Oleh:
Diah Awliya – 119110054
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
2020
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari berbagai bahan pembuat pupuk alami
seperti kotoran hewan, bagian tubuh hewan, tumbuhan, yang kaya akan mineral serta baik untuk
pemanfaatan penyuburan tanah. Berdasarkan bentuknya, pupuk organik dibedakan menjadi padat
dan cair. Pupuk cair adalah larutan yang mengandung satu atau lebih pembawa unsur yang
dibutuhkan tanaman yang mudah larut. Kelebihan pupuk cair adalah pada kemampuannya untuk
memberikan unsur hara sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pemberian pupuk cair juga dapat
dilakukan dengan lebih merata dan kepekatannya dapat diatur dengan mudah sesuai dengan
kebutuhan tanaman. Pupuk organik cair dapat berasal baik dari sisa-sisa tanaman maupun
kotoran hewan, sedangkan pupuk organik padat adalah pupuk yang sebagian besar atau
keseluruhannya terisi atas bahan organik yang berasal dari sisa tanaman atau kotoran hewan
yang berbentuk padat. Pupuk cair akan dapat mengatasi defisiensi unsur hara dengan lebih cepat,
bila dibandingkan dengan pupuk padat. Hal ini didukung oleh bentuknya yang cair sehingga
mudah diserap tanah dan tanaman (Calvin, 2015).
Menurut Rinsema (1993), pupuk organik yang baik mutunya bermanfaat untuk
memperbaiki dan mempertahankan kesuburan tanah. Dalam aplikasinya, pupuk organic ini pada
umumnya diberikan melalui tanah namun dapat juga diberikan melalui daun (Musnamar, 2004).
Keuntungan lain dari pupuk organik adalah kemampuannya untuk mengembalikan
keseimbangan ekosistem, meningkatkan ketersedian hara, merangsang pertumbuhan akar
tanaman, agen pengendalian biologis dan meningkatkan keuntungan dalam berusaha tani. Dalam
penelitian Marpaung (2014), menyatakan bahwa pemberian pupuk organik padat maupun cair
sangat berperan dalam pertumbuhan tanaman. Dosis pemberian pupuk organik perlu untuk 2
diperhatikan. Penelitian Machrodania (2015), dosis pemberian pupuk organik cair paling optimal
pada tanaman kedelai yaitu 16,86 mL/L/polybag dan 22,48 mL/L/polybag. Parameter biomassa
basah menunjukkan pengaruh terbaik terdapat pada dosis 22,48 mL/L/polybag terhadap semua
perlakuan, namun secara statistik menunjukkan hasil yang tidak signifikan antara kontrol yaitu
urea dengan pemberian pupuk organik cair berbagai dosis.
BAB II. PEMBAHASAN
A. PUPUK KANDANG
Pupuk kandang/kotoran hewan yang berasal dari usaha tani pertanian antara lain adalah
kotoran ayam, sapi, kerbau, dan kambing. Komposisi hara pada masing-masing kotoran hewan
berbeda tergantung pada jumlah dan jenis makanannya. Secara umum, kandungan hara dalam
kotoran hewan lebih rendah daripada pupuk kimia. Oleh karena itu biaya aplikasi pemberian
pupuk kandang (pukan) ini lebih besar daripada pupuk anorganik.
Hara dalam pukan ini tidak mudah tersedia bagi tanaman. Ketersediaan hara sangat
dipengaruhi oleh tingkat dekomposisi/ mineralisasi dari bahan-bahan tersebut. Rendahnya
ketersediaan hara dari pukan antara lain disebabkan karena bentuk N, P serta unsur lain terdapat
dalam bentuk senyawa kompleks organo protein atau senyawa asam humat atau lignin yang sulit
terdekomposisi.
Selain mengandung hara bermanfaat, pukan juga mengandung biji-bijian gulma, bakteri
saprolitik, pembawa penyakit, dan parasit mikroorganisme yang dapat membahayakan hewan
atau manusia. Contohnya: kotoran ayam mengandung Salmonella sp. Oleh karena itu
pengelolaan dan pemanfaatan pukan harus hati-hati sesuai kebutuhan.
a. Pupuk kandang padat
Pupuk kandang (pukan) padat yaitu kotoran ternak yang berupa padatan baik belum
dikomposkan maupun sudah dikomposkan sebagai sumber hara terutama N bagi tanaman dan
dapat memperbaiki sifat kimia, biologi, dan fisik tanah.
Pupuk kandang (pukan) cair merupakan pukan berbentuk cair berasal dari kotoran hewan
yang masih segar yang bercampur dengan urine hewan atau kotoran hewan yang dilarutkan
dalam air dalam perbandingan tertentu. Umumnya urine hewan cukup banyak dan yang telah
dimanfaatkan oleh petani adalah urine sapi, kerbau, kuda, babi, dan kambing.
