Anda di halaman 1dari 8

KUANTITASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT SERTA

KONSENTRASI ASAM LAKTAT DARI FERMENTASI IKAN GABUS (Channa striata),


IKAN NILA (Oreochromis niloticus), DAN IKAN SEPAT (Trichogaster trichopterus)
PADA PEMBUATAN BEKASAM

Dewi Novianti
e-mail: dewinovianti1980@gmail.com

Dosen Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas PGRI Palembang

ABSTRACT

This study aims to determine the quantitation of lactic acid bacteria and lactic acid
bacteria as well as identify the concentration of lactic acid produced from fermented catfish
(Channa striata), tilapia (Oreochromis niloticus), and fish Sepat (Trichogaster trichopterus) on
maked bekasam (fish fermented). This research was conducted at the Center for Health
Laboratory Palembang on July till August 2009 . Research used titrimetric method for
determining the levels of lactic acid. Total Plate Count method to determine the amount
of lactic acid forming bacteria, while the identification of lactic acid bacteria is done
through biochemical tests and test the differential characteristics of lactic acid forming
bacteria . The highest content of lactic acid bacteria is 124.904 x 103 colonies/ml and the
highest levels of lactic acid is 6.363% derived from Sepat fermented fish. Sepat fermented fish
and tilapia on making bekasam found lactic acid bacteria of the genus Lactobacillus sp,
Pediococcus sp and Streptococcus sp. While the results of fermentation bekasam found only in
fish cork lactic acid bacteria of the genus Lactobacillus and Streptococcus sp.

Keywords: fermentation, bekasam, identification, lactic acid bacteria,

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuantitasi bakteri asam laktat dan
mengidentifikasi bakteri asam laktat serta konsentrasi asam laktat yang dihasilkan dari
fermentasi ikan gabus (Channa striata), ikan nila (Oreochromis niloticus), dan ikan sepat
(Trichogaster trichopterus) pada pembuatan bekasam. Penelitian ini dilakukan di Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Palembang pada bulan Juli hingga Agustus 2009. Penelitian
menggunakan metode titrimetri untuk menentukan kadar asam laktat, metode Angka Lempeng
Total untuk menentukan jumlah bakteri pembentuk asam laktat, sedangkan identifikasi bakteri
asam laktat dilakukan melalui uji biokimia dan uji karakteristik differensial bakteri pembentuk
asam laktat. Kandungan bakteri asam laktat tertinggi adalah 124,904 x 103 koloni/ml dan kadar
asam laktat tertinggi adalah 6,363% berasal dari bekasam ikan sepat. Hasil fermentasi ikan sepat
dan ikan nila pada pembuatan bekasam ditemukan bakteri asam laktat dari genus Lactobacillus
sp, Pediococcus sp, dan Streptococcus sp. Sedangkan dari hasil fermentasi bekasam pada ikan
gabus hanya ditemukan bakteri asam laktat dari genus Lactobacillus sp dan Streptococcus sp.

