PENDAHULUAN
jenis penyedap makanan berbentuk padat, berbau khas hasil fermentasi udang/ika
n atau campuran keduanya dengan garam atau bahan tambahan lainnya. Merupaka
penjemuran,
dan penggilingan diikuti dengan proses fermentasi yang berlangsung secara spont
Pembentukan citarasa spesifik terjadi karena perombakan protein, karbohi
drat dan lemak pada bahan dasar oleh bakteri fermentatif yang halofil bersifat aero
b dan anerob dan jenis bakteri tersebut adalah kelompok halofilik dan Lactobacill
dan Aerococcus. Produk terasi secara tradisional memiliki kualitas yang bervariasi
dibiarkan tumbuh secara alami sesuai dengan lingkungan tanpa inokulasi. Trisnow
kadar air dan kadar abu tetapi mempengaruhi kadar protein terlarut, kadar garam,
pH, dan organoleptik.
halnya asam laktat lain dari genera Aerococci dan Tetragenococcus. Pediococcus
2.1. Tujuan
Tujuan dari praktikum teknik fermentasi dalam pembuatan terasi dari udang
rebon yaitu untuk mengetahui mana perlakuan terbaik dari penambahan garam
bumbu atau penyedap rasa. Terasi yang bermutu baik mempunyai kekhasan yang
terletak pada citarasa, bau yang enak dan warnanya yang kemerahan. Mutu terasi
ditentukan oleh kenampakan, bau, warna, ada tidaknya serangga, ulat, dan
digunakan. Semakin segar dan seragam bahan baku maka akan didapat terasi yang
kompleks terutama protein menjadi senyawa yang lebih sederhana (asam amino)
dalam keadaan terkontrol melalui proses penguraian secara biologis atau semi
atau negatif. Bakteri tersebut dapat tumbuh akibat penanganan yang kurang baik
terasi yang tidak terdapat cemaran bakteri patogen., penggunaan garam pada
merupakan media pertumbuhan dan berkembang biak bagi bakteri. Ketika garam
ditambahkan pada terasi, garam menarik air dari dalam bahan sehingga media
fermentasi dapat juga dilakukan dengan bantuan enzim atau fermen yang berasal
dari dalam tubuh ikan itu sendiri. enzim protease endogenous atau golongan
dan pakan hewan. Proses fermentasi terasi akan terjadi perubahan-perubahan fisik,
paling dominan adalah perubahan kimiawi oleh enzim dari udang, rebon atau ikan
itu sendiri, hal ini diduga bahwa kualitas terasi udang rebon dapat dipengaruhi
oleh konsentrasi garam dan lama proses fermentasi untuk menghasilkan cita rasa
Ada dua macam terasi di perdagangkan di pasar, yaitu terasi udang dan
terasi ikan. Jenis terasi udang umumnya mempunyai warna cokelat kemerahan
pada produk yang dihasilkan, sedangkan pada terasi ikan hasilnya berwarna
produk yang khas serta memiliki daya awet yang tinggi. Terasi memiliki bau khas
yang tajam dan biasanya digunakan untuk membuat sambal terasi atau yang dit
awetan ikan-ikan kecil atau rebon yang telah diolah melalui proses pemeraman
tinggi sehingga menyebabkan proses penyerapan air yang bebas dalam daging
udang.Terasi atau belacan adalah bumbu masak yang dibuat dari ikan dan atau
udang renik yang difermentasikan, berbentuk seperti pasta dan berwarna hitam-
kelabu dengan sirip kemerah-merahan yang biasa disebut rebon atau bisa juga
Fakultas Teknologi dan Industri Pertanian, Universitas Halu Oleo. Pada hari
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu Udang Rebon kering,
Garam.
3. 3. Prosedur Kerja
Prosedur kerja praktikum Uji Fisiologi dan Biokimia Bakteri yaitu sebagai
berikut:
1. udang rebon dijemur dibawah terik matahari selama 2-3 hari, kemudian udang
digunakan sesuai dosis,di atas dosis, dan di bawah dosis. Dosis penambahan
garam yaitu 10%, 20%, 30% dari total berat bahan baku. Tiap jenis dosis
4. perlakuan lama fermentasi yang akan dilakukan pada tiga taraf lama
kali ulangan.
5. terasi yang sudah kering dihancurkan dan disangrai dengan api sedang,
kemudian didinginkan selama 15 menit, lalu diblender hingga menjadi bubuk dan
6. pengujian organoleptik uji hedonik (kesukaan) pada produk terasi pada kualitas
suka,sangat tidak suka dan amat sangat tidak suka yang akan dinilai oleh panelis
Apri Dwi Anggo, dkk. 2014. Mutu Organoleptik dan Kimiawi Terasi Udang
Rebon dengan Kadar Garam Berbeda dan Lama Fermentasi. JPHPI 2014,
Volume 17 Nomor 1. Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Jurusan
Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro,
UNDIP Tembalang Semarang.
Christanti, A.D. 2006. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Halotoleran Pada Terasi.
[Skripsi]. Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, IPB, Bogor.
Islamirisya, N., 2009. Perubahan Warna Pada Terasi. http://duniamikro. blogspot.
com/2009/04/pe rubahan-warna-padaterasi. html. Diakses tanggal 13
Oktober 2009.
Mafflahah, Iffan. 2013. Kajian Potensi Usaha Pembuatan Terasi Udang Studi
Kasus Desa Bantelan, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Sumenep. Agrointek
Vol. 7 No.2.
Yubiar. 2013. Penerapan Produksi Bersih Pada Industri Pengolahan Terasi Skala
Rumah Tangga di Dusun Selangan Laut Pesisir Bontang. Jurnal Ilmu
Perikanan Tropis Vol. 18. No. 2
Lampiran
Keterangan: keterangan:
Keterangan : keterangan:
Keterangan: keterangan: