OLEH
( VINA CAHYANI RAHAYU )
NIM : 121701031
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pertanian
i
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usaha (Studi Kasus di Usaha Tempe Sabar
merupakan tiruan atau duplikat dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan batau
i
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
PENGESAHAN
Nama Mahasiswa : Vina Cahyani Rahayu
NIM : 121701031
Hari/Tanggal :
PANITIA PENGUJI,
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
NIM : 121701031
Fakultas : Pertanian
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
i
RIWAYAT HIDUP
1. Data Pribadi
Agama : Islam
Status : Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
No HP : 081294718445
2. Riwayat Pendidikan
3. Data Keluarga
i
RINGKASAN
i
KATA PENGANTAR
proposal penelitian ini hingga selesai sampai saat ini tanpa hambatan suatu
apapun..
kita dari alam jahiliyah ke alam terang benderang sehingga kita sabagai
kedua orang tua, dimana tanpa do’a, dukungan dan kasih sayang mereka
Kota Baubau”.
Penulisan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
penyelesaian proposal peneitian ini yang tak bisa penulis uraikan satu
persatu.
i
selanjutnya, penulis menerima kritikan dan saran yang sifatnya
membangun.
Penulis
i
DAFTAR ISI
i
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 24
4.1 Deskripsi Umum Usaha Tempe Sabar..................................................... 24
4.2 Karakteristik Usaha Tempe Sabar........................................................... 25
4.3 Gambaran Proses Produksi...................................................................... 29
4.4 Biaya Produksi........................................................................................ 31
4.5 Penerimaan Usaha.................................................................................... 39
4.6 Pendapatan Usaha.................................................................................... 40
4.7 Kelayakan Usaha..................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 43
LAMPIRAN ...................................................................................................... 45
i
DAFTAR TABEL
i
DAFTAR LAMPIRAN
i
i
BAB I
PENDAHULUAN
2001). Kacang kedelai (Glicine max L Merril) merupakan salah satu tanaman
hortikultura bernilai ekonomis tinggi yang memberikan andil cukup besar bagi
pembangunan.
namun Indonesia tetap harus mengimpor kedelai Ini terjadi karena kebutuhan
Indonesia yang tinggi akan kedelai putih. Kedelai putih bukan asli tanaman
tropis sehingga hasilnya selalu lebih rendah dari pada di Jepang dan Cina.
Pemanfaatan utama kedelai adalah dari biji yang dapat dibuat menjadi tahu
China. Sebagian besar kedelai terserap untuk produksi tahu dan tempe. Badan
2020 mencapai 1,27 juta ton atau senilai 510,2 juta dollar AS atau sekitar Rp 7,24
triliun (kurs Rp 14.200). Sebanyak 1,14 juta ton di antaranya berasal dari Amerika
i
Ketersediaannya produksi kacang kedelai di Indonesia hanya dapat
mengalami penurunan dan hanya dapat memproduksi di bawah 800.000 ton per
tahun dengan kebutuhan nasioanl 2,5 juta ton per tahun. (BPS, 2020).
sebanyak 50% dalam bentuk tempe, 40% dalam bentuk tahu, dan sisanya 10%
dalam bentuk produk lain (seperti tauco, kecap, dan lain-lainnya). Konsumsi
tempe rata-rata per orang pertahun di Indonesia saat ini diduga sekitar 6,45 kg
(Haryanto, 2010). Dengan demikian, Tahu dan tempe merupakan salah satu jenis
makanan olahan kacang kedelai yang dapat menambah asupan protein bagi
Sebuah usaha yang dijalankan selalu ada resiko yang harus siap diterima
oleh pengusaha tersebut. Oleh karena itu, analisis pendapatan sangat diperlukan
dalam menjalan sebuah usaha untuk mengetahui berapa besar biaya yang harus
dikeluarkan dan berapa besar tingkat pendapatan yang diperoleh oleh pengusaha
i
Industri Tempe “ Sabar” Merupakan salah satu industri Tempe yang
Industri dengan tenaga kerja yang terlibat berasal dari dalam keluarga sendiri
dan usaha penjualan tempe yang diambil oleh masyarakat sekitar dan langsung
menjual kepasar.
Pengrajin Tempe Sabar dari tahun 2018 – 2019 rata – rata mencapai 150 Kg
kedelai per hari atau 4,5 Ton Perbulan. Namun pada tahun 2020 Kapasitas
produksi tempe sedikit menurun yaitu sekitar 120 – 130kg kedelai perhari. Hal ini
kedelai yang semakin mahal sehingga membuat para pengrajin tempe mengurangi
dalam bentuk skripsi yang berjudul “Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usaha
i
2. Apakah usaha tempe Sabar di Kecamatan Betoambari Kota Baubau layak di
usahakan?
1. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan, serta
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) di Fakultas
2. Bagi pelaku usaha, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
modal atau lainnya bagi para pengusaha industri tempe yang dapat membantu
perekonomian daerah.
i
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
fermentasi kedelai oleh kapang Rhizopus sp. Kapang yang tumbuh akan
membentuk hifa, yaitu benang putih yang menyelimuti permukaan biji kedelai
dan membentuk jalinan misellium yang mengikat biji kedelai satu sama lain,
membentuk struktur yang kompak dan tekstur yang padat. Tempe memiliki 18
SOD, dan menurunkan risiko kanker rectal, prostat, payudara, dan kolon (Made
Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai
lebih cepat, berkualitas, atau memperbaiki kandungan gizi tempe. Komposisi gizi
tempe baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak banyak berubah
dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe
i
menjadi lebih mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh dibandingkan
2.2. Kedelai
bidang pangan selain padi dan jagung. Kedelai memiliki banyak manfaat, sebab
juga kaya akan kandungan gizi lainnya antara lain lemak, mineral, dan vitamin.
Kedelai yang mengandung banyak gizi ini tidak hanya bisa dikonsumsi secara
langsung, akan tetapi dapat diolah menjadi berbagai olahan makanan seperti tahu,
Indonesia. Konsumsi utama produk kedelai dalam bentuk tempe dan tahu yang
merupakan lauk utama bagi masyarakat Indonesia. Bentuk lain produk kedelai
adalah kecap, tauco, dan susu kedelai. Indonesia merupakan negara produsen
tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Hasil 16
rata-rata per orang per tahun di Indonesia sebesar 6,99 kg dan tahu 7,51 kg.
Ironisnya pemenuhan kebutuhan akan kedelai yang merupakan bahan baku utama
tempe dan tahu, 67,28% atau sebanyak 1,96 juta ton harus diimpor dari luar
negeri. Hal ini terjadi karena produksi dalam negeri tidak mampu mencukupi
permintaan produsen tempe dan tahu dalam negeri (Pusat Data dan Sistem
i
Kedelai merupakan komoditas yang kaya akan protein. Berperan sebagai
sumber protein nabati yang sangat penting dalam rangka peningkatan gizi
masyarakat, karena selain aman bagi kesehatan juga sebagai sumber protein yang
ketiga setelah padi dan jagung, disamping sebagai bahan pakan dan industri
penting karena hampir 90% digunakan untuk bahan pangan (Ir. Atman, 2014:2).
Komposisi kandungan gizi dalam 100 gram tahu atau tempe, mengandung
kadar protein sebesar 35 persen sampai dengan 45 persen. Hal ini menunjukkan
bahwa produk olahan kacang kedelai yaitu tahu dan tempe, memiliki kandungan
protein tinggi yang sangat dibutuhkan tubuh. Oleh karena itu upaya meningkatkan
konsumsi pada produk olahan kacang kedelai berupa tahu dan tempe.
Kandungan gizi dalam tempe yang telah bisa dikonsumsi adalah adanya
protein sekitar 19,5 persen, lemak sekitar 4 persen, karbohidrat 9,4 persen, dan
i
vitamin B12 sekitar 5 mg. Komposisi kandungan gizi tempe per 100 gram tempe
Protein 19,5
Lemak 4
Karbohidrat 9,4
Vitamin B12 (mg) 5
Sumber: Sarwono 2010
anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk
respi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yangmendefinisikan
lebih mudah dicerna. Pengolahan kedelai menjadi tempe juga menurunkan kadar
stakiosa dan raffinosa, senyawa yang dapat menyebabkan kembung perut atau
meningkat, asam lemak bebas meningkat dan nilai cerna juga meningkat.
(Astawan, 2008). Beberapa proses yang penting dalam pembuatan tempe tersebut
adalah perendaman.
