PENELITIAN
PROPOSAL
PENELITIAN
PROPOSAL
PENELITIAN
PROPOSAL
PENELITIAN
RENI DWISURI
RENI DWISURI
RENI DWISURI
RENI DWISURI
NIMNIMNIMNIM.
1921652002 .
1921652002 .
1921652002 .
1921652002
JURUSAN BIOTEKNOLOGI
JURUSAN BIOTEKNOLOGI
JURUSAN BIOTEKNOLOGI
JURUSAN BIOTEKNOLOGI
PASCASARJANA UNIVERSITAS
PASCASARJANA UNIVERSITAS
PASCASARJANA UNIVERSITAS
PASCASARJANA UNIVERSITAS
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
buah yang berdaging dengan rasa masam yang segar, meskipun banyak di
antara
Indonesia memiliki tiga jenis jeruk lokal yang komersial, yaitu jeruk
besar atau
Pamelo (C. grandis) , Jeruk Siam (C. nobilis Lour. Var. microcarpa) dan jeruk
Keprok
(C. reticulata Blanco), sekitar 70-80% jeruk yang dikembangkan adalah Jeruk
Siam
(Morey & Shearer, 2007). Jeruk Siam popular dikembangkan kerena memiliki
aroma
yang khas, rasa yang manis dan produktivitasnya lebih tinggi (Dharmawan,
Kasapis
and Curran, 2008) serta memiliki daya adaptasi yang tinggi dibanding jeruk
lainnya
banyak, namun yang unggul hanya tiga yaitu Jeruk Siam Madu dari Sumatera
Utara,
Jeruk Siam Kintamani dari Bali dan Jeruk Siam Gunung Omeh dari Sumatera
Barat
(KEMENTAN,
2012).
Jeruk Siam Gunuang Omeh atau yang lebih dikenal dengan JESIGO
yang
memiliki ciri rasa manis dan buah relatif besar merupakan Komoditi
pertanian
Sumatera
Barat.
Ikan Lele (Clarias batrachus) adalah salah satu jenis ikan yang
hidup di air
tawar. Ikan lele adalah ikan yang termasuk sangat popular di semua
kalangan.
Produksi budidaya meningkat tajam tiap tahun, selama lima tahun terakhir,
antara
lain karena luasnya pasar bagi lele. Lele disukai konsumen karena
berdaging lunak,
sedikit tulang, tidak berduri, dan murah. Konsumen tampaknya tidak akan
jenuh
yang paling mahal. Oleh karena itu, upaya perbaikan komposisi nutrisi dan
bagi inangnya dan identik disebut bakteri baik. Di bidang perikanan biasa
Salah satu bahan alam yang tersedia di Kabupaten Lima Puluh Kota
adalah
jeruk Siam Gunuang Omeh yang dapat dijadikan kandidat probiotik yang
Asam Laktat
(BAL).
Isolasi dan identifikasi BAL asal fermentasi Jeruk Siam Gunuang Omeh
perlu
1.2. Perumusan
Masalah
metode 16S
rRNA?
3. Bagaimana hasil Aplikasi probiotik pada pakan ikan lele dari Isolasi
BAL
nilai protein, lemak, kadar air, pH dan keasaman pada Fermentasi Jeruk Siam
koloni bakteri aerob asal Fermentasi Jeruk Siam Gunuang Omeh di
Kabupaten Lima
Puluh Kota; mengetahui ketahanan BAL terhadap pH asam dan garam
empedu,
mengetahui sifat biokimia BAL dilihat dari uji gas dan uji katalase BAL,
mengetahui
aktifitas antimikroba dan uji antibiotik dan mengetahui jenis BAL yang
berperan pada
enggunakan metode
produk Fermentasi Jeruk Siam Gunuang Omeh m
16S rRNA.
masyarakat bahwa Isolasi Bakteri Asam Laktat (BAL) Jeruk Siam Gunuang
Omeh
1.4.Hipotesis
Penelitian
3.1. Materi
Penelitian
3.1.1. Bahan
Penelitian
Omeh Kabupaten Lima Puluh Kota, dan bahan yang umum dugunakan
dalam
iodine, etil alcohol 95% dan larutan safranin. Uji katalase menggunakan
larutan
3 %.
