Anda di halaman 1dari 4

RANCANGAN PENELITIAN

Nama : Sitti Kamaria


Nim : G2J121019

Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) adalah badan usaha yang mengelola
air minum untuk keperluan masyarakat dalam bentuk curah dan tidak dikemas.
Ditinjau dari harganya air minum isi ulang (AMIU) lebih murah dari AMDK (air
minum dalam kemasan). Air minum isi ulang terbilang terjangkau tapi untuk
kesehatan dan kelayakan menjadi air minum belum bisa dipastikan kualitasnya.
Banyak ditemukan ada beberapa depot air minum isi ulang yang terdeteksi
mengandung bakteriologi air (Nurlila, dkk, 2018). Penelitian yang dilakukan Yuli
Pratiwi di depot air minum isi ulang di Kec. Gondokusuman Yogyakarta, pada
tahun 2014 menemukan ternyata 44,4% (4 depot) masih mengandung bakteri
koliform (total bakteri koliform), sedang yang mengandung E. coli (koli tinja)
hanya 11,1 % (Yuli, 2014). Penelitian tersebut membuktikan beberapa air minum
isi ulang yang beredar dimasyarakat telah tercemar.
Escherichia coli terdapat di usus manusia dan hewan yang akan
dikeluarkan melalui tinja. Mikroorganisme patogen yang terkandung dalam tinja
dapat menularkan beragam penyakit bila masuk ke tubuh manusia. Bakteri
Escherichia coli termasuk bakteri petogen yang dapat menyebabkan keluhan
diare. Penyakit ini adalah salah satu dari banyak penyakit lain yang dapat
disebabkan oleh buruknya kualitas air minum secara mikrobiologis. Escherichia
coli menjadi salah satu parameter mikrobiologis kualitas air minum.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.
907/Menkes/SK/VII/2002, salah satu parameter mikrobiologi air minum yang
wajib dipenuhi adalah batas minimum kandungan bakteri E. coli sebanyak 0 per
100 ml. Persyaratan kualitas air minum yang dimaksud meliputi persyaratan fisik,
kimiawi, bakteriologis dan radioaktif. Persyaratan fisik meliputi parameter warna,
suhu, kekeruhan, rasa dan bau. Persyaratan kimia meliputi parameter bahan kimia
organik, anorganik, pestisida, disinfektan dan hasil sampingannya. Sedangkan
persyaratan bakteriologis meliputi Escherichia coli (E.coli) atau bakteri tinja dan
total bakteri Coliform (Menkes, 2002). Menurut Madigan, jika bakteri E. coli
ditemukan di dalam air, dapat menandakan adanya kontaminasi tinja dan air
tersebut tidak aman untuk dikonsumsi (Muzajjanah, 2016).
Hasil penelusuran beberapa sumber faktor lain penyebab air minum isi
ulang terkontaminasi bakteri yaitu peralatan yang digunakan dan para pekerja di
depot air minum isi ulang. Untuk menjaga kualitas air minum aman dikonsumsi
harus memenuhi standar higiene dan sanitasi depot air minum yang meliputi
tenaga kerja yang sehat, berperilaku bersih, peralatan yang aman, serta air baku
yang berasal dari sumber air bersih dan pengawasan yang berjalan terus menerus
untuk menjamin mutu air produksi depot air minum (Faisal, 2012).
Hal di atas digambarkan dalam hasil pemeriksaan kualitas depot air
minum isi ulang oleh pihak Puskesmas Lepo-Lepo bahwa yang pertama hasil
hygiene sanitasi DAMIU di Kecamatan Baruga dari 20 depot yang di amati masih
kurang baik, sesuai data yang ada pada hygiene sanitasi tempat terdapat 53%
depot yang tidak memenuhi persyaratan hygieni sanitasi, pada hygieni sanitasi
pelataran cukup baik sesuai data terdapat persentase yang memenuhi syarat
mencapai 95% dan untuk hygiene penjamah/operator cukup baik dengan
persentase memenuhi syarat sebesar 74%. Yang kedua terdapat 20 Depot air
