungsional dari
ransum ternak non ruminansia seperti kelinci
tepung darah dan sumber protein hewani
dan babi. Pada ternak kelinci, Mohammed et
lainnya yaitu berdasarkan konsentrasi protein
al. (2013) melakukan evaluasi kecernaan
yang umumnya tergantung pada kadar protein
nutrisi dan mengukur pertumbuhan karkas dari
dan kualitanya (Sujeewa, 2000).
kelinci yang diberi pakan campuran darah sapi
Pemberian tepung darah tidak hanya
dan cairan rumen sampai 40% dalam ransum
dilakukan dengan mencampurkannya dalam
menggantikan jagung dan bungkil kacang
ransum. Habib et al. (2009) melakukan
tanah dimana didapatkan hasil ransum yang
pemberian tepung darah melalui air minum,
mengandung campuran darah sapi dan cairan
mereka mencampurkan tepung darah kedalam
rumen dapat menggantikan jagung dan
air minum sebanyak 0; 0,25(2,5%); 0,50
bungkil kacang tanah dalam ransum kelinci
(5,0%) dan 0,75 (7,5%) per liter air minum
sampai 40% tanpa mempengaruhi kecernaan
yang diberikan setiap hari dimana pemberian
nutrisi dan pertumbuhan karkas. Fetuga et al.
tepung darah sebanyak 2,5% dalam air
(1974) melaporkan protein tepung darah lebih
minum significant meningkatkan pertumbuhan
baik dibandingkan dengan protein tumbuhan
broiler. Penambahan tepung darah menghasil-
dan lebih tinggi kandungan asam amino lysine
kan peningkatan yang significant terhadap
dan leucine. Olabanji et al. (2007) juga telah
tingkat pertumbuhan dan berat badan yang
melaporkan pengaruh level dari campuran
lebih baik (Toor dan Ullah, 1972).
daun bunga matahari dan tepung darah dengan
Pemanfaatan tepung darah sebagai
rasio 2:1 terhadap pertumbuhan kelinci lepas
sumber protein tidak hanya digunakan dalam
sapih, 4 ransum diformulasikan mengandung
ransum ayam. Djaya (2010) melakukan pene-
0% (kontrol); 5; 10 dan 20% campuran daun
litian untuk mengetahui pengaruh tepung
bunga matahari dan tepung darah. Ransum
darah dalam ransum burung puyuh dimana
yang mengandung 20% campuran daun bunga
perlakuan tepung darah sebanyak 5% menca-
matahari dan tepung darah efisien digunakan
pai nilai tertinggi yang meliputi konsumsi
dan toleran oleh kelinci lepas sapih.
pakan (77,52 g/ekor), pertambahan berat
Balogun (1982) meneliti tentang tentang
badan (65,13 g/ekor) dan berat badan akhir
pengaruh level protein kasar dan suplementasi
(80,25 g/ekor) serta konversi ransum yang
tepung darah dalam ransum terhadap babi
terendah sebesar (1,19). Penggunaan tepung
grower. Perlakuan dari percobaan yang dilaku-
darah melebihi 5% dalam ransum akan
kan oleh Balogun yaitu dengan memberikan
menyebabkan zat nutrien di dalam ransum
ransum dengan komposisi protein sebesar 18,
tidak tercerna dengan baik. Hal ini sesuai
20, 22 dan 24% dengan atau tanpa
dengan pernyataan Rasyaf (1994a) bahwa
suplementasi tepung darah. Perbandingan
penggunaan tepung darah yang terlalu tinggi
suplementasi tepung darah dan bungkil kacang
akan menghambat proses kecernaan bahan
tanah dalam ransum sebesar 1:4. Pada level
pakan lainnya dalam tubuh yang disebabkan
protein 18, 20, 22, dan 24% mengandung te-
keterbatasan isoleusin yang pada tepung
pung darah masing-masing sebesar 4; 4,8;
darah.
5,67 dan 6,6%. Nilai tertinggi dari persentase
kecernaan apparent nitrogen dan retensi nitro-
gen yaitu pada level protein 22% yang

Metode Pengolahan Darah sebagai ... (Ramadhan et al.) 71


Vol. 17 (1)

mengandung tepung darah sebesar 5,67%. broiler finisher. J. Agricultural Science.


