Anda di halaman 1dari 16

PUPUK ORGANIK

( PUPUK KANDANG, PUPUK HIJAU, KOMPOS, KASCING )

Oleh:
Diah Awliya – 119110054

AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
2020
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari berbagai bahan pembuat pupuk alami
seperti kotoran hewan, bagian tubuh hewan, tumbuhan, yang kaya akan mineral serta baik untuk
pemanfaatan penyuburan tanah. Berdasarkan bentuknya, pupuk organik dibedakan menjadi padat
dan cair. Pupuk cair adalah larutan yang mengandung satu atau lebih pembawa unsur yang
dibutuhkan tanaman yang mudah larut. Kelebihan pupuk cair adalah pada kemampuannya untuk
memberikan unsur hara sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pemberian pupuk cair juga dapat
dilakukan dengan lebih merata dan kepekatannya dapat diatur dengan mudah sesuai dengan
kebutuhan tanaman. Pupuk organik cair dapat berasal baik dari sisa-sisa tanaman maupun
kotoran hewan, sedangkan pupuk organik padat adalah pupuk yang sebagian besar atau
keseluruhannya terisi atas bahan organik yang berasal dari sisa tanaman atau kotoran hewan
yang berbentuk padat. Pupuk cair akan dapat mengatasi defisiensi unsur hara dengan lebih cepat,
bila dibandingkan dengan pupuk padat. Hal ini didukung oleh bentuknya yang cair sehingga
mudah diserap tanah dan tanaman (Calvin, 2015).

Menurut Rinsema (1993), pupuk organik yang baik mutunya bermanfaat untuk
memperbaiki dan mempertahankan kesuburan tanah. Dalam aplikasinya, pupuk organic ini pada
umumnya diberikan melalui tanah namun dapat juga diberikan melalui daun (Musnamar, 2004).
Keuntungan lain dari pupuk organik adalah kemampuannya untuk mengembalikan
keseimbangan ekosistem, meningkatkan ketersedian hara, merangsang pertumbuhan akar
tanaman, agen pengendalian biologis dan meningkatkan keuntungan dalam berusaha tani. Dalam
penelitian Marpaung (2014), menyatakan bahwa pemberian pupuk organik padat maupun cair
sangat berperan dalam pertumbuhan tanaman. Dosis pemberian pupuk organik perlu untuk 2
diperhatikan. Penelitian Machrodania (2015), dosis pemberian pupuk organik cair paling optimal
pada tanaman kedelai yaitu 16,86 mL/L/polybag dan 22,48 mL/L/polybag. Parameter biomassa
basah menunjukkan pengaruh terbaik terdapat pada dosis 22,48 mL/L/polybag terhadap semua
perlakuan, namun secara statistik menunjukkan hasil yang tidak signifikan antara kontrol yaitu
urea dengan pemberian pupuk organik cair berbagai dosis.
BAB II. PEMBAHASAN

A. PUPUK KANDANG

1. Pengertian Pupuk Kandang


Pupuk kandang (pukan) didefinisikan sebagai semua produk buangan dari binatang
peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik, dan biologi
tanah. Apabila dalam memelihara ternak tersebut diberi alas seperti sekam pada ayam, jerami
pada sapi, kerbau dan kuda, maka alas tersebut akan dicampur menjadi satu kesatuan dan disebut
sebagai pukan pula. Beberapa petani di beberapa daerah memisahkan antara pukan padat dan cair.

Pupuk kandang/kotoran hewan yang berasal dari usaha tani pertanian antara lain adalah
kotoran ayam, sapi, kerbau, dan kambing. Komposisi hara pada masing-masing kotoran hewan
berbeda tergantung pada jumlah dan jenis makanannya. Secara umum, kandungan hara dalam
kotoran hewan lebih rendah daripada pupuk kimia. Oleh karena itu biaya aplikasi pemberian
pupuk kandang (pukan) ini lebih besar daripada pupuk anorganik.

Hara dalam pukan ini tidak mudah tersedia bagi tanaman. Ketersediaan hara sangat
dipengaruhi oleh tingkat dekomposisi/ mineralisasi dari bahan-bahan tersebut. Rendahnya
ketersediaan hara dari pukan antara lain disebabkan karena bentuk N, P serta unsur lain terdapat
dalam bentuk senyawa kompleks organo protein atau senyawa asam humat atau lignin yang sulit
terdekomposisi.