i
Proses perendaman selama 24 jam biji kedelai mengalami proses hidrasi,
sehingga kadar air biji naik sebesar kira-kira dua kali kadar air semula, kadar air
Selama proses fermentasi akan terjadi perubahan pada kadar air dimana setelah 24
jam fermentasi, kadar air kedelai akan mengalami penurunan menjadi sekitar 61
persen dan setelah 40 jam fermentasi akan meningkat lagi menjadi sekitar 64
tempe memerlukan 0,42 ons kacang kedelei. Pada hari pertama berat tempe dalam
1 bungkus 110 gram, pada hari kedua akan terjadi penurunan kadar air sebesar 7
persen maka berat tempe 103 gram, dan pada hari ketiga akan mengalami sedikit
penurunan yaitu 3 persen maka berat tempe menjadikan 100 gram. persentase
rendaman kedelai adalah dalam 0,42 ons kacang kedelai maka persentase
rendamnya adalah sebesar 10% untuk dapat menjadi tempe maka jika 1 Kg
harga persatuan unit lebih murah apabila dibandingkan dengan sumber protein
asal hewani seperti daging, susu dan telur. Harganya juga relatif murah,
kandungan gizinya cukup tinggi. Beberapa khasiat tempe bagi kesehatan antara
lain menurunkan kolesterol, anti diare dan anti oksidan. Nilai gizi protein tempe
i
meningkat setelah proses peragian, karna terjadinya pembebasan asam amino
yang terkandung dalam kedelai diperoleh dari ragi. Tempe yang baik ialah yang
sebagainya. Selain itu, tempe yang baik dibuat dari kacang kedelai yang tidak
busuk dan tidak banyak batu-batu kecilnya, dan dipilih biji kedelai yang tua serta
ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau
barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya, tidak
Manfaat industri kecil antara lain menciptakan peluang berusaha yang luas
kedudukan komplementer terhadap industri besar dan sedang karena industri kecil
menghasilkan yang relatif murah dan sederhana. Industri tempe adalah suatu
kegiatan atau unit usaha yang mengolah kedelai menjadi tempe. Menurut Martin
Perry (2002) dilihat dari segi jumlah satuan-satuan perusahaan, industri dibagi
menjadi :
i
1. Industri rumah tangga mempunyai 1-4 orang tenaga kerja.
bagi usaha. Melalui hasil analisis ini dapat dicari langkah pemecahan berbagai
kendala yang dihadapi. Analisis usaha bertujuan untuk mencari titik tolak untuk
memperbaiki hasil dari usaha tersebut. Hasil analisis ini dapat digunakan sebagai
pendapatan dan apakah komponen itu masih dapat ditingkatkan atau tidak (Surya,
2009).
1. Biaya
Menurut Mulyadi (2002) dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan
akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit diartikan sebagai
istilah harga pokok, atau dalam pengertian lain biaya merupakan bagian dari harga
Menurut Soeharjo dan Patong (2003), biaya usahatani atau disebut juga
pengeluaran usahatani adalah nilai semua masukan yang habis terpakai atau
i
dikeluarkan didalam produksi. Biaya usahatani dapat berbentuk biaya tunai dan
Biaya tunai adalah biaya yang dibayar dengan uang, seperti biaya
pembelian sarana produksi dan biaya upah tenaga kerja. Biaya yang
pemilik usaha diperhitungkan sebagai modal pinjaman meskipun modal itu milik
pemilik usaha sendiri karena modal tersebut dapat dialokasikan untuk beberapa
alternatif biaya, sehingga harus memperhitungkan juga jasa modal milik sendiri.
Menurut Makeham dan Malcolm (2001), biaya dalam usahatani dibagi menjadi :
1. Biaya tetap
berubah ketika tingkat kegiatan berubah. Contoh biaya tetap antara lain; biaya
2. Biaya Variabel
kegiatan. Contoh biaya variabel antara lain; biaya untuk gaji Karyawan, biaya
TC = TFC + TVC
i
Keterangan :
Produksi(Rp)
TFC (Total Fixed Cost) = Biaya Tetap (Rp)
2. Penerimaan Usaha
produk total usaha tani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun
yang tidak dijual. Penerimaan dalam usaha tani meliputi seluruh penerimaan yang
yang akan datang dari kegiatan usaha. Dengan kata lain analisis pendapatan
adalah nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani yang dapat
berwujud dalam tiga hal yakni hasil penjualan produk yang akan dijual, hasil
penjualan produk sampingan, serta produk yang dikonsumsi rumah tangga selama
produksi yang diperoleh dari produk total dikalikan dengan harga jual.
i
Dengan demikian total penerimaan dapat di hitung dengan menggunakan
TR = P x Q
Keterangan :
Q (Quantity) (Kg)
3. Pendapatan
Dalam bisnis, pendapatan usaha adalah jumlah uang yang diterima oleh
perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk atau jasa kepada
pelanggan. Menurut Ramlan (2006) pendapatan usaha adalah kerja dari suatu
usaha yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Pendapatan adalah
sesuatu yang sangat penting dalam setiap perusahaan. Tanpa ada pendapatan
biasa dikenal atau disebut penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen,
Menurut Kasmir dan Jakfar (2008), ada dua konsep tentang pendapatan
yaitu:
i
2. konsep pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang
mengadakan usaha.