Peningkatan performa dari ransum yang 6 (3): 8-15.
mengandung tepung darah dikarenakan pe-
Cheng, S.W., Y. F. Wang, and M.L. Wang.
ngaruh dari kandungan lysine dari tepung
2012. Statistical optimization of medium
darah, dimana bungkil kacang tanah memiliki
compositions for alkaline protease
kandungan lysine yang terbatas (Brooks dan
production by newly isolated bacillus
Thomas 1959).
amyloliquefaciens. Chem.. Biochem.
Eng. Q. 26 (3): 225-231.
KESIMPULAN
Cho, S. J. 2009. Isolation and characterization
Metode pengolahan tepung darah pada of mannanase producing Bacillus
umumnya menggunakan metode pengeringan, amyloliquefaciens CS47 from horse
penyerapan dan fermentasi. Pengolahan feces. Journal of Live Science 2009 19.
tepung darah dengan metode penyerapan (12): 1724-1730.
terbukti dapat meningkatkan pemanfaatan Crawshaw, R. 1994. Blood Meal: a review of
tepung darah sampai 15% dalam ransum its nutritional qualities for pig, poultry
unggas, sedangkan metode pengeringan hanya and ruminant animals. National
dapat memanfaatkan tepung darah sekitar 3- Renderers Association Tecnical Review.
6% dalam ransum unggas. Metode penyerapan United Kingdom. (594) 7.
ini juga dapat dimodifikasi dengan fermentasi
menggunakan mikroorganisme sebagai Dafwang, I. I., J. M Olomu, S.A. Offiong.
inokulum. Pemanfaatan tepung darah dengan dan S. A Bello. 1986. The effect of
metode penyerapan yang dikombinasikan replacing fish meal with blood meal in
dengan fermentasi dapat meningkatkan the diets of laying vhickens. Journal of
penggunaan tepung darah sebagai pakan Animal Production Research. (6) 81-92.
unggas mencapai 20% dalam ransum. Das, M. P., L. R Jeyanthi, S. Sharmila, Anu, B
Ankita, and Dhiraj Kumar. 2012.
DAFTAR PUSTAKA Identification and optimization of
cultural condition for chitinase
Abubakar, M. M and A. O. Yusuph. 1991. production by Bacillus
Efectiveness of rumen content in poultry amyloliquefaciens SM3. Jurnal of
rations. Nig. J. Anim. Prod. Proceedings Chemical and Pharmaceutical Research.
16th Annual Conf. P:78-79. 2012, 4(11):4816-4821.
Anoh, K. U. and S. O. Akpet. 2013. Growth Deb, P., S.A Talukdar, K Moshina, P.K
response of broiler chickens fed diets Sarker, and S.M.A Sayem. 2013.
containing blood meal with enzyme Production and partial characterization
supplementation as a replacement for of extracellular amylase enzyme from
fish meal. Journal of Agriculture and Bacillus amyloliquefaciens P-001.
Veterinary Science. Pp 31-34. Springer Plus. 2:154.
Balogun, T. F. 1982. The effect of dietary DeRouvhey, J. M., M. D. Tokach, J. L.
protein level and blood meal Nelssen, R. D. Goodband, S. S. Dritz, J.
supplementation on the performance of C. Woodworth, and B. W. James. 2002.
growing large white and landrage pigs in Comparison of spray-dried blood meal
Nigeria. Tropical Animal Production. 7: and blood cells in diets for nursey pigs.
14-19. J. Anim. Sci. 80: 2879-2886.
Bekibele, D. O and B. M Oruwari. 2012. The Djaya, M. S. 2010. Pengaruh penggunaan
impact of palm oil on the combination tepung darah dalam ransum terhadap
of blood meal and wheat brain in diet for