Selain mengandung hara bermanfaat, pukan juga mengandung biji-bijian gulma, bakteri
saprolitik, pembawa penyakit, dan parasit mikroorganisme yang dapat membahayakan hewan
atau manusia. Contohnya: kotoran ayam mengandung Salmonella sp. Oleh karena itu
pengelolaan dan pemanfaatan pukan harus hati-hati sesuai kebutuhan.
a. Pupuk kandang padat

Pupuk kandang (pukan) padat yaitu kotoran ternak yang berupa padatan baik belum
dikomposkan maupun sudah dikomposkan sebagai sumber hara terutama N bagi tanaman dan
dapat memperbaiki sifat kimia, biologi, dan fisik tanah.

b. Pupuk kandang cair

Pupuk kandang (pukan) cair merupakan pukan berbentuk cair berasal dari kotoran hewan
yang masih segar yang bercampur dengan urine hewan atau kotoran hewan yang dilarutkan
dalam air dalam perbandingan tertentu. Umumnya urine hewan cukup banyak dan yang telah
dimanfaatkan oleh petani adalah urine sapi, kerbau, kuda, babi, dan kambing.

Pupuk kandang cair dibuat dari kotoran ternak yang masih segar, bisa dari kotoran
kambing, domba, sapi, dan ayam. Petani pertanian organik di Kenya membuat pukan cair dari
30-50 kg kotoran hewan yang masih segar dimasukkan dalam karung goni yang terbuat dari serat
kasar rami diikat kuat, ujung karung diikatkan pada sebuah tongkat sepanjang 1 m untuk
menggantung karung pada drum, kemudian karung tersebut direndam dalam drum berukuran 200
l yang berisi air. Secara, berkala 3 hari sekali kotoran dalam karung diaduk dengan mengangkat
dan menurunkan tongkat beserta karung. Untuk melarutkan pukan dibutuhkan waktu sekitar 2
minggu. Pupuk kandang (pukan) yang melarut siap digunakan bila air sudah berwarna coklat
gelap dan tidak berbau. Cara penggunaan pukan cair dengan disiramkan ke tanah bagian
perakaran tanaman dengan takaran satu bagian pukan cair dicampur dengan satu atau dua bagian
air. Ampas dari pukan cair dimanfaatkan sebagai mulsa (Matarirano, 1994).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pukan ayam yang dilarutkan dalam air mengandung kadar
hara yang cukup tinggi. Kotoran ayam yang masih baru dimasukkan ke karung goni, dibenamkan
dalam air dalam sebuah tong bervolume 130 l. Untuk kotoran ayam 10 kg, kadar nitrogen
yang terlarut mencapai maksimum dalam waktu 1 minggu, sedangkan bila berat kotoran ayam
ditingkatkan menjadi 17,5 dan 25 kg proses pelarutan nitrogen memakan waktu 3 minggu
dengan kadar nitrogen yang terlarut lebih rendah. Semakin tinggi konsentrasi kotoran ayam yang
dilarutkan maka kadar N semakin rendah.

Kualitas pukan ayam diencerkan seperempat kali konsentrasi awalnya tersebut


dibandingkan dengan larutan hara (hidroponik) cukup memadai. Perbandingan kadar hara dari
pukan ayam yang terlarut adalah sebagai berikut: nitrogen total (219:75), nitrat (4:145),
amonium (215:30), fosfor (54:65), kalium (295:400), kalsium (6:197),natrium (62:0),
magnesium (0:2), besi (0:2), mangan (0:0,5), tembaga (0:0,03), dan seng (0,05:0,05). Unsur-
unsur hara makro dan seng kadarnya mencukupi, hanya kalsium dan sejumlah kecil besi, mangan
dan tembaga perlu diperoleh dari sumber lain. Kadar N-total pada larutan kotoran ayam sudah
ideal, meskipun akan lebih baik bila terdapat dalam bentuk nitrat daripada dalam bentuk
amonium (Price, 1984).

2. Kualitas pupuk kandang

Manfaat dari penggunaan pukan telah diketahui berabad-abad lampau bagi pertumbuhan
tanaman, baik pangan, ornamental, maupun perkebunan. Yang harus mendapat perhatian khusus
dalam penggunaan pukan adalah kadar haranya yang sangat bervariasi. Komposisi hara ini
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis dan umur hewan, jenis makanannya, alas
kandang, dan penyimpanan/pengelolaan.