π = TR – TC
Keterangan :
Π = Pendapatan (Rp)
antara total penerimaan dari hasil jual suatu produksi dengan total biaya produksi
yang dikeluarkan. Rasio ini banyak dinikmati oleh para pengusaha atau
i
TR
R/C =
TC
Keterangan :
i
BAB III
METODE PENELITIAN
sekaligus menjadi objek dari penelitin ini yang berlokasi di Jalan Alkautsar
3.2.1 Populasi
atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
Tempe Sabar di Kecamatan Betoambari Kota Baubau yaitu terdiri dari pemilik
3.2.2 Sampel
anggota populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono, 2004). Jadi jumlah
sampel yang diambil dari keseluruhan populasi yang berjumlah sebanyak 1 orang
pemilik usaha dan 5 orang karyawan atau pekerja pengrajin Tempe Sabar di
i
3.3Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini terdi dari dua jenis
yaitu :
1. Data Kualitatif merupakan suatu data yang bukan berbentuk sebuah angka,
2. Data Kuantitatif yaitu jenis data yang dapat di ukur aytau di hitung secara
bilangan atau berbentuk angka. Dalam hal ini dat kuantitatif yang di
2. Data Sekunder yaitu data yang diperlukan untuk mendukung analisis dan
yang di ambil secara runtun waktu yang di dapatkan melalui studi elektronik
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Data primer
i
dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan pengrajin tempe,
Data primer tersebut terdiri dari identitas pengrajin dan penyelenggara usaha
diperoleh dari dinas-dinas atau instansi yang ada hubungannya dengan penelitian
ini. Data sekunder keadaan umum daerah penelitian jumlah produksi tempe di
1. Teknis produksi, mulai dari persiapan bahan dan peralatan sampai dengan
pencetakan tempe.
3. Biaya produksi, biaya tetap terdiri dari biaya penyusutan dan upah tenaga
kerja (Tenaga kerja tetap dan tidak tetap),sedangkan biaya variabel terdiri
dari bahan baku (kedelai) ,bahan penolong ( kayu bakar , premium dan
i
3.6 Teknik Analisis Data
TC = VC + FC
Keterangan :
produk total usaha tani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun
yang tidak dijual. Penerimaan dalam usaha tani meliputi seluruh penerimaan yang
Rumus 2 : Penerimaan
TR = P x Q
Keterangan :
i
3.6.3 Pendapatan Usaha
Ԥ = TR – TC
Keterangan :
Ԥ = Pendapatan
antara total penerimaan (revenue) dan total biaya produksi (cost), maka digunakan
TR
R/C =
TC
Keterangan :
i
R/C > 1= usaha industri tempe mengalami keuntungan
1. Tempe adalah bahan makanan yang terbuat dari kedelai yang mengalami
bungkus.
mentah menjadi barang jadi. Pengrajin dalam hal ini ialah pengrajin tempe
sederhana/ tradisional.
Tempe yang dinyatakan dalam rupiah dalam kurun waktu masa proses
5. Biaya Tetap adalah biaya dalam proses pembuatan tempe yang besarnya
tidak berubah- rubah atau biaya yang tidak tergantung pada volume
produksi.
i
6. Penerimaan adalah nilai yang diperoleh dari hasil perkalian seluruh hasil
produksi dengan harga jual produksi yang berlaku di pasaran selama satu
8. Return of Cost Ratio ialah perbandingan antara total penerimaan dari hasil
9. Jumlah produksi ialah total tempe yang di hasilkan atau di produksi dari
i
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Usaha tempe Sabar ialah salah satu industri pengrajin tempe di Kota
Baubau yang berdiri sejak tahun 2016 yang dikelola oleh pasangan suami istri
Bapak Sadli dan ibu Satriani. Usaha tempe Sabar ini berlokasi di Jln Alkautsar
tempat produksi usaha tempe Sabar ini seluas 20m2 x 8m2 yang berdiri di atas
lahan 25m2 x 14m2 hak milik pak Sadli dan ibu Satriani. Pada awal menjalankan
usahanya, Pak Sadli selaku pemilik usaha menjalankan usahanya dengan istri dan
dua orang karyawan dengan kapasitas produksi 30Kg hingga 50Kg kedelai setiap
produksi usaha tempe Sabar semakin meningkat dan tidak kurang dari 100 Kg
kedelai setiap harinya dan telah di bantu oleh lima orang karyawan.
Usaha tempe ini berproduksi setiap hari dengan jam operasional selama ±8
jam per hari dan hanya berhenti beroperasi menjalankan produksi pada hari raya
idul fitri, adapun pada hari-hari besar lainnya tetap beroperasi seperti biasa. Proses
produksi dimulai dari jam 06.00 sampai 14.00, belum termasuk dengan proses
i
4.2. Karakteristik Usaha Tempe Sabar
yang digunakan untuk pembuatan tempe adalah kacang kedelai merek Bola USA
No. 1. Alasan memilih kedelai dari USA atau impor, karena kadelai lokal ukuran
biji kecil tidak seragam dan kulit kacang sulit terkelupas saat proses pencucian,
proses pengukusan lebih lama dibandingkan dengan kedelai impor. Bahan baku
orang tenaga kerja yang memiliki tugas yang berbeda-beda, antara terdiri dari satu
orang sebagai pemilik atau Tenaga Kerja Tidak Tetap (TKDK) selaku pengawas
dalam usaha pembuatan tempe dan memasarkan produk tempe ke pembeli, lima
orang tenaga kerja tetap (TKLK) yang bertugas melaksanakan proses pembuatan
tempe mulai dari penyortiran, perebusan sampai dengan proses peragian dan
pengemasan.