Kultur bakteri kandidat probiotik dilakukan pengambilan DNA bakteri
tabung reaksi. Dan bahan yang digunakan dalam pembuatan pakan ikan
Lele
antara lain : tepung ikan, tepung kedele, tepung jagung, dedak halus, silase
ikan,
3.1.2. Alat
Penelitian
ven, hot
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah autoclave, o
plate,
bunsen, cawan petri, tabung reaksi, rak tabung reaksi, labu ukur, tabung
eppendorf,
labu kjehdal, jarum ose, kaca benda (preparat) , mikroskop, magnetic stirrer,
Lamina
Flow, quebeccolony counter, tip pipet mikro, anaerob jar, pipet mikro,
sentrifuge,
yang digunakan untuk oembuatan pakan ikan Lele antara ain : Mesin
Penepung,
3.2. Metode
Penelitian
3.2.1. Rancang
Penelitian
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang
ini adalah Jeruk Siam Gunuang Omeh yang berasal dari Kabupaten Lima
Puluh Kota.
A. Kadar
Protein
lemari
asa
m.
berwana hijau
tosca.
ditambahkan indikator
BCG-MR 3 tetes untuk menangkap destilat dari
hasil destilasi.
muda
seulas.
14.
Perhitungan :
B. Kadar
Lemak
selama 1
jam
(W2
)
kondens
or
7. Hasil ekstraksi dari labu lemak dipisahkan antara heksan dan lemak
hasil
(W3
)
% Lemak = W3 – W2 x 100
%
W
1
C. Kadar
Air
berikut
:
D.
pH
dengan pH 7 (aquades
steril).
E.
Keasaman
(titik ekivalen) dan dicatat volume yang terpakai oleh titrasi tersebut dan
terakhir
3.2.2.2. Kualitas
Mikrobiologi
2. Media yang digunakan adalah 23,5 gram Plate Count Agar ( PCA)
(Biolife
disterilisasi dalam
autoclave.
5. Hasil pengenceran pada 10-2 diambil 100 μl dan dimasukan ke dalam
tabung
eppendrof k edua yang telah berisi 900 μl larutan Pepton Water l alu
divortex.
6. Pada pengenceran 10-4 diambil sebanyak 100 μl dan ditanamkan pada
petridish
yang telah berisi medium plate count agar dengan cara diratakan
menggunakan
sampe
l.
yaitu
:
2. Disiapkan media yaitu de Mann Ragosa Sharpe (MRS) Broth (Merck)
dengan
alam 1000 ml
pembuatan secara umum adalah 52,2 gram MRS Broth d
i atas
aquades, selanjutnya dihomogenisasi dengan magnetic stirrer d
hot plate
pada suhu 100 °C, kemudian di autoclave (15 menit, 121 °C dan
tekanan 15
lbs)
.
100 °C, lalu di autoclave, setelah agak dingin (±55 °C) lalu dituang ke
dalam
disebut pengenceran
10-1.
6. Hasil pengenceran 10-4 diambil 100 μl sampel dan ditanam dengan
metode
spread pada petridish yang telah berisi media MRS agar kemudian
diratakan
dengan hokey stick y ang sebelumnnya telah diberi alkohol dan dibakar
dengan
menandai masing-masing
petridish.
Langkah-langkah yang dilakukan menurut Purwati et al., dalam Anisa (2019)
adalah :
2. Disiapkan media yaitu de Mann Ragosa Sharpe (MRS) Broth (Merck)
dengan
pembuatan secara umum adalah 52,2 gram MRS Broth dalam 1000 ml
iatas
aquades, selanjutnya dihomogenisasi dengan magnetic stirrer d
hot plate
pada suhu 100 °C, kemudian di autoclave (15 menit, 121 °C dan
tekanan 15
lbs)
.
100 °C, lalu di autoclave, setelah agak dingin (±55°C) lalu dituang ke
dalam
dengan suhu 37
°C.
eppendrof yang berisi 900 μl larutan de mann Rogosa Sharpe (MRS)
Broth,
6. Dari pengenceran 10-6 diambil 100 μl sampel dan ditanam dengan
metode
spread pada petridish yang telah berisi media MRS agar kemudian
diratakan
menandai masing-masing
petridish.
8. Setelah 48 jam, single colony yang mencirikan BAL yaitu bulat licin
berwarna
Uji sifat biokimia dapat dilihat dari uji gas dan uji katalase sebagai
berikut:
a. Uji
Gas
pada media GYP Broth yang di dalam tabung reaksi telah terdapat tabung
durham, diinkubasi pada suhu 300C selama 24-48 jam. Pengamatan dilakukan
dengan cara
b. Uji
Katalase
Uji Katalase dilakukan berdasarkan metode Feliatra (2018) diambil satu ose
akuades
diteteskan pada gelas objek, diambil satu ose isolate bakteri dari hasil
pemurniaan dan
terdapatnya gelembung-gelembung
gas pada isolate, yang menunjukan
terbentuknya gas CO2.