Kandungan hara dalam pukan sangat menentukan kualitas pukan (Tabel 1). Kandungan
unsur-unsur hara di dalam pukan tidak hanya tergantung dari jenis ternak, tetapi juga tergantung
dari makanan dan air yang diberikan, umur dan bentuk fisik dari ternak (Tabel 2).
B. PUPUK HIJAU

1. Pengertian Pupuk Hijau


Pupuk hijau ialah pupuk yang berasal dari tanaman atau bagian tanaman yang masih
muda yang dibenamkan ke dalam tanah. biasanya penggunaan pupuk hijau adalah untuk
menambah unsur hara tanah, terutama nitrogen karena banyak mengandung unsur tersebut.
Tanaman yang dapat dijadikan pupuk hijau adalah yang tergolong dalam keluarga Leguminosae
(polong-polongan).

Tanaman dari keluarga Leguminosae mempunyai akar yang ditempeli oleh bakteri
Rhizobium yang dapat mengikat nitrogen dari udara. Dengan adanya bakteri yang dikenal
dengan bintil akar ini,tanam dapat memperoleh tambahan nitrogen dari udara dan tanah yang
ditumbuhinya. Oleh karena itu, tanaman pupuk hijau yang ditanam dan dibenamkan di dalam
tanah sebelum tanaman pokok ditanam akan meningkatkan jumlah nitrogen di dalam tanah.
Yang disebutkan tersebut baru keuntungan sampingan, keuntungan utama dari tanaman
Leguminosae bila natinya dijadikan sebagai pupuk hijau dengan cara dibenamkan ke tanah
adalah:
1. Memberi pengaruh baik terhadap kehidupan jasad renik tanah
2. Memperkaya tanah dengan humus atau bahan organik tanah
3. Mengembalikan unsur hara yang tercuci
4. Menekan pertumbuhan rumput
5. Mencegah erosi
6. Melindungi tanah dari guyuran air hujan yang berlebihan

Walaupun tanaman Leguminosae mempunyai bintil akar, tetapi tidak semuanya cocok
untuk pupuk hijau. Adapun syarat-syarat tanaman yang cocok untuk pupuk hijau adalah:
a. Akarnya harus mempunyai bakteri rhizobium yang dulu dikenal dengan sebutan Bacillus
radicicola.
b. Perakarannya dangkal
c. Batangnya tidak terlalu keras, tetapi berdaun rimbun
d. Daunnya lunak, mudah busuk, toleran terhadap pemangkasan, dan tahan bila kekurangan
air

2. Jenis Tanaman Pupuk hijau

Untuk menyederhanakan jenis-jenis tanaman yang termasuk pupuk hijau, ada baiknya
dikelompokkan dahulu berdasarkan fungsinya, yaitu:

a. Sebagai Pupuk Tanaman


Beberapa jenis tanaman pupuk hijau yang fungsinya sebagai pupuk tanaman di antaranya
ialah Crotalarua juncea, C. angyroides, C. usaramoensis, C. ferruginae, C. incana, Tephrosia
candida, T. vogelii, T. noctiflora, T. villosa, dan T. maxima.
Tanaman yang dikategorikan sebagai pupuk tanaman umumnya dari golongan tanaman perdu
yang tingginya berkisar 1-2 meter. Biasanya tanaman tersebut digunakan sebagai pupuk bagi
tanaman semusim dan terkadang juga digunakan sebagai mulsa bagi tanaman buah.

b. Sebagai Penutup Tanah


Beberapa jenis tanaman pupuk hijau yang fungsinya sebagai penutup tanah di antaranya
ialah Calopogonium mucunoides, Vigna vexillata, Centrosema pubescens, Centrosema plumieri,
Mastersia bakeri, Vigna vexillata, Vigna hosei, dan Mimosa invisa.
Sebagai penutup tanah, tanaman tersebut biasanya berbentuk semak, berbatang lunak, dan
tumbuh menjalar di permukaan tanah. tanaman tersebut banyak digunakan di perkebunan seperti
karet dan kelapa sawit. Di kalangan petani, faedahnya sudah disadari sehingga banyak yang
menanamnya di antara barisan tanaman.