i
pendapatan dalam usaha pembuatan tempe. Adapun identitas tenaga kerja
a. Umur
Usia produktif adalah usia antara 15-54 tahun dan usia non produktif
antara 0-14 tahun dan diatas 54 tahun. Jumlah dan persentase responden
100% berada dalam kategori usia produktif sehinga kondisi ini dapat di
yang lebih baik. Ini berdasarkan pada pendapat Soeharjo dan Dahlan Patong
(1984) bahwa usia produktif antara 15 – 54 tahun dan tidak produktif di atas 54
tahun.
b. Pendidikan
usaha yang lebih modern. Tingkat pendidikan meliputi jenjang pendidikan dari
i
SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi. Berikut daftar tingkat pendidikan
responden atau pekerja di usaha Tempe Sabar dapat di lihat pada tabel 3 di bawah
ini :
responden atau pekerja untuk tamatan Sekolah Dasar terdapat 1 orang atau
orang atau 16,66% dan responden yang menyelesaikan pendidikan formal tingkat
SMA apat 4 orang atau 80%. Bila dilihat dari tingkat pendidikan responden sudah
c. Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja dalam kegiatan usaha tempe merupakan faktor yang sangat
lebih lama akan lebih mudah mengantisipasi berbagai kendala yang dihadapi
keterampilan yang sangat berharga dibidang usaha tempe. Berikut jumlah dan
i
Tabel 4. Pengalaman Responden dalam Menjalankan Produksi Tempe
pengalaman kerja di usaha produksi tempe kurang dari 1 tahun berjumlah 3 orang
orang atau 33,34%, dan responden yang memiliki pengalaman diatas 3 tahun
atau 66,64%.
i
4.2.4 Peralatan Usaha
Sabar terdiri dari mesin dan peralatan-peralatan pendukung lainnya. Daftar mesin
dan alat yang digunakan untuk usaha pembuatan tempe dapat dilihat pada tabel di
bawah ini
6 Drum 7 buah
8 Terpal 1 buah
Produksi dilakukan setiap hari, kegiatan ini rutin dilaksanakan mulai jam
05.00 – 14.00 oleh oleh lima orang karyawan sebagai pekerja produksi dari
untuk proses peragian, proses peragian kacang kedelai dan pengemasan, tahapan-
i
a. Kacang kedelai dibersihkan dari bahan-bahan lain yang tercampur, kemudian
b. Perendaman kacang kedelai yang telah dicuci bersih selama paling kurang 3
jam dengan air panas yang sudah mendidih untuk proses hidrasi agar kacang
d. Kacang kedelai kemudian, cuci atau bilas dengan menggunakan air bersih.
f. Setelah kacang kedelai terasa empuk, tuangkan kacang kedelai tersebut pada
tampah atau tempat penirisan yang telah dibersihkan, lalu diangin anginkan
lakukan proses peragian. Penaburan ragi tempe yang telah disiapkan sedikit
demi sedikit sambil diadukduk supaya merata takaran (0,5 gram ragi temped
gram.
lilin..
i
4.3.2 Jenis Produk
Dalam proses produksi usaha tempe Sabar selama bulan juni 2021usaha
periode produksi juni 2021 menghasilakan tempe ukuran panjang (29,5 cm x 8,5
cm) sejumlah 7.182 bungkus dan ukuran pendek (10cm x 8,5cm) sejumlah 39.925
bungkus. Total dari hasil kedua produksi produk tempe tersebut sejumlah 47.107
bungkus. Adapun rincian jumlah hasil produksi tempe setiap harinya selama
i
Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah- rubah atau biaya yang tidak
tergantung pada volume produksi. Biaya tetap pada usaha tempe Sabar terdiri dari
a. Biaya Listrik
Biaya listrik pada tempat produksi usaha tempe Sabar digunakan untuk
kipas angin selama satu sampai dua jam, juga untuk penerangan kamar karyawan
yang tinggal di dalam gedung tempat usaha tempe. Biaya tagihan listrik selama
menengah (UKM), usaha tempe Sabar selama ini rutin membayar pajak dengan
bulan, namun terkadang menyetorknnya secara kolektif setiap empat atau enam
Usaha tempe sabar membayar pajak bumi dan bangunan (PBB) untuk
bangunan tempat produksi tempe yang berukuran 20M2 x 8M2 yang berdiri di
i
atas tanah seluas 25m2 X 14m2 setiap tahunnya senilai Rp.400.000,- atau rata-rata
Nilai penyusutan alat setiap bulan untuk semua peralatan yang digunakan adalah
senilai Rp. 216.219,-. Adapun rincian dan uaraian nilai penyusutan setiap alat
Uraian rincian biaya tetap (fixed cost) usaha tempe Sabar selama bulan
tempe usaha Tempe Sabar yang terdiri dari biaya listrik, pajak penghasilan, pajak
bumi dan bagunan dan biaya penyusutan alat selama satu bulan adalah senilai Rp.