Kata kunci: fermentasi,bekasam, identifikasi, bakteri asam laktat


PENDAHULUAN tekstur yang khas, serta aman dikonsumsi
karena bakteri yang tumbuh adalah
Ikan air tawar merupakan hasil bakteri yang tidak berbahaya bahkan
perikanan utama di Sumatera Selatan merupakan golongan bakteri yang dapat
dibandingkan ikan hasil laut. Hal ini membantu proses pencernaan. Namun
disebabkan karena kondisi geografis demikian selama ini bekasam hanya dikenal
Sumatera Selatan yang dialiri oleh sungai dan disukai sebagian masyarakat saja. Ikan
Musi dengan banyak anak sungai yang yang dapat digunakan sebagai bekasam
melingkupi daerah Sumatera Selatan. Ikan merupakan jenis ikan air tawar seperti
gabus, ikan sepat dan ikan nila merupakan ikan lele, ikan mas, ikan tawes, ikan gabus,
hasil perikanan yang banyak dihasilkan. ikan nila, ikan sepat dan ikan mujair
Ikan-ikan ini selain mempunyai kandungan (Adawiyah, 2007).
gizi yang tinggi juga memiliki harga yang Hasil penelitian Yahya et al (1997),
terjangkau untuk konsumsi masyarakat bakteri yang terdapat pada bekasam adalah
sehari-hari. Namun ikan-ikan ini dari genus Lactobacillus sp, Pediococcus sp,
mempunyai sifat mudah rusak dan busuk Streptococcus sp dan Leuconostoc sp.
jika tidak dilakukan pengolahan segera Golongan bakteri yang berperan dalam
ataupun disimpan pada lemari pendingin, fermentasi pada proses pembuatan bekasam
sehingga diperlukan pengolahan yang adalah bakteri asam laktat. Bakteri asam
memadai agar hasil perikanan ini tetap laktat merupakan bakteri gram positif,
berkualitas baik dan berdaya awet tinggi katalase negatif, tidak membentuk spora,
supaya dapat dipasarkan pada waktu yang berbentuk bulat atau batang yang
lama. memproduksi asam laktat sebagai produk
Salah satu usaha pengolahan produk akhir metabolik utama selama fermentasi
hasil ikan yakni dengan cara fermentasi. karbohidrat (Stiles dan Holzapfel, 1997).
Fermentasi ialah proses secara anaerob Bakteri asam laktat pada bekasam
yang menghasilkan berbagai produk yang menghidrolisis protein dan karbohidrat.
melibatkan aktivitas mikroba atau Terbentuknya senyawa-senyawa sederhana
ekstraknya dengan aktivitas mikroba baik asam amino maupun karbohidrat
terkontrol. Salah satu produk fermentasi sederhana akan menyebabkan
ikan yang khas di Palembang yaitu peningkatan nilai gizi dan nilai cerna
bekasam. Bekasam merupakan makanan bekasam. Secara umum setelah ikan diolah
tradisional khas Palembang yang dibuat dari menjadi bekasam terjadi peningkatan nilai
ikan dengan penambahan nasi sebagai gizi pada protein yakni lebih kurang 25%
sumber karbohidrat dan garam yang dari kadar sebelumnya, terjadinya penurunan
difermentasi selama 4 sampai 7 hari pada jumlah karbohidrat, serta terjadinya
kondisi anaerob dengan suhu 300C sampai penurunan nilai pH sehingga menghambat
400C. Keuntungan proses pengolahan pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan.
bekasam yaitu biaya tidak mahal, Disamping peran utama bakteri asam laktat
menghasilkan bahan buangan dalam jumlah dalam fermentasi makanan, bakteri asam
sedikit, produk olahan mudah dicerna dan laktat yang dikonsumsi tetap hidup di dalam
mudah diterapkan secara tradisional. Nilai saluran pencernaan yang memberikan
gizi bekasam cukup tinggi, sifat kontribusi positif bagi kesehatan melalui
organoleptik meliputi rasa, aroma dan
