2019/2020
1
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing Lapangan
Mengetahui,
2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.,
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala
ini.
Laporan ini kami susun sebagai salah satu bahan penilaian dan
dan evaluasi, laporan ini kami buat sebagai bukti pelaksanaan PKL yang
kerja secara nyata. Hal ini tentunya tidak lepas dari peran serta dukungan
dan kerja secara sama semua pihak di Puskesmas Wara Utara. Pada
1. Ibu Hj. Arni Wahid, SKM., M.Kes, selaku kepala Puskesmas Wara
melaksanakan PKL.
3
2. Ibu Albertin M, S.Farm., Apt, selaku penanggungjawab farmasi
3. Ibu Anugrah Umar, S.Si., M.Si., Apt, selaku ketua prodi DIII Farmasi
berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
Penulis
4
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Puskesmas ........................................................................ 3
1. Pengertian Puskesmas................................................. 3
3. Struktur Organisasi....................................................... 4
5
5. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas....................... 16
A. Skrining Resep................................................................... 20
C. Dispensing.......................................................................... 26
BAB IV PENUTUP............................................................................. 33
A. Kesimpulan......................................................................... 33
B. Saran.................................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 36
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya selama
mengikuti pendidikan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PUSKESMAS
1. Pengertian Puskesmas
a. Tugas Puskesmas
Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
b. Fungsi Puskesmas
- Menyelenggarakan UKM tingkat pertama di wilayah
kerjanya
- Menyelenggarakan UKP tingkat pertama
3
4
Visi, Misi, Tata Nilai, dan Motto Puskesmas Wara Utara
a. Visi
Wara utara sehat, mandiri melalui pelayanan prima dan
pemberdayaan masyarakat tahun 2016
b. Misi
- Meningkatkan kualitas sumber daya manusia puskesmas
- Meningkatkan pembinaan program berbasis masyarakat
- Memberdayakan masyarakat lintas sector dalam kegiatan
puskesmas
- Meningkatkan kualitas pelayanan puskesmas
c. Tata Nilai
TER : Teratur
P : Profesional
U : Ulet
JI : Jiwa Iklhas
d. Motto
“Melayani Dengan Sepenuh Hati”
5
3) Melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
4) Memberi pelayanan bermutu melalui analisa dan evaluasi
untuk meningkatkan mutu pelayanan farmasi
5) Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang
berlaku
6) Memfasilitasi dan mendorong tersususnnya standar
pengobatan dan formularium puskesmas
6
iv. Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan di Puskesmas yang
merupakan kegiatan membuat, mengubah bentuk,
dan pengemasan kembali sediaan farmasi steril dan
non steril untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan di Puskesmas.
v. Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan
spesifikasi dan ketentuan yang berlaku.
vi. Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan
spesifikasi dan persyaratan kefarmasian.
vii. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit
pelayanan di Puskesmas
7
3. A
8
4. Drug Managemen Cycle
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
merupakan salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari
perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta pemantauan,pemusnahan
dan evaluasi. Tujuannya adalah untuk menjamin kelangsungan
ketersediaan dan keterjangkauan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai yang efisien, efektif dan rasional, meningkatkan
kompetensi/kemampuan tenaga kefarmasian, mewujudkan sistem
informasi manajemen, dan melaksanakan pengendalian mutu pelayanan.
9
Habis Pakai di Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh Ruang
Farmasi di Puskesmas.
10
yang telah diajukan. Tujuannya adalah agar Sediaan Farmasi yang
diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang
diajukan oleh Puskesmas, dan memenuhi persyaratan keamanan,
khasiat, dan mutu.
11
Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
4. berdasarkan FIFO (first in first out) dan FEFO (first expire first
out)
2. Puskesmas Pembantu;
3. Posyandu; dan
distribusikan ke sub unit seperti kamar obat, UGD, LAB, KIA, poli Gigi,
Pustu (Rampoang, Tammalebba, dan Balandai) dan kegiatan luar gedung
12
(program, dll) yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan Sediaan
Farmasi sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Wara Utara dengan jenis, mutu, jumlah, dan waktu yang
tepat.
Kritera Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang akan
di tarik/dimusnahkan bila:
1. produk tidak memenuhi persyaratan mutu;
2. telah kadaluwarsa;
3. tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan
kesehatan atau kepentingan ilmu pengetahuan; dan/atau
4. dicabut izin edarnya.
13
Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang
diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan
sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan Obat di
unit pelayanan kesehatan dasar.