72 Metode Pengolahan Darah sebagai ... (Ramadhan et al.)


Vol. 17 (1)

penampilan burung puyuh. Media Sains. supplementary value of maize of some


(2). Nigerian protein concentrates with
Dongmo, T., J. D. Ngou Ngoupayou and M. young pigs. Nig. J. Sci. 8: 37-44.
Pouilles Dupoix. 2000. Use of some Gangadharan, D., S. Sivaramakrishman, K.M
local animal protein sources in the Nampoothiri, and A. Pandey. 2006.
feeding of broilers. Tropicultura. 18: Solid culturing of bacillus
122-125. amyloliquefaciens for alpha amylase
Donkoh, A., C.C. Atuahene., D.M. Anang production. Food Technol. Biotechnol.
and S.K. Ofori. 1999. Chemical 44(2) 269-274.
composition of solar-dried blood meal Gul, A., F. Kidoglu, Y. Tuzel and I. H. Tuzel.
and its effect on performance of broiler 2008. Effects of nutritions and Bacillus
chickens. Animal Feed Science and amyloliquefaciens on tomato (Salanum
Technology 81: 299 – 307. lycopercium L.) growing in perlite.
Ekunseitan, D.A., Balogun, O.O., Songule, Spanish Journal of Agricultural
A.M., Yusuf, A.O., Ayoola, A.A., Research. 6 (3), 422-429.
Egbeyale, L.T., Adeyemi, O.A., Allison, Habib, M. A., M. Shahidullah and M.A Ali.
I. B. Dan Iyanda, A. I. 2013. Healts 2009. Performance of broiler fed water-
status of birds fed diets containing three soluble blood meal during growing and
differently processed discarded finishing period. The Bangladesh
vegetable-bovine blood-rumen content Veterinarian. 26 (1): 8-12.
mixture. Pakistan Journal of Biological
Hassan O.E.M., A.M.S. Mukhtar and M.E.A.
Science. 16 (7): 325-331. Nasir. 1974. The use of blood meal in
Ekwuoma, C. 1992. The chemical tropical broiler diets. Top. Anim. Health
composition of ruminal contents of Prod. 6: 179-182.
cattle, sheep and goat. B.Sc Project Horniakova, E. 2005. The influence of
Report University of Agriculture.
Enterococus faecium N-74 bacteria on
Abeokuta Nigeria. bone mineralization in chickens. In
Emmanuel, B. 1978. Effects of rumen proceedings of 15th European
contents or fraction there on Symposium on Poultry Nutrition.
performance of broiler. Br. Poult. Sci. Balotonfured. Hungary. Pp. 195-197.
19: 13-16. Hurrel, R. F. 1990. Influence of the mailard
Esonu, B. O., U. D. Ogbonna, G. A. Anyanwu reaction on nutritional foods. In: the
and O. O. Emenalom. 2006. Evaluation Maillard reaction in food processing,
of performance, organ characteristics nutrition and physiology. Birkhauser
and economic analysis of broiler finisher Verlag. Basel. Switzerland. Pp: 245-258.
fed rumen digesta. Inter. Journal of Ibrahim, A.D., Mukhtar, I. Sa’adat, M.N
Poultry Science. 5 (2): 1116-1118. Ibrahim, M.A Oke. and A.K
Esonu, B.O., Azubuike, J.C., A.B Udedibie, Ajijolakewu. 2012. Adonsonia digitata
I., O.O Emenalom, T.C Iwuji and V (Baobab) fruit pulp as substrate for
Odoemenam. 2011. Evaluation of the Bacillus amyloliquefaciens
nutritive value of mixture of fermented Endoglucanase production.
bovine blood and rumen digesta for Kats, L.J., J.L. Nelsen, M.D. Tokach, R.D.
broiler finisher. Journal of Natural Goodband, T.L. Weeden, S .S. Dritz, J.
Sciences Reesearch. Vol. 1, No.4. A. Hansen and K. G. Friesen. 1994. The
Fetuga, B.L., G.M. Babatunde, V.A. Oyenuga. effects of spray-dried blood meal on
1974. Comparative assessment of the