minum isi ulang, dengan total air baku terdapat 18 (90%) DAMIU tidak
terkontaminasi oleh bakteri E. coli dan 2 (10%) depot terkontaminasi bakteri E.
coli. Sedangkan pada air jadi terdapat 12 (60%) DAMIU yang tidak
terkontaminasi dan 8 (40%) DAMIU yang terkontaminasi oleh bakteri E. coli.
Analisis kualitas bakteriologis merupakan suatu cara yang digunakan
untuk mendeteksi kualitas air minum isi ulang dengan menggunakan bakteri E.
coli sebagai parameter jika air tersebut tercemar. Bakteri E. coli termasuk kedalam
kingdom monera yang merupakan mahkluk hidup yang bersel prokariotik tunggal.
Untuk menganalisis kualitas bakteriologis air minum menggunakan metode most
probable number (MPN). MPN merupakan metode perkiraan jumlah individu
bakteri (SNI, 2009).
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini mengkaji tentang
bagaimana kualitas air minum isi ulang dengan melihat ada tidaknya bakteri E.
coli dan pengelolahan sanitasi depot berpengaruh terhadap kualitas dari air minum
isi ulang. Berdasarkan hasil penulusuran untuk wilayah Baruga penelitian ini
masih jarang dilakukan. Maka dari itu, penelitian ini penting dilakukan untuk
mengetahui kualitas bakteiologis air minum isi ulang di Kecamatan Baruga.
Selain itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada masyarakat
agar lebih selektif dalam memilih air minum isi ulang.
Selain itu, hasil dari penelitian ini akan dibuatkan bahan ajar berupa buku
panduan praktikum yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan khsuusnya
pada pencemaran air. Pencemaran air ini masuk daam materi kelas X SMA
semester 1 (satu). Manfaat lain yang diharapkan dengan adanya buku panduan ini
akan memberikan subansi pada proses pembelajaran siswa yang lebih menarik,
dan meningkatkan rasa peduli akan lingkungan.
Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah di dalam air minum isi ulang
yang tersebar di masyarakat terbebas dari bakteri E. coli dan bakteri lainnnya,
perlu adanya kajian mengenai analisis kualitas kandungan E. coli pada air minum
isi ulang. Maka peneliti ingin meneliti hal tersebut disertai dengan gambaran
higienitas sanitasi depot air minum isi ulang. Hal inilah yang mendasari peneliti
untuk melakukan penelitian di Kecamatan Baruga tentang “Analisis Kualitas
Kandungan Bakteri Escherichia coli pada Depot Air Minum Isi Ulang Di
Kecamatan Baruga Kota Kendari”.

Daftar Pustaka
Faisal, F., 2012. Gambaran Kondisi Higiene dan Sanitasi Depot Terhadap
Kualitas Fisik Air pada Depot Air Minum di Kecamatan Manggala Kota
Makassar Tahun 2012 (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar).
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Surat keputusan Menteri kesehatan
Republik Indonesia No.907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat
dan pengawasan kualitas air minum. 2002.
Muzajjanah, Yoswita Rustam, dkk. Deteksi Bakteri Escherichia Coli Dalam Air
Minum Isi Ulang Yang Disterilisasi Ultraviolet Di Wilayah Kecamatan
Jagakarsa. (Jurnal Bioma, VOL 12, No. 1, 2016).
Nurlila, Umi Ratna, dkk. 2018. Hygiene and Sanitation Management of Drinking
Water Refill Depots for Feasibility Consumption in Kendari City,
Indonesia. Department of Environmental Health, Faculty of Public
Health, Hasanuddin University, Makassar
Yuli Pratiwi. Pemeriksaan Bakteriologis Air Minum Dari Depot Air Minum Isi
Ulang Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (Snast),
(T Akprind : Yogyakarta 2014).

Anda mungkin juga menyukai