489.219,-. Adapun biaya tetap secara terperinci dapat di lihat pada lampiran 5.
i
4.4.2 Biaya Variabel (Total Variable Cost)
Biaya variabel total (Total Variable Cost) adalah biaya yang besarnya
variable akan naik jika jumlah output yang dihasilkan bertambah dan akan turun
jika output yang dihasilkan berkurang. Biaya variabel sebanding dengan output
yang dihasilkan , biaya bahan penolong, biaya bahan bakar, biaya pengemasan
a. Kedelai
Setiap bulan usaha tempe Sabar membeli kedelai impor dari luar negeri pada
distributor yang sudah menjadi langganan usaha tempe. Bahan baku dibeli di agen
Berdasarkan Tabel 19, dapat di ketahui bahwa usaha tempe Sabar dalam
poses produksi tempe selama bulan juni 2021 menghabiskan 4.461Kg kedelai
dengan harga pembelian Rp.11.200 per kilogram, untuk lebih rincinya data
jumlah kedelai yang digunakan untuk produksi tempe setiap harinya selama bulan
i
b. Ragi dan Tepung Beras
Juni 2021 ( selama 30 hari proses produksi) adalah seperti pada table 10 dibawah
ini.
Tabel 10. Biaya Ragi dan Tepung Beras Usaha Tempe Sabar Bulan Juni
2021
Berdasarkan Tabel 10, dapat diketahui bahwa selama satu bulan masa
produksi periode juni 2021 menghabiskan ragi sebanyak 8kg dengan harga
pembelian Rp.40.000,- per kilogram sehingga jumlah harga total pembelian ragi
harga pembelian Rp.11.000,- per kilogram sehingga total harga pembelian tepung
c. Pembelian Air
menggunakan air bersih yang di beli menggunakan mobil tangki 1200L setiap
tangkinya dengan harga 40.000 / tangki. Kebutuhan air bersih usaha tempe sabar
selama bulan juni 2021 sejumlah 50 Tangki atau sejumlah 60 Kubik dengan nilai
i
d. Bahan Bakar Minyak (Solar)
Bahan Bakar Minyak yaitu terdiri dari solar atau diesel dalam produksi
usaha tempe Sabar di gunakan untuk bahan bakar mesin penggiling kedelai.
Adapun total bahan bakar solar yang di habiskan selama produksi bulan juni 2021
sebanyak 50 Liter atau rata-rata 1,6 Liter perhari dengan harga pembelian
Rp.9.300 per liter. Total biaya bahan bakar solar dalam produksi usaha tempe
Proes produksi usaha tempe Sabar anatra lain ialah proses perebusan
kedelai. Adapun bahan bakar yang digunakan untuk proses merebus kedelai masih
menggunkan bahan bakar tradisional yaitu kayu bakar. Kayu bakar dibeli dari
penjual kayu bakar terdekat dari lokasi pembuatan tempe. Adapaun biaya yang di
gunakan untuk pembelian kayu bakar selama masa produksi bulan juni 2021
f. Biaya Pengemasan
yang digunakan untuk membeli plastik dan lilin. Plastik dibeli secara bersamaan
dan dihitung menurut jumlahyang dibeli dapat di lihat pada tabel 12 dibawah ini.
i
Sumber : Analisis Data Primer
Berdasarkan Tabel 11, dapat di ketahui bawah usaha tempe Sabar membeli
plastik sebanyak dua bal dengan total harga Rp. 640.000,- untuk pemakaian 1
bulan, selain itu lilin di beli sekaligus untuk pemakaian 1 bulan sebanyak 10 pack
g. Biaya Transportasi
menggunakan mobil pick up, selain itu, mobil juga di gunakan untuk mengangkut
kayu bakar yang di beli dari penjual kayu bakar terdekat . Biaya bahan bakar
minyak kendaran atau bensin dalam satu minggu adalah Rp. 250.000 setiap
minggunya atau Rp. 1.000.000 per bulan atau bila di hitung dari harga pembelian
dengan harga 7850 per liter maka total penggunaan bensin dalam satu bulan
Tenaga kerja di usaha tempe Sabar berjumlah 5 orang dengan upah yang
dibayarkan per bulan dengan jam kerja yang berbeda-beda dan nominal gaji yang
berbeda sesuai bidang pekerjaan yang mereka tangani. Besar biaya tenaga kerja
untuk satu bulan pada keseluruhan pekerja adalah Rp. Rp. 7.000.000,-.