aktivitas metabolismenya dan dikenal sebanyak 3 kali. Masing masing perlakuan
memberikan efek probiotik (Fardiaz, 1992). tersebut adalah sebagai berikut:
Perbedaan jenis ikan pada pembuatan P1 = Ikan Gabus
bekasam diduga akan mempengaruhi jumlah P2 = Ikan Nila
bakteri asam laktat dan jenis bakteri yang P3 = Ikan Sepat
tumbuh serta kadar asam laktat yang
dihasilkan. Jenis bakteri yang terkandung Pembuatan bekasam
dalam bekasam berpengaruh penting dalam Ikan dibersihkan dari sisik, insang dan
proses fermentasi. Kandungan bakteri asam isi perut, lalu dilakukan pencucian dan
laktat yang tinggi mengindikasikan jumlah penirisan selama 15 menit, kemudian
kadar asam laktat yang juga tinggi. ditimbang masing-masing sebanyak 1 kg
Berdasarkan uraian ini, maka perlu pada masing-masing ikan. Masing-masing
dilakukan penelitian tentang kuantitasi dan ikan dicampurkan dengan 250 gr nasi dan
identifikasi bakteri asam laktat serta 100 gr garam kemudian diremas-remas dan
konsentrasi asam laktat yang dihasilkan dari dimasukkan ke dalam toples tertutup rapat
fermentasi ikan gabus, ikan nila, dan ikan kemudian difermentasi pada suhu kamar
sepat pada pembuatan bekasam. selama 7 hari.
Setelah 1 minggu ikan menjadi
bekasam masing-masing dilakukan
BAHAN DAN METODE penghancuran dan homogenisasi dengan
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan menggunakan stomacher. Pembiakan bakteri
Juli hingga Agustus 2009. Alat-alat yang asam laktat dilakukan dengan menggunakan
digunakan antara lain: autoclaf, biuret, media MRS Agar dan MRS cair. Penentuan
bunsen, cawan petri, colony counter, kadar asam total dilakukan dengan metode
erlenmeyer 250 ml, inkubator, kaca penutup, titrimetri dengan menggunakan larutan
kertas saring, labu ukur, mikroskop, pipet NaOH standar sebagai Pentiter.
volume, pipet tetes, stomacher, stoples, Identifikasi bakteri dilakukan dengan
tabung durham, dan tabung reaksi. pewarnaan gram, pengamatan morfologi
Sedangkan bahan yang digunakan antara koloni bakteri, uji biokimia, dan uji
lain Aquadest, Agar Bacteriological, Bile karakteristik-karakteristik diferensialnya
Esculin, Buillon, Crystal Violet, garam, ikan yang mencakup pembentukan tetrad,
gabus, ikan nila dan ikan sepat rawa, produksi CO2 dari glukosa, pertumbuhan
indikator Methyl Red, nasi, larutan H2O2 pada suhu 10 oC dan 45 oC
3%, larutan Iodine, MRS Broth, litmus
milk, media glukosa, laktosa, manitol, HASIL DAN PEMBAHASAN
maltosa, sakarosa, media NaCl, media water
Angka Lempeng Total Bakteri
pepton, media Methyl red, media simon
Pembentuk Asam Laktat dan Kadar
sitrat agar, media TSIA, media phenil
Asam Laktat
alanine, media lysine, arginin dan ornithin,
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
NaOH, paraffin cair, reagen Feri Chlorida
terdapat beda nyata pada angka lempeng
10%, reagen KOVAC dan safranin.
total dari isolat bekasam ikan gabus, dan
Metode penelitian untuk angka
isolat bekasam ikan nila dengan isolat dari
lempeng total dan kadar asam total (KAT)
bekasam ikan sepat. Tetapi antara isolat dari
menggunakan RAL (Rancangan Acak
bekasam ikan gabus dengan Isolat dari
Lengkap) yang terdiri atas 3 perlakuan
bekasam ikan nila tidak berbeda nyata,
dengan tiap – tiap perlakuan diulang
sedangkan pada kadar asam laktat terdapat
beda nyata antara isolat bekasam ikan gabus, bekasam ikan sepat (tabel 1).
isolat bekasam ikan nila dan isolat dari