c. Sebagai Tanaman Pelindung


Beberapa jenis tanaman pupuk hijau yang fungsinya sebagai tanaman pelindung di
antaranya ialah Leucaena glauca (lamtoro), Albizzia sp. (sengon laut), Sesbania grandiflora (turi),
Acacia decurrens (akasia).
Tanaman yang dikategorikan sebagai tanaman pelindung tersebut umumnya berbentuk pohon.
Bila tidak dipangkas, tingginya dapat mencapai lebih dari lima meter.
2.5 Memanfaatkan Pupuk Hijau
Sesuai dengan fungsi di atas, penggunaan sebagai pupuk hijau pun berlainan. Untuk
jelasnya, berikut diulas cara memanfaatkannya.
a. Sebagai Pupuk Tanaman
Tanaman yang dapat dikategorikan sebagai pupuk tanaman harus bersifat:
1. Cepat menghasilkan bahan organik dengan jumlah cukup memuaskan
2. Tidak banyak mengandung zat kayu
3. Mudah membusuk
4. Banyak mengandung nitrogen
5. Tanahnya kekurangan air
Bila ingin memanfaatkannya sebagai pupuk tanaman, 3-4 bulan sebelum penanaman tanaman
pokok, tanaman pupuk hijau tersebut disebarkan dahulu dalam bentuk larikan berjarak 0,5 meter.
Umumnya tanaman pupuk hijau yang sudah berumur 2,5-4 bulan dapat dimanfaatkan sebagai
pupuk hijau.

Ada berbagai cara memanfaatkannya sebagai pupuk, yaitu sebagai berikut:


1. Langsung dibenamkan setelah direbahkan terlebih dahulu. Cara ini sangat dianjurkan kalau
tanahnya berair seperti sawah atau kalau pengolahan tanahnya menggunakan traktor.
2. Ditimbun tanah sesudah dicabut dan diletakkan pada saluran yang sudah disiapkan. Cara
ini cocok dilakukan pada tanah kering.
3. Dibenamkan dengan cara diinjak-injak setelah dicabut, dipotong-potong kecil, dan ditebar
di tanah
4. Dihamparkan di sekeliling tanaman setelah dicabut hingga membusuk. Cara ini dilakukan
bila ingin tanaman pupuk hijau tersebut dijadikan sebagai mulsa.

b. Sebagai Penutup Tanah


Kelebihan dari tanaman pupuk hijau yang dikategorikan sebagai penutup tanah antara
lain:
1. Menghasilkan banyak mulsa untuk melindungi, menahan, serta mencegah erosi dan
penguapan air tanah
2. Menyediakan bahan organik dan hara N sehingga menyuburkan tanah
3. Cepat tumbuh dan merambat sehingga dapat menutup permukaan tanah dengan tebal dan
sesempurna mungkin
4. Mudah ditanam melalui biji
5. Menekan pertumbuhan gulma sehingga tidak terjadi persaingan memperebutkan makanan

Menanam tanaman penutup tanah ini sangat mudah, cukup menaburkan benih atau
menancapkan setek tanaman pada larikan yang sudah disediakan. Untuk mempercepat
pertumbuhannya, tanahnya dapat dipupuk dahulu sebelum ditanam. Kalau menggunakan benih,
benihnya harus ditutup dengan tanah agar tidak banyak yang tidak tumbuh.
Merawat tanaman tersebut pun sangat mudah. Kalau tidak terlalu jelek, tanahnya tidak perlu
dipupuk. Namun, kalau memang sudah tandus, sebaiknya tanahnya dipupuk dua tahun
sekali(untuk tanaman perkebunan) dengan Agrofos 100-200kg/ha. Kalau memang hanya sekadar
untuk memperbaiki sifat tanah maka pemupukan cukup dilakukan pada tahap penanaman saja.
Setelah berumur setahun dan lahan akan ditanami tanaman pokok maka tanaman penutup tanah
dapat dicabut dan dibenamkan atau dijadikan mulsa seperti halnya penggunaan tanaman pupuk
hijau sebagai pupuk.

c. Sebagai Tanaman Pelindung


Ada beberapa kelebihan dari tanaman pupuk hijau yang digunakan sebagai tanaman
pelindung di antaranya sebagai berikut:
1. Tanaman banyak menghasilkan daun yang rontok sehingga memperkaya tanah dengan
bahan organik
2. Daunnya dapat dimanfaatkan sebagai makanan ternak
3. Bintil akarnya cukup banyak
4. Bentuk tanamannya cocok untuk tanaman yang membutuhkan naungan seperti teh, kopi,
dan vanili
5. Umumnya keberadaannya di lahan tidak merugikan tanaman pokok, tetapi dapat
melindungi tanah dari erosi karena air hujan dan panas yang berlebihan.
Umumnya tanaman pelindung sangat mudah ditanam melalui setek dan pertumbuhannya pesat.
Tergantung kebutuhan, penanamannya dilakukan pada barisan yang sudah di atur dengan jarak
tanam 4-5 meter. Agar percabangan dan daunnya rimbun, dianjurkan tanamannya senantiasa
dipangkas. Hasil pangkasan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai mulsa bagi tanah terse