Uraian rincian biaya variabel diatas, total biaya variabel usaha tempe
Sabar selama masa produksi bulan Juni 2021 dapat di rincikan sebagaimana table
13 di bawah ini.
i
No Jenis Biaya Jumlah (Rp)
1 Kedelai 49.963.000,-
2 Ragi 160.000,-
3 Tepung Beras 143.000,-
4 Biaya Pembelian Air 2.000.000,-
5 Biaya Kayu Bakar 3.000.000,-
6 Bahan Bakar Minyak 465.000,-
6 Biaya Pengemasan 790.000,-
7 Biaya Transportasi 1.000.000,-
8 Biaya Tenaga Kerja 7.000.000,-
9 TOTAL BIAYA 64.521.000,-
Sumber Analisis Data Primer, 2021
produksi usaha tempe Sabar selama bulan juni 2021 sebanyak Rp. 64.521.000,-
Biaya total adalah semua biaya yang digunakan dalam usaha pembuatan
tempe meliputi total biaya tetap dan total biaya variabel. Besar biaya total yang
dikeluarkan oleh usaha tempe Sabar selama masa produksi 30 haridi bulan Juni
Betdasarkan Tabel 13, dapat diketahui bahwa biaya tetap usaha tempe
Sabar selama periode produksi juni 2021 adalah sejumlah Rp. 489.219,- dan baiya
variabel sejumlah Rp. 64.551.000,- , sehingga jumlah biaya total produksi usaha
i
tempe Sabar selama bulan juni 2021 adalah sebesar Rp. 65.010.219,-. Semakin
bertambahnya jumlah produksi, maka biaya produksi yang dibutuhkan juga akan
seluruh hasil produksi dengan harga jual produksi yang berlaku di pasaran selama
satu bulan total proses produksi. Tempe yang dihasilkan pada usaha ini
diproduksikan dalam dua jenis bentuk tempe yang sudah terbungkus dalam plastik
yaitu tempe ukuran pendek (10cm x 8,5) dan ukuran panjang (29,5cm x 8,5cm).
Adapun jumlah total penerimaan usaha tempe Sabar selama bulan juni 2021 dapat
Tempe Sabar selama periode produksi juni 2021 terdii dari hasil penjualan dua
jenis produk tempe yaitu tempe ukuran panjang sejumlah 7.182 bungkus dengan
harga jual Rp.4.000,- per bungkus dan tempe ukuran pendek sejumlah 39.935
bungkus dengan harga jual Rp.1.250,- per bungkus. Sehingga total penerimaan
i
usaha tempe Sabar senilai Rp.78.634.000,-. Adapun rincian perhitungan
penerimaan usaha tempe Sabar menggunakan rumus 2 dapat dilihat pada lampiran
9.
produksi merupakan selisih antara seluruh penerimaan dengan biaya total yang
78.634.000,- dan total biaya yaitu teridiri dari total biaya tetap dan biaya variable
adalah sebesar Rp. 65.010.219,- Sehingga selama periode bulan Juni 2021 ( 30
hari produksi) dari hasil usaha pembuatan tempe Sabar didapatkan keuntungan
i
4.8 Kelayakan Usaha (Revenue Cost Ratio)
dengan biaya (Cost). Bila nilai RCR lebih besar daripada satu maka usaha tersebut
layak, bila nilai RCR sama dengan satu berarti usaha tersebut tidak mengalami
keuntungan atau kerugian dan apabila nilai RCR kurang dari satu, maka usaha
tersebut tidak layak untuk diteruskan. Secara matematis dapat digunakan rumus
sebagai berikut:
= 78.634.000 ,- / 65.010.219,-
= 1,20
Hal ini menunjukan bahwa setiap Rp.1,00 biaya yang dikeluarkan untuk
usaha pembuatan tempe Sabar akan memberikan penerimaan sebesar Rp. 1,20.
Karena R/Ratio>1 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa usaha pembuatan tempe
ini layak untuk diteruskan karena menguntungkan dan telah layak secara .
i
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Besarnya pendapatan usaha tempe Sabar selama Bulan Juni 2021 masa
2. Analisis kelayakan usaha .atau R/C pada usaha tempe Sabar dengan nilai R/C
ratio adalah 1,20. Artinya usaha tempe Sabar sudah layak dijalankan karena
5.2 Saran
berikut :
i
DAFTAR PUSTAKA
Arief, 2010. Analisa Usaha Budidaya Lobster Laut (Panulirus SP) Untuk Skala
Menengah. Indonesia. Nusa tenggara barat.
Kasmir dan Jakfar. 2008. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta. Edisi-2. Kencana,
Kasmir. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta. Raja Grafindo
Persada.
Khasmir. 2006. Manajemen Perbankan. Jakarta: Radja Grafindo Persada
Makeham PJ, Malcolm RL. 2001. Manajemen Usahatani Daerah Tropis. Jakarta:
LP3ES.