1. Pengendalian persediaan;
H. Administrasi
Administrasi meliputi pencatatan dan pelaporan terhadap
seluruh rangkaian kegiatan dalam pengelolaan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai, baik Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis
14
I. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan
Bahan
Medis Habis Pakai
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai dilakukan secara periodik dengan tujuan
untuk:
15
Klinis,riwayat alergi,efek sampig obat
(ESO),interaksi,dan kesesuaian (dosis,durasi,dan
jumlah obat
.
3. Penyerahan Obat
a. Memeriksa kembali kesesuaian antara jenis, jumlah dan cara
penggunaan obat dengan permintaan pada resep.
b. Memanggil dan memastikan nomor urut/nama pasien
c. Menyerahkan obat disertai pemberian informasi obat
d. Memastikan bahwa pasien telah memahami cara penggunaan
obat.
16
e. Meminta pasien untuk menyimpan obat di tempat yang aman
dan jauh dari jangkauan anak-anak.
17
BAB III
PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM PENGGUNAAN
18
A. SKRINING RESEP
d. Tanggal resep.
19
3. Persyaratan klinis meliputi:
1.AMBROXOL500 MG
20
2. Paracetamol tab 500 mg
Dosis : 500 mg
Durasi : Sehari 3 x 1 kaplet (tiap 8 jam sekali)
Jumlah obat : 10 kaplet
Indikasi : Analgesik dan Antipiretik
Kontraindikas :pendeita yang di hipersensitif atau
mempunyai riwayat alergi terhadap
parasetamol
Interaksi Obat : -
ESO : Dapat menyebabkan kerusakan hati bila
penggunanya melebihi dosis yang
dianjurkan, gangguan saluran
pencernaan (seperti mual &
muntah),paracetamol
diketahui meningkatkan resiko terjadi
perdarahan
lambung. Lambung biasanya bersifat
reversible / akansembuh bila obat di
hentikan.
21
Efek Samping : Kebanyakan antihistamin tidak
menyebabkan efek samping yang serius
bila di berikan dalam dosis
terapeutis,yang paling sering terjadi efek
sedatife hipnotis (rasa kantuk) akibat
depresi SSP dan daya antikolinergeiknya.
3. Vitamin C tab mg
Dosis : mg
Durasi : Sehari 3 x 1 kaplet (tiap 8 jam sekali)
Jumlah obat : 10 kaplet
Indikasi : Membantu memenuhi kebutuhan
Vitamin.C
KI :Penderita yang hypersensitive atau
mempunyai riwayat
alergi terhadap vitamin. C
Interaksi obat :-
ESO : Dapat menyebabkan perut kembung, sakit
perut, diare,
mual, muntah, nyeri ulu hati dan batu
ginjal. Biasanya bersifat reversible / akan
sembuh bila obat dihentikan.
22
C. DISPENSING
Salah satu tugas Apoteker dibagian pelayanan adalah
dispensing obat. Dispensing akan dilakukan setelah Apoteker
melakukan pengkajian terhadap resep. Dispensing terdiri dari
penyiapan, penyerahan, dan pemberian informasi obat. Berikut
langkah-langkah dispensing :
1. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan resep :
a. Menghitung kebutuhan jumlah obat sesuai dengan
resep.
b. Mengambil obat yang dibutuhkan pada arak
penyimpanan dengan memperhatikan nama obat,
tanggal kadaluarsa dan keadaan fisik obat.
2. Melakukan peracikan bila diperlukan.
3. Memberikan etiket sekurang-kurangnya meliputi :
a. Warna putih untuk obat dalam/oral.
b. Warna biru untuk obat luar dan suntik.
c. Menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan
suspense atau emulasi.
4. Memasukkan obat kedalam wadah yang tepat dan terpisah
untuk obat yang berbeda untuk menjaga mutu obat dan
menghindari penggunaan yang salah.
Setelah penyiapan obat, pastikan untuk melakukan hal
sebagai berikut:
1. Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus
dilakukan pemeriksaan atau verifikasi kembali mengenai
penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan
serta jenis dan jumlah obat ( kesesuaian antara
penulisan etiket dengan resep ).
2. Memanggil nama dan nomor tunggu.
3. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien.
23
4. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi
obat.
5. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-
hal yang terkait obat antara lain indikasi obat, makanan
dan minuman yang harus dihindari, kemungkinan efek
samping, cara penyimpanan obat dan lain-lain.
6. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan
dengan cara yang baik, mengingat pasien dalam kondisi
tidak sehat mungkin emosinya tidak stabil.
7. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien
atau keluarga pasien.
