A. Latar Belakang
Indonesia merupakan daerah yang memiliki kekayaan laut yang luar biasa,
berbagai olahan makanan berasal dari bahan dasar mahkluk hidup di laut. salah
satunya adalah terasi sebagai salah satu olahan fermentasi dari bahan dasar udang
atau ikan kecil sebagai hasil produk perikanan yang di olah secara tradisional.
Pembuatan terasi menjadi salah satu profesi pekerjaan bagi sebagaian masyarakat.
Kualitas terasi yang dihasilkan beragam, tergantung dari mikroba yang ada pada
terasi saat fermentasi berlangsung. Dengan hal tersebut maka dalam makalah ini
akan membahas mengenai produk seputar terasi.
B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas maka, tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Mengetahui Apa itu produk terasi
2. Mengetahui bahan dasar pembuatan terasi
3. Mengetahui Organsime apa yang berperan dalam proses fermentasi terasi
4. Mengetahui Bagaimana proses fermentasi pembuatan terasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Produk Terasi
Terasi merupakan bahan tambahan makanan yang berfungsi sebagai bumbu
atau penyedap rasa. Menurut Wulandari (2019) terasi merupakan bahan makanan
yang berasal dari hasil olahan ikan atau udang secara fermentasi. Christanti (2066)
menjelaskan, fermentasi merupakan penguraian senyawa kompleks terutama protein
menjadi senyawa yang lebih sederhana (asam amino) dalam keadaan terkontrol
melalui proses penguraian secara biologis atau semi biologis. Terasi yang bermutu
baik mempunyai kekhasan yang terletak pada cita rasa, bau yang enak dan warnanya
yang kemerahan. Mutu terasi ditentukan oleh kenampakan, bau, warna, ada tidaknya
serangga, ulat dan belatung. Karakteristik organoleptik terasi rebon ditentukan oleh
rebon yang digunakan. Semakin segar dan seragam bahan baku maka akan didapat
terasi yang mempunyai mutu yang lebih tinggi.
Rasa dan aroma yang spesifik ini dapat dirasakan pada ikan peda, terasi,
kecap ikan, petis dan sebagainya. Bahan baku dalam pembuatan terasi selain
menggunakan udang rebon dalam beberapa tahun belakangan ini para pengolah
biasa pula menggunakan ikan-ikan kecil seperti ikan teri ataupun ikan hasil
tangkapan sampingan (ikan rucah) sebagai bahan baku pembuatan terasi untuk
mensiasati kelangkaan tersedianya udang rebon sebagai bahan baku utama dalam
pembuatan terasi.
3
asam – asam amino, seperti : asam glutamat dan asam nukleat. Amaliafitri (2010),
menambahkan asam glutamat merupakan sumber rasa umami (gurih) paling
dominan dan berdampak pada kesempurnaan atau keaslian dari rasa itu sendiri. Rasa
umami disebut sebagai rasa dasar kelima disamping rasa manis, asin, asam dan
pahit.
Menurut Badan Standarisasi Nasional (2019), terasi yang baik dan layak
untuk dikonsumsi adalah terasi yang tidak terdapat cemaran bakteri Salmonella dan
V. cholera, sedangkan cemaran Escherichia coli<3 MPN/g dan Staphylococcus
aureus harus <1x103 koloni/gram. Mikroba yang tumbuh pada terasi bermacam
macam, baik bakteri positif atau negatif. Bakteri tersebut dapat tumbuh akibat
penanganan yang kurang baik serta penambahan garam yang jumlahnya kecil.
Udang rebon adalah salah satu hasil laut dari jenis udang-udangan namun
dengan ukuran yang sangat kecil dibandingkan dengan jenis udang-udangan
lainnya. Karena ukurannya yang kecil inilah, udang ini disebut dengan udang
rebon. Udang rebon mengandung 295 kal kalori, 62,4 g protein, 2,3 g lemak, 1,8
gr karbohidrat, 1209 mg kalsium, 1225 mg fosfor, 6,3 mg zat besi, vit A 210 mg,
0,14 mh vit B1, 20,7 g air dari setiap 100 gr udang rebon kering (DEPKES RI,
4
2005: 9 ). Terasi udang rebon mempunyai kandungan protein yang tinggi. Selain
itu, terasi udang rebon mempunyai kandungan glutamat yang lebih tinggi dan
kandungan air yang lebih rendah daripada menggunakan bahan baku lain. Hal
ini menyebabkan terasi udang rebon mempunyai cita rasa yang lebih gurih
2. Ikan
Pada umumnya terasi berasal dari udang rebon (Acetes sp.). Menurut
Karim et al., (2014), seiring berjalannya waktu, terasi telah banyak dikreasikan
menggunakan bahan baku ikan teri maupun ikan-ikan kecil lainnya. Akan tetapi,
biasanya ikan teri menjadi pilihan utama sebagai bahan tambahan dalam
pembuatan terasi udang rebon. Ikan teri adalah ikan kecil yang habitatnya berada
di daerah perairan pesisir dan eustaria. Kandungan protein pada ikan teri
tergolong cukup tinggi, sama seperti ikan rucah. Jika dilihat dari kadar airnya
ikan teri dan ikan rucah tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Dilihat dari
kandungan protein, kadar air dan habitatnya, ikan rucah dapat dijadikan sebagai
bahan baku pembuatan terasi dikarenakan memiliki kandungan yang tidak jauh
berbeda dengan ikan teri. Kandungan ikan rucah dan ikan teri dapat dilihat pada
tabel berikut
Tabel 1 Tabel 1. Kandungan Ikan Rucah dan Ikan Teri
Kandungan Ikan Rucah Ikan Teri
Protein 14% 16%
Karbohidrat 0,48% 0%
Kadar air 78,94% 80%
(Aryati, 2014; Nuhrohi, 2019)
5
konsentrasi garam pada terasi justru menurunkan pertumbuhan bakteri halofilik,
termasuk bakteri asam laktat. Bakteri halofilik yang berperan dalam proses
fermentasi terasi diantaranya Bacillus, Pediacoccus, Lactobacillus, dan
Micrococcus. Bakteri halofilik adalah bakteri pembentuk cita rasa yang baik. Selain
itu, Bakteri asam laktat juga dapat digunakan sebagai antimikroba dan pengawet.
