Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGELOLAAN LIMBAH PETERNAKAN


Pengolahan Darah Limbah Sapi Menjadi Pupuk dan Pakan Ikan"
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pengelolaan Limbah Peternakan

Oleh :
Kelas F
Kelompok 5

BUDIMAN SAGARA
200110140056
FAZRIA INSANI ZAHRA
200110140111
NURUL HASANAH
200110140192
EDWAR MUHAMMAD G
200110140306
ROSELIA S
200110140302
REDITA CAHYA RIFFANI 200110140316

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Taala yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang tidak terhingga, sehingga
makalah pengelolaan limbah peternakan ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari
bahwa selama penulisan makalah ini banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada yang
terhormat:
1.

Kepada Allah SWT yang telah member Rahmat dan Hidayahnya kepada
penulis sehingga makalah ini selesai pada waktunya.

2.

Kepada Ir. Wowon Juanda, MS. selaku dosen mata kuliah pengelolaan
limbah peternakan

Dalam makalah ini mungkin masih terdapat kekurangan dalam penyusunan dan
pembahasannya.

Dimohon kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

perbaikan kedepannya.

Sumedang,November 2016

Penyusun

I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Selama ini banyak keluhan masyarakat akan dampak buruk dari kegiatan

usaha peternakan karena sebagian besar peternak mengabaikan penanganan


limbah dari usahanya, bahkan ada yang membuang limbah usahanya ke sungai,
sehingga terjadi pencemaran lingkungan. Limbah peternakan yang dihasilkan oleh
aktivitas peternakan seperti feces, urin, sisa pakan, darah, serta air dari
pembersihan ternak dan kandang menimbulkan pencemaran yang memicu protes
dari warga sekitar. Baik berupa bau tidak enak yang menyengat, sampai keluhan
gatal-gatal ketika mandi di sungai yang tercemar limbah peternakan.
Berkenaan dengan hal tersebut, maka upaya mengatasi limbah ternak yang
selama ini dianggap mengganggu karena menjad juga karena pengembangan
peternakan mutlak memperhatikan kualitas lingkungan, sehingga keberadaannya
tidak menjadi masalah bagi masyarakat di sekitarnya.

1.2

Rumusan Masalah
Bagaimana memanfaatkan limbah darah ternak sapi menjadi pupuk dan

pakan ikan.

1.3

Tujuan
Mengetahui pemanfaatan limbah darah ternak sapi menjadi pupuk dan

pakan ikan.

II
KAJIAN KEPUSTAKAAN

Pupuk organik dalam bentuk yang telah dikomposkan ataupun segar berperan
penting dalam perbaikan sifat kimia, fisika, dan biologi tanah serta sebagai sumber nutrisi
tanaman. Secara umum kandungan nutrisi hara dalam pupuk organik tergolong rendah
dan agak lambat tersedia, sehingga diperlukan dalam jumlah cukup banyak. Namun,
pupuk organik yang telah dikomposkan dapat menyediakan hara dalam waktu yang lebih
cepat dibandingkan dalam bentuk segar, karena selama proses pengomposan telah terjadi
proses dekomposisi yang dilakukan oleh beberapa macam mikroba, baik dalam kondisi
aerob maupun anaerob. Sumber bahan kompos antara lain berasal dari limbah organik
seperti sisa-sisa tanaman (jerami, batang, dahan), sampah rumah tangga, kotoran ternak
(sapi, kambing, ayam), arang sekam, dan abu dapur ( Deptan, 2006 )
Sumber utama bahan organik bagi tanah berasal dari jaringan tanaman, baik
serupa sampah-sampah tanaman (serasah) ataupun sisa-sisa tanaman yang telah mati.
Sumber bahan organik lainnya adalah hewan. Bahanbahan organik yang berasal dari
serasah, sisa-sisa tanaman yang mati, limbah atau kotoran hewan dan bangkai hewan itu
sendiri, didalam tanah akan diaduk-aduk dan dipindahkan oleh jasad renik yang
selanjutnya dengan kegiatan berbagai jasad tanah bahan organik itu melalui berbagai
proses yang rumit dirombak menjadi bahan organik tanah yang mempunyai arti penting
( Sutejo, 1990).
Penggunaan pupuk organik yang dipadukan dengan penggunaan pupuk kimia
dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan pengurangan penggunakan pupuk kimia,
baik pada lahan sawah maupun lahan kering. Telah banyak dilaporkan bahwa terdapat
interaksi positif pada penggunaan pupuk organik dan pupuk kimia secara terpadu.

Penggunaan pupuk kimia secara bijaksana diharapkan memberikan dampak yang lebih
baik dimasa depan. Tidak hanya pada kondisi lahan dan hasil panen yang lebih baik,
tetapi juga pada kelestarian lingkungan ( Musnawar, 2005 ).