Metode Pengolahan Darah sebagai ... (Ramadhan et al.) 73


Vol. 17 (1)

growth performance of the early-weaned Memon, A., N.N Ansari, A.A Solangi and G.
pig. J. Anim. Sci. 72: 2860-2869. Memon. 2002. Effect of blood meal on
Khawaja T., S.H Khan and N.N Ansari. 2007. the growth and carcass yield of broiler.
Effect of different leevels of blood meal Pakistan Vet J. 22 (3).
on broiler performance during two Mohammed, G., S.B Adamu, J. Igwebuike,
phases of growth. International Journal N.K Alade and Asheikh. 2013. Nutrient
of Poltry Science. 6 (12): 860-865. digestibility and carcass measurement of
Kim, Y.O., J.K. Lee. H.K. Kim, J.H. Yu and growing rabbits fed graded levels ov
T.K. Oh. 1998. Cloning of the bovine blood-meal content mixture.
thermostable phytase gene (phy) from Pakistan Journal of Nutrition. 12 (10):
Bacillus sp. DS11 and its overexpression 929-933.
in Escherichia coli. FEMS Microbiol. Namgung, N., D.H. Shin, S. W. Park, and I.K.
Lett., 162: 185-191. Paik. 2010. Effects of supplementary
blood meal on carnosine content in the
King’ Ori, A.M., J.K. Tuitoek and H.K.
breast meay and laying performance of
Muirari. 1998. Comparison of fermented
old hens. J. Anim. Sci. Vol. 23, No. 7:
dried blood meal and cooked dried
946-951.
blood meal as protein suplements for
growing pigs. J. Trop. Anim. Health. Ningsih, D. R., U. Rastuti, R. Kamaludin.
Prod. 30 : 191-196. 2012. Karakteristik enzim amilase dari
Luizmeira.Com/enzimas.htm. USB Recomen- bakteri Bacillus amyloliquefaciens.
dar esta pagina. 2005. Prosiding Seminar Nasional.

Mabrouk, M.E.M. and M.D Amani. El Njoku, P.C. 1985. Performance of broiler
Ahwany. 2008. Production of β- chickens fed graded levels of blood
mannanase by Bacillus meal. Nig. J. Animm Prod. 12: 69-73.
amyloliquefaciens 10A1 cultured on NRC. 1994. Nutrient Requirement for Poultry.
potato peels. African journal of 9th Ed. National Academy Press.
Biotechnology 7 (8): pp. 1123-1128. Washington D.C. U.S.A.
Makinde, O.A. and EB Sonaiya. 2007. Nursten, H. 2005. The Maillard Reaction.
Determination of water, blood and Chemistry, Biochemistry, and
rumen fluid absorbencies of some Implications. Royal Society of
fibrous feedstuffs. Jurnal Livestock for Chemistry, Cambridge, UK.
rural development 19 (10) 2007.
Odukwu, C.A. and P.C. Njoku. 1987.
Makinde, O.A. and EB Sonaiya. 2011. Evaluation of Blood Meal and its
Utilization of sun-dried maize offal with Potential as a Supplementary source pf
blood meal in diets for broiler chickens. lysine in laying chicken diets. J. Anim.
Journal of Animal Sciences. 1. (3): 106- Prod. Res. 7: 9-18.
111.
Odunsi, A. A. 2003. Blend of bovine blood
McDonald, P. Edward, J.F.D Greenhalgh. and rumen digesta as a replacement for
1992. Animal Nutrition. 4th ed. fishmeal anf groundnut cake in layer
Published in the United States with John diets. International Journal of Poultry
Wiley and Sons. Inc. New York pp. 455- Science. 2 (1): 58-61.
483.
Okorie, K. C. 2005. The effects of dried
McDonald, P., R.A Edward, J.F.D pulverized rumen content on the
Greenhalgh, and C.A Morgan. 1998. performance, carcas and organ
Animal Nutrition. Longman Publishers.