Maryatno dan Y. SriSusilo. 2006. Tulisan dari masalah Usaha Kecil sampai
Masalah Ekonomi Makro. Yogyakarta. Universitas Atma Jaya.
Mulyadi, Ajang. 2002. Akunansi Biaya. Yogyakarta. Ed. Ke-5. Aditya Media.
i
Rahardi, F dan Hartanto, Rudi, 2003. Agribisnis Peternakan. Jakarta.Penebar
Swadaya.
i
Lampiran 1 : Daftar Kuesioner Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usaha
Tempe Sabar
A. Identitas Responden
2. Umur : …………………..
i
d) Penyusutan Alat : Rp ………………………
2. Biaya Variable
a) Kedelai : Rp …………………….
b) Ragi : Rp …………………….
c) Tepung Beras : Rp …………………….
d) Air Bersih : Rp …………………….
e) Kayu Bakar : Rp …………………….
f) Bahan Bakar : Rp …………………….
g) Pengemasan : Rp …………………….
h) Transportasi : Rp ……………………..
i) Kayu Bakar : Rp ……………………..
j) Tenaga Kerja : Rp ……………………..
D. Untuk mengetahui pendapatan usaha tempe maka data yang di butuhkan
adalah :
1. Proses Produksi :
2. Jenis Produk :
3. Jumlah Produksi :
4. Harga Jual :
5. Pemasaran :
i
Lampiran 2 : Identitas Responden pada Usaha Tempe Sabar di
KeluraahanKatobengke Kecaamatan Betoambari Kota
Baubau
i
Lampiran 3 : Rincian Jumlah Produksi Usaha Tempe
i
Lampiran 6 : Rincian Penggunaan dan Biaya Bahan Baku Kedelai Usaha
Tempe Sabar Periode Juni 2021
Harga
Waktu Total Harga Pembelian
No Kedelai Pembelian
Produksi
(Kg) Per Kg (Rp)
1 1 Juni 2021 164 11.200 1,836,000
2 2 Juni 2021 167 11.200 1,870,400
3 3 Juni 2021 123 11.200 1,377,000
4 4 Juni 2021 114 11.200 1,276,800
5 5 Juni 2021 115 11.200 1,288,000
6 6 Juni 2021 143 11.200 1,601,600
7 7 Juni 2021 147 11.200 1,646,400
8 8 Juni 2021 137 11.200 1,534,400
9 9 Juni 2021 130 11.200 1,456,000
10 10 Juni 2021 135 11.200 1,512,000
11 11 Juni 2021 154 11.200 1,724,000
12 12 Juni 2021 148 11.200 1,657,500
13 13 Juni 2021 149 11.200 1,668,800
14 14 Juni 2021 150 11.200 1,680,000
15 15 Juni 2021 151 11.200 1,691,200
16 16 Juni 2021 116 11.200 1,299,200
17 17 Juni 2021 143 11.200 1,601,000
18 18 Juni 2021 142 11.200 1,590,400
19 19 Juni 2021 146 11.200 1,635,000
20 20 Juni 2021 153 11.200 1,713,600
21 21 Juni 2021 166 11.200 1,859,200
22 22 Juni 2021 157 11.200 1,758,400
23 23 Juni 2021 163 11.200 1,825,600
24 24 Juni 2021 161 11.200 1,803,200
25 25 Juni 2021 142 11.200 1,590,400
26 26 Juni 2021 165 11.200 1,848,000
27 27 Juni 2021 164 11.200 1,836,800
28 28 Juni 2021 168 11.200 1,881,600
29 29 Juni 2021 173 11.200 1,937,600
30 30 Juni 2021 175 11.200 1,960,000
31 Jumlah 4,461 49,963,000
i
Lampiran 7 : Rincian Biaya Variabel Usaha Tempe Sabar Periode Produksi bulan
Juni 2021
i
Lampiran 8 : Total Biaya Produksi Usaha Tepe Sabar dalam Periode
Produksi Juni 2021
Rumus :
TC = VC + FC
= Rp. 65.010.219
Keterangan :
i
i
Lampiran 10 : Pendapatan Usaha Tempe Sabar Periode Produksi Juni 2021
Rumus : Ԥ= TR – TC
= Rp.13.623.781,-
Keterangan :
Ԥ = Pendapatan
i
Lampiran 11 : Analisis Kelayakan Usaha Tempe Sabar
Rumus :
TR
R/C =
TC
R/C Ratio = Rp.78.634.000 .
Rp. 65.010.219
Keterangan :
i
Lampiran 12 : Dokumentasi Penelitian
i
Gambar 4 : Proses Perendaman Pertama Kedelai dengan Air Panas
i
Gambar 7 : Tungku Tempat Pemasakan Kedelai
i
Gambar 11 : Proses Peragian
i
i