C. KOMPOS

1. Pengertian Kompos
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan
organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam
kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik.Sedangkan proses
pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis,
khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.
Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat
terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian
air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.
Manfaat Kompos
Kompos ibarat multivitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan meningkatkan
kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat. Kompos memperbaiki struktur tanah
dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan
tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat
bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu
tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat
merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu
tanaman menghadapi serangan penyakit.
Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada
tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat,
lebih segar, dan lebih enak.
Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek :
Aspek Ekonomi
1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
2. Mengurangi volume/ukuran limbah
3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
Aspek Lingkungan
1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah
2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan

Aspek bagi tanah/tanaman :


1. Meningkatkan kesuburan tanah
2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
3. Meningkatkan kapasitas serap air tanah
4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
8. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah
Bahan-bahan yang Dapat Dikomposkan
Pada dasarnya semua bahan-bahan organik padat dapat dikomposkan, misalnya : limbah
organik rumah tangga, sampah-sampah organik pasar/kota, kertas, kotoran/limbah peternakan,
limbah-limbah pertanian, limbah-limbah agroindustri, limbah pabrik kertas, limbah pabrik gula,
limbah pabrik kelapa sawit, dll.
Proses Pengomposan
Memahami dengan baik proses pengomposan sangat penting untuk dapat membuat
kompos dengan kualitas baik. Proses pengomposan akan segera berlangsung setelah bahan-
bahan mentah dicampur. Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap,
yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-
senyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu
tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan
peningkatan pH kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas 50o 70o C. Suhu akan tetap tinggi
selama waktu tertentu.
Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu mikroba yang aktif
pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi dekomposisi/penguraian bahan organik yang sangat aktif.
Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan menguraikan bahan
organik menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu
akan berangsur-angsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat
lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan akan terjadi
penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30-40% dari
volume/bobot awal bahan.
Proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik (menggunakan oksigen) atau anaerobik
(tidak ada oksigen). Proses yang dijelaskan sebelumnya adalah proses aerobik, dimana mikroba
menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan organik. Proses dekomposisi dapat juga
terjadi tanpa menggunakan oksigen yang disebut proses anaerobik. Namun, proses ini tidak
diinginkan selama proses pengomposan karena akan dihasilkan bau yang tidak sedap. Proses
aerobik akan menghasilkan senyawa-senyawa yang berbau tidak sedap, seperti: asam-asam
organik (asam asetat, asam butirat, asam valerat, puttrecine), amonia, dan H2S
Proses pengomposan tergantung pada :
1. Karakteristik bahan yang dikomposkan
2. Aktivator pengomposan yang dipergunakan
3. Metode pengomposan yang dilakukan

D. KASCING

1. Pengertian Kascing

Pupuk kascing adalah pupuk organik untuk tanaman berupa kotoran cacing tanah.
Teksturnya halus seperti pasir, berwarna hitam, homogen, tidak berbau, dan ringan. Bila dilihat
dengan kaca pembesar, masing-masing kotoran cacing yang ada tersebut berbentuk seperti pellet
perikanan, namun dalam ukuran sangat kecil (dengan begini anda bisa membedakan tanah hitam
biasa dengan pupuk kascing yang asli)
Pupuk kascing mulai banyak diminati, terutama karena sifatnya yang organik dan menyuburkan
struktur tanah. Penggunaan pupuk
2. Manfaat Menggunakan Pupuk Kascing

Pupuk Organik Kascing Pupuk Kascing sudah dikenal dan digunakan di seluruh dunia
dengan hasil yang luar biasa untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Bahkan beberapa orang
menyebutnya sebagai pupuk organik terbaik. Banyak aplikasi baru yang sudah diriset oleh
universitas di Amerika dan sudah melalui pengujian di lapangan. Apapun jenis tanah atau
tanaman akan diuntungkan oleh penggunaan Pupuk Kascing.

1. 100% Organik
Komunitas agro sudah menunjukan dukungan terhadap gerakan untuk menuju pertanian
non-kimia. Pupuk Kascing sudah dikenal sejak riset Charles Darwin sebagai cara terbaik untuk
penyuburan tanah dan tanaman yang sehat.