Tabel 1. Angka Lempeng Total (ALT) dan kadar asam laktat bakteri pembentuk asam laktat
pada hasil fermentasi dari ikan gabus, ikan nila, dan ikan sepat.

Angka Lempeng Total


Perlakuan Kadar Asam Laktat (%)
(Koloni/ml)
Bekasam ikan gabus 12,740 x 103 a 3,361 a
Bekasam ikan nila 18,741 x 103 a 4,863 b
Bekasam ikan sepat 124,904 x 103 b 6,363 c
BNT 0,05 = 9,753 x 103 BNT 0,05 = 0,416
Keterangan
Ket: Setiap nilai yang diikuti oleh huruf yang sama adalah berbeda tidak nyata

Angka lempeng total jumlah bakteri dengan kadar asam laktat yang dihasilkan.
pembentuk asam laktat terbanyak pada Semakin banyak pula bakteri asam laktat
bekasam ikan sepat yaitu sebesar 124,904 x yang tumbuh dan semakin banyak pula
103 koloni/ml. Begitu juga kadar asam laktat kadar asam laktat yang dihasilkan sebagai
tertinggi juga terdapat pada ikan sepat yaitu salah satu hasil metabolisme dari
sebesar 6,363%.Hal ini diduga pada ikan metabolisme tersebut.
sepat memiliki kandungan karbohidrat yang Jumlah bakteri pembentuk asam
lebih tinggi dibandingkan ikan nila dan ikan laktat yang paling sedikit terdapat pada ikan
gabus. Pada ikan sepat dan ikan nila yang gabus sebesar 12,740 x 103 maka kadar
diduga ditemukan Lactobacillus sp, asam laktat yang dihasilkan adalah sebesar
Streptococcus sp dan Pediococcus sp, juga 3,361%, lebih sedikit dibandingkan pada
diduga menyebabkan kandungan asam ikan nila dan ikan sepat. Hal ini diduga
laktatnya lebih tinggi dibandingkan ikan karena pada ikan gabus jumlah
gabus. Fermentasi karbohidrat yang karbohidratnya lebih sedikit dibandingkan
dilakukan oleh ketiga genus bakteri tersebut ikan nila dan ikan sepat sehingga jumlah
terutama oleh Pediococcus sp yang nutrisi yang tersedia untuk pertumbuhan
memfermentasi glukosa, laktosa, maltosa, sedikit. Hal ini dapat dilihat dari bakteri
manitol dan sukrosa (Tabel. 1) ikut berperan yang diduga sebagai Pediococcus sp tidak
penting dalam meningkatkan kadar asam ditemukan pada ikan gabus (Tabel.1).
laktat yang dihasilkan sebagai hasil Sedangkan pada penelitian ini
metabolitnya. Pediococcus sp memfermentasi semua
Pada fermentasi ikan, bakteri karbohidrat yang ada yakni glukosa, lactosa,
menggunakan karbohidrat pada daging ikan maltosa, manitol dan sukrosa berbeda
dan nasi sebagai sumber utama (sumber dengan Lactobacillus yang hanya
karbon) yang mendukung pertumbuhan memfermentasi glukosa dan laktosa serta
bakteri asam laktat. Semakin banyak Streptococcus yang hanya memfermentasi
karbohidrat yang terkandung maka nutrisi glukosa, laktosa, maltosa dan manitol.
yang tersedia untuk pertumbuhan bakteri Fermentasi ikan berfungsi untuk
juga semakin banyak. Dari hasil penelitian mengawetkan ikan dalam bentuk bekasam
didapatkan bahwa banyaknya jumlah oleh bakteri asam laktat yang terbentuk
bakteri yang tumbuh berbanding lurus sehingga bakteri pembusuk/ patogen tidak
tumbuh. Sehingga ikan sepat sebagai pada nasi dan protein ikan dimana bakteri
penghasil bakteri asam laktat dan kadar dapat tumbuh dan berkembang jika nutrisi
asam laktat tertinggi merupakan produk yang dibutuhkan masih tersedia (Supardi
fermentasi dengan kualitas tertinggi dan Sukamto, 1998).
sehingga baik untuk sebagai sumber bahan Hasil penelitian Marlina (2006)
baku bekasam. Fermentasi anaerobik pada kandungan rata-rata kadar asam laktat pada
ikan adalah metode yang paling dianjurkan. ikan sepat berkisar antara 0,474% hingga
Dengan adanya bakteri laktat, pH campuran 12,694% selama 8 hari fermentasi. Asam
menjadi stabil yaitu antara 4,4 dan 4.7. laktat yang dihasilkan oleh bakteri
Penurunan pH pada produk fermentasi pembentuk asam laktat ini menyebabkan