3. Kemudian ditanam dengan metode spread ke media MRS Agar lalu
diinkubasi
Selanjutnya diambil 1 ml kultur bakteri dari MRS Broth ke dalam tabung rekasi
yang
berisi 9 ml laruan MRS Broth tanpa pengaturan oxgall (kontrol) dan pada MRS
Broth
kemudian ditanam dengan metode spread ke media MRS Agar diinkubasi
pada suhu
37oC selama 48 jam. Jumlah bakteri yang mampu bertahan dihitung dengan
metode
sebelum dan setelah diinkubasi akan dinyatakan dalam bentuk viabilitas (%).
Semakin
terhadap garam
empedu.
tip pipet mikro, disterilkan dalam autoclave pada suhu 121 oC selama
15 menit
dengan tekanan 15
lbs.
±20 ml, ditambahkan 0,2% bakteri uji yang sudah di-enrichment 24 jam
5. Setelah agar mengeras, dibuat sumur (well) s ebanyak isolat yang akan
diujikan
mikro
.
sama antar
masing-masing.
vii. Metode
Molekuler
Identifikasi Bakteri Asam Laktat 16S rRNA. Tahapan dari metode ini adalah
sebagai
beriku
t
Ekstraksi Genom Bakteri Gram Positif dengan KIT Promega (USA) adalah
sebagai
berikut
:
1. Sampel isolat BAL yang single koloni dari MRS Broth dipipet sebanyak
1000
diambil
.
diambil
.
micropipett
e.
waterbath 37 °C selama 60
menit.
dibuan
g.
16. Disentrifuse selama 2 menit 14000 rpm, lalu diambil pellet dan
supernatan
dibuan
g.
b. Pembuatan Gel
Agarose
sebagai
berikut:
AE, lalu
2. Ditambahkan 40 ml Buffer T
dihomogenkan..
microwav
e.
tau G
4. Ditambahkan red safe a elview sebanyak 4 μl untuk 40 ml Buffer
TAE
lalu
homogenkan.
5. Dimasukkan Gel Agarose ke dalam cetakan, tunggu sampai mengeras ±
20
menit
.
5
menit.
F (16S- 27F, Tm 54.3 °C, 5’AGA GTT TGA TCC TGG CTC AG-3),
disiapkan (konsentrasi
10pM).
2. Ambil 90 μl dH2O + 10μl (Primer R dan F). ( Primer R dan F dalam TE
buffer
(konsentrasi
100μM).
1. Pembuatan Gel
Agarose
adalah sebagai
berikut:
lalu
dihomogenkan.
comb dengan hati-hati dan setelah itu masukkan agar tersebut kedalam
2. Running Gel
Elektroforesis
3.
Sekuensing
menggunakan sofwar yang tersedia secara online ataupun offline dan dapat
diakses
membandingkan sekuens yang diperoleh (query) dengan yang telah ada pada
Gene
petunjuk manual dalam situs tersebut. Tipe BLAST yang digunakan adalah
nucleotide
BLAST
.
dengan sequence i solat bakteri asam laktat yang pernah ditemukan, kemudian
http://www.ncbi.nlm.nih.go
v.
3.2.2.3. Pembuatan
Pakan
Akbar Kabita Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota, Pakan ikan
lele
yang akan dibuat adalah dengan kandungan protein 30% dengan dua
perlakuan
dan Pakan Ikan lele tanpa penambahan Kandidat Probiotik dari hasil
fermentasi
Jeruk Gunuang
Omeh.
Proses steam merupakan kombinasi antara air, panas dan tekanan untuk
membentuk butiran pellet. Pakan extrusi pada prinsipnya sama hanya saja
temperatur dan tekanan lebih tinggi. Hal ini menyebabkan proses gelatinasi
pati
lebih sempurna sehingga pakan lebih padat. Proses extrusi ini juga
digunakan
untuk membuat pakan
terapung.
3. Pembuatan Adonan
Pakan
masing bahan didasarkan atas : kandungan protein, berat jenis dan harga
masing-
4.
Pencetakan
Dalam proses pencetakan ada beberapa opsi kualitas dan tipe pellet
yang
diharapkan
yaitu :
5.
Pengeringan
masing 1.000 ekor dan diberi pakan dengan penambahan Kandidat Probiotik
dari
hasil fermentasi Jeruk Gunuang Omeh dan Pakan Ikan lele tanpa
penambahan
3.3. Skema
Penelitian
Disiapkan masing-masing
perlakuan :
1. Daging dengan kulit dan
Biji 2. Daging dengan kulit
saja 3. Daging dengan biji
saja 4. Daging saja
Fermentasi
JESIGO