74 Metode Pengolahan Darah sebagai ... (Ramadhan et al.)


Vol. 17 (1)

characteristic of broiler finisher. Anim. Saha, K., S. Maity, S. Roy, K. Pahan, R.


Prod. Res. Adv. 2:96-100. Pathak, S. Majumdar, and Gupta, S.,
Oktavia, D. 2007. Kajian SNI 01-2886-2000 2014. Optimization of amylase
Makanan Ringan Ekstrudat. Jurnal production from Bacillus
Standarisasi 9 (1). amyloliquefaciens (MTCC 1270) using
solid state fermentation. International
Olabanji, R. O., G.O Farinu, J.A Akinlade and Journal of Microbiology. 2014, Article
O.O Ojebeyi. 2007. Growth ID 764046, 7 pages.
performance, organ characteristics and
carcas quality of weaner rabbits fed Seivdavati, J., B. Navidshad, R. Seyedsharifi,
differents levels of wild sunflower and A. Sobhani. 2008. Effects of locally
(Tithonia diversifolia Hemsi A. Gray) produced blood meal on performance,
carcass traits and nitrogen retention of
leaf-blood meal mixture. International
Journal of Agricultural Research. 2 (12): broiler chickens. Pakistan Journak of
1014-1021. Biological Sciences. 11 (12): 1625-
1629.
Onyimonyi, A. E. dan S. O. C. Ugwu. 2007.
Bioeconomic indices of broiler chicks Selvamohan, T., V. Ramadas and T.A Sathya.
fed varying rations of cassava 2012. Optimization of lipase enzyme
peel/bovine blood. International Journal activity produced by Bacillus
of Poultry Science. 6 (5): 318-321. amyloliquefaciens isolated from rock
lobster Panlirus Homareus. International
Onwudike, O.C. 1981. Effect of various Journal of Modern Enginering Reserch
protein sources on egg production in a (IJMER).
tropical environment. Trop. Anim. Prod.
6: 249-256. Setiowati S., E. Sudjarwo and A.A Hamiyanti.
2014. The effect of blood meal addition
Padmono, D. 2005. Alternatif pengolahan in the feed to carcass and giblet
limbah rumah potong hewan – Cakung percentages of quail.
(suatu studi kasus). J. Tek. Lingk. P3TL.
– BPPT. 6 (1): 303-310. Sharma, N., R. Vamil, R. Agarawal, S.
Bhooshan. 2012. An investigation of α-
Pahm, A.A., C. Pedersen, and H.H. Stein. amylase production in submerged
2008. Application of the reactive lysine fermentation by Bacillus
procedure to estimate lysine digestibility amyloliquefaciens. Journal of Pharmacy
in distillers dried grains with solubles Reserch 2012, 5(7) : 3548-3550.
fed to growing pigs. J. Agric. Food
Chem. 56:9441-9446. Shrimp Culture Biotechnology Reserch
Center.http://shrimp-biotek.com/index.
Priest, F.G., M. Goodfellow, L.A Shute & php?option=com_content&view=article
R.C.W. Berkeley. 1987. Bacillus &id=48&Itemid=56.
amyloliquefaciens sp. nov., nom. rev. Int Singh, S., S. Vijayanand and Moholkar. 2014.
J Syst Bacteriol 37, 69–71. Optimization of carboxymethylcellulase
Rasyaf, M., 1994a. Memelihara Burung production from Bacillus
Puyuh. Kanisius. Yogyakarta. amyloliquefaciens SS35. 3 Biotech 4:
411-424.
Saban, M.T., and D. Ozer. 2011. An
investigation of α-amylase production in Sivaramareddy, A., P. Srihari, and D. Kezia.
semi solid substrate fermentation by 2014. Assortment of vital nutrients for
using corn bran with bacillus enhancment of cyclodextrin glycosyl
amyloliquefaciens. Turkish Journal of transferase produced by Bacillus
Science & Technologi. 6. (1), 47-52. amyloliquefaciens K5T5: A Plackett-