adalah bukti dari pengasaman yang baik. penurunan pH dan menciptakan suasana
Selain itu, produksi antibakteri zat dapat asam yang menghambat pertumbuhan
menjadi berguna pada konservasi produk mikrobia lain. Kadar asam total terbentuk
fermentasi. Terjadinya pengurangan gula disebabkan oleh terbentuknya asam organik
karena digunakan oleh bakteri laktat untuk yang diproduksi oleh bakteri selama proses
menghasilkan alkohol dan CO2, serta asam fermentasi bekasam. Bakteri asam laktat
– asam organik (asam laktat, asam asetat). menghidrolisis pati pada nasi dan
Protein ikan mengalami hidrolisis karena menggunakan asam amino pada ikan sebagai
protease terdapat dalam ikan dan total sumber nutrisi untuk pertumbuhannya.
nitrogen pada akhir fermentasi meningkat. Mikrobia akan merombak pati pada nasi
Fermentasi ikan dikontrol dengan bakteri menjadi gula sederhana yang akhirnya
asam laktat menyumbang proteolisis bagi menjadi asam laktat pada kondisi anaerob.
pembebasan peptida, dan asam amino Pembentukan asam laktat menyebabkan
amonia yang lebih menghasilkan zat beracun peningkatan kadar asam total. Pada
(Ennuoali et al., 2006). fermentasi bekasam sempurna bakteri asam
Penambahan nasi sebagai sumber laktat selain menghidrolisis amilum juga
karbohidrat dalam proses fermentasi sangat menghidrolisis protein menjadi asam amino
berpengaruh pada jumlah bakteri asam laktat dan dipeptida. Hal ini didukung oleh faktor-
yang tumbuh. Sehingga jumlah nasi yang faktor yang dibutuhkan untuk tumbuh bagi
memadai sebagai substrat utama akan bakteri asam laktat tersedia, diantaranya
mendorong semakin banyak pula bakteri berasal dari protein yang akan didegradasi
asam laktat yang tumbuh (Moeljanto, 1992). menjadi senyawa-senyawa sederhana seperti
Pada kondisi yang optimum salah satu monopeptida, dipeptida, tripeptida dan
perubahan penting dalam fermentasi adalah nitrogen (Sudarmadji et al., 1997).
cadangan karbohidrat yang difermentasi
menjadi asam laktat (Salminem et al 1999). Identifikasi Bakteri Asam Laktat
Jumlah bakteri pembentuk asam Berdasarkan pengamatan langsung
laktat ini meningkat selama proses dan hasil karakteristik berdasarkan buku
fermentasi ditentukan oleh adanya nutrien, Bergey’s Manual of Determinative
air, pH, suhu dan bisa juga zat penghambat. Bacteriology dan buku Axelsson : Lactic
Populasi mikroorganisme dipengaruhi oleh Acid Bacteria: Classification and
beberapa faktor intrinsik dan ekstrinsik. Physiology diketahui bahwa dari fermentasi
Faktor intrinsik seperti tersedianya nutrien, ikan gabus, ikan nila, dan ikan sepat
pH, dan aktivitas air, sedangkan faktor diperoleh isolat bakteri yang termasuk dalam
ekstrinsik berupa zat penghambat dan suhu. golongan kelompok bakteri asam laktat yaitu
Nutrien bekasam pada ketiga jenis ikan ini Lactobacillus sp, Streptococcus sp, dan
adalah senyawa polisakarida yang terdapat
Pediococcus sp. Bakteri asam laktat ini laktat. Bakteri asam laktat termasuk bakteri
berasal dari kulit, daging, dan rongga perut probiotik, yaitu mikroorganisme hidup yang
ikan. Bakteri asam laktat termasuk dalam bila diberikan dalam jumlah tertentu
kelompok bakteri menguntungkan bagi memberikan manfaat menguntungkan bagi
manusia dan umumnya memenuhi status inangnya seperti meningkatkan sistem imun,
GRAS (Generally Recognized As Safe), mencegah diare, menjaga keseimbangan
yaitu aman untuk manusia. Kelompok mikroflora usus, mencegah kanker, dan
bakteri ini dapat memetabolisme berbagai menurunkan kolesterol (Wood dan
jenis karbohidrat secara fermentatif menjadi Holzapfel, 1995).
asam laktat, sehingga disebut bakteri asam

