TEPUNG DARAH
Dosen Pengampu :
Oleh:
KELOMPOK III
RAHMATIAH A. (60700119050)
ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ”Tepung
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Ilmu dan teknologi hasil ternak. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang tepung darah bagi para pembaca dan
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Anas Qurniawan, S.Pt., M.Si.
selaku dosen mata kuliah ilmu dan teknologi hasil ternak yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 4
C. Tujuan ..................................................................................................................... 6
C. Hasil Produk.......................................................................................................... 16
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 23
B. Saran ..................................................................................................................... 24
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Darah merupakan hasil limbah dari pemotongan ternak sapi atau kerbau
yang dapat diolah menjadi tepung darah. Menurut komposisinya 80% darah terdiri
atas air. Darah terdiri atas plasma darah dan sel darah yang hanya dapat
total volume darah. Plasma darah kaya akan senyawa protein dengan penyusun
utama berupa albumin, globulin dan fibrinogen (Jamila, 2012). Kandungan darah
segar yaitu bahan kering 20,20%, protein dalam bahan kering 95,70%, abu 4,10%,
darah merupakan hasil ikutan ternak yang memiliki potensi untuk dijadikan bahan
menjadi rusak dan kurang dapat dimanfaatkan. Selain dari itu, kandungan asam
amino yang mengandung sulfur (metionin, sistin dan sistein) juga tidak bisa
dimanfaatkan serta kandungan kalsium (Ca) dan fosfor (P) tepung darah juga
zoonosis. Untuk memanfaatkan darah yang merupakan limbah, maka harus diolah
terlebih dahulu yaitu dicampur dengan dedak padi sebagai absorben agar
khitinase dan enzim fitase serta enzim ekstraseluler selulase dan hemiselulase
pengolahan yang benar akan dihasilkan pakan ternak tambahan yang dapat
dimanfaatkan oleh ternak. Salah satu pengelolahannya yatu dibuat menjadi tepung
darah. Tepung darah merupakan hasil pengolahan dari darah yang telah
B. Rumusan masalah
Adapun beberapa rumusan masalah yang akan di bahas pada makalah ini
sebagai berikut:
LANDASAN TEORI
sumber protein bagi ternak. Darah dapat dimanfaatkan dalam bahan pakan ternak
dalam bentuk tepung darah. Menurut Padmono (2005), tepung darah merupakan
bahan pakan ternak yang berasal dari darah segar (sapi, kerbau, kambing dan
domba) yang diperoleh dari Rumah Potong Hewan (RPH). Tepung darah telah
yang berasal dari limbah pemotongan hewan yang mengandung protein kasar
sebesar 80%, lemak 1,6%, serat kasar 1%, tetapi miskin kalium dan phospor.
Darah sangat sulit untuk dikeringkan dan merupakan medium yang bagus untuk
pertumbuhan mikroba karena kandungan air yang tinggi (Donkoh et al., 1999).
Kandungan air darah segar sekitar 80% dan kandungan air tepung darah sekitar
Tepung darah kaya akan asam amino lysine, arginine, methionine, cystine,
dan leucine tetapi sangat miskin asam amino isoleusine dan mengandung glycine
lebih rendah dibandingkan dengan tepung ikan (NRC, 1994). Odukwe dan Njoku
(1987) menyatakan tepung darah kaya akan asam amino lysine. Walaupun
demikian ada pembatas religius dan dampak kesehatan. Baik buruknya tepung
darah yang digunakan tergantung pada bagaimana bahan itu diperoleh dari rumah
potong hewan. Kelemahan dari tepung darah yaitu tingkat palabitasnya kurang,
daya cernanya rendah. Tepung darah miskin isoleucin dan rendah kalsium dan
fosfor, juga apabila dipakai lebih dari 5% akan menimbulkan efek bau darah pada
ternak. Sulit saat pengeringan (out door) dan hasilnya sering terkontaminasi
rendah karena memiliki karakteristik yang cenderung lebih liat dan keras yang
gumpalan darah) sehingga dapat menghambat kecernaan bahan pakan lain dan
Tepung darah merupakan salah satu bahan pakan alternatif sebagai sumber
darah dari ternak, sebaiknya perhatikan darah yang digunakan berasal dari ternak
yang sehat dan juga tidak mengalami gangguan. Hal ini dikarenakan jika
menggunakan ternak yang sakit dan mengalami gangguan, maka ternak yang
pemanfaatan tepung darah dalam ransum ternak yaitu dengan cara pengeringan,
Metode pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara
pengeringan biasa atau melalui pemanasan (vat drying) dan menguapkan air
dengan suhu rendah (freeze drying) (Setiowati et al., 2014). Pengolahan darah
dengan cara pengeringan ini biasanya dilakukan dengan cara perebusan terlebih
terdenaturasinya protein, hal ini dikarena perebusan memerlukan suhu yang tinggi
diakibat oleh perlakuan panas pada protein menyebabkan molekul - molekul yang
menyusun protein bergerak dengan sangat cepat sehingga sifat protein yaitu
pengeringan dimana darah terlebih dulu direbus dengan suhu 100oC selama 45
menit untuk mengurangi kadar air dan bakteri patogen. Setelah direbus kemudian
dikeringkan di oven dengan suhu 55oC selama 6 hari dan kemudian digiling.