Sehingga berperan sebagai biopreservatif yang dapat mengurangi bahan kimia
dalam proses pembuatan terasi (Arena et al., 2016).
6
kurang lebih satu hari. Adonan yang telah difermentasi kemudian dihaluskan
kembali dan dicetak berbentuk persegi panjang atau sesuai kebutuhan. Setelah
dicetak adonan dibungkus dengan daun pisang atau plastik. Adonan yang telah
dibungkus, kemudian dikeringkan. Hal ini bertujuan agar aroma terasi tidak
teralu menyengat dan asin (Hermawati, dkk, 2021).
DAFTAR PUSTAKA
7
Adawiyah R. 2018.Pengolahan dan Pengawetan Ikan.Jakarta: Bumi Aksara Hal.1- 2,5.
Arena, M.P., et al. (2016). Use Of Lactobacillus Plantarum Strains As Bio-Control
Strategy Against Food-Bornepathogenic Microorganisms. Frontiers in
Microbiology, 7: 464-474.
Aristyan, I., et al. (2014). Pengaruh Perbedaan Kadar Garam Terhadap Mutu
Organoleptik Dan Mikrobiologis Terasi Rebon (Acetes Sp.). Jurnal Pengolahan
dan Bioteknologi Hasil Perikanan, 3(2): 60-66.
Amalia, F. 2010. Umami sebagai Rasa Dasar ke-5. http://mediaprofesi.com/gaya-
hidup/92-umami-sebagai-rasadasar-ke-5-html
Astawan, Made. (2009). Udang Rebon Bikin Tulang Kuat. Senior
Aryati E., & Dharmayanti A.W.S. (2014). Manfaat Ikan Teri Segar (Stolephorus Sp.)
Terhadap Pertumbuhan Tulang dan Gigi. ODONTO Dental Journal. 1(2): 52-
56.
Badan Standar Nasional. 2009. Terasi Udang –Bagian 1 : Spesifikasi (SNI) No 2716.1-
2009.
Christanti, A.D. 2016. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Halotoleran Pada Terasi.
[Skripsi]. Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, IPB, Bogor.
Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan. 2012. Kembali ke Selera Asal Terasi. http://dinkes-
sulsel.go.id (diakses tanggal 8 Juni 2013)
Hestiani, A dan Isamu, K. T. 2019. Pengaruh lama fermentasi terhadap nilai sensori,
komposisi proksimat, dan total bakteri terasi ikan betebete (Leiognathus
Equulus). J. Fish Protech, 2(2): 267-273.
Hermawati, H. F., Krisnanda, B. I., Nurjanah, R., Hadi, Q. T. S., Kristanti, E. D., &
Fadika, N. (2021). Pemanfaatan Ikan Rucah dalam Pembuatan Terasi dengan
Bioteknologi Sederhana. NECTAR: Jurnal Pendidikan Biologi, 2(1), 33-37
Badan Standarisasi Nasional Indonesia(BSNI), Jakarta
Kadir, Muh Ridho Syafarullah, Asnani Asnani, and Suwarjoyowirayatno
Suwarjoyowirayatno 2020.. "MUTU TERASI UDANG REBON (Acetes
indicus) YANG DIPERDAGANGKAN DI BEBERAPA PASAR KOTA
KENDARI." Jurnal Fish Protech 3, no. 2: 207-213.
8
Karim, F. A., Swastawati, F., & Anggo, A. D. (2014). Pengaruh Perbedaan Bahan Baku
terhadap Kandungan Asam Glutamat pada Terasi. Jurnal pengolahan dan
bioteknologi hasil perikanan, 3(4), 51-58.
Nuhrohi, H.C., et al. (2019). Karakteristik Fisiko Kimia Bakso Ikan Rucah dengan
Penambahan Transglutaminase pada Konsentrasi yang Berbeda. Jurnal Ilmu
dan Teknologi Perikanan. 1(2): 47-55.
Madigan, M.T., J.M. Martinko, D.A. Stahl, and D.P. Clark. 2012. Brock: Biology of
microorganisms 13 th Edition. San Fransisco: Benjamin Cummings
Wulandari, A. 2019. Penanganan Hasil Perairan di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa
Barat. [Skripsi]. Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian, Bogor.