Pupuk kandang cair dibuat dari kotoran ternak yang masih segar, bisa dari kotoran
kambing, domba, sapi, dan ayam. Petani pertanian organik di Kenya membuat pukan cair dari
30-50 kg kotoran hewan yang masih segar dimasukkan dalam karung goni yang terbuat dari serat
kasar rami diikat kuat, ujung karung diikatkan pada sebuah tongkat sepanjang 1 m untuk
menggantung karung pada drum, kemudian karung tersebut direndam dalam drum berukuran 200
l yang berisi air. Secara, berkala 3 hari sekali kotoran dalam karung diaduk dengan mengangkat
dan menurunkan tongkat beserta karung. Untuk melarutkan pukan dibutuhkan waktu sekitar 2
minggu. Pupuk kandang (pukan) yang melarut siap digunakan bila air sudah berwarna coklat
gelap dan tidak berbau. Cara penggunaan pukan cair dengan disiramkan ke tanah bagian
perakaran tanaman dengan takaran satu bagian pukan cair dicampur dengan satu atau dua bagian
air. Ampas dari pukan cair dimanfaatkan sebagai mulsa (Matarirano, 1994).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pukan ayam yang dilarutkan dalam air mengandung kadar
hara yang cukup tinggi. Kotoran ayam yang masih baru dimasukkan ke karung goni, dibenamkan
dalam air dalam sebuah tong bervolume 130 l. Untuk kotoran ayam 10 kg, kadar nitrogen
yang terlarut mencapai maksimum dalam waktu 1 minggu, sedangkan bila berat kotoran ayam
ditingkatkan menjadi 17,5 dan 25 kg proses pelarutan nitrogen memakan waktu 3 minggu
dengan kadar nitrogen yang terlarut lebih rendah. Semakin tinggi konsentrasi kotoran ayam yang
dilarutkan maka kadar N semakin rendah.
Manfaat dari penggunaan pukan telah diketahui berabad-abad lampau bagi pertumbuhan
tanaman, baik pangan, ornamental, maupun perkebunan. Yang harus mendapat perhatian khusus
dalam penggunaan pukan adalah kadar haranya yang sangat bervariasi. Komposisi hara ini
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis dan umur hewan, jenis makanannya, alas
kandang, dan penyimpanan/pengelolaan.
Kandungan hara dalam pukan sangat menentukan kualitas pukan (Tabel 1). Kandungan
unsur-unsur hara di dalam pukan tidak hanya tergantung dari jenis ternak, tetapi juga tergantung
dari makanan dan air yang diberikan, umur dan bentuk fisik dari ternak (Tabel 2).
B. PUPUK HIJAU
Tanaman dari keluarga Leguminosae mempunyai akar yang ditempeli oleh bakteri
Rhizobium yang dapat mengikat nitrogen dari udara. Dengan adanya bakteri yang dikenal
dengan bintil akar ini,tanam dapat memperoleh tambahan nitrogen dari udara dan tanah yang
ditumbuhinya. Oleh karena itu, tanaman pupuk hijau yang ditanam dan dibenamkan di dalam
tanah sebelum tanaman pokok ditanam akan meningkatkan jumlah nitrogen di dalam tanah.
Yang disebutkan tersebut baru keuntungan sampingan, keuntungan utama dari tanaman
Leguminosae bila natinya dijadikan sebagai pupuk hijau dengan cara dibenamkan ke tanah
adalah:
1. Memberi pengaruh baik terhadap kehidupan jasad renik tanah
2. Memperkaya tanah dengan humus atau bahan organik tanah
3. Mengembalikan unsur hara yang tercuci
4. Menekan pertumbuhan rumput
5. Mencegah erosi
6. Melindungi tanah dari guyuran air hujan yang berlebihan
Walaupun tanaman Leguminosae mempunyai bintil akar, tetapi tidak semuanya cocok
untuk pupuk hijau. Adapun syarat-syarat tanaman yang cocok untuk pupuk hijau adalah:
a. Akarnya harus mempunyai bakteri rhizobium yang dulu dikenal dengan sebutan Bacillus
radicicola.
b. Perakarannya dangkal
c. Batangnya tidak terlalu keras, tetapi berdaun rimbun
d. Daunnya lunak, mudah busuk, toleran terhadap pemangkasan, dan tahan bila kekurangan
air
Untuk menyederhanakan jenis-jenis tanaman yang termasuk pupuk hijau, ada baiknya
dikelompokkan dahulu berdasarkan fungsinya, yaitu:
Menanam tanaman penutup tanah ini sangat mudah, cukup menaburkan benih atau
menancapkan setek tanaman pada larikan yang sudah disediakan. Untuk mempercepat
pertumbuhannya, tanahnya dapat dipupuk dahulu sebelum ditanam. Kalau menggunakan benih,
benihnya harus ditutup dengan tanah agar tidak banyak yang tidak tumbuh.