Produk tepung darah yang dihasilkan oleh Khawaja hanya dapat dimanfatkan
sebagai bahan pakan penyusun ransum broiler sebesar 3%. Setiowati et al. (2014)
juga telah melakukan pengolahan darah sapi menjadi tepung darah dengan metode
pengeringan. Darah segar direbus selama 20 menit dengan suhu 80oC dan diaduk
16 jam, lalu di oven dengan suhu 60oC selama 2-3 hari dan terakhir digiling
lysine dan histidine yang disebabkan oleh panas yang tinggi telah dilaporkan
(Hurrel,1990). Lysine adalah asam amino esensial yang memiliki gugus amin
yang mudah bereaksi dengan gugus karbonil dari gula pereduksi (Nursten, 2005),
sehingga pada saat reaksi Maillard terjadi maka ketersediaan lysine berkurang
kehilangan asam amino (Adrian et al., 1962), tetapi reaksi Maillard dapat
berikut :
Pembuatan tepung darah melalui pengeringan biasa atau pemasakan ini
b. Kemudian jika darah sudah mengental, letakan pada wadah atau loyang
c. Lalu darah yang sudah diletakan dalam loyang atau wadah lakukan
pengeringan di bawah sinar matahari selama 3-5 hari atau dapat juga
halus dan dikeringkan kembali dengan suhu 60 derajat celcius selama 1-2
jam.
kendala di dalam proses pengolahannya yaitu pada proses perebusan darah yang
kelemahan pada proses pengeringan yang memerlukan waktu yang lama yaitu
sekitar 3- 6 hari, hal ini dikarenakan kandungan air tepung darah yang tinggi.
2. Penyerapan (Pencampuran)
pertanian atau dengan limbah hasil ikutan ternak. Sonaiya (1988) menyarankan
garam/liter darah. Perbandingan limbah jagung dan darah sebesar 1:1 (w/w),
kemudian campuran limbah jagung dan darah dikeringkan dengan sinar matahari
selama 3-4 jam, dicampur lagi dengan darah (5:4 w/w) dan digiling dalam bentuk
tepung setelah kering. Penggunaan campuran limbah jagung dan darah ini dalam
ransum ayam broiler dapat digunakan sebesar 15% untuk broiler starter dan
finisher. Makinde dan Sonaiya (2007, 2010) telah melaporkan prosedur sederhana
sinar matahari (<4 hari), meningkatkan protein kasar dari limbah jagung dan dapat
rumen untuk menggantikan bungkil kacang tanah dan tepung ikan dalam ransum
ayam petelur. Darah segar dan cairan rumen ditimbang dengan rasio perbandingan
1:1, kemudian dicampurkan dan direbus selama 90 menit sambil diaduk agar
digiling. Pada penelitian ini, penggunaan campuran darah dan cairan rumen
Penambahan campuran darah dan cairan rumen dalam menggantikan tepung ikan
kacang tanah. Penambahan tepung darah dan atau cairan rumen telah dilaporkan
(Donkoh et al., 1999; Abubakar dan Yusuph, 1991) dapat memberikan bau yang
dengan darah sapi dengan perbandingan 1:1; 1:2; 1:3; 2:1; dan 3:1 untuk
menggantikan 50% bungkil kedelai. Darah sapi segar dan kulit singkong
diaduk hingga merata. Campuran di rebus selama 30 menit pada suhu 75-80oC
dan dijemur.