III
PEMBAHASAN

2.1

Pupuk Organik dari Limbah Darah Sapi Potong


Menurut Ernawati, dkk ( 2014 ) dalam penilitian yang berjudul

'Pemanfaatan Limbah Peternakan Dari Darah Sapi dan Kiambang Sebagai Pupuk
Ramah

Lingkungan

Untuk

Mendukung

Lahan

Gambut

Berkelanjutan'

mendapatkan hasil bahwa limbah darah sapi dan tumbuhan kiambang berpotensi
digunakan sebagai pupuk organik ramah lingkungan untuk tanaman sayuran yang
dibudidayakan pada lahan gambut. Pupuk tersebut perlu dikembangkan agar dapat
menjadi produk unggulan petani dalam rangka memenuhi salah satu komponen
yang dibutuhkan dalam menginisiasi perubahan agar menjadi sistem pertanian
organik.
Pembuatan pupuk diawali pengambilan darah dari Rumah Pemotongan
Hewan dan diendapkan beberapa jam ( 5 jam) sehingga terbentuk padatan.
Kiambang dicacah dengan ukuran 3 cm menggunakan parang. Kiambang yang
sudah dicacah dicampur dengan darah sapi padat (perbandingan 2 : 1)
(berdasarkan berat/ kg), kemudian dicampur dengan dedak sampai rata (1/20).
Melarutkan gula merah (1/10) dengan air secukupnya lalu ditambahkan EM-4.
Larutan EM-4 dan gula merah disiramkan perlahan-lahan ke dalam bahan kompos
sampai merata. Kandungan air adonan pupuk diusahakan mencapai 30% yaitu
apabila adonan digenggam, air tidak keluar dari adonan, dan bila genggaman
dilepas bahan kompos akan mekar.Bahan pupuk organikdigundukkan di atas
terpal dengan ketinggian 15-20 cm, kemudian ditutup dengan terpal. Diusahakan
jangan sampai terkena air dan sinar matahari langsung karena akan mengganggu

proses dekomposisi. Pada hari 1-10 hari terpal pembungkus dibuka dan bahan
kompos dibolak-balik. Setelah itu setiap 3 hari sekali dilakukan hal yang sama
sampai suhu bahan kompos mencapai suhu ruang, bentuk rupa dan warna kompos
berubah seperti tanah. Suhu adonan dipertahankan 40-50oC. Jika suhu lebih dari
50oC, karung penutup dibuka dan adonan dibalik- balik, kemudian ditutup lagi.
Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan kompos menjadi rusak karena
terjadi proses pembusukan. Setelah sekitar 2 minggu kompos telah selesai
terdekomposisi dan siap digunakan sebagai pupuk organik dengan ciri-ciri:
teksturnya remah, tidak berbau dan memiliki suhu yang stabil berkisar 20 - 25
derajat celcius . Berdasarkan hasil kegiatan di atas maka diketahui bahwa pupuk
organik berbahan dasar darah sapi- kiambang ini mampu memberikan
peningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman sayuran.

2.2

Penggunaan Darah dalam Pakan Ikan


Menurut Pinandyo, ( 2005 ) dalam penilitianya ' Penggunaan Berbagai

Dosis Silase Darah Sebagai Diet Pakan Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan
Hidup Ikan Beronang (Siganus guttatus Bloch) '. Pakan uji yang digunakan dalam
penelitian ini adalah berupa pelet yang terbuat dari berbagai dosis silase darah
sapi sebagai komponen utama, sedangkan sebagai komponen penunjang
(tambahan) digunakan tepung ikan, tepung kedelai, tepung dedak halus (bekatul),
CMC, Top mix dan lechitin dibuat dengan formula pakan pada kadar protein 40%.
Sebagai perlakuan adalah silase darah sapi dalam pakan buatan yang berbeda
persentase kombinasinya, sebagai berikut : A = Silase darah sapi 100%, B = Silase
darah sapi 75% + Tepung ikan 25%, C = Silase darah sapi 50% + Tepung ikan
50%, D = Silase darah sapi 25% + Tepung ikan 75%. Dasar penentuan dosis

pakan tersebut berdasarkan Sumber protein hewani yang berbeda. Mendapatkan


hasil bahwa pakan C dengan persentase 50% selase darah sapi dan 50% tepung
ikan sebagai bahan utama memberikan pertumbuhan biomassa mutlak, laju
pertumbuhan harian, pertumbuhan panjang , konversi pakan dan efisiensi protein
yang terbaik dibandingkan dengan perlakuan D, B dan A. dan disarankan dalam
pemeliharan ikan beronang diberi pakan buatan dengan menggunakan formulasi
pakan C.

IV
KESIMPULAN

Pemanfaatan limbah peternakan berupa darah sapi dapat dimanfaatkan


sebagai pupuk untuk tanaman dan pakan untuk ikan, salah satunya ikan baronang.

DAFTAR PUSTAKA
Musnamar, E. I., 2005, Pupuk Organik Padat: Pembuatan dan Aplikasi, Jakarta:
Penebar Swadaya.
Deptan,2006.PedomanPengelolaan Limbah Industri
sawit,http://www.scribd.com/doc/154337975/Deptan-2006PedomanPengelolaan-Limbah- Industri-Kelapa-Sawit

KelapA

Sutejo, 1990, Pupuk dan cara pemupukan, Jakarta: Rineka Cipta.


Abrianto, W. 2011. Mari Mengolah Limbah Darah sapi limbah RPH Untuk
PakanIkan Dan Pupuk Tanaman. www. Dunia sapi.com. Diakses tanggal
12-3-2013.
Padmono, J. 2005. Alternatif Pengolahan Limbah Rumah Potong Hewan Cakung
(Studi Kasus). J.Tek.Ling. P3TL-BPPT.6 (1) : 303-310.
Pinandyo. 2005 . Penggunaan Berbagai Dosis Silase Darah Sebagai Diet Pakan
Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Beronang (Siganus
guttatus Bloch) ' . Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Diponegoro. Ilmu Kelautan. Desember 2005. Vol. 10
(4) : 185-190
Ernawati, H., Nur Chusnul Chotimah. 2014. Pemanfaatan Limbah Peternakan
Dari Darah Sapi dan Kiambang Sebagai Pupuk Ramah Lingkungan Untuk
Mendukung Lahan Gambut Berkelanjutan. Fakultas Pertanian Universitas
Palangkaraya. ISSN : 1412-0925

Anda mungkin juga menyukai