2. Mengandung Mikroba Tanah dan Hormon Pertumbuhan


Selain mengandung unsur N,P, dan K yang diperlukan tanaman, pupuk kascing juga
didalamnya mengandung mikroba tanah dan hormon pertumbuhan. Mikroba tanah berfungsi
memperbaiki sifat fisik tanah serta mengurai zat-zat kompeks dalam tanah menjadi unsur nutrisi
yang dapat diserap tanaman (membantu mengurangi dosis pupuk kimia), sementara hormon
pertumbuhan (auksin, sitekinin, giberelin) sangat berperan penting dalam pertumbuhan tanaman,
terutama dimasa tunas.

3. Peningkatan pertumbuhan
Pengujian yang ekstensif sudah dilakukan oleh Ohio State University, Cornell University,
UC Davis di Amerika, dan Australia SIRO untuk membuktikan hasil dari penggunaan Pupuk
Kascing. Pengujian -pengujian tersebut menunjukan peningkatan ukuran bunga, jumlah bunga,
kualitas, dan warna. Pengujian pada buah dan sayuran menunjukkan peningkatan dari 15%-57%
termasuk peningkatan pada rasa dan bentuk/penampilan.

4. Memperbaiki sifat fisik tanah


Pemberian kascing pada tanah dapat memperbaiki sifat fisik tanah — memperbaiki
struktur tanah, porositas, permeabilitas, meningkatkan kemampuan untuk menahan air. Di
samping itu kascing dapat memperbaiki kimia tanah seperti meningkatkan kemampuan untuk
menyerap kation sebagai sumber hara makro dan mikro, meningkatkan PH pada tanah asam dan
sebagainya.

5. Mengurangi dosis pupuk kimia


Pemakaian kascing diharapkan mampu mengurangi penggunaan pupuk kimia dan
meningkatkan penggunaan pupuk organik sehingga mengurangi pencemaran lingkungan.
Beberapa hasil penelitian pupuk organik pada tanaman seperti bawang putih, cabai, sayur hijau,
tomat dan sebagainya memberikan peningkatan hasil lebih dari 50 persen

6. Mampu menahan air/kelembapan


Pupuk kascing dapat menahan air dengan kapasitas sebanyak 40% - 60%, sehingga
sangat baik dalam menjaga kelembapan

7. Bio-pestisida
Pengujian juga menunjukkan bahwa mikro-organisme yang dikandung dalam Pupuk
Kascing men-stimulasi organisme pada tanaman yang bekerja sebagai pencegah berbagai jenis
serangga dengan meningkatkan enzim chitinase. Juga sebagai pencegahan terhadap semut

8.Tidak Beracun
Semua bahaya yang ditakutkan pada penggunaan pertanian kimia tidak ada pada Pupuk
Kascing, karena memang tidak mengandung racun sama sekali.

9.Tidak panas
karena Pupuk Kascing adalah 100% organik maka tidak mengandung garam yang
ditemukan di pupuk sintetik, yang berarti menghilangkan kemungkinan merusak tanaman.

10. Bebas bau


Pupuk Kascing adalah satu-satunya kotoran hewan yang tidak berbau. Pupuk Kascing
berbau seperti tanah sehat yang subur.

11.Penghilang bau
Pengujian menunjukan bahwa Pupuk Kascing sangat efektif dan cepat dalam
menghilangkan bau. Campurkan 20% Pupuk Kascing dengan kotoran sapi, kuda, maupun ayam
yang sudah dikomposkan, maka semua bau akan hilang dalam delapan jam.

12. Penghilang jamur pada tanaman/buah


Riset dan pengujian yang dilakukan empat universitas besar di Amerika sudah
menunjukkan bahwa biologi makanan tanah yang terkandung dalam Pupuk Kascing akan dengan
cepat mengontrol problem jamur. Dalam beberapa minggu, pada tanaman yang mempunyai
masalah dengan jamur akan menunjukkan perbaikan yang permanen. Semua jamur tanah dengan
cepat akan terkontrol. Nitrogen yang dilepaskan pada waktu proses ini juga akan membantu
dalam pertumbuhan tanaman.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/55311/2/BAB%20I.pdf
http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/04pupuk%20kandang.pdf
https://oktaviayusmi.blogspot.com/2014/05/makalah-pupuk.html
https://www.academia.edu/27100689/MAKALAH_KOMPOS
https://sites.google.com/site/farmcacingboss/pupuk-kascing

Anda mungkin juga menyukai