Metode Pengolahan Darah sebagai ... (Ramadhan et al.) 75


Vol. 17 (1)

Burman design approach. Journal of Fermented blood meal use for tiger
Pharmacy Research. 8 (9), 1191-1197. grouper, Epinephelus fuscoguttatus
grow-out diet. Indonesian Aquaculture
Sonaiya, E. B. 1988. Animal by-products and
Journal. 2, (1).
their potential for comencial livestock
feed production. In: Babatunde G. M., Vig, A. P. and Walia 2001. Beneficial effects
proceedings of a national workshop on of Rhizopus oligosporus fermentation on
alternative feeds in Nigeria. ARMTI. reduction of glucosinolates, fibre ans
Ilorin. Kwara State. Nigeria. 298-315. phytic acid in rapeseed (Brassica napus)
meal. Bioresour. Technol. 78:309-312.
Stoker, H. Stephen. 2010. General, Organic,
And Biol Whyte, P. and Wadak. 2002. Evaluation of
rumen content on the growth
Sujeewa, A. 2000. The evaluation of
performance of weaner rabbits. Proc. 7th
functional properties of fishmeal. Final
Annual Conference of Anim. Sci. Asso.
Project 120. Skulagata 4. 120 reykjavik.
Of Nigeria (ASSAN) Sept. 16-19, 2002.
Iceland.
University of Agriculture. Abeokuta.
Sukara Dan, E. and A.H. Atmowidjojo. 1980. Nigeria, pp. 143-146.
Pemanfaatan ubi kayu untuk produksi
Wizna, H. Muis, Jafrinur. 2014. Improving the
enzim amilase dan protein sel tunggal.
quality of rice bran and blood mixture as
Optimasisasi nutrisi untuk proses
poultry feed through fermentation by
fermentasi substrat cair dengan
Bacillus amyloliquefaciens. Proc. The
menggunakan kapang Rhizopus. Proc.
Inaugural Asian Conference on the Life
Seminar Nasional. UPT ERG, Lampung.
Sciences and Sustainability, Hiroshima
Sulaiman. 1988. Studi proses pembuatan Jepang.
protein mikroba dengan ragi amilolitik
Xu, F., Li, L., Xu, J., Qian, K., Zhang, Z. and
dan ragi simbe pada media padat dengan
Liang, Z. 2011. Effect of fermented
bahan ubi kayu (Manihot Utilisima
rapessed meal on growt performance
Pohl). Thesis Fakultas Teknik Pertanian
and serum parameters in ducks. Asian-
IPB.
Aust. J.Anim. Sci. 24 (5): 678-684.
Titin, K. 2011. Potensi tepung darah sebagai
Yuanhao, H., Xu, J., Wang, S., Zhou, G., and
sumber protein pakan ikan alternatif.
Liu, J. 2014. Optimization of medium
Prosiding Forum Inovasi Teknologi
component for production of chitin
Akuakultur. 1001-1008.
deacetylase by Bacillus
Toor, A.A. and Fahimullah. 1972. Effect of amyloliquefaciens Z7, using response
different levels of blood meal on the surface methodology. Biotechnology &
performance of broiler chick. MSc Biotechnological Equipment. 28, (2):
Thesis. Department of Poultry 242-247.
Husbandry. University of Agriculture.
Zhang, Y. and C. M. Parsons. 1994. Effect of
Faisalabad. Pakistan.
over process nutritional quality of
Usman, Kamaruddin, Palinggi, N.N, sunflower meal. Poult. Sci. 73: 436-442.
Rachmansyah, and Ahmad T. 2007.

76 Metode Pengolahan Darah sebagai ... (Ramadhan et al.)

Anda mungkin juga menyukai