dikarenakan tepung darah memiliki protein yang tinggi. Komponen serat kasar
peningkatan fraksi kulit singkong maka komponen serat kasar meningkat. Dari
percobaan yang dilakukan Onyimongi dan Ugwu pakan broiler starter yang
pemanfaatan tepung darah sampai 15% dalam ransum unggas yang diolah dengan
metode penyerapan. Pengolahan tepung darah dengan cara penyerapan ini juga
3. Fermentasi
2011). Esonu et al. (2011) melakukan fermentasi campuran darah sapi dengan
cairan rumen yang dicampur dengan perbandingan 1:3 dan kemudian dilanjuti
3-4 hari tergantung intensitas sinar matahari. Fermentasi campuran darah sapi dan
cairan rumen dibumbui dengan bubuk kari untuk menutupi bau tak sedap.
Campuran digiling hingga menjadi bentuk tepung dan dicampurkan dalam ransum
sebanyak 20 persen.
b. Lakukan penyimpanan kedap udara atau membungkusnya dengan rapat
d. Lalu darah yang sudah kering dapat dilakukan penggilingan hingga halus
dan dikeringkan kembali dengan sinar matahari atau oven dengan suhu 60
derajat celcius.
1 Hasil Produk
1. Pupuk organik
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa tanaman, hewan atau
manusia seperti, pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos yang berbentuk cair
maupun padat. Pupuk organik bersifat bulky dengan kandungan hara makro dan
Setyorini, 2005).
biologi, kimia, dan fisik tanah sehingga tanah menjadi subur dan baik untuk
pertumbuhan tanaman (Lianis, dkk., 2017). Pupuk organik yang baik dapat dilihat
dari beberapa hal yaitu, N harus berada dalam bentuk persenyawaan organik, tidak
menjembatani unsur hara yang sudah ada di dalam tanah, sehingga mampu
membentuk partikel ion yang mudah diserap oleh akar tanaman, melepaskan
unsur hara tanah secara perlahan dan kontinu, menjaga kelembaban tanah dan
meningkatkan struktur tanah, mencegah terjadinya erosi lapisan atas tanah dan
anorganik yang berlebihan akan merusak kondisi fisik, kimia dan biologi
aktifitas biologi, kimia, dan fisik tanah sehingga tanah menjadi subur dan
baik untuk pertumbuhan tanaman. Salah satu pupuk organik yang dapat
sapi, tepung darah sapi mengandung unsur hara yang tinggi yakni nitrogen
12,18%, P2O5 28%, K2O 0,15% dan C-organik 19,01%, dengan unsur hara
yang dimiliki tepung darah sapi diharapkan mampu untuk memenuhi
kerusakan struktur asam amino serta nutrien lain melalui proses oksidasi ikatan
2. Pakan
Tepung darah merupakan alternatif bahan pakan yang berasal dari darah
yang segar dan bersih yang biasanya diperoleh dari Rumah Pemotongan Hewan
(RPH). Penggunaan darah sebagai bahan pakan ternak juga bisa mengurangi
Tepung darah adalah salah satu sumber protein yang berpotensi bagi
pakan ikan dan ternak (Bureau 2000; Tacon 2005). Tepung darah memiliki
bersamaan dengan beberapa bahan lain yang bersifat saling melengkapi akan
maupun ikan.
teksturnya yang ringan dan mudah menggumpal jika disimpan lama dalam
proteinnya.
asam amino esensial yaitu isoleusin, metionin dan arginin yang jumlahnya sangat
sedikit sehingga jika kekurangan salah satu asam amino dapat menurunkan
kecernaan yang rendah karena memiliki karakteristik yang cenderung lebih liat
dan keras yang diduga mengandung serat-serat fibrinogen (komponen utama dari
beberapa jenis ternak seperti sapi, babi, ayam, dan lain-lain dalam kondisi tertentu
yang dikenal sebagai tepung darah. Tepung darah dianggap sebagai sumber
protein, zat besi dan nitrogen yang kaya dan digunakan untuk melengkapi
pakan lainnya karena profil nutrisinya yang kaya dan keefektifan biaya. Selain
digunakan dalam industri pakan, tepung darah juga digunakan sebagai pupuk
alami dan organik untuk mendorong pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu,
fokus pada kelestarian lingkungan dan perlindungan tanaman, pasar tepung darah
terbesar. Cina adalah salah satu produsen dan konsumen produk hewani terbesar
Pangan dan Pertanian (FAO), permintaan produk ternak di dalam negeri telah
pasar. Selain itu, permintaan protein hewani meningkat di dalam negeri sehingga
China.