Merawat tanaman tersebut pun sangat mudah. Kalau tidak terlalu jelek, tanahnya tidak perlu
dipupuk. Namun, kalau memang sudah tandus, sebaiknya tanahnya dipupuk dua tahun
sekali(untuk tanaman perkebunan) dengan Agrofos 100-200kg/ha. Kalau memang hanya sekadar
untuk memperbaiki sifat tanah maka pemupukan cukup dilakukan pada tahap penanaman saja.
Setelah berumur setahun dan lahan akan ditanami tanaman pokok maka tanaman penutup tanah
dapat dicabut dan dibenamkan atau dijadikan mulsa seperti halnya penggunaan tanaman pupuk
hijau sebagai pupuk.
C. KOMPOS
1. Pengertian Kompos
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan
organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam
kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik.Sedangkan proses
pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis,
khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.
Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat
terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian
air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.
Manfaat Kompos
Kompos ibarat multivitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan meningkatkan
kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat. Kompos memperbaiki struktur tanah
dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan
tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat
bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu
tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat
merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu
tanaman menghadapi serangan penyakit.
Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada
tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat,
lebih segar, dan lebih enak.
Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek :
Aspek Ekonomi
1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
2. Mengurangi volume/ukuran limbah
3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
Aspek Lingkungan
1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah
2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
D. KASCING
1. Pengertian Kascing
Pupuk kascing adalah pupuk organik untuk tanaman berupa kotoran cacing tanah.
Teksturnya halus seperti pasir, berwarna hitam, homogen, tidak berbau, dan ringan. Bila dilihat
dengan kaca pembesar, masing-masing kotoran cacing yang ada tersebut berbentuk seperti pellet
perikanan, namun dalam ukuran sangat kecil (dengan begini anda bisa membedakan tanah hitam
biasa dengan pupuk kascing yang asli)
Pupuk kascing mulai banyak diminati, terutama karena sifatnya yang organik dan menyuburkan
struktur tanah. Penggunaan pupuk
2. Manfaat Menggunakan Pupuk Kascing
Pupuk Organik Kascing Pupuk Kascing sudah dikenal dan digunakan di seluruh dunia
dengan hasil yang luar biasa untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Bahkan beberapa orang
menyebutnya sebagai pupuk organik terbaik. Banyak aplikasi baru yang sudah diriset oleh
universitas di Amerika dan sudah melalui pengujian di lapangan. Apapun jenis tanah atau
tanaman akan diuntungkan oleh penggunaan Pupuk Kascing.
1. 100% Organik
Komunitas agro sudah menunjukan dukungan terhadap gerakan untuk menuju pertanian
non-kimia. Pupuk Kascing sudah dikenal sejak riset Charles Darwin sebagai cara terbaik untuk
penyuburan tanah dan tanaman yang sehat.
3. Peningkatan pertumbuhan
Pengujian yang ekstensif sudah dilakukan oleh Ohio State University, Cornell University,
UC Davis di Amerika, dan Australia SIRO untuk membuktikan hasil dari penggunaan Pupuk
Kascing. Pengujian -pengujian tersebut menunjukan peningkatan ukuran bunga, jumlah bunga,
kualitas, dan warna. Pengujian pada buah dan sayuran menunjukkan peningkatan dari 15%-57%
termasuk peningkatan pada rasa dan bentuk/penampilan.
7. Bio-pestisida
Pengujian juga menunjukkan bahwa mikro-organisme yang dikandung dalam Pupuk
Kascing men-stimulasi organisme pada tanaman yang bekerja sebagai pencegah berbagai jenis
serangga dengan meningkatkan enzim chitinase. Juga sebagai pencegahan terhadap semut
8.Tidak Beracun
Semua bahaya yang ditakutkan pada penggunaan pertanian kimia tidak ada pada Pupuk
Kascing, karena memang tidak mengandung racun sama sekali.
9.Tidak panas
karena Pupuk Kascing adalah 100% organik maka tidak mengandung garam yang
ditemukan di pupuk sintetik, yang berarti menghilangkan kemungkinan merusak tanaman.
11.Penghilang bau
Pengujian menunjukan bahwa Pupuk Kascing sangat efektif dan cepat dalam
menghilangkan bau. Campurkan 20% Pupuk Kascing dengan kotoran sapi, kuda, maupun ayam
yang sudah dikomposkan, maka semua bau akan hilang dalam delapan jam.
http://eprints.ums.ac.id/55311/2/BAB%20I.pdf
http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/04pupuk%20kandang.pdf
https://oktaviayusmi.blogspot.com/2014/05/makalah-pupuk.html
https://www.academia.edu/27100689/MAKALAH_KOMPOS
https://sites.google.com/site/farmcacingboss/pupuk-kascing