8. Menyimpan resep pada tempatnya.
9. Member tanda pada resep bahwa resep telah
diselesaikan(obat telah diberikan).
10. Apoteker membuat catatan pengobatan pasien.
24
4. Reaksi obat yang tidak diinginkan (Adverse Drug Reaction,ADR)
yang mengakibatkan cedera pasien, pasien harus mendapat
edukasi mengenai bagaimana cara mengatasi kemungkinan
terjadinya ADR tersebut.
5. Penyimpanan dan penanganan obat di rumah termasuk
mengenali obat yang sudah rusak atau kadaluarsa.
Ketika melakukan konseling kepada pasien, apoteker
mempunyai kesempatan untuk menemukan potensi kesalahan
yang mungkin terjadi.
25
kondisi seperti bronkiektasis dan emfisema. Dengan obat mukolitik,
dahak yang di produksi akan lebih encer sehingga lebih mudah di
keluarkan dari tenggorokan pada saat batuk.
Paracetamol syrup digunakan sebagai analgetik (perdah
nyeri) dan anti piretik (penurunan panas) bekerja dengan cara
menghambat kerja enzim cyclooxygenase (cox). Enzim ini berperan
pada pembentukan protaglandid yaitu senyawa penyebab
nyeri.Dengan menghambat kerja enzim ini, maka jumlah
prostaglandin pada sistem syaraf pusat berkurang. Paresetamol
syrup menurunkan suhu tubuh dengan caa menurunkan
hipotalamus dipusat pengendali suhu tubah di otak.
26
e. Menutup dan mengembalikan wadah obat pada tempatnya
yaitu pada lemari dua pintu dan menguncinya kembali
f. Menulis nama dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai
permintaan dalam resep
g. Obat diberi wadah yang sesuai dan diperiksa kembali jenis
dan jumlah obat sesuai permintaan dalam resep
a. Narkotika
Narkotika zat atau obat berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa mengurangi sampai
menghilangnya ras nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
(Undang- Undang No 35 tahun 2009).
Golongan Narkotik
1. Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan
untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contohnya: heroin, kokain, dan ganja.
2. Narkotika golongan II, adalah narkotika berkhasiat pengobatan
digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan seta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contohnya:fentanil, petidin, morfin.
3. Narkotika golongan III, adalah untuk narkotika berkhasiat
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan seta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan ketergantungan. Contohnya : kodein
difonoksilat.
b. Psikotropik
27
Zat atau obat psikotropika dapat menurunkan aktivitas otak yang
merangsang syaraf pusat dan menimbulkan kelainan prilaku, disertai
dengan timbulnya halusinasi (menghayal),ilusi, gangguan cara berfikir
perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan
serta mempunyai efek stimulasi (merangsang). (Undang-undang No 35
tahun 2009).
Golongan psikotropik
1. Psikotropik Golongan I
Golongan ini dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat
mengakibatkan sindrom ketergantungan
2. Psikotropika Golongan II
Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindrom ketergantungan.
3. Psikotropika Golongan III
Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan
pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan
ketergantungan.
4. Psikotropika Golongan IV
Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan sert mempunyai potensi ringan
mengakibatkan potensi ringan.
28
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelengarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif,untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilaya kerjanya (Peraturan
Mentri kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat).
Berdasaran praktek kerja lapangan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa :
1.System pengelolaan obat yang dilakukan di puskesmas wara
utara yakni pengelolaan yang telah sesuai prosedur meliputi :
perencanan,pengadaan/permintaan,penerimaan,dan
penyimpanan,pendistribusian,pengendalian,pencatatan,pemunsn
ahan pelaporan, serta monitoring dan evaluasi.
2. Pengadaan obat di puskesmas wara utara berasal dari DINKES
sesuai dengan permintaan yang tercantum dalam LPLPO.
B. Saran
1. Sebaiknya pengisian kartu stok perlu diperhatikan dan di cek
kembali agar tidak terjadi kekeliruan serta mengganti kartu stok
yang rusak
2. Hendaklah ditambahkan jumlah apoteker dan asisten apoteker di
Puskesmas wara utara sehingga pelayanan lebih cepat
3. Sarana dan prasarana di kamar obat harus di lengkapi agar
kegiatan pelayanan kesehatan di Puskesmas dapat berjalan
dengan baik dan lancar
4. Perlu diadakan perluasan tempat penyimpanan obat sehingga
tidak menyulitkan dalam penyusunan ,pengambilan serta
pengaturan obat-obatan
29
DAFTAR PUSTAKA
30
31
32
33