aplikasi tepung darah, merupakan bahan pakan yang digunakan untuk unggas
unggas, termasuk kalkun, ayam, bebek, dan unggas domestik lainnya. Bahan
pakan tersebut merupakan nutrisi dasar yang dibutuhkan hewan unggas untuk
dan air. Selain itu, protein dianggap sebagai sumber energi utama bagi unggas
unggas. Meningkatnya investasi di pabrik pakan unggas, rumah unggas dan rumah
digunakan dalam pakan unggas. Tepung darah pada pakan unggas dianggap
sebagai pengganti pakan yang hemat biaya dan bahan dengan kinerja terbaik
dibandingkan dengan bentuk bahan pakan lainnya. Selain itu, tepung darah juga
meningkatkan daya cerna pepsin dan, oleh karena itu, digunakan sebagai protein
tambahan bersama dengan bahan pakan yang berasal dari tumbuhan. Dengan
menjadi faktor yang berkontribusi pada bangkit dan berkembangnya pasar tepung
• Sanimax
• FASA Group
2. Industri Nasional
kegiatan usaha tersebut, yaitu 50-70% (Katayane et al. 2014). Beski et al. (2015)
suatu formula pakan ternak karena terlibat dalam pembentukan jaringan tubuh dan
terlibat aktif dalam metabolisme vital seperti enzim, hormon, antibodi dan lain
umumnya bertumpu pada protein hewani dan nabati, seperti bungkil kedelai,
tepung ikan, tepung darah atau tanaman leguminosa. Namun demikian, protein
produksi.
menyebutkan bahwa Indonesia menganggarkan kurang lebih US$ 200 juta per
tahun untuk mengimpor tepung darah. Sejatinya darah buangan itu masih
memiliki nilai ekonomi yang lumayan tinggi. Bukan untuk dikonsumsi tetapi
setelah diolah menjadi tepung darah dan terdapat pula industri di indonesia juga
menjadikan tepung darah sebagai sumber pakan ternak atau pun pupuk tanaman.
Pasalnya selain sebagai sumber protein yang amat bagus untuk penggemukan,
organik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tepung darah merupakan bahan pakan ternak yang berasal dari darah
segar (sapi, kerbau, kambing dan domba) yang diperoleh dari Rumah Potong
Hewan (RPH). Tepung darah mengandung protein kasar sebesar 80%, lemak
ternak, sebaiknya perhatikan darah yang digunakan berasal dari ternak yang sehat
dan juga tidak mengalami gangguan. Hal ini dikarenakan jika menggunakan
ternak yang sakit dan mengalami gangguan, maka ternak yang mengkonsumsinya
akan tertular dengan penyakit yang diderita ternak yang diambil darahnya.
3. Adapun hasil produk dari tepung darah yaitu pupuk organik yang
merupakan pupuk yang berperan meningkatkan aktifitas biologi, kimia, dan fisik
tanah sehingga tanah menjadi subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman dan
pertumbuhan tanaman yakni tepung darah. Dan hasil produk lainnya yaitu
pakan, dimana tepung darah adalah salah satu sumber protein yang berpotensi
4. Tepung darah juga banyak dikelola pada industri-industri nasional dan luar
negeri.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
April. 2016. Jurnal. Black Soldier Fly (Hermetia illucens) sebagai Sumber Protein
Bogor.
Hana. 2019. Skripsi. Pemanfaatan Tepung Darah Ayam Sebagai Pupuk Untuk
Joni. 2017. Jurnal. Respon Tanaman Kedelai (Glycine Max (L.) Merril) Yang
Neltje. 2013. Jurnal. Pengaruh Penggunaan Tepung Darah Hasil Proses Enzimatik
Makassar.
https://www.businessmarketinsights.com/reports/asia-pacific-blood-meal-market,
https://www.mordorintelligence.com/industry-reports/blood-meal-market, diakses
http://info-usaha.blogspot.com/2007/10/prospek-cerah-dari-tepung-
http://kaltim.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=ar
11.10.
https://docplayer.info/35218551-Potensi-tepung-darah-sebagai-sumber-protein-
00.52.