Tabel 2. Hasil uji biokimia dan uji karakteristik bakteri asam laktat

KARAKTERISTIK P1, P2, P3 P1, P2, P3 P2, P3


Katalase - - -
Bile Esculin - - -
NaCl - - -
Litmus Milk - - -
Motilitas - - -
Glukosa + + +
Laktosa + + +
Manitol - + +
Maltose - + +
Uji Sucrose - - +
Pepton - - -
Biokimia TSIA + + +
Urea Agar - - -
Methyl Red + + +
Simmon Citrat - - -
Lysin + - -
Ornithin - - -
Arginin - - +
Control - - -
Phenyl Alanin - - -
Pewarnaan Gram + + +
Tetrad - - +
CO2 - - -
10 oC + - -
45 °C - - -
NaCl 6.50% - - -
Uji
NaCl 18% - - -
Karakteristik pH 4,4 + + +
pH 9,6 - - -
Differensial Morfologi
Bentuk (mikroskopik) Batang Bulat Bulat
Bentuk
(makroskopik)
- Tepian Koloni
- Warna Koloni Rata Rata Rata
- Permukaan Putih Putih Putih
- Karakteristik Optik Kasar Halus Licin
- Penonjolan Ovaque Ovaque Transparan

Cembung Cembung Cembung


GENUS Lactobacillus sp Streptococcus sp Pediococcus sp
Keterangan : fermentasi bekasam pada ikan gabus hanya
P1 = isolat dari bekasam ikan gabus ditemukan bakteri asam laktat dari genus
P2 = isolat dari bekasam ikan nila Lactobacillus sp dan Streptococcus sp.
P3 = isolat dari bekasam ikan sepat
DAFTAR PUSTAKA
Dari uji biokimia dan karakteristik
bakteri asam laktat didapatkan hasil dari Adawiyah, R. 2007. Pengolahan dan
fermentasi bekasam pada ikan gabus, ikan Pengawetan Ikan. Bumi Aksara.
nila dan ikan sepat ditemukan 3 macam Jakarta.
bakteri yaitu Lactobacillus sp, Streptococcus
sp dan Pediococcus sp. Pada bekasam ikan Ennouali, M., Elmoualdi, L., Labioui, H.,
gabus ditemukan Lactobacillus sp dan Ouhsine, M., Elyachioui, M., 2006.
Streptococcus sp. Pada bekasam ikan nila Biotransformation of The Fish Waste
ditemukan Lactobacillus sp, Streptococcus by Fermentation. African Journal of
sp dan Pediococcus sp. Pada ikan sepat Biotechnology. Faculty of The
ditemukan Lactobacillus sp, Streptococcus Sciences, University ibn Tofail, City
sp dan Pediococcus sp. Pediococcus sp tidak of Kenitr. Morocco. Vol. 5 (19):
ditemukan pada fermentasi ikan gabus sebab 1733-1737.
Pediococcus sp membutuhkan nutrisi yang
lengkap untuk pertumbuhannya sedangkan Fardiaz, D. 1992. Proses Pengolahan
diduga kandungan karbohidrat pada ikan
gabus paling sedikit sehingga bakteri yang Produk Fermentasi. Angkasa. Bandung.
tumbuh juga sedikit dan Pediococcus sp
tidak tumbuh. Hasil penelitian Yahya, et al Marlina, L. 2006. Karakteristik Kimia dan
(1997), bakteri yang terdapat pada bekasam Total Mikrobia Selama Fermentasi
adalah dari genus Lactobacillus sp, Bekasam Ikan Sepat Rawa
Pediococcus sp, Streptococcus sp dan (Trichogaster trichopterus). Skripsi.
Leuconostoc sp. FP-UNSRI. Indralaya.
KESIMPULAN Moeljanto, M. 1992. Teknologi Pengawetan
Pangan. Universitas Indonesia Press.
Dari penelitian yang telah Jakarta.
dilaksanakan telah didapatkan hasil sebagai
berikut: perlakuan perbedaan jenis ikan Salminem, S., Ouwenhand, A. Benno, Y. &
yakni ikan gabus, ikan sepat, ikan nila pada Lee.Y.K. 1999. Probiotics: How
fermentasi bekasam berpengaruh sangat Should be Defined? Trends In Food
nyata terhadap jumlah bakteri pembentuk Science and Technology. Vol 10 (3):
asam laktat dan kadar asam total yang 107-110.
dihasilkan. Kandungan bakteri pembentuk
asam laktat tertinggi adalah 124,904 x 103 Stiles, M.E. dan W.H. Holzapfel. 1997.
koloni/ml dan kadar asam laktat tertinggi Review Article. Lactic Acid Bacteria
adalah 6,363% berasal dari bekasam ikan of Foof and Their Current
sepat. Dari hasil fermentasi ikan sepat dan Taxonomy. Int. J. Food Microbial.
ikan nila pada pembuatan bekasam Vol. 36: 1-29.
ditemukan bakteri asam laktat dari genus
Lactobacillus sp, Pediococcus sp, dan
Streptococcus sp. Sedangkan dari hasil
Sugiarto. 1988. Teknik Pembenihan Ikan Chapman and Hall, 2-6 Boundary
Mujair dan Nila. Penerbit CV. Row. London.
Simplex.
Supardi, I dan Sukamto. 1998. Mikrobiologi Yahya, Wibowo, J dan Damadji, P. 1997.
dalam Pengolahan dan Keamanan Karakteristik Bakteri Asam Laktat
Pangan. Alumni Press. Bandung. dan Perubahan Kimia pada
Fermentasi ’Bekasam” Ikan Mujair.
Wood, B.J.B. dan W.H. Holzapfel. 1995. Jurnal Penelitian. BPPS-UGM.
The Genera of Lactic Acid Bacteria. Yogyakarta. Vol. 10 (1B): 105-118.

Anda mungkin juga menyukai