Anda di halaman 1dari 3

1.

Kotoran sapi

Kotoran sapi adalah limbah hasil pencernaan sapi. Kotoran sapi memiliki warna yang bervariasi dari
kehijauan hingga kehitaman, tergantung makanan yang dimakan kerbau. Setelah terpapar udara, warna
dari kotoran sapi cenderung menjadi gelap. Kotoran sapi biasanya digunakan sebagai pupuk,
penggunaan kotoran sapi sebagai pupuk tanaman adalah kotoran sapi yang sudah kering dan memiliki
bau yang relatif tidak menyengat. Penggunaan kotoran sapi sebagai pupuk tanaman hampir tidak
menimbulkan efek samping sama sekali. Justru penggunaan kotoran sapi sebagai pupuk sangat
disarankan karena kotoran sapi bebas dari zat-zat kimia yang dapat merusak keseimbangan alam, salah
satunya kerusakan konstruksi tanah.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penggunaan kotoran sapi sebagai pupuk tanaman sangat
disarankan karena kotoran sapi tidak akan merusak konstruksi tanah. Kotoran sapi merupakan limbah
dari hewan ternak sapi yang memiliki kandungan unsur hara tinggi dan berguna untuk perkembangan
tanaman. Kandungan unsur hara di dalam kotoran sapi bermanfaat besar untuk menutrisi tanaman
sehingga pertumbuhan tanaman akan lebih optimal. Kotoran sapi mengandung unsur hara berupa
nitrogen (N), fosfor (P), dan juga kalium (K). Kotoran sapi mengandung serat yang sangat tinggi, di
antaranya kandungan selulosa yang tinggi. Kandungan serat tersebut akan meningkat ketika kotoran
sapi bercampur dengan air kencing sapi. Akan tetapi, penggunaan kotoran sapi yang relatif masih segar
tidak disarankan karena belum mengalami proses fermentasi.

Untuk menggunakan kotoran sapi sebagai pupuk tanaman, kotoran sapi terlebih dahulu harus dibiarkan
mengering (terfermentasi) atau dalam bahasa Jawa sering disebut dengan kotoran sapi yang sudah
dingin. Penggunaan kotoran sapi yang masih baru bagi tanaman justru akan mengakibatkan tanaman
mati.

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/71972/Penyuluhan-Manfaat-Kotoran-Sapi-Bagi-
Pertumbuhan-Tanaman-Padi--Di-Poktan-SrisadonoDesa-KarangrejoKec-KerjoKab-Karanganyar/

2. Air cucian beras

Air cucian beras merupakan bahan yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman atau pupuk
organik cair. Dikutip dari channel YouTube Alam Organik (2022), dijelaskan bahwa air cucian beras juga
dapat secara langsung dipakai sebagai pupuk untuk dikucurkan ke tanaman yang ada di kebun atau di
halaman rumah. Penggunaan air beras sebagai pupuk dapat dilakukan karena air beras memiliki
kandungan seperti protein, karbohidrat, lemak, serta unsur-unsur hara dan zat perangsang tumbuh yang
sangat berguna bagi tanaman. Selain itu, air cucian beras juga mengandung zat perangsang tumbuh
berupa Vitamin B1 atau thiamin yang berfungsi untuk memacu perpanjangan akar tanaman. Tak hanya
memacu pertumbuhan tanaman menjadi subur, kandungan unsur hara yang cukup lengkap dari air
cucian beras juga dapat membuat proses pembungaan dan pembuahan berlangsung lancar.

Untuk menjadikan air cucian beras sebagai pupuk, kamu hanya memerlukan tambahan gula putih dan
MOL tape. Jika MOL tape tidak ada, kamu bisa menggantinya dengan EM4.

https://www.kompas.com/homey/read/2022/02/13/201800776/manfaatkan-air-cucian-beras-sebagai-
pupuk-tanaman-begini-caranya?page=all.
3. Tetes tebu

Tetes tebu merupakan sumber karbon dan nitrogen bagi ragi yang didapatkan dari proses fermentasi.
Prinsip fermentasi adalah proses pemecahan senyawa organik menjadi senyawa sederhana yang
melibatkan mikrorganisme. Menurut Emilia (2016) mikroorganisme ini berfungsi untuk menjaga
keseimbangan karbon (C) dan nitrogen (N) yang merupakan faktor penentu keberhasilan dalam proses
fermentasi. Fungsi tetes tebu dalam proses fermentasi adalah sebagai aditif yang berfungsi untuk
penyuburan mikroba, karena dalam tetes tebu (molasse) terdapat nutrisi bagi Sacharomyces cereviceae.

Sacharomyces cereviceae berperan untuk menghancurkan material HN organik yang ada di dalam urin
dan tentunya juga membutuhkan nitrogen (N) dalam jumlah yang tidak sedikit. Nitrogen (N) akan
bersatu dengan mikroba selama penghancuran material organik. Oleh karena itu dibutuhkan tambahan
material tetes tebu yang mengandung komponen nitrogen sangat diperlukan untuk menambah
kandungan unsur hara agar proses fermentasi urin berlangsung dengan sempurna.

https://repository.usd.ac.id/8096/2/121434035_full.pdf

4. EM 4

Dalam dunia pertanian, ada komponen yang tidak kalah penting dari pupuk, yaitu larutan Efektif
Mikroorganisme (EM). Larutan ini dapat mempercepat proses pembuatan pupuk organik serta
meningkatkan kualitas pupuk. EM4 sangat berguna untuk proses penyerapan/persediaan unsur hara di
dalam tanah. Bentuk EM4 adalah berupa cairan yang berwarna kecokelatan dan beraroma segar. EM4
mengandung bakteri fermentasi, mulai dari genus lactobacillus, jamur fermentasi, actinomycetes bakteri
fotosintetik, bakteri pelarut fosfat, dan juga ragi. Pemanfaatannya sering diaplikasikan dalam
pembuatan pupuk organik.

EM4 bermanfaat untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, meningkatkan jumlah produksi
tanaman, memfermentasi bahan organik, meningkatkan kualitas dan kuantitas panen serta
memperbaiki nutrisi atau senyawa yang dibutuhkan tanaman dari dalam tanah. EM4 adalah larutan
yang mengandung banyak bakteri menguntungkan, salah satu aktivator yang dapat membantu
mempercepat proses pengkomposan dan sangat bermanfaat.

https://tanilink.com/bacaberita/376/mengenal-em4-manfaat-dan-cara-pembuatannya/

5. Pupuk organik

Pupuk organik sendiri merupakan pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan
sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan
untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan
organik daripada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk
kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak,
limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah).

Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat
mencegah degradasi lahan. Sumber bahan untuk pupuk organik sangat beranekaragam, dengan
karakteristik fisik dan kandungan kimia yang sangat beragam sehingga pengaruh dari penggunaan pupuk
organik terhadap lahan dan tanaman dapat bervariasi. Selain itu, peranannya cukup besar terhadap
perbaikan sifat fisika, kimia biologi tanah serta lingkungan. Pupuk organik yang ditambahkan ke dalam
tanah akan mengalami beberapa kali fase perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi
humus. Bahan organik juga berperan sebagai sumber energi dan makanan mikroba tanah sehingga
dapat meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam penyediaan hara tanaman.

Pupuk organik memiliki fungsi kimia yang penting seperti penyediaan hara makro (nitrogen, fosfor,
kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur) dan mikro seperti zink, tembaga, kobalt, barium, mangan, dan
besi, meskipun jumlahnya relatif sedikit.[8] Unsur hara makro dan mikro tersebut sangat dibutuhkan
untuk pertumbuhan tanaman, terutama bagi pencinta tanaman hias. Banyak para pelaku hobi dan
pencinta tanaman hias bertanya tentang komposisi kandungan pupuk dan prosentase kandungan
nitrogen, fosfor dan kalium yang tepat untuk tanaman yang bibit, remaja, atau dewasa/indukan.

Dengan demikian, penggunaan Pupuk Organik mempunyai banyak manfaat apabila diaplikasikan dalam
pemupukan lahan tanaman pertanian. Adapun penekanan pemakaian pupuk organik secara kontinu dan
berkesinambungan akan memberikan keuntungan dan manfaat dalam pemakaian jangka Panjang.

https://kulonprogokab.go.id/v31/detil/3113/manfaat-penggunaan-pupuk-organik

Anda